MAKALAH
Disusun oleh
Eko Saputra
Fadly Sepdrifkal P
Hutomatul Husna
Khorihah
Muhammad Yopi E
Ratu Miftahurohmah
Silvia Ravena V
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’alayang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapatmenyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Belajardan Pembelajaran, yang bertajuk “Hakikat
Bedan Proses Pembelajaran”.
Sebagaimana yang kami ketahui bahwa dalam penulisan makalah ini tidakterlepas dari
bantuan berbagai pihak yang dengan tulus telah memberikanbantuan, baik itu berupa doa
ataupun sumbangan pemikiran, sehingga makalah inidapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurnadikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Olehkarena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangundari berbagai pihak. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberikanmanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
PENULIS
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar belakang....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan..............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. Pengertian hakikat belajar.................................................................................................5
B. Teori-teori Belajar..............................................................................................................6
C. Ciri-ciri Belajar.................................................................................................................7
D. Unsur-unsur dimanis dalam proses belajar......................................................................8
E. Teori-teori Pembelajaran..................................................................................................9
BAB III PENUTUP.................................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai salah satu unsurpendidik,
agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya ialah memahamibagaimana peserta
didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan prosespembelajaran yang mampu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watakpeserta didik, serta memahami
bagaimana siswa belajar. Untuk dapat memahamiproses belajar yang terjadi pada diri
siswa, guru perlu menguasai hakikat dankonsep dasar belajar. Dengan menguasai
hakikat dan konsep dasar tentang belajardiharapkan guru mampu menerapkannya
dalam kegiatan pembelajaran. Sebabfungsi utama pembelajaran ialah memfasilitasi
tumbuh dan berkembangnyabelajar dalam diri peserta didik.
Pembelajaran sebagai suatu konsep pedagogis secara teknis dapat diartikansebagai
upaya sistematik dan sistemis untuk menciptakan lingkungan belajar yangpotensial
dalam menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnyapotensi
individu sebagai peserta didik. Dari pengertian tersebut tampak bahwaantara belajar
dan pembelajaran satu sama lain memiliki keterkaitan substantif danfungsional.
Keterkaitan substantif belajar dan pembelajaran terletak pada simpulterjadinya
perubahan perilaku dalam diri individu. Keterkaitan fungsionalpembelajaran dengan
belajar adalah bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untukmenghasilkan belajar atau
dengan kata lain belajar merupakan parameterpembelajaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian hakikat belajar
D. Manfaat Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. Teori-teori Belajar
Apabila ingin mengkaji definisi belajar lebih lanjut, kita pun sebenarnyaakan
menemukan berbagai definisi yang berbeda. Hal ini wajar, karena memangbelajar memiliki
makna yang sangat luas dan kompleks sehingga pengertianbelajar banyak dipengaruhi oleh
teori-teori belajar yang juga dianut olehseseorang. Definisi belajar yang disampaikan oleh
masing-masing aliran teoribelajar akan berbeda. Aliran behavioristik memiliki definisi
sendiri, begitu pulakognitivistik, konstruktivistik, humanistik, sibernetik, revolusi
sosiokultural, danneurosains.
Belajar sebagai suatu proses juga berfokus pada apa yang terjadi ketikabelajar
berlangsung. Sehubungan dengan itu, teori belajar merupakan upaya untukmendeskripsikan
atau menggambarkan bagaimana manusia belajar, sehinggamembantu kita semua memahami
proses inheren yang kompleks dari belajar.
C. Ciri-ciri Belajar
7
fisik, misalnya tinggi dan berat badan tidak termasuk dalam belajar. Berjalan dan
berbicara pada manusia umumnya lebih banyak disebabkan oleh kematangan daripada
belajar. Namun demikian, seringkali terjadi interaksi yang cukup rumit antara
kematangan dan belajar dalam mengubah tingkah laku, misalnya dalam hal berbicara.
Setiap anak akan mengalami kematangan dalam berbicara, tetapi berkat pengaruh
percakapan keluarga atau orang-orang di lingkungannya anak dapat berbicara lebih
cepat, tepat waktu, atau agak terlambat.
b. Belajar berbeda dengan perubahan fisik dan mental Perubahan fisik dan mental juga
dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Kondisi kelelahan mental,
stress, konsentrasi menurun, jenuh, dan galau dapat menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut tidak termasuk dalam belajar
karena bukan merupakan suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Batasan tentang
pengalaman dan latihan inilah yang penting untuk dipahami sehingga kita bisa
melihat perubahan tingkah laku manakah yang sebenarnya merupakan akibat dari
belajar.
c. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku dan hasilnya relatif menetap
Belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan. Tingkah laku itu berupa performance yang nyata
dan dapat diamati. Tentu saja, perubahan akibat belajar itu membutuhkan waktu.
Apabila kita ingin melihat perubahan tingkah laku tersebut maka kita dapat
membandingkan cara seseorang bertingkah laku pada waktu A dengan caranya
bertingkah laku pada waktu B tetapi dalam suasana yang sama. Apabila tingkah laku
seseorang dalam suasana yang serupa itu berbeda, maka dapat dikatakan telah terjadi
"belajar".
Perbuatan belajar adalah suatu proses yang kompleks. Proses itu sendirisulit
diamati, akan tetapi perbuatan atau tindakan belajar dapat diamatiberdasarkan perubahan
tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajartersebut. Oleh karena itu, untuk memahami
suatu perbuatan belajar diperlukankajian terhadap perbuatan itu secara berunsur. Unsur-unsur
yang terkait dalamproses belajar terdiri dari:
a) Motivasi Siswa Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suau perbuatan
atau tindakan tertentu. Motivasi yang timbul karena kebutuhan dari dalam diri siswa
8
dianggap lebih baik dibandingkan dengan motivasi yang disebabkan oleh rangsangan
dari luar.
b) Bahan Belajar Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat
perhatian oleh guru. Dengan bahan itu, para siswa dapat mempelajari hal-hal yang
diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar.
c) Alat Bantu Belajar Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan
untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar
menjadi lebih efisien dan efektif.
d) Suasana Belajar Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana yang
menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang
kacau, ramai, tak tenang, dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang
kegiatan belajar yang efektif.
e) Kondisi Subjek Belajar Kondisi subjek belajar turut menentukan kegiatan dan
keberhasilan belajar. Siswa dapatbelajar secara efisien dan efektif apabila berbadan
sehat, memiliki intelegensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan belajar,
memiliki bakat khusus, dan pengalaman yang bertalian dengan pelajaran, serta
memiliki minat untuk belajar.
E. Teori-teori Pembelajaran
9
peserta didik harus bersifat penemuan yang memungkinkan peserta didik dapat
memperoleh informasi dan ketrampilan baru dari pelajaran sebelumnya.
c. Teori Pembelajaran Berdasarkan Prinsip-Prinsip Belajar Menurut teori ini, untuk
belajar peserta didik harus mempunyai perhatian responsif terhadap materi yang akan
dipelajari dan semua proses belajar memerlukan waktu. Setiap peserta didik yang
sedang belajar selalu terdapat suatu alat pengatur internal yang dapat mengontrol
motivasi. Pengetahuan tentang hasil yang diperoleh di dalam proses belajar
merupakan faktor penting sebagai pengontrol.
d. Teori Pembelajaran Berdasarkan Analisis Tugas Hasil penerapan teori pembelajaran
terkadang tidak selalu memuaskan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengadakan
analisis tugas secara sistematis mengenai tugas-tugas pengalaman belajar yanng akan
diberikan kepada peserta didik, yang kemudian disusun secara hierarkis dan diurutkan
sedemikian rupa sehingga tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
e. Teori Pembelajaran Berdasarkan Psikologi Humanistis Prinsip yang harus diterapkan
adalah bahwa guru harus memperhatikan pengalaman emosional dan karakteristik
khusus peserta didik seperti aktualisasi diri peserta didik. Inisiatif peserta didik harus
dimunculkan, dengan kata lain peserta didik harus selalu dilibatkan dalam proses
pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
Seseorang dikatakan telah melakukan kegiatan belajar tatkala terdapatperubahan
tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atautingkah lakunya tersebut
masih lemah atau kurang. Sehubungan dengan itu, teoribelajar merupakan upaya untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimanamanusia belajar, sehingga membantu kita
semua memahami proses inheren yangkompleks dari belajar. Belajar jelas berbeda dengan
kematangan.
Belajar juga berbeda dengan perubahan fisik dan mental. Belajarberhubungan dengan
perubahan tingkah laku dan hasilnya relatif menetap. Olehkarena itu, untuk memahami suatu
perbuatan belajar diperlukan kajian terhadapperbuatan itu secara berunsur. Berdasarkan teori
yang mendasarinya yaitu teori psikologi dan teori belajar makateori pembelajaran ini
dibedakan ke dalam lima kelompok. Serta terdapat ciri-ciridan unsur-unsur yang
berhubungan juga dengan pembelajaran.
B. Saran
Setelah diselesaikannya penulisan makalah ini, maka penulis merasa perluuntuk
mengingatkan kembali kepada kita, kalangan pelajar dan mahasiswa, agarsenantiasa
termotivasi dalam melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran gunamemperluas cakrawala
ilmu pengetahuan dan menumbuhkembangkan penguatankarakter ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
11
Hamalik, O. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Husamah, Pantiwati, Y., Restian, A., & Sumarsono, P. 2016. Belajar danPembelajaran.
Malang: UMM Press.
12