Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR BELAJAR


DAN PEMBELAJAN

Dosen Pengampu : Ika Daruwati. M.Sc


NIP/NIDN : 1008068801

Di susun Oleh Kelompok I


1. Putri Krisna Wati Ziliwu (2131005)
2. Rose Rindah (2131008)
3. Hidayah (2131019)
4. Adella Indriani (2131003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN ROKAN HULU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat kami susun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan masukan baik itu pikiran
dan sumber lainnya. kami sangat berharap semoga makalah ini dapat membantu kita dalam
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Semoga dengan adanya materi pembahasan ini, pembaca dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kami sangat menyadari bahwasahnya makalah kami ini banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Di samping itu kami kami sangat mengharapkan
kritik serta saran dari semua teman – teman demi tercapainya kesempurnaan yang di
harapkan di masa yang akan datang.

Pasir pengaraian, 20 september 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................ 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 5
Menurut Para ahli dalam belajar ........................................................................................... 5
BAB III...................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 7
A. KONSEP DASAR BELAJAR ........................................................................................ 7
B. Ciri-ciri Perilaku Belajar.............................................................................................. 9
C. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ........................................................................... 9
B. KONSEP PEMBELAJARAN ..................................................................................... 10
BAB IV .................................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 15
SARAN .................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang tak dapat dipisahkan satu sama
lainnya dalam proses pendidikan. Jika ada proses belajar, maka disitu ada pembelajaran.
Dan jika ada pembelajaran berarti disitu ada proses belajar. Begitu seterusnya, saling terkait,
tak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Perbedaan belajar dan pembelajaran terletak pada penekanannya. Pembahasan masalah
belajar lebih menekankan pada siswa dan proses yang menyertai dalam rangkaian perubahan
tingkah lakunya. Adapun pembelajaran lebih menekankan pada guru dan dalam upayanya
untuk membuat siswa dapat belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan belajar dan pembelajaran?
2. Apa saja yang menjadi landasan konsep pembelajaran?
3. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep-konsep dalam pembelajaran
2. Memahami pengertian dalam belajar dan pembelajaran
3. Untuk memenuhi tugas kuliah

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Para ahli dalam belajar


1. William Burton memberi pengertian, mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang,
bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
2. Mohamad Ali mendefinisikan, mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam
rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan.
3. Nana Sudjana menyatakan, mengajar pada hakikatnya suatu proses, proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong siswa melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah
proses memberikan bimbingan/ bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar
Jika dicermati, pendapat yang dikemukakan para pakar tersebut menunjukkan bahwa
mengajar bukan hanya kegiatan guru menuangkan materi kepada siswa dengan pola datang,
duduk, diam, dan catat. Lebih dari itu, mengajar merupakan suatu proses yang melibatkan
sejumlah kegiatan yang direncanakan dalam upaya menciptakan kondisi agar siswa
mengalami perbuatan belajar secara aktif sehingga terjadi perubahan tingkah laku.
Pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli :
a. Menurut Sudjana, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan
sengaja oleh pendidikan yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan
belajar.
b. Menurut Gulo, pembelajaran adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan
yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
c. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengna anak didik,
sehingga terjadi proses belajar. Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah
ruangan belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang
relevan dengan kegiatan belajar siswa. Biggs membagi konsep pembelajaran dalam
tiga pengertian, yaitu :

5
1) Pengertian Kualitatif
Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu
yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil yang optimal.
2) Pengertian Institusional
Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru harus terlalu
siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.
3) Pengertian Kualitatif
Upaya guru utnuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan
materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan
efisien.

Kesimpulannya, pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik utnuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengoptimalkan dan menciptakan sistem
lingkungan dengan berbagi metode sehingag siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
efektif dan efisien serta dengan hasil optimal.

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR BELAJAR


1. Pengertian belajar
Belajar merupakan proses memperoleh ilmu. Belajar merupakan kegiatan yang
menghasilkan adanya perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mampu
menjadi mampu.
Belajar bisa diartikan dengan berbagai macam pengertian tergantung siapa yang
mendefinisikannya. Banyak aktifitas-aktifitas yang disepakati banyak orang yang termasuk
kegiatan belajar, seperti menghafal, mengumpulkan fakta, mengikuti pelatihan dan
sebagainya.
Tentang belajar ini, Kleden yang dikutip oleh Harefa mengklasifikasikan menjadi tiga
kategori,yaitu:
1. Belajar tentang (Learning how to think), yaitu belajar untuk mengetahui sesuatu.
Misalnya belajar tentang bersepeda, maka cukup membaca buku-buku, melihat film
dan video tentang cara-cara bersepeda.
2. Belajar (Learning how to do), yaitu belajar bagaimana melakukan sesuatu. Jika
seseorang belajar bersepeda, maka ia akan langsung menaiki sepeda dan
mempraktikkan, yang tidak mustahil ia akan nabrak kiri dan kanan.
3. Belajar menjadi (Learning to be), yaitu belajar memanusiakan manusia. Belajar inilah
yang disebut sebagai proses pembelajaran yang sejati. Belajar hidup bersama
(learning to life together), yaitu bersosialisasi dengan teman sebaya dan melakukan
aktifitas belajar bersama.
Maksudnya kegiatan pertama belajar adalah mengetahui sesuatu kemudian
mempraktikannya, karena sudah menjadi terbiasa, maka hasil dari belajar itu mampu
memunculkan jati diri pembelajar tersebut.
1. Dari beberapa definisi belajar di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku atau watak seseorang yang bersifat tetap sebagai hasil
dari pengalaman dan latihan bukan karena proses pertumbuhan maupun kematangan.
Jadi seseorang bisa dikatakan telah belajar apabila memenuhi tiga hal, yaitu:
Terjadinya perubahan tingkah laku ataupun kepribadiannya.
2. Perubahan tersebut bersifat tetap bukan sementara (bukan karena kematangan dan
kelelahan).

7
3. Disebabkan oleh pengalaman dan latihan. Perubahan yang terjadi dalam diri manusia
itu banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. Akan tetapi tidak semua perubahan
tersebut merupakan hasil dari belajar, misalnya seseorang yang kakinya bengkok
akibat kecelakaan bukan termasuk perubahan dalam arti belajar. Untuk itu perlu
dijelaskan perubahan yang diharapkan sebagai hasil belajar, yaitu:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar. Artinya belajar itu dilakukan dalam keadaan
sadar dan seseorang akan merasakan perubahannya, seperti merasa bahwa
pengetahuannya bertambah, kebiasaannyabertambah, dan sebagainya.
b. Perubahan yang bersifat fungsional. Artinya perubahan yang terjadi pada individu
itu berlangsung terus-menerus, tidak statis, dan berkembang menuju
kesempurnaan.
c. Perubahan yang bersifat positif dan aktif, yaitu perubahan yangmenjadikan
individunya menjadi lebih baik yang terjadi karena adanya usaha individu
tersebut.
d. Perubahan yang bukan bersifat sementara, karena perubahan tingkah laku yang
terjadi akibat belajar bersifat menetap dan permanen.
e. Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya kegiatan belajar mempunyai tujuan
dan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang dikehendaki atau ditetapkan.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, artinya perubahan yang
didapatkan itu akan berhubungan erat dengan perubahan yang lain.
Tujuan BelajarSecara umum, belajar dilakukan individu untuk mencapai sesuatu yang
mempunyai arti baginya. Tujuan ini dapat diidentifikasi dengan terjadinya perubahan pada
individu dan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
a) Pengetahuan (knowledge); dalam hal ini sifat perubahannya adalah kognitif.
Perubahan yang diharapkan adalah dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari
tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya.
b) Keterampilan (skill); sifat perubahannya adalahpsikomotorik. Perubahan yang
diharapkan adalah dari tidak bisa membuat, melakukan, membentuk dan sebagainya
berubah bisa membuat, melakukan, membentuk sesuatu, dan sebagainya.
c) Sikap (attitude); sifat perubahannya adalah afektif. Perubahan yang diharapkan adalah
dari sikap negatif menjadi sikap positif, dari sikap salah menjadi sikap baik dan
sebagainya.Maka tujuan belajar bisa dikatakan mengikuti teori Benyamin S. Bloom
yang harus menyentuh tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

8
Prinsip-Prinsip Belajar Setiap teori bertolak dari asumsi atau anggapan dasar tertentu tentang
belajar. Oleh karena itu tidaklah heran apabila terdapat perbedaan pandangan tentang belajar.
Meskipun demikian, ada beberapa pandangan umum yang relatif sama di antara konsep-
konsep tersebut.
B. Ciri-ciri Perilaku Belajar
Tingkah laku yang dikategorikan sebagai aktivitas belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
2. Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional
3. Perubahan bersifat positif dan aktif
4. Perubahan bersifat premanen
5. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

C. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar


Ada dua faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor
internal meliputi :
a. Faktor jasmaniah
Antara lain : kesehatan dan cacat tubuh
b. Faktor psikologis
Antara lain : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar individu yang sedang belajar. Faktor
eksternal menjadi :
a. Faktor Keluarga
Antara lain : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah
Antara lain : metode menajar, kurikulum, relasi antar guru dan siswa, relasi antarsiswa,
disiplin sekolah, pelajaran, waktu, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan
tugas rumah.

9
B. KONSEP PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi
sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif
yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas
pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu
memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses
belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan
kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Prinsip - Prinsip Pembelajaran

Berikut ini adalah prinsip umum pembelajaran yang penulis rangkum dari beberapa
pakar pembelajaran yang meliputi:

1. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori
belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai
dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang
dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam
diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu
dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang
besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang

10
dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses
lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat
peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-
masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus
diselesaikan. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap
sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul
motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan
merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah
kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata
pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga
pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya
tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya.
Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan :

• bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin


tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;

• berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan
tersebut;

• Terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.

Motivasi dapat bersifat internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik dan
juga eksternal baik dari guru, orang tua, teman dan sebagainya. Berkenaan dengan prinsip
motivasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran, yaitu: memberikan dorongan, memberikan insentif dan juga motivasi
berprestasi.

2. Keaktifan

Menurut pandangan psikologi anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan
untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa
dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya
mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar
adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif
harus datang dari dirinya sendiri, guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah.

11
belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak
hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi. Anak mampu mencari, menemukan
dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Thordike mengemukakan keaktifan
siswa dalam belajar dengan hukum "law of exercise"-nya yang menyatakan bahwa belajar
memerlukan adanya latihan-latihan. Hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat jika
sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan. Artinya dalam
kegiatan belajar diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan agar apa yang dipelajari
dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka akan semakin paham. Hal ini juga
sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc.Keachie bahwa individu merupakan "manusia
belajar yang aktif selalu ingin tahu". Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan
keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan
psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan
suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.

3. Keterlibatan Lngsung/Pengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa
dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus
menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat
secara langsung dalam pembuatan, bukan hanya melihat bagaimana orang membuat tempe,
apalagi hanya mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe. Pembelajaran yang efektif
adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas
sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka
memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat mengembangkan
keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini juga sebagaimana yang di
ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memiliki potensi-potensi yang masih
terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau
mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri
untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan
demikian, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman

12
sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri.
Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya"
bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan
Nurhadi bahwa siswa akan belajar dngan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan
dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat
aktif dalam proses belajar di sekolah. Dari berbagai pandangan para ahli tersebut
menunjukkan berapa pentingnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John
Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan
langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi
bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan
secara aktif dan proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat
materi/konsep. Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa
yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa
yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita
katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak
ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya
mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan
melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.

Tujuan Pembelajaran

tujuan utama pembelajaran langsung adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu


belajar peserta didik. Beberapa temuan dalam teori perilaku di antaranya adalah pencapaian
peserta didik yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh peserta didik dalam
belajar atau mengerjakan tugas dan kecepatan peserta didik untuk berhasil dalam
mengerjakan tugas sangat positif. Model Pembelajaran Langsung dirancang untuk
menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik. Guru
berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya guru dapat menggunakan
berbagai media. Informasi yang disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa
pengetahuan prosedura yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu
sedangkan pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta,
konsep, prinsip, atau generalisasi.Karakteristik Model Pembelajaran LangsungMenurut
Depdiknas model pembelajaran langsung dapat diidentifikasi beberapa karakteristik, yaitu :

13
1) Transformasi dan keterampilan secara langsung

2) Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu

3) Materi pembelajaran yang telah terstruktur

4)Lingkungan belajar yang telah terstruktur

5)Distruktur oleh guru.

14
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami sampaikan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa mengajar
adalah proses menciptakan kondisi agar siswa/mahasiswa mengalami proses belajar, maka
guru/dosen harus mampu mengajar secara efektif. Hal itu berarti mengajar secara efektif
adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa/mahasiswa yang efektif, dan dapat
menghasilkan perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran tersebut. Dan proses
pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus
dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk
melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru
harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mampu melakukan
proses pembelajaran ini guru harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya. Proses
pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus
memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya dalam proses
pembelajaran.

SARAN
meskipun kami mengiginkan kesempurnaan dalam penyusunan Makala ini akan tetapi pada
kenyataan nya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki dalam hal ini.
Dikarenakan masih minim nya pengetahuan kami. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para kawan – kawan sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi kedepannya
.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abdu rachman.1993.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.


Alma, Buchari. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta. 2009.
Dalyono,M.1997.Psikologi Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999
Mulyati, Andi Psikologi Belajar, : Jakarta.. 2008
Sudarwanto. profesionalisme Guru. Artikel: Yogyakarta. 2005.

[1] Abror, Abdu rachman.1993.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.


[2] Alma, Buchari. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta. 2009.
Dalyono,M.1997.Psikologi Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta
[3] Mulyati, Andi Psikologi Belajar, : Jakarta.. 2008
[4] Mulyati, Andi Psikologi Belajar, : Jakarta.. 2008

16

Anda mungkin juga menyukai