Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

HAKIKAT BELAJAR, MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN

KELOMPOK 5 PGMI 2F:

Novia Rapika Nanda (22591146)


Retno Sulastio (22591160)
Rinda Nezi Putri (22591169)
Rio Sandra (22591170)
Salsabilah (22591178)

DOSEN PENGAMPU:
Naufal Murtadha,M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

2023

1
KATA PENGANTAR

Assalam’mualaikum warahmatullahi wanarokatu

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang selalu
kita harapkan syafaatnya nanti di yaumil kiyamah.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,


petunjuk maupun pedoman bagi teman-teman dalam penjabaran mengenai
Hakikat belajar,memgajar dan Pembelajaran. Dalam penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi secara keseluruhan, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis.untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.

Akhirnya kami ucapkan syukur dan berterimakasih kepada Bapak Naufal


Murtadha M.Pd karena telah memberikan tugas dengan materi tentang Hakikat
Belajar,Mengajar dan Pembelajaran yang memberikan dampak baik kepada kami
sehingga kami dapat mengerti apa yang dimaksud dengan materi tersebut.

Curup, 24 Maret 2023

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B.     Rumusan Masalah..............................................................................................4
C.    Tujuan.................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Pengertian Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran...............................................6
B. Perbedaan dan Persamaan Belajar,Mengajar dan Pembelajaran.......................8
C. Hakikat Belajar dan Pembelajaran....................................................................10
a. Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran.............................12
b. prinsip-prinsip Belajar......................................................................................14
c. Pembelajaran sebagai Sistem.................................................................15
d. Prinsip Pembelajaran........................................................................................17
BAB III...........................................................................................................................19
PENUTUP.......................................................................................................................19
A. Kesimpulan.......................................................................................................19
B.     Saran................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang


SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah


mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern, termasuk
dalam dunia pendidikan dengan munculnya istilah-istilah seperti e-learning, e-
book sampai e-education. Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir
tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang
melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu, di
pahami ataupun tidak di pahami. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada
ruang dan waktu dimana manusia dapat melaksanakan, dan itu berarti pula bahwa
belajar tidak dibatasi usia, tempat maupun waktu. Karena perubahan yang 
menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti

Inti dari proses pendidikan adalah belajar dan pembelajaran.  Menyadari hal itu,
untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional berbagai upaya telah dilakukan
oleh pemerintah dengan tujuan meningkatkan proses belajar dan
pembelajaran. Agar dapat berkembangnya proses ataupun system pembelajaran
untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, maka diperlukan adanya
pemahaman tentang hakikat belajar dan pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian dari belajar, mengajar, dan pembelajaran?

4
2.      Apa perbedaan dan persamaan dari belajar, mengajar, dan pembelajaran?

3.      Bagaimana hakekat belajar, mengajar, dan pembelajaran?

C.    Tujuan

1.  Untuk mengetahui dan memahami pengertian belajar, mengajar, dan


pembelajaran.

2. Untuk mengetahui persamaan dan perberdaan belajar, mengajar dan


pembelajaran

3.  Untuk mengetahui bagaimana hakekat antara belajar, mengajar, dan


pembelajaran.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Belajar akan selalu kita alami sepanjang hidup kita dan terjadi di
sekitar kita. Belajar itu sendiri tidak hanya melibatkan kemampuan pengetahuan
atau kognitif saja, melainkan emosi, sikap, interaksi, kepribadian dan masih
banyak lagi yang dapat dikembangkan dalam diri kita.

Sering orang menganggap bahwa belajar itu sama dengan menghafal.


Misalnya, kalau orang tua menyuruh anaknya untuk belajar, bagi mereka belajar
itu tidak lain adalah menghafal materi pelajaran. Apakah belajar sama dengan
menghafal? Adakah konsep lain yang lebih bermakna dari sekadar menghafal?
Bukankah tujuan belajar itu agar seseorang menjadi lebih baik dan lebih pintar?
Apakah dengan hanya sekadar menghafal, seseorang akan menjamin menjadi
lebih baik dan lebih pintar? Tentu tidak, bukan? Seseorang yang mampu
menghafal sejumlah materi pelajaran belum tentu menjamin orang tersebut
menjadi lebih baik dan pintar. Kemudian, kalau begitu apa belajar itu? Menurut
Atkinson, Atkitson, Smith, dan Bem, inti dari belajar adalah kemampuan
organisme untuk mempresentasikan aspek dunia secara mental, kemudian
beroperasi pada representasi mental tersebut ketimbang pada dunia itu sendiri.

Lalu ada menurut Hilgard, “Learning is the process by which an activity


originates or changed through training procedures (wether in the laboratory or in
the natural environment) as distinguished from changes by factors not attributable
to training.” Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan

6
atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboraturium maupun dalam
lingkungan alamiah.

Sedangkan menurut Sanjaya (2011), belajar bukanlah sekedar


mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas
mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang
disadari.

Dapat disimpulkan belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
dilakukan oleh seseorang di lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang tentunya bersifat positif yang berbeda antara sesudah
belajar dan sebelum belajar.

2. Pengertian Mengajar

Sejak tahun 1500-an, definisi mengajar mengalami perkembangan secara


terus menerus. Secara deskriptif, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa.

Pengertian mengajar di atas tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan


oleh Smith bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan
(teaching is imparting knowledge or skill).

Kemudian pengertian mengajar juga diungkapkan oleh Gagne (Sanjaya,


2011) yang menyatakan bahwa “instruction is a set of event that effect learners in
such a way that learning is facilitated”. Sehingga mengajar atau
“teaching” menurut Gagne disini guru berperan penting selama mengajar dimana
guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing selama terjadinya pembelajaran.
Jadi, guru harus tahu bagaimana merancang atau mengkreasikan berbagai macam
sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa
dalam belajar sesuatu. Guru juga melakukan kontak dengan siswa sehingga tidak

7
adanya salah paham serta salah pengertian selama proses penyampaian materi
dalam mengajar.

Maka dapat disimpulkan bahwa mengajar ialah adanya komunikasi dari


pendidik ke peserta didik sebagai usaha menanamkan dan memberikan informasi
baik berupa pengetahuan juga keterampilan kepada peserta didik mengenai hal
yang sebelumnya tidak diketahui.

3. Pengertian Pembelajaran

Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan pembelajaran,


tidak berarti guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara
konseptual pada dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna
membelajarkan siswa. Mengajar-belajar adalah dua istilah yang memiliki satu
makna yang tidak dapat dipisahkan. Tidak akan ada perbuatan mengajar manakala
tidak membuat seorang mengajar. Itulah makna pembelajaran.

Menurut UU No. 20/2003, Bab I Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah


proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran ini terdapat usaha siswa dalam mempelajari
materi bahan pelajaran juga usaha guru dalam menyampaikan materi tersebut.
Sehingga proses pembelajaran terjadi antara siswa dan guru, kedua hal ini saling
berkesinambungan untuk menciptakan pembelajaran.Jadi  pembelajaran ialah
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang saling
berkesinambungan yang disertai dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pembelajaran.

B. Perbedaan dan Persamaan Belajar,Mengajar dan Pembelajaran

1. Perbedaan Belajar,mengajar dan Pembelajaran

No Aspek Belajar Mengajar Pembelajaran

8
.
1 Pengerti Semua Aktivitas Adanya komunikasi dari Proses interaksi
an mental atau psikis pendidik kepeserta didik antara peserta
yang dilakukan sebagai usaha didik yang
oleh seseorang di menanamkan dan saling
lingkungan memberikan informasi berkesinambun
sekitarnya baik berupa pengetahuan gan yang
sehingga juga keterampilan disertai dengan
menimbulkan kepada peserta didik adanya
perubahan mengenai hal yang perubahan
tingkah laku yang sebelumnya tidak tingkah laku
tentunya bersifat ketahui. sebagai hasil
positif yang dari
berbeda antara pembelajaran.
sesudah belajar
dan sebelum
belajar.
2. Prilaku Siswa/Pelajar/ Guru/Pengajar/Pendidik/ Guru-
peserta Pemberi informasi Siswa,Pendidik
didik/penerima -Peserta
informasi didik,Ataupun
pelaku lainnya
yang
mendukung
terjadinya
proses
pembelajaran
3. Jenis Menerima,dan Membimbing,Menyamp Interaksi antara
Kegiata mengelolah aikan informasi dan pendidik,Pesert
n informasi yang pengetahuan,mendidik,d a didik dan
didapat,mengala lingkungan

9
mi perubahan an lain lain. belajar selama
tingkah laku proses
kearah positif berlangsung .
yang cenderung
tetap.
4. Peran Sebagai penerima Sebagai penggerak atau Sebagai sarana
Pelaku informmasi atau pembimbing atau prasarana
yang dibimbing fasilitator atau kegiatan belajar
motivator. mengajar

2. Persamaan Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

    Sebenarnya belajar, mengajar, dan pembelajaran adalah saling berkaitan


yang memiliki satu makna serta tujuan yang sama. Kegiatan belajar, mengajar dan
pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan
yang lain.

Mengajar adalah sebuah kegiatan yang memancing siswa untuk belajar, maka
tidak akan ada yang namanya belajar jika tidak ada tindakan mengajar. Kedua
kegiatan ini saling berkaitan dan bagian dari pembelajaran. Ketiganya sama-sama
saling mendukung untuk perubahan tingkah laku siswa ke arah yang positif serta
mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa dan berlangsung dalam satu
waktu dan satu lingkungan yang sama.

C. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Secara terminologis, pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar”


berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi
“pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan
sehingga anak didik mau belajar. Dengan demikian, terdapat pula istilah alternatif
untuk menyokong makna pembelajaran ini, yakni “pengajaran”.

10
Oleh karena itu, hakikat pembelajaran juga tidak hanya sekedar interaksi yang
terjadi. Bahkan, menurut Djamaluddin & Wardana hakikat pembelajaran adalah
perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan
siswa. Hal tersebut karena dalam pembelajaran, peserta didik tidak hanya
berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin
berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.

1. Perubahan terjadi secara wajar. Seseorang yang belajar akan menyadari


terjadinya perubahan, atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi suatu
perubahan dalam dirinya.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Sebagai hasil


belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan, tidak statis.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dalam perbuatan belajar,
perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu
yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang bersifat


sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja dan tidak dapat
digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar seperti berkeringat, keluar air
mata, bersin, menangis, dan sebagainya.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Perubahan tingkah laku terjadi
karena ada tujuan yang akan dicapai.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh


seseorang setelah melalui suatu proses belajar, meliputi perubahan keseluruhan
tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu.

Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Setidaknya belajar memiliki


ciri-ciri sebagai berikut:

11
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan
sikap (afektif).

2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat
disimpan.

3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau


kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan.

Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar


apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut.

(a). belajar adalah perubahan tingkahlaku; (b). perubahan terjadi karena latihan
dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan; (c). perubahan tersebut harus
bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.

Ciri umum belajar menurut Aunurrahman adalah sebagai berikut;

Pertama, belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang


disadari atu disengaja. Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan
lingkungan nya. Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan ciri belajar diantaranya:
Pertama, belajar merupakan usaha sadar dari seseorang, Kedua, belajar ditandai
adanya perubahan tingkah laku yang mencakup seluruh aspek (kognitif, afektif,
psikomotor), dan perubahan tersebut relative permanent, Ketiga, perubahan
tingkah laku tersebut diperoleh dari proses interksi dengan lingkungan dan
latihan.

a. Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran


1. Faktor Intern

12
Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri. Faktor
intern ini berkaitan dengan unsur fisiologis dan psikologis siswa. Unsur fisiologis
siswa berupa kondisi fisiologis secara umum serta kondisi panca indera.
Sedangkan unsur psikologi berupa minat,kecerdasan, bakat, motivasi, dan
kemampuan kognitif. Sedangkan menurut Slameto faktor intern adalah faktor
yang ada dalam diri peserta didik.

Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibagi menjadi tiga faktor
yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,


kematangan dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani.

Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai sedangkan kelelahan rohani seperti


adanya kelesuan dan kebosanan.

2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik, faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat .

a. Faktor Keluarga Peserta didik akan dipengaruhi dari keluarga berupa cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga. Di dalam kehidupan keluarga, anak mendapatkan
bimbingan dan perawatan dalam rangka membentuk perwatakan dan kepribadian
anak, untuk menjadi dirinya sendiri atau menjadi pribadi yang utuh .

b. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi belajar yaitu


mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi
peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.

13
c. Faktor Masyarakat Lingkungan masyarakat dimana siswa berada juga
berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat
dimana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat
lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar yang cukup, terdapat
lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan
memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar
generasi mudanya .

b. prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar ialah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk
melakukan kegiatan belajar. Peserta didik akan berhasil dalam belajarnya jika
memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Menurut Ausubel yang dikutip dalam
Djadjuri, ada lima prinsip utama belajar yang harus dilaksanakan, yaitu:

1. Subsumption, yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman baru terhadap


ide-ide yang telah lalu yang telah dimiliki.

2. Organizer, yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola ide-ide
lama diatas, dicoba diintegrasikan sehingga menjadi suatu kesatuan pengalaman.
Dengan prinsip ini dimaksudkan agar pengalaman yang diperoleh itu bukan
sederetan pengalaman yang satu dengan yang lainnya terlepas dan hilang
Kembali.

3. Progressive Differentiation, yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan secara


umum harus terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada suatu bagian yang
lebih spesifik.

4. Concolidation, yaitu suatu pelajaran harus dikuasai sebelum sampai ke


pelajaran berikutnya, jika pelajaran tersebut menjadi dasar atau prasyarat untuk
pelajaran berikutnya.

5. Integrative Reconciliation, yaitu ide atau pelajaran baru yang dipelajari itu
harus dihubungkan dengan ide-ide atau pelajaran yang telah dipelajari terdahulu.
Prinsip ini hampir sama dengan prinsip subsumption, hanya dalam prinsip

14
integrative reconciliation menyangkut pelajaran yang lebih luas, umpamanya
antara unit pelajaran yang satu dengan yang lainnya .

Menurut Soekamto dan Winata Putra di dalam tugas melaksanakan proses


belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar
berikut.

1)Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang
lain.Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada
setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan
membuat proses belajar lebih berarti.

5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab
dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

c. Pembelajaran sebagai Sistem


Pembelajaran sebagai suatu sistem adalah proses interaksi yang dilakukan
antara peserta didik dengan pendidik dalam suatu lingkungan belajar tertentu
dengan susunan, dan terjadi umpan balik di antara keduanya

Apabila ditelaah sebagai suatu sistem, maka sistem pembelajaran memiliki


beberapa komponen dan sub-komponen sebagai berikut.

Input

Dari sisi input atau masukan, beberapa komponen penunjang pembelajaran


di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Kurikulum Semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan


secara individu ataupun berkelompok, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Kurukulum merupakan suatu sistem pembelajaran yang

15
digunakan untuk mencapai tujuan, karena berhasil atau tidaknya
sistem pembelajaran diukur dari banyaknya tujuan yang dicapai.
2. Peserta didik Orang/ komponen manusiawi yang melakukan proses
pembelajaran.
3. Pengajar Guru, dosen, sumber belajar.
4. Sarana dan prasarana Bagian atau alat yang harus dipenuhi untuk
memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan suatu kegiatan
dalam proses pembelajaran.

Proses

Dari sisi proses atau pemrosesan masukan yang telah diberikan, maka sub-
komponen pembelajaran terdiri atas:

1. Materi,
yakni bahan ajar yang digunakan pengajar dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik dan disusun secara
sistematis sehingga tercipta suasana yang memungkinkan peserta didik
untuk belajar;
2. Metode,
yaitu cara/ strategi yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta
didik pada saat mengajar;
3. Media,
merupakan alat bantu yang digunakan pendidik untuk menyampaikan
materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Output

Ouput adalah luaran atau hasil dari proses pembelajaran, seperti peserta didik
yang telah menguasai kompetensi tertentu: sesuatu yang dijadikan tujuan
pembelajaran, yaitu mendapatkan hasil setelah melalui proses belajar. Kompetensi

16
yang dicapai peserta didik dapat tercapai apabila komponen pembelajaran sebagai
suatu sistem (input, proses, output, dan feedback) sudah tercapai.

Feedback

Feedback atau umpan balik sendiri merupakan informasi tentang hasil-hasil dari
upaya belajar yang telah dilakukan peserta didik. Umpan balik adalah informasi
yang berkenaan dengan kemampuan siswa dan guru guna lebih meningkatkan
kemampuan yang dimiliki oleh keduanya. Informasi yang dimaksud adalah
berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa yang
harus dilakukan untuk memperbaikinya.

d. Prinsip Pembelajaran

Dalam mengupayakan suatu proses belajar yang dijalankan melalui


pembelajaran, terdapat berbagai prinsip yang dapat memaksimalkan pencapaian
hakikat belajar dan pembelajaran itu sendiri. Menurut Djamaluddin & Wardana
prinsip-prinsip pembelajaran tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Motivasi,segala ucapan role model mempunyai kekuatan yang dapat


menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan
mencapai tujuan. Kebutuhan akan pengakuan sosial mendorong seseorang
untuk melakukan berbagai upaya kegiatan sosial. Motivasi terbentuk oleh
tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan luar individu.
2. Fokus,ucapannya ringkas, langsung pada inti pembicaraan tanpa ada kata
yang memalingkan dari ucapannya, sehingga mudah dipahami.
3. Pembicaraanya tidak terlalu cepat sehingga dapat memberikan waktu
yang cukup kepada anak untuk menguasainya.
4. Repetisi,senantiasa melakukan tiga kali pengulangan pada kalimat-
kalimatnya supaya dapat diingat atau dihafal.

17
5. Analogi langsung,seperti pada contoh perumpamaan orang beriman
dengan pohon kurma, sehingga dapat memberikan motivasi, hasrat ingin
tahu, memuji dan mencela, dan mengasah otak untuk menggerakkan
potensi pemikiran atau timbul kesadaran untuk merenung dan tafakkur.
6. Memperhatikan keragaman anak/peserta didik,sehingga dapat
melahirkan pemahaman yang berbeda dan tidak terbatas satu pemahaman
saja, dan dapat memotivasi siswa untuk terus belajar tanpa dihinggapi
perasaan jemu.
7. Memperhatikan tiga tujuan moral,yaitu: kognitif, emosional dan
kinetik.

Pembelajaran yang sempurna setidaknya memiliki delapan tipe interaksi yang


intensif, yakni:

o Interaksi antara guru dan siswa;


o Interaksi antara guru dan sumber belajar;
o Interaksi antara setiap individu siswa langsung dengan media dan
sumber belajarnya;
o Interaksi antara individu siswa dengan individu siswa yang lain;
o Interaksi antara guru dan kelompok siswa;
o Interaksi antara individu siswa dengan kelompoknya;
o Interaksi kelompok dengan sumber dan media belajarnya;
o Interaksi antara kelompok dengan kelompok lain.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang


berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar
terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar
ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu
motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Unsur utama dalam belajar adalah
individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi
belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar
sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai
fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung
peningkatan kemampuan belajar peserta didik.
Belajar dan pembelajaran memiliki hubungan yang sangat erat dan keduanya
tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Balajar merupakan proses yang
dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies),
keterampilan (skills), dan sikap (attitudes). Sedangkan pembelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk memfalitasi dan mendukung guna meningkatkan
intensitas dan kualitas belajar peserta didik. Dengan kata lain, kegiatan
pembelajaran bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pada siswa dan belajar
merupakan proses yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi tersebut. 

B.     Saran

19
Dari kesimpulan di atas, maka kami menyarankan kepada pembaca khususnya
kepada peserta didik  bahwa belajar sangatlah penting untuk diri kita. Dimana
dengan belajar dapat merubah tingkah laku kearah yang lebih baik. Dengan
belajar pula kita dapat mengembangkan beragam kemampuan dan sikap.
Sedangkan untuk para pendidik, khususnya penulis sendiri menyarankan bahwa
seoarng pendidik, menjadi fasilisator bagi peserta didiknya untuk
mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik dan merubah tingkah
laku peserta didik menjadi lebih baik.

20
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, W. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.

Afgani, J. (2011). Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sanjaya, W. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media


Group.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Isjoni.


(2009).

Menuju Masyarakat Belajar: Pendidikan dalam Arus Perubahan (CetII).


Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama.

Komsiyah, I. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.

Mahmud. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Majid, S. A. A. dan A. A. (n.d.). At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris (Juz I). Mesir:


Darul

Ma’arif. Mufarrokah, A. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras.


Nanang

Hanafiah, C. S. (n.d.). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Nara, E. S. dan H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia


Indonesia.

21

Anda mungkin juga menyukai