Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan


Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan judul "PROSEDUR DALAM PEMBELAJARAN". Karya
sederhana ini kami susun dalam rangka memenuhi salah satu matakuliah di
STAIMA KOTA BANJAR, Jawa Barat
Kami menyadari, bahwa karya tulis ini tidak dapat diselesaikan tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami berterima
kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan dalam
penyusunan karya tulis ini. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima
kasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dosen
yang telah memberikan ilmu dan pendidikan serta bimbingan yang berharga
pada penulis.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini.
Demikian pula dengan penulisan dan penyusunan laporan ini. Kritik dan
saran sangatlah kami harapkan dan dapat disampaikan secara langsung
maupun tidak langsung. Semoga karya tulis ini menjadi tambahan khazanah
pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.

Cilacap,

penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................................II

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Masalah.............................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Hakikat Pembelajaran...................................................................................3

1. Makna Pembelajaran bagi Siswa...............................................................4

2. Makna Pembelajaran bagi Pendidik..........................................................4

B. Prosedur Pembelajaran..................................................................................4

BAB III..................................................................................................................11

PENUTUP.............................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara
berkesinambungan dan sampai saat ini harus terus dilaksanakan. Berbagai
upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam usaha peningkatan kualitas
pendidikan mulai dari pembangunan gedung-gedung sekolah, pengadaan
sarana prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan samapi
pengesahan undang-undang sistem pendidikan nasional serta undang-
undang guru dan dosen. Namun sampai saat ini semua usaha-usaha
tersebut belum menampakkan hasil yang menggembirakan. (Made Wena)
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah,
mereka pintar secara teoritis akan tetapi mereka miskin aplikasi.(Prof. Dr.
H. Wina Sanjaya, M.Pd)
Pembelajaran dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya
memengaruhi siswa agar belajar. Atau secara singkat dapat dikatakan
bahwa pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa. Akibat yang
mungkin tampak dari tindakan pembelajaran adalah siswa akan belajar
sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajar
atau mempelajari sesutau dengan cara yang lebih efisien.
Sasaran utama ilmu pembelajaran adalah mempreskripsikan strategi
pembelajaran yang optimal untuk mendorong prakarsa dan memudahkan
belajar siswa. Ilmu ini lebih tepat dipandang sebagai ilmu terapan yang
menjembatani teori belajar dan praktik pembelajaran, sesuatu yang oleh
Dewey (1960), kemudian oleh Glaser (1976) dikatakan merupakan

1
kebutuhan yang amat mendesak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
ilmu pembelajaran menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan
pemhaman dan memperbaiki proses pembelajaran.(Prof. Dr. Hamzah B.
Uno, M.Pd)
Upaya memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan
berbagai prosedur dalam pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
pembelajaran. Maksud dengan kondisi pembelajaran disini adalah tujuan
bidang studi, kendala bidang studi dan karakteristik siswa. Oleh sebab itu,
kami akan mengkaji mengenai Prosedur dalam Pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat pembelajaran?
2. Bagaimana prosedur dalam pembelajaran?
3. Bagaimana kegiatan awal?
4. Bagaimana kegiatan inti?
5. Bagaimana kegiatan akhir dan tindak lanjut?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran
2. Untuk mengetahui prosedur dalam pembelajaran
3. Untuk mengetahui kegiatan awal
4. Untuk mengetahui kegiatan inti
5. Untuk mengetahui kegiatan akhir dan tindak lanjut

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran

2
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Namun
demikian,kita akan sulit melihat bagaimana proses terjadinya perubahan
tingkah laku dalam diri seseorang, oleh karena perubahan tingkah laku
berhubungan dengan perubahan sistem syaraf dan perubahan energiyang
sulit dilihat dan diraba. oleh sebab itu, terjadinyaproses perubahan tingkah
laku merupakn suatu misteri, atau para ahli psikologi menamakan sebagai
kotak hitam (black box).
Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang
mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan kedalam
pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam
pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang
menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsasiswa. Model
pembelajaran diskusi memecahkan masalah, mencari informasi dari
sumber alam sekeliling atau sumber-sumber sekunder buku bacaan dan
pengalaman berupa permainan. Dari proses pengalaman ini peserta
memproduksi kesimpulan sebagai pengetahuan. Berbeda dengan
pengajaran di manasiswa memperoleh teks untuk dihapal atau
memproduksi.
Pengalaman aktivitas siswa harus bersumber/relevan dengan
realitassosial, masalah-masalah yang berkaitan dengan profesi seperti
petani, pedagang, pengusaha, politikus, berkaitan dengan masalah-masalah
social seperti pelayanan umum, hak asasi manusia, gender, kemisikinan,
keterbelakangan, dll. Pengalaman praktik itu berupa kegiatan
berkomunikasi, berkerjasama, mengambil keputusan dan memecahkan
masalah. Pengalaman praktik tersebut juga mengembangkan kecerdasan
untuk menemukan masalah, memecahkan masalah, dan menghargai
prestasi pemecahan masalah.
Di dalam proses pengalaman ini peserta didik memperoleh
inspirasi dari pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas,
berprakasa, kreatif dan mandiri.
Pengalaman proses pembelajaran merupakan aktivitas mengingat,
menyimpan, dan memproduksi informasi, gagasan-gagasan yang
memperkaya kemampuan dan karakter peserta didik.

3
1. Makna Pembelajaran bagi Siswa
Proses pembelajaran ini memerlukan refleksi mental sebagai
proses kesadaran mental dan kepribadian, kecerdasan dan akhlak
mulia. Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan aktivitas yang
menghubungkan peserta didik dengan berbagai subyek dan berkaitan
dengan dunia nyata. Proses interpretasi menghasilkan pemahaman dan
perolehan hasil pendidikan yang bersifat individual.
Peserta didik memproduksi pengetahuan sendiri secara lebih
luas, lebih dalam, dan lebih maju dengan modifikasi pemahaman
terhadap konsep awal pengetahuan (prior knowledge).
2. Makna Pembelajaran bagi Pendidik
Pendidik mengutamakan perbedaan individu dari pada
persamaan-persamaan dalam menentukan program-program
pendidikan, didasarkan pada pandangan-pandangan bahwa individu
adalah unik dan bergerak bebas menanggapi kondisi-kondisi personal
dan sosial.
Pendidik secara moral memandang peserta didik secara
(demokratis dan berkeadilan) dan memperoleh kesempatan yang
setara pula dalam memperoleh ganjaran, intelektual dan social secara
adil (tidak diskriminatif).
B. Prosedur Pembelajaran
Dalam prosedur pembelajaran terdapat dari 3 unsur yang terdiri
dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut penjelasan
dari masing – masing unsure tersebut.

1. Kegiatan Awal
Kegiatan awal disebut juga dengan kegiatan pendahuluan.
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran
secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagian ini
guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi
pelajaran yang akan disampaikan.

4
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sebagaimana iklan
yang berbunyi kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah
anda. Cara guru memperkenalkan materi pelajaran mealui contoh –
contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru
meyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu akan
sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Persoalan
motivasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi peserta didik yang
belum dewasa, sedangkan motivasi instrinsik sangat penting bagi
peserta didik yang lebih dewasaa karena kelompok ini lebih
menyadari pentingnya kewajiban belajar serta manfaat bagi mereka.
Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat
dilakukan melalui teknik-teknik berikut.
a. Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat
dicapai oleh semua peserta didik di akhir kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian peserta didik akan menyadari pengetahuan,
keterampilan, sekaligus manfaat yang akan diperoleh setelah
mempelajari pokok bahasan tersebut. Demikian pula, perlu
dipahami oleh guru bahwa dalam menyampaikan tujuan
hendaknya digunakan kata – kata dan bahasa yang mudah
dimengerti oleh peserta didik. Pada umumnya penjelasan
dilakukan dengan menggunakan ilustrasi kasus yang sering
dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari –hari.
Sedangkan bagi siswa yang lebih dewasa dapat dibacakan sesuai
rumusan PTK (Tujuan Pembelajaran Khusus) yang telah
ditetapkan terdahulu.
b. Lakukan apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan
antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari. Tunjukkan pada peserta didik tentang eratnya
hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki dengan
pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan ini dapat

5
menimbulkan rasa mapu dan percaya dir sehingga mereka
terhindar dari rasa cemas dan takut menemui kesulitan atau
kegagalan.
2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti terdapat penyaluran informasi yang berupa
transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didiknya. Penyampaiana
informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling
penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya
merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya,
tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat
memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian
informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang mampu menyampaikan
informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan
yang mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan baik
situasi dan kondisi yang di hadapinya. Dengan demikian, informasi
yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi
adalah urutan ruang lingkup dan jenis materi.
a. Urutan Penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan
pola yang tepat. Urutan materi yang diberikan berdasarkan
tahapan berpikir dan hal-hal yang bersifat konkret ke hal – hal
yang bersifat abstrak tau dari hal – hal yang sederhana atau
mudah dilakukan ke hal – hal yang lebih kompleks atau sulit
dilakukan. Selain itu perlu juga diperhatikan apakah suatu materi
harus disampaikan secara berurutan atau boleh melompat-lompat
atau dibolak balik, misalnya dari teori ke praktik atau dari praktik
ke teori. Urutan penyampaian informasi yang sistematis akan
memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang ingin
disampaikan oleh gurunya.

6
b. Ruang Lingkup Materi yang di Sampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup
materi sangat bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis
materi yang dipelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah
tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran. Apabila TPK
berisi muatan tentang fakta maka ruang lingkupnya lebih kecil
dibandingkan dengan TPK yang berisi muatan tentang suatu
prosedur.
Hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan teori
Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bahwa bagian-bagian kecil
merupakan suatu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara
keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian
kecil tadi. Atas dasar teori tersebut perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut:
 Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian
kecil seperti dalam pembelajaran terprogram (programmed
instruction).
 Apakah materi akan disampaikan secara global/keseluruhan
dulu baru ke bagian-bagian. Keseluruhan dijelaskan melalui
pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian dijelaskan
melalui uraian per bab.

c. Materi yang Akan Disampaikan


Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara
jenis materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi
yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur,
keadaan, dan syarat-syarat tertentu),dan sikap (berisi pendapat,
ide, saran, atau tanggapan) (kemp, 1977). Meril (1977:37)
membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep,
prosedur dan prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-
masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan strategi

7
penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam
menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu
memahami jenis materi pelajaran yang akan disampaikan agar
diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.
Contoh:
 Apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu
objek, symbol, atau peristiwa, berarti materi tersebut berbentuk
fakta sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah
dalam bentuk ceramah atau tanya jawab.
 Apabila peserta didik diminta menyebutkan suatu definisi atau
menulis ciri khas dari suatu benda, berarti materi tersebut
berbentuk konsep sehingga alternatif strategi penyampaiannya
adalah dalam bentuk resitasi, penugasan atau diskusi
kelompok.
Apabila peserta didik diminta mengemukakan hubungan
antarbeberapa konsep, atau menerangkan keadaan ataupun
hasil hubungan antarberbagai konsep, berarti materi tersebut
berbentuk prinsip sehingga alternatif strategi penyampaiannya
adalah berbentuk diskusi terpimpin

3. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut


Kegiatan akhir ditujukan untuk mengevaluasi dan mengukur
tingkat pemahaman siswa seperti menarik kesimpulan dari
pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan atau materi tersebut,
dan berbagai aktivitas lainnya. Pengukuran yang dilakukan di kegiatan
akhir dapat berupa tes, diantaranya dengan tes umum.
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk
mengetahui:
a. Apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum?
b. Apakah pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar
dimiliki peserta didik atau belum?

8
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan
pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses
pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran
pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan
latihan atau praktik.
a. Di akhir kegiatan belajar setiap peserta didik dapat
menyebutkan 4 dari 5 ciri makhluk hidup dengan benar.
Standar keberhasilannya adalah apabila minimal peserta didik
dapat menyebutkan 3 dari 5 ciri makhluk hidup atau tingkat
penguasaan berkisar 80%-85%.
b. Soal tes objektif dengan 4 pilihan terdiri atas 20 nomor, peserta
didik dianggap menguasai materi apabila ia dapat mengerjakan
80%-85% soal dengan benaar.
4. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu
kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan
baik oleh guru. Dalam kenyatannya, setiap kali setelah tes dilakukan
selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di
atas rata-rata,
a. Hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat
penguasaan yang diharapkan dapat dicapai,
b. Peserta didik seharusnya menerima tindak lannjut yang
berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi
tersebut.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang guru harus dapat merubah paradigma bahwa seorang guru
perlu memberikan pembelajaran bukan sekedar pengajaran, karena di
dalam proses pengalaman pembelajaran peserta didik memperoleh
inspirasi dari pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas,
berprakasa, kreatif dan mandiri.
Pengalaman proses pembelajaran merupakan aktivitas mengingat,
menyimpan, dan memproduksi informasi, gagasan-gagasan yang
memperkaya kemampuan dan karakter peserta didik.
Dalam prosedur pembelajaran terdapat dari 3 unsur yang terdiri
dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

10
Dalam kegiatan awal guru diharapkan dapat menarik minat peserta
didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Karena kegiatan awal
yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.
Penyampaiana informasi seringkali dianggap sebagai suatu
kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian
ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran.
Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat
memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian
informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang mampu menyampaikan
informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan yang
mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
 Uno, Hamzah B.2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses
Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara. Jakarta
 Wena, Made.2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.
Bumi Aksara. Jakarta
 Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta
 Dananjaya, Utomo.2010. Media Pembelajaran Aktif. Nuansa
Cendekia. Bandung

11

Anda mungkin juga menyukai