Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah: Perencanaan dan Desain
Pembelajaran
Dosen Pembimbing :
Nia Samania, M.Pd
Disusun Oleh :
Nur Hidayah Aulia Apriliani
Assalamualaikum wr,wb
Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan ridho dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Inovasi Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal” ini ditulis untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan dan Desain Pembelajaran.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
Allah SWT dan ummi Nia Samania, M.Pd untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan
rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Namun demikian kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik, oleh karna itu kami
mohon untuk masukan dan saran guna menyempurnakan makalah ini. Kami harap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum, wr,wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan ............................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebagai upaya sadar manusia dalam memahami diri sendiri dan
lingkunganya atau upaya manusia dalam memahami interaksi dengan lingkungan sekitarnya
baik itu berhubungan dengan manusia maupun alamdisekitarnya. Oleh sebab itu pendidikan
harus mampu memupuk dan menumbuhkan kesadaran akan arti keberadaan manusia untuk
lingkungan dan alam sekitar.
Dewasa ini arus kebudayaan yang datang dari Barat semakin mewarnai sistem kehidupan baik
dalam kehiudpan sosial maupun kultur/budaya dalam masyarakat Indonesia. Di perparah lagi
dengan adanya kecenderungan sebagian generasi muda bangsa ini berkiblat kepada kepada
kebudayaan tersebut. Keadaan akan tampak semakin nyata ketika melihat pada fenomena yang
ada seperti maraknya pergaulan bebas, meminum minuman keras, kasus narkoba hingga
kekerasan dan sebagainya. Di tengah arus globalisasi tersebut, fenomena yang terjadi membuat
semakin menipisnya pemahaman peserta didik baik dalam jenjang sekolah dasar sampai
menengah atas tentang sejarah lokal serta tradisi budaya yang ada dalam masyarakat. Oleh
karena itu alangkah lebih baiknya jika lembaga pendidikan mampu menciptakan kegiatan
pendidikan yang mengupayakan bagaimana caranya agar aneka ragam budaya yang telah
dimiliki bangsa yang besar ini bisa dijaga dan dilestarikan bersamasama.
Pendidikan di Indonesia membutuhkan pendidikan yang membentuk karakter peserta didiknya
sesuai dengan karakter yang telah diwariskan oleh budaya lokal yang telah ada sejak zaman
dahulu. Maka dari itu, lembaga pendidikan di Indonesia dapat menerapkan pendidikan yang
berbasis pada local wisdom (kearifan lokal).
Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terusmenerus
dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya
dianggap sangat universal. Dengan menerapakan pendidikan berbasis pada kearifan lokal
atau local wisdom maka peserta didik diharapkan akan mampu menciptakan pendidikan yang
memberi makna bagi kehidupan manusia Indonesia. Artinya, pendidikan mampu
menciptakan generasi- generasi muda yang mampu melestarikan dan mencintai budaya
sendiri. Selain itu, pendidikan harus mampu membentuk karakter manusia yang berintegritas
tinggi dan berkarakter sehingga mampu melahirkan tunas-tunas bangsa yang hebat dan
bermartabat sesuai dengan spirit pendidikan yaitu memanusiakan manusia.
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam
usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku
kembalimu." (QS. Luqman 31: Ayat 14)
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku agar kamu saling
mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)
b. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah
dalam kegiatan penulisan makalah ini adalah:
3. Sebagai sumber pengetahuan mengenai tujuan dan manfaat dari pendidikan yang berbasis
pada kearifan lokal.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kearifan lokal membawa pesan kepada masyarakat dalam proses penyelesaian masalah
di lingkungan sehingga semangat mengangkat kearifan lokal sebagai sebagai salah satu solusi
dalam pemecahan permasalahaan dan memberikan penekanan bahwa kearifan lokal adalah
produk budaya yang dapat menyatu tatanan kehidupan agar lebih serasi dan adaya penekanan
akan penting partisipasi masyarakat dalam penciptaan kearifan kearifan kehidupan patut di
hargai dan perlu digalakan pengalian- pengalian kearifan lokal yang banyak tersebar di bumi
nusantara ini.
Nilai kearifan lokal yang terkandung merupakan modal sosial dalam pembangunan
negeri ini. Dalam kehidupan masyarakat cukup banyak terdapat sistem nilai, sistem nilai yang
menjadi falsafah hidup dan pedoman masyarakat dalam menjalankan aktivitas kehidupan
sehari-hari. Makna dan nilai kearifan lokal yang ada
5
1. Landasan Historis
Menurut Wijda dalam (Koentjaraningrat, 1986) kearifan lokal dapat bersumber dari
kebudayaan masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu. Dalam perspektif historis, kearifan
lokal dapat membentuk suatu sejarah lokal. Sebab kajian sejarah lokal yaitu studi tentang
kehidupan masyarakat atau khususnya komunitas dari suatu lingkungan sekitar tertentu
dalam dinamika perkembangannya dalam berbagai aspek kehidupan. Awal pembentukan
kearifan lokal dalam suatu masyarakat umumnya tidak diketahui secara pasti kapan kearifan
lokal tersebut muncul.
Pada umumnya terbentuk mulai sejak masyarakat belum mengenal tulisan (praaksara).
Tradisi praaksara ini yang kemudian melahirkan tradisi lisan. Secara historis tradisi lisan
banyak menjelaskan tentang masa lalu suatu masyarakat atau asal-usul suatu komunitas.
Perkembangan tradisi lisan ini dapat menjadi kepercayaan atau keyakinan masyarakat.
Dalam masyarakat yang belum mengenal tulisan terdapat upaya untuk mengabadikan
pengalaman masa lalunya melalui cerita yang disampaikan secara lisan dan terus menerus
diwariskan dari generasi ke genarasi. Pewarisan ini dilakukan dengan tujuan masyarakat yang
menjadi generasi berikutnya memiliki rasa kepemilikan atau mencintai cerita masa lalunya.
Tradisi lisan merupakan cara mewariskan sejarah pada masyarakat yang belum
mengenal tulisan, dalam bentuk pesan verbal yang berupa pernyataan yang pernah dibuat di
masa lampau oleh generasi yang hidup sebelum generasi yang sekarang ini.
2. Landasan psikologis
Secara psikologis pembelajaran berbasis kearifan lokal memberikan sebuah pengalaman
psikologis kepada siswa selaku pengamat dan pelaksana kegiatan. Dampak psikologis bisa terlihat
dari keberanian siswa dalam bertanya tentang ketidaktahuannya, mengajukan pendapat,
persentasi di depan kelas, dan berkomunikasi dengan masyarakat. Dengan pemanfaatan
lingkungan maka kebutuhan siswa tentang perkembangan psikologisnya akan diperoleh. Karena
lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan
perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosiopsikologis, termasuk
didalamnya adalah belajar. Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai
empirik yang berarti pengalaman.
4. Landasan Yuridis
Secara yuridis pembelajaran berbasis kearifan lokal mengarahkan peserta didik untuk
lebih menghargai warisan budaya Indonesia. Sekolah Dasar tidak hanya memiliki peran
membentuk peserta didik menjadi generasi yang berkualitas dari sisi kognitif, tetapi juga harus
membentuk sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan tuntutan yang berlaku. Apa jadinya
jika di sekolah peserta didik hanya dikembangkan ranah kognitifnya, tetapi diabaikan
afektifnya.
Tentunya akan banyak generasi penerus bangsa yang pandai secara akademik, tapi
lemah pada tataran sikap dan perilaku. Hal demikian tidak boleh terjadi, karena akan
membahayakan peran generasi muda dalam menjaaga keutuhan bangsa dan Negara
Indonesia. Nilai-nilai kearifan lokal yang ada di sekitar sekolah dapat dimanfaatkan untuk
pembelajaran di Sekolah Dasar. Tak terkecuali dalam pembelajaran untuk menanamkan nilai-
nilai nasionalisme.
Dengan diintegrasikannya nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di Sekolah
Dasar diharapkan siswa akan memiliki pemahaman tentang kerifan lokalnya sendiri, sehingga
menimbulkan kecintaan terhadap budayanya sendiri. Pembelajaran berbasis kearifan lokal
dipadu dengan pembelajaran IPS sangatlah cocok. Hal ini sesuai dengan tujuan IPS yaitu agar
siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan untuk
menyelesaikan masalah sosial yang terjadi dikehidupan siswa, sesuai dengan kemampuan
belajarnya. Pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk menanamkan pendidikan karakter
dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara mengintegrasi ke mata pelajaran, melalui mata pelajaran
muatan lokal dan melalui pengembangan diri. Mengintegrasikan ke Mata Pelajaran IPS.
Kesimpulan
Pendidikan bebasis kearifan lokal adalah pendidikan yang lebih didasarkan kepada
pengayaan nilai- nilai kultural (budaya). Pendidikan ini mengajarkan peserta didik untuk
selalu dekat dengan situasi konkrit yang mereka hadapi sehari-hari. Pendidikan berbasis pada
kearifan local dilandasi oleh beberapa landasan diantaranya adalah landasan historis,
psikologis, landasan politik dan ekonomi dan juga landasan yuridis.
Penerapan pendidikan berbasis pada kearifan lokal dapat diintergrasikan dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah misalnya pada mata pelajaran IPS, muatan local dan melalui
kegiatan pengembangan diri di sekolah. Kegiatan pembelajarannya pun merupakan kegiatan
yang berpusat pada siswa atau student centered. Yang mana siswa secara aktif menggali
pengalaman lama, mencari dan menemukan pengalaman baru serta mengasimilasi dan
menghubungkan antara keduanya sehingga membentuk makna dan membentuk nilai sikap
atau karakter yang ingin dicapai. Nilai karakter dan kemampuan yang diharapkan yaitu jujur,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
9
DAFTAR PUSTAKA
Koejaraningrat. 2005. Bahasa dan Industri Radio. Menggagas Pencitraan Berbasis
Kearifan Lokal. 4(II).