Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Aqidah Akhlak Kelas III Semester 2”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Aqidah Akhlak yang diampu oleh:
Bapak Nana Suryana, S.Ag., M.Pd

Disusun oleh:

Galih Hermawan (1951001)


M. Raffi Abdillah (1951002)
Yepi Parhatika (1951029)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Serta kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nana Suryana, S.Ag., M.Pd selaku Dosen Mata
Kuliah Aqidah Akhlak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang kami tekuni.
Syukur Allhamdulillah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul ”Aqidah Akhlak Kelas III Semester 2” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matta kuliah Aqidah
Akhlak dan untuk memberikan informasi bagi para pembaca. Khususnya bagi Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar (PGMI/SD).
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
sifatnya membangun yang berguna untuk menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi
acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.

Tasikmalaya, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Kalimat Tayyibah ............................................................................................. 3
B. Asmaul Husna .................................................................................................. 3
C. Makhluk Ghaib selain Malaikat ....................................................................... 5
D. Akhlak Terpuji (Rukun dan Tolong-Menolong) .............................................. 6
E. Akhlakul Karimah terhadap Saudara ............................................................... 7
F. Pendekatan, Metode, dan Model Pengajarannya..............................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara etimologi (bahasa) akidah berasal dari kata “aqadaya’qidu-aqdan”, berarti
ikatan perjanjian, sangkutan dan kokoh. Disebut demikian, karena ia mengikat dan
menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis artinya
adalah iman atau keyakinan. Menurut istilah (terminologi) akidah ialah dasar-dasar
pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber ajaran Islam
yang wajib dipegang oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Syaikh Abu Bakar Al-Jaziri menyatakan bahwa akidah adalah kumpulan dari
hukum-hukum kebenaran yang jelas yang dapat diterima oleh akal, pendengaran dan
perasaan yang diyakini oleh hati manusia dan dipujinya, dipastikan kebenarannya,
ditetapkan keshalehannya dan tidak melihat ada yang menyalahinya dan bahwa itu benar
serta berlaku selamanya. Seperti keyakinan manusia akan adanya Sang Pencipta,
keyakinan akan ilmu kekuasaan-Nya, keyakinan manusia akan kewajiban ketaatan
kepada-Nya dan menyempurnakan akhlak-yang dimaksud aqidah dalam bahasa Arab
(dalam bahasa Indonesia ditulis akidah).
Kata akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak kata khuluq
atau al-khulq yang secara bahasa antara lain berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku,
atau tabiat. Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ ]خلق‬jamaknya
[‫ ]أخالق‬yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi,
akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut
pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau
akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan
yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kalimat Tayyibah (Ta’awuz)?
2. Apa yang dimaksud asmaul husna (Al-Baathin, Al-Waliy, Al-Mujib, Al-Wahab)?
3. Apa saja makhluk gaib selain malaikat?
4. Apa yang dimaksud akhlak terpuji (rukun dan tolong-menolong)?
1
5. Apa yang dimaksud dengan akhlakul karimah terhadap saudara?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui materi pembelajaran Akidah Akhlah kelas Iii semester 2.
2. Untuk memahami bab dan sub bab dari materi tersebut (bab 7 – bab 11).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kalimat Tayyibah
ْ yang berarti
Kalimat thayyibah berasal dari dua kata, yaitu al kalimah ( ‫)ال َك ِل َمة‬
kalimat dan at thayyibah َّ ‫)ال‬
(‫ط ِِّيبَة‬ yang berarti baik. Jadi, kalimat
thayyibah adalah kalimat-kalimat kebaikan yang jika diucapkan akan mendapat pahala
dari Allah SWT.
1. Kalimat Tayyibah Ta’awuz

ِ‫الر ِج ِيم‬
َّ ‫ان‬ َ ‫ش ْي‬
ِِ ‫ط‬ َّ ‫اَلل ِمنَِ ال‬ ُ َ‫أ‬
َِِّ ‫عو ِذُ ِب‬
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”
Kalimat ta’awuz bermakna bahwa kita memohon perlindungan kepada Allah
SWT dan pengakuan atas kekuasaan Allah SWT. Ta’awuz dapat dibaca kapan saja,
terutama jika kalian melakukan aktivias baik ibadah maupun muamalah. Sifat-sifat
setan selalu membisikan manusia untuk berbuat jahat. Manfaat taawuz adalah untuk
menghindari godaan setan. Sikap setan dalam menggoda manusia adalah tanpa kenal
lelah dan putus asa. Setan paling suka menggoda orang yang marah, dengki, tamak,
sombong.
Kita dianjurkan membaca ta’awuz pada saat:
• Ketika akan membaca Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-
Nahl ayat 98 :

َّ ‫شي ْٰط ِن‬


‫الر ِجي ِْم‬ ِ ‫فَ ِاذَا قَ َرأْتَ ْالقُ ْر ٰانَ فَا ْستَ ِع ْذ ِب ه‬
َّ ‫اّٰلل ِمنَ ال‬
Yang artinya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” [An-Nahl (16) ayat 98]
• Ketika akan melaksanakan solat.
• Memulai do’a dan berdzikir.
• Ketika hati tidak tenang dan takut.
• Sebelum melaksanakan kebaikan seperti berwudhu dan tertidur.

B. Asmaul Husna
Jika menilik arti Asmaul Husna secara bahasa, berarti 'nama-nama yang indah
dan baik'. Maksudnya ialah nama-nama yang menjelaskan sifat-sifat Allah SWT yang

3
indah lagi baik. Nama-nama indah dan baik Allah SWT atau Asmaul Husna ini
tercantum di dalam kitab suci umat Islam, Al-Qur'an. Sebagai umat Islam, kaum Muslim
wajib mengetahui Asmaul Husna. Allah SWT menjanjikan pahala dan masuk surga
kepada siapa yang menghafal dan mengamalkan kalimat asmaul husna. Kita dianjurkan
untuk membaca dan menghafal serta berdo’a dengan menggunakan nama-nama baik
Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 180 :

‫ي ا َ ْس َم ۤا ِٕى ٖۗه‬ ُ ‫ّٰلل ْاْلَ ْس َم ۤا ُء ْال ُحس ْٰنى فَا ْد‬


ْْٓ ِ‫ع ْوهُ بِ َه ۖا َوذَ ُروا الَّ ِذيْنَ ي ُْل ِحد ُْونَ ف‬ ِ ‫َو ِ ه‬
َ‫سيُجْ زَ ْونَ َما َكانُ ْوا يَ ْع َملُ ْون‬
َ
Yang artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-
Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan
mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” [Surat Al-A'raf (7) ayat
180]
Jumlah nama-nama indah lagi baik Allah SWT atau Asmaul Husna tersebut ada
99. Sebenarnya, nama-nama baik Allah SWT memiliki jauh lebih banyak, namun jumlah
yang paling masyhur adalah 99. Seperti yang terdapat dalam hadis Bukhari dan Muslim:
"Allah mempunyai 99 nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang memahaminya akan
masuk surga." (HR Bukhari dan Muslim).
Nama-nama ini tidak hanya menunjukkan keindahan, namun juga mewakili
keagungan serta kesempurnaan-Nya. Terkait Asmaul Husna, Allah SWT berfirman
dalam QS. Thaha ayat 8:
Yang artinya: "Tidak ada Tuhan Melainkan Allah. Dialah Allah yang memiliki asmaul
husna (nama-nama yang terbaik)." (QS. Thaha ayat 8).

ِ ‫)ا ْل َب‬
1. Al-Baathin (ُ‫اطن‬
Al-Baathin artinya Maha Tersembunyi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu
yang tersembunyi, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Allah SWT
mengetahui segala isi hati dan pikiran bahkan niat manusia. Allah SWT mengetahui
segala apa yang ada didalam perut bumi hingga makhluk yang terkecil di dalamnya.
Allah SWT Maha Tersembunyi artinya dzat yang tersembunyi dari cara
“bagaimana keberadaan-Nya” (kaifiyah). Tersembunyi dari pandangan kasat mata
dan indra manusia, oleh karena itu manusia memuliakan-Nya.

4
2. Al-Waliy (‫) ْل َوا ِلي‬
Al-Waliy adalah Maha Melindungi. Artinya Allah SWT yang mencintai dan
melindungi. Al-Waliy dapat diartikan pula Maha Menguasai dan mengurus semua
urusan makhluknya. Manusia yang meyakini bahwa Allah SWT mempunyai sifat Al-
Waliy maka ia akan merasa cukup dengan perlindungan-Nya, lalu bergantung
sepenuhnya pada Allah SWT dalam segala keadaan dan keinginan.

3. Al-Mujib (ُ‫)ا ْلم ِجيب‬


Al-Mujib artinya Maha Mengabulkan. Allah SWT mengabulkan doa orang-
orang yang memohon kepada-Nya. Allah SWT akan mengabulkan permintaan orang-
orang yang berdoa. Menenangkan keresahan orang-orang yang berharap. Kita harus
senantiasa berdoa kepada-Nya karena Allah SWT yang Maha Mengabulkan doa-doa.

َّ ‫)ا ْل َو‬
4. Al-Wahab (ُ‫هاب‬

Al Wahhab artinya Maha Pemberi. Selama ini, Allah SWT memberikan karunia
kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya tanpa diminta. Allah menciptakan manusia
dengan memiliki mata, hidung, telinga, kaki, mulut, dan sebaginya tanpa harus ada
yang meminta terlebih dahulu.

C. Makhluk Gaib selain Malaikat


Makhluk gaib, yang disebut juga makhluk halus, makhluk yang tak kasa tmata,
atau makhluk astral adalah istilah yang digunakan untuk menyebut makhluk hidup yang
eksistensinya tidak dapat dijangkau oleh pancaindra manusia. Kata “makhluk” berasal
dari kata bahasa Arab yang berarti "yang diciptakan" dan "Ghaib" yang artinya "tidak
tampak". Sehingga ghaib disini maksudnya adalah apabila dilihat dari sudut pandang
(indra) Manusia terhadap makhluk-makhluk tersebut.
Di dalam akidah Islam istilah ghaib mencakup banyak hal seperti kematian,
rejeki, jodoh, ruh manusia, hari kiamat, surga, dll. Beriman kepada yang ghaib adalah
salah satu ciri muslim yang bertakwa. Termasuk kedalam hal ghaib adalah makhluk
(ciptaan) yang tidak dapat dijangkau indra manusia seperti dari bangsa Malaikat dan Jin.
Di dalam keyakinan Islam dinyatakan keberadaan makhluk-makhluk ghaib
tersebut, bahkan sebelum manusia pertama diciptakan, makhluk dari kalangan jin telah
terlebih dahulu menghuni bumi. Akan tetapi dikarenakan perbuatannya yang merusak,
sebagian besar dari golongan Jin tersebut dihancurkan oleh para Malaikat bersama Iblis

5
(yang sebenarnya juga dari golongan Jin). Makhluk Ghaib selain Malaikat adalah Jin dan
Setan.
1. Jin (tersembunyi atau tertutup)
Makhluk lain yang memiliki tugas sama dengan manusia yaitu beribadah
kepada Allah. Allah menciptakan jin sebelum menciptakan manusia. Jin diciptakan
dari nyala api yang panas (al-ma’arij) yaitu sesuatu yang menyembur dari api yang
berwarna merah, kuning dan biru. Arti dari kata ma’arij adalah nyala api atau lidah
api. Jin sama dengan manusia, mereka diciptakan untuk menyembah Allah SWT.
Surat Al-Hijr 26-27. Jin terdiri dari dua golongan yaitu jin kafir dan jin muslim.
Nabi yang memiliki bala tentara jin adalah nabi Sulaiman AS.
2. Setan (jauh)
Setan adalah sifat jelek yang melekat pada setiap makhlukNya. Mahluk lain
yang ingkar kepada Allah adalah setan. Setan akan menjerumuskan manusia ke jalan
yang sesat. Setan berasal dari golongan jin dan iblis. Setan mengajak selalu
mengajak manusia melakukan kejahatan. Manusia yang selalu mengajak kejahatan
termasuk setan dari golongan manusia. Setan akan selalu menggoda manusia untuk
berbuat jahat agar manusia terjerumus kedalam neraka jahanam bersama-sama
dengan setan.
Sifat jin dan setan :
• Bisa berubah bentuk menyerupai manusia atau binatang.
• Bentuknya bisa menyenangkan atau menakutkan.
• Jin juga sama dengan manusia, memiliki hati, mata, telinga dan lisan.

D. Akhlak Terpuji (Rukun dan Tolong-Menolong)


1. Rukun
Rukun adalah damai dalam suatu lingkungan, baik lingkungan keluarga,
sekolah/madrasah maupun masyarakat. Rukun termasuk salah satu akhlak terpuji.
Hidup rukun dimulai dari lingkungan yang kecil yaitu keluarga. Apabila dalam
lingkungan keluarga saling menghormati, seperti yang muda hormat kepada yang
lebih tua dan yang tua mengasihi yang lebih muda, maka akan tercipta kerukunan
dalam keluarga. Begitu juga jika di sekolah/madrasah tercipta kerukunan diantara
teman, maka akan terjadi suasana yang nyaman untuk belajar.

6
Contoh pada suatu bangunan dibutuhkan beberapa bahan diantaranya semen,
batu, kapur, dan air. Jika semua bahan tersebut dicampur dan ditata, maka akan
membentuk suatu bangunan yang kokoh.
2. Tolong-Menolong
Manusia adalah makhluk sosial artinya membutuhkan bantuan orang lain
untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam bahasa arab tolong-menolong disebut
ta’awun. Islam mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa tolong-menolong
dalam kebaikan. Sering kita menyaksikan di acara televisi kejadian bencana alam
seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan sebagainya yang menimbulkan
banyak korban. Mereka sangat membutuhkan bantuan baik makanan maupun
pakaian. Atas musibah itu sebaiknya kita memberikan bantuan untuk meringankan
beban mereka. Allah SWT mengajarkan agar kita mau hidup tolong-menolong.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2 Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an
surat Al-Maidah ayat 2:
Yang artinya: ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan
dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertaqwalah kamu kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT amat berat siksa-
Nya.” (Q.S [5:2])

E. Akhlakul Karimah terhadap Saudara


1. Pengertian Akhlakul Karimah
Menurut Imam Ghazali akhlak adalah keadaan yang bersifat batin disana lahir
perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan tanpa dihitung resikonya. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan, dalam
bahasa Arab kata akhlak diartikan tabiat, perangai dan kebiasaan. Sedangkan krimah
artinya yang mulia atau baik. Secara umum akhlak terbagi menjadi dua yaitu: Akhlak
terpuji (Akhlak Mahmudah) dan akhlak tercela (Akhlak Mazmumah).
Akhlak bersinonim dengan etika dan moral. Sehingga akhlakul karimah tidak hanya
mengikuti agama dan aturan agama saja, melainkan mengikuti aturan perundangan
dan norma etika yang berlaku dalam masyarakat. Sebagaimana misi Rasulullah saw
adalah untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat manusia agar dapat mencapai
akhlak yang mulia.
Beberapa contoh akhlakul karimah yaitu: jujur, amanah, menepati janji, sabar, hemat
dan masih banyak contoh lainnya. Akhlakul karimah dapat diterapkan dilingkunagn
7
keluarga dan masyarakat yang semuanya berhubungan dengan saudara muslim
lainnya.
2. Akhlak terhadap Saudara
Sesama muslim kita mempunyai kewajiban terhadap muslim yang lain, yang
dinamakan sebagai hak-hak muslim diantaranya:
• Menjawab salam, mengucapkan salam terhadap sesama muslim hukumnya
sunnah dan menjawab salam hukumnya wajib.
• Menjenguk orang sakit. Menjenguk saudara kita yang sakit merupakan obat dan
akan menguramgi beban penderitanya. Ia akan merasa senang karena merasa
diperhatikan oleh saudaranya (sesama muslim).
• Mengurus dan mengantar jenazah.
• Menghadiri undangan. Bila kita diundang untuk menghadiri suatu acara oleh
saudara kita maka kita dianjurkan untuk memenuhi undangan tersebut.
• Menjawab ucapan ketika bersin. Bila bersin maka kita disunnahkan mengucap
Alhamdulillah dan bagi yang mendengar ucapan kita, sunnah menjawab dengan
mengucapkan Yahamukallah dan orang yang bersin menjawab kembali dengan
ucapan Yahdikumullah.
Sebagaimana dalam hadis riwayat Imam Bukhari dari Sahabat Abu Hurairah.
Shahih Bukhari 1164 :
“Dari Abu Hurairah Radiallahu’anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda: hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu menjawab salam,
menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan
mendo’akan orang yang bersin.”(HR. Imam Bukhari).

F. PENDEKATAN, METODE, DAN MODEL PENGAJARAN

1. Kalimat Ta’awudz
Pendekatan : Teacher Centered Approach
Metode : Ceramah
Model : Ceramah
2. Asmaul Husna
Pendekatan : Student centered approach
Metode : diskusi

8
Model : picture and picture
3. Makhluk Gaib Selain Malaikat
Pendekatan : Teacher Centered Approach
Metode : Ceramah
Model : Ceramah
4. Sifat Terpuji
Pendekatan : Student centered approach
Metode : diskusi
Model : picture and picture
5. Akhlakul Karimah
Pendekatan : Student centered approach
Metode : diskusi
Model : picture and picture

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat thayyibah adalah kalimat-kalimat kebaikan yang jika diucapkan akan
mendapat pahala dari Allah SWT. Kalimat ta’awuz bermakna bahwa kita memohon
perlindungan kepada Allah SWT dan pengakuan atas kekuasaan Allah SWT. Ta’awuz
dapat dibaca kapan saja, terutama jika kalian melakukan aktivias baik ibadah maupun
muamalah.
Asmaul Husna secara bahasa, berarti 'nama-nama yang indah dan baik'.
Maksudnya ialah nama-nama yang menjelaskan sifat-sifat Allah SWT yang indah lagi
baik. Sebenarnya, nama-nama baik Allah SWT memiliki jauh lebih banyak, namun
jumlah yang paling masyhur adalah 99. Sebagai umat Islam, kaum Muslim wajib
mengetahui Asmaul Husna. Allah SWT menjanjikan pahala dan masuk surga kepada
siapa yang menghafal dan mengamalkan kalimat asmaul husna.
Kata “makhluk” berasal dari kata bahasa Arab yang berarti "yang diciptakan" dan
"Ghaib" yang artinya "tidak tampak". Sehingga ghaib disini maksudnya adalah apabila
dilihat dari sudut pandang (indra) Manusia terhadap makhluk-makhluk tersebut. Makhluk
Ghaib selain Malaikat adalah Jin dan Setan.
Rukun adalah damai dalam suatu lingkungan, baik lingkungan keluarga,
sekolah/madrasah maupun masyarakat. Rukun termasuk salah satu akhlak terpuji.
Manusia adalah makhluk sosial artinya membutuhkan bantuan orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam bahasa arab tolong-menolong disebut ta’awun. Islam
mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa tolong-menolong dalam kebaikan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau
kelakuan, dalam bahasa Arab kata akhlak diartikan tabiat, perangai dan kebiasaan.
Sedangkan krimah artinya yang mulia atau baik.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga
masih perlu di tambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para
pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat
membangun.
10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bukupaket.com/2016/10/materi-akidah-akhlak-kelas-3-
misd.html#google_vignette
file:///C:/Users/Artyhacnia/Downloads/Pelajaran%207%20Kalimat%20Tayyibah.pdf
file:///C:/Users/Artyhacnia/Downloads/Pelajaran%208%20Al-Asma%20Al-Husna.pdf
file:///C:/Users/Artyhacnia/Downloads/Pelajaran%209%20Makhluk%20Gaib%20Selain%20
Malaikat.pdf
file:///C:/Users/Artyhacnia/Downloads/Pelajaran%2010%20Akhlak%20Terpuji%20(Rukun%
20dan%20Tolong%20Menolong).pdf
file:///C:/Users/Artyhacnia/Downloads/Pelajaran%2011%20Akhlakul%20Karimah%20Terha
dap%20Saudara.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai