Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK

“Pendidikan dan Masyarakat”

KELOMPOK 4

BK REGULER D 2020

NAMA MAHASISWA : NIM :

ANNISA SARAH 1203151037

DIANA UTAMI SIHOMBING 1203351036

INDAH PUTRI 1203351038

SABITHA MAULIDYA 1203351027

DOSEN PENGAMPU : ISHAQ MATONDANG

MATA KULIAH : SOSIO ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur keadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok mata kuliah Sosio Antropologi
Pendidikan di bawah bimbingan Dosen Pengampuh Bapak Ishaq Mantondang

Shalawat berangkaikan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para
Sahabat dan Keluarga beliau.

Adapun judul makalah tugas mandiri saya adalah “Pendidikan dan Masyarakat“.
Dalam menyusun makalah ini kami berterimakasih kepada Bapak Ishaq Matondang yang telah
membimbing kami untuk menyusun makalah ini, kedua orang tua kami yang telah memberikan
dukungan materil dan moril serta sahabat-sahabat kami yang telah memberikan masukan dan
bantuan sehingga makalah kami ini dapat kami selesaikan.

Sebagai manusia yang tidak luput dari salah dan lupa. Mohon maaf jika dalam
penyusunan dan penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Maka
dari itu pula, kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk perbaikan makalah
saya ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Stabat, 03 September 2020


Team Penulis

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... ........ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... ........ 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... ........ 1
C. Tujuan Masalah .......................................................................................... ........ 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... ........ 2

A. Pengertian Pendidikan ................................................................................ ........ 2


B. Pengertian Masyarakat ................................................................................ ........ 2
C. Hubungan Sekolah dan Masyarakat ............................................................ ........ 4
D. Masyarakat sebagai Sumber ....................................................................... ........ 5
E. Peran Sosial, Edukatif dan Profesi Guru .............................................................. 6
F. Peranan Pendidikan dalam Masyarakat ....................................................... ........ 8

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 10

A. KESIMPULAN ................................................................................................... 10
B. SARAN ............................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era ini, pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Pendidikan berhubungan dengan trasmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi bangsa.

Dalam pengertian ini pendidikan dimulai dengan interaksi pertama individu itu dengan
anggota masyarakat lainnya. Dalam masyarakat primitif tidak ada pendidikan formal yang
tersendiri. Setiap anak harus belajar dari lingkungan sosialnya dan harus menguasai sejumlah
kekuatan yang dibutuhkan pada saatnya tanpa adanya guru tertentu yang bertanggung jawab atas
kelakuannya. Juga dalam masyarakat yang maju kebanyakan kebiasaan dan pola kelakuan yang
pokok dalam kebudayaan dipelajari melalui proses pendidikan atau sosialisasi informal.

Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai
ragam kualitas diri yang tidak berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan. Sementara itu,
dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan nonformal yang memberikan
pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan?
2. Apa Pengertian Masyarakat?
3. Apa itu Mengenai Masyarakat?
4. Bagaimana hubungan Sekolah dan Masyarakat?
5. Apa saja Peran Sosial, Edukatif dan Profesi Guru?
6. Apa saja yang termasuk dalam Masyarakat sebagai Sumber?
7. Apa saja Peranan Pendidikan dalam Masyarakat?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan
2. Untuk mengetahui pengertian masyarakat
3. Untuk mengetahui mengenai masyarakat
4. Untuk mengetahui hubungan Sekolah dan Masyarakat
5. Untuk mengetahui apa yang termasuk dalam Masyarakat sebagai Sumber
6. Untuk mengetahui Peran Sosial, Edukatif dan Profesi Guru
7. Untuk mengetahui apa saja Peranan Pendidikan dalam Masyarakat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik


dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan
pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan
kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi
kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan
keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya. Seperti yang tertera didalam UU No.20
tahun 2003 Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.

B. PENGERTIAN MASYARAKAT

Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab syaraka yang berarti “ikut serta,
berpartisipasi”. Masyarakat adalah sekumpulan manusia saling “bergaul”, atau dengan istilah
ilmiah, saling “berinteraksi” (Koentjaraningrat, 2009: 116). Menurut Phil Astrid S. Susanto
(1999: 6), masyarakat atau society merupakan manusia sebagai satuan sosial dan suatu
keteraturan yang ditemukan secara berulangulang, sedangkan menurut Dannerius Sinaga (1988:
143), masyarakat merupakan orang yang menempati suatu wilayah baik langsung maupun tidak
langsung saling berhubungan sebagai usaha pemenuhan kebutuhan, terkait sebagai satuan sosial
melalui perasaan solidaritas karena latar belakang sejarah, politik ataupun kebudayaan yang
sama.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dimaknai bahwa masyarakat merupakan


kesatuan atau kelompok yang mempunyai hubungan serta beberapa kesamaan seperti sikap,
tradisi, perasaan dan budaya yang membentuk suatu keteraturan. Adapun macam-macam
masyarakat yaitu:

a. Masyarakat modern
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sudah tidak terikat pada adat-
istiadat. Adat-istiadat yang menghambat kemajuan segera ditinggalkan untuk mengadopsi
nila-nilai baru yang secara rasional diyakini membawa kemajuan, sehingga mudah
menerima ide-ide baru (Dannerius Sinaga, 1988: 156). Berdasar pada pandangan hukum,
Amiruddin (2010: 205), menjelaskan bahwa dalam masyarakat modern mempunyai

2
solidaritas sosial organis. Menurut OK. Chairuddin (1993: 116), solidaritas organis
didasarkan atas spesialisasi. Solidaritas ini muncul karena rasa saling ketergantungan
secara fungsional antara yang satu dengan yang lain dalam satu kelompok masyarakat.
Spesialisasi dan perbedaan fungsional yang seperti diungkapkan tersebut memang kerap
dijumpai pada masyarakat modern. Selain adanya solidaritas organis, Amiruddin (2010:
206) juga menjelaskan bahwa hukum yang terdapat dalam masyarakat modern
merupakan hukum restruktif yaitu hukum berfungsi untuk mengembalikan keadaan
seperti semula dan untuk membentuk kembali hubungan yang sukar atau kacau kearah
atau menjadi normal. Jadi masyarakat modern merupakan yang sudah tidak terpaku pada
adat-istiadat dan cenderung mempunyai solidaritas organis karena mereka saling
membutuhkan serta hukum yang ada bersifat restruktif.
b. Masyarakat tradisional
Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang masih terikat dengan
kebiasaan atau adat-istiadat yang telah turun-temurun. Keterikatan tersebut menjadikan
masyarakat mudah curiga terhadap hal baru yang menuntut sikap rasional, sehingga sikap
masyarakat tradisional kurang kritis (Dannerius Sinaga, 1988: 152). Menurut Rentelu,
Pollis dan Shcaw yang dikutip dalam (P. J Bouman. 1980: 53) masyarakat tradisional
merupakan masyarakat yang statis tidak ada perubahan dan dinamika yang timbul dalam
kehidupan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat tradisional
merupakan masyarakat yang melangsungkan kehidupannya berdasar pada patokan
kebiasaan adat-istiadat yang ada di dalam lingkungannya. Kehidupan mereka belum
terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan
sosialnya, sehingga kehidupan masyarakat tradisional cenderung statis. Menurut P. J
Bouman (1980: 54-58) hal yang membedakan masyarakat tradisional dengan masyarakat
modern adalah ketergantungan masyarakat terhadap lingkungan alam sekitarnya. Faktor
ketergantungan masyarakat tradisional terhadap alam ditandai dengan proses penyesuaian
terhadap lingkungan alam. Oleh karena itu masyarakat tradisional mempunyai
karakteristik tertentu yang menjadi ciri pembeda dari masyarakat modern. Adapun
karakteristik pada masyarakat tradisional diantaranya
1) Orientasi terhadap nilai kepercayaan kebiasaan dan hukum alam tercermin dalam pola
berpikirnya
2) Kegiatan ekonomi masyarakat bertumpu pada sektor agraris
3) Fasilitas pendidikan dan tingkat pendidikan rendah
4) Cenderung tergolong dalam masyarakat agraris dan pada kehidupannya tergantung
pada alam sekitar
5) Ikatan kekeluargaan dan solidaritas masih kuat
6) Pola hubungan sosial berdasar kekeluargaan, akrab dan saling mengenal
7) Kepadatan penduduk rata-rata perkilo meter masih kecil

3
8) Pemimpin cenderung ditentukan oleh kualitas pribadi individu dan faktor keturunan
(Dannerius Sinaga, 1988: 156).

Masyarakat terdiri atas sekelompok manusia yang menempati daerah tertentu,


menunjukkan integrasi berdasarkan pengalaman bersama berupa kebudayaan, memiliki sejumlah
lembaga yang mengalami kepentingan bersama, mempunyai kesadaran akan kesatuan tempat
tinggal dan bila perlu dapat bertindak bersama.

Tiap masyarakat mempunyai sesuatu yang khas, lain daripada yang lain, walaupun
tampaknya sama dari luar misalnya mengenal hal-hal fisik seperti bentuk rumah, pakaian, bentuk
rekreasi, dan sebagainya. Yang memberikan kekhasan pada suatu masyarakat adalah hubungan
sosialnya. Hubungan sosial ini antara lain dipengaruhi oleh besarnya masyarakat itu. Di
masyarakat kecil orang saling berkenalan seperti dalam satu keluarga dan hubungan sosial yang
bersifat primer seperti dalam Gmaeinschaft. Dalam masyarakat yang luas seperti di kota terdapat
kebanyakan hubungan sekunder bercorak Gesellscahf.Norma-norma dalam kedua macam
masyarakat itu berbeda.

C. HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh
sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatakan aspirasi, simpati
dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinyakerjasama untuk kebaikan bersama, atau secara
khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensukseskan program-program
sekolah yang bersangkutan sehingga sekola tersebut bisa tetap eksis. Hubungan sekolah dengan
masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta
mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan
sekolah. Kindred, Balgin dan Gallagher mendefinisikan husemas ini sebagai usaha kooperatif
untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling
pengertian antara sekolah, personil sekolah dan masyarakat.

Defenisi tersebut mengandung beberapa elemen penting, sebagai berikut:

1. Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dengan masyarakat. Masyarakat


memerlukan seklah untuk menjamin bahwa anak-anak sebagai generasi penerus akan
dapat hidup lebih baik, demikia pula sekolah.
2. Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam
pengembangan sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah kepedulian
masyarakat tentang hal-hal yang terjadi di sekolah, serta tindakan membangun dalam
perbaikan sekolah.

4
3. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik, melalui komunikasi
dua arah yang efisien (Daryanto, 2005).
D. MASYARAKAT SEBAGAI SUMBER

Usaha penting yang dapat dilakukan sekolah adalah menghubungkannya dengan


masyarakat dengan menjadikan masyarakat itu sebagai sumber pelajaran. Dalam masyarakat
terdapat orang yang berasal dari berbagai daerah atau negara, orang yang melakukan berbagai
pekerjaan seperti dokter, petani, hakim, seniman, pedagang, dan sebagainya. Kalau diselidiki
lebih lanjut masyarakat sungguh-sungguh sangat kaya sebagai sumber pelajaran yang belum atau
masih sangat kurang digarap oleh sekolah.

Pada umumnya untuk memanfaatkan sumber-sumber itu masyarakat dapat dibawa ke


dalam kelas, misalnya mengundang masyarakat yang berhubungan dengan materi pelajaran
disekolah untuk mendapatkan gambaran dengan jelas dari orang yang bekerja dibidangnya
secara langsung ke sekolah, atau dapat pula sekolah yang membawa siswa-siswanya ke
lingkungan masyarakat yang berkaitan untuk melihat secara langsung proses kerja lapangannya.
Dalam perguruan tinggi dilakukan melalui KKN atau Kuliah Kerja Nyata.

Untuk memperluas hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah, gedung sekolah
dapat digunakan oleh masyarakat misalnya untuk pendidikan orang dewasa dan umum atau yang
disebut pendidikan nonformal seperti misalnya pemberantasan buta huruf yang dikenal sebagai
program “kejar” (kerja sambil belajar)

E. PERANAN SOSIAL, EDUKATIF DAN PROFESI GURU


1. Pengertian Peran Sosial

Peran sosial adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status
sosial tertentu dalam masyarakat.Peran sosial seseorang dalam masyarakat sangat ditentukan
oleh status sosial yang dimilikinya. Jika status sosial seseorang tinggi, maka akan semakin tinggi
pula peran sosialnya dalam masyarakat, atau sebaliknya. Peran sosial dianggap sangat penting
karena mangatur perilaku seseorang dalam masyarakat berdasarkan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat tersebut. Dalam Bahasa Inggris, peran tersebut diartikan dengan “role”, Role
atau peran tersebut adalah aktivitas yang dimainkan oleh seorang aktor diatas panggung. Dalam
sosiologi sendiri, peran tersebut juga pemainya dilakoni oleh aktor sosial dalam kehidupannya.
Adapun pembagian peran tersebut dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam yaitu:

1) Peran Ideal, peran yang dijalankan sesuai dengan status sosial. Biasanya peran ideal
juga sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya. Misal seorang murid peran
edialnya adalah belajar bukan tawuran sehingga pada saat jam pelajaran kosong
mereka menyadari bahwa peranya sebagai murid adalah belajar seperti ke
perpustakaan membaca buku mereka telah menyadari peran sosialnya tersebut, tetapi

5
kadangkala ada murid yang asik main game saat pelajaran kosong berarti tipe ini
tidak melaksanakan peran idealnya.
2) Peran yang diinginkan, dilaksanakan peran tersebut oleh seseorang karena
keinginannya sendiri. Misalnya, seorang ayah yang memainkan perannya sebagai
seorang sahabat dalam memperlakukan terhadap anaknya yang sudah menginjak
Dewasa. Peran ini lebih pada kehendak pribadi tanpa mempertimbangkan status
sosialnya.
3) Peran yang dikerjakan, peran ideal yang dikerjakan. Contoh,seorang wanita
menyusui anaknya sebagai seorang ibu walaupun dia adalah wanita karier dia telah
memilih peran sebagai seorang ibu.Kondisi-kondisi seperti inilah yang menimbul
sesorang akan menjadi susah dalam menjalakan perannya secara maksimal karena
individu tersebut atau seseorang memiliki status sosial lebih dari satu sehingga peran
yang bisa dimainkan juga lebih dari satu. Hal ini bisa menimbulkan konflik peran.
2. Peran Sosial Guru
Menurut pandangan Nasution bahwa bila guru disekolah sesekali melakukan perilaku
yang menyimpang atau tidak etis maka, akan mendapat sorotan yang tajam dari masyarakat.
Kondisi ini tidak bisa bisa diterima oleh masyarakat misal; pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan oleh guru, seperti selingkuh, korupsi, berjudi, mabuk, mencuri, dimana nilai-nilai
tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku dimasyarakat dan apabila seorang guru
melakukan pelanggaran seperti itu dianggap sebagai pelanggaran serius. Guru yang kurang
bermoral dianggap tidak akan mungkin menghasilkan anak didik yang bermoral tinggi.Guru di
sekolah dengan murid mempunyai hubungan yang erat dengan murid. Keduanya merupakan
unsur penting dalamproses belajar-mengajar, tidak ada murid sudah pasti tidak ada guru begitu
juga sebaliknya. Sebab seluruh proses, hubungan yang terjadi dalam penyelengaraan pendidikan
selalu melibatkan keberadaan pendidik dan peserta didik sebagai aktor pelaksananya.
Berdasarkan konsep pendidikan sebagai sebuah usaha sadar dari pendidik yang bertujuan untuk
mengembangkan kualitas peserta didik, terkandung suatu maksud bahwa proses pendidikan
tersebut tidak akan pernah berlangsungbila pendidik dan peserta didik tidak berproses atau
berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar. Murid dan gurulah pendukung utama dalam proses
pembelajaran.

Model interaksi yang terjadi antara guru dan murid di sekolah,dibagi menjadi dua model
yaitu: interaksi formal dan interaksi informal. Pertama, interaksi formal interaksi yang dibentuk
dalam situasi resmi (formal),pada saat guru mengajar didalam ruangan ataupun diluar.Pada
model ini guru dituntut untuk mampu tampil berwibawa dalam menumbuh rasa segan siswa
terhadap guru, maksudnya supaya apa yang ajarkan oleh guru, siswa tersebut mau untuk
melaksanakan atau mendengarkan, kewibawaan ini penting dalam rangka menegakkan disiplin
guna kelancaran dan ketertiban dalam proses belajar-mengajar. Kedua, interaksi informal,
komunikasi dan interaksi terjalin dengan murid dalam situasi diluar jam pelajaran resmi, seperti

6
waktu outbond keluar lingkungan sekolah, mengikuti lomba-lomba, dan kegiatan sejenis yang
tidak bersifat kaku. Para siswa biasanya lebih menyukai kondisi seperti ini, bergaul lebih akrab
dengan mereka, sehingga hubungan lebih bersifat humanis.Oleh sebab itu guru semestinya dapat
memainkan peranannya sesuai dengan situasi sosial yang dihadapinya.Akan tetapi walaupun
guru dalam situasi informal ini, perilaku guru tetap menjaga kedudukannya sebagai guru seorang
yang digugu dan ditiru (memberi contoh yang baik) terhadap para siswanya.

3. Peran Guru di Masyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara keseluruhan, guru


merupakan unsur strategis sebagai anggota, agen, dan pendidik masyarakat. Sebagai anggota
masyarakat guru berperan sebagai teladan bagi masyarakatdi sekitarnya baik kehidupan
pribadinya maupun kehidupan keluarganya.Berbagai macam peran dimainkan guru sebagai
anggota masyarakat. Damsar secara garis besar menjelaskan bahwa guru di masyarakat dibagi
kedalam dua bentuk, yakni bentuk manifes (tampak) dan bentuk laten (tersembunyi).

a. Fungsi Manifes (Tampak) Guru Fungsi yang diharapkan, disengaja, dan harus
disadari oleh guru di masyarakat adalah: Guru sebagai Pengajar, Guru sebagai
Pendidik, Guru sebagai Teladan, dan Guru sebagai Motivator .
b. Fungsi Laten (Tersembunyi) Guru Fungsi yang tidak diharapkan, disengaja, dan
disadari guru di masyarakatnya adalah sebagai berikut: Guru sebagai Pengekal Status
Quo, dan Guru sebagai Penggerak Perubahan.
4. Profesi Guru

Guru merupakan adalah suatu “profesi”, yang berarti bahwa suatu jabatan yang
memerlukan suatu keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang
diluar bidang pendidikan.Tugas guru sebagai profesi artinya mendidik untuk meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilaihidup peserta didik dan masyarakatnya, mengajar dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.“Guru sebagai profesi” menyiratkan tekad
pemerintah yang kuat untuk meningkatkan tanggung jawab profesional guru. Tekad ini tentu
sangat relevan dalam hubungan dengan isu peningkatan kualitas pendidikan nasional pada
umumnya, khususnya peningkatan kualitas SDM pendidikan (guru). Hal ini memang terkait
dengan diundangkannya Undang-Undang No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Pada Pasal 32
dan 20 diamanatkan: Pasal 20 ayat 2: Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7
F. PERANAN PENDIDIKAN DALAM MASYRAKAT

Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai


peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial. Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan
anggaran pendidikan yang diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan
pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur
yang harus dilestarikan seperti rasa hormat kepada orang tua, kepada pemimpin kewajiban untuk
mematuhi hukum-hukum dan norma-norma yang berlaku, jiwa patriotisme dan
sebagainya (Nasution. 1994: 54).

Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan
keamanan. Pendek kata pendidikan dapat diharapkan untuk mengembangkan wawasan anak
terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan secara tepat dan
benar, sehingga membawa kemajuan pada individu masyarakat dan negara untuk mencapai
tujuan pembangunan nasional.

Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat adalah:

 Fungsi Sosialisasi
Di dalam masyarakat pra industri, generasi baru belajar mengikuti pola perilaku generasi
sebelumnya tidak melalui lembaga-lembaga sekolah seperti sekarang ini. Pada
masyarakat pra industri tersebut anak belajar dengan jalan mengikuti atau melibatkan diri
dalam aktivitas orang-orang yang telah lebih dewasa. Anak-anak mengamati apa yang
mereka lakukan, kemudianmenirunya dan anak-anak belajar dengan berbuat atau
melakukan sesuatu sebagaimana dilakukan oleh orang-orang yang telah dewasa.
 Fungsi Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Proses seleksi terjadi di segala bidang baik akan masuk sekolah maupun akan masuk
pada jabatan tertentu. Untuk masuk sekolah tertentu harus mengikuti ujian tertentu, untuk
masuk suatu jabatan tertentu harus mengikuti testing kecakapan tertentu. Sebagai contoh
untuk dapat masuk pada suatu sekolah menengah tertentu harus menyerahkan nllai EBTA
Murni (NEM).Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk latihan dan pengembangan
tenaga kerja mempunyai dua hal. Pertama sekolah digunakan untuk menyiapkan tenaga
kera profesional dalam bidang spesialisasi tertentu. Untuk memenuhi ini berbagai bidang
studi dibuka untuk menyiapkan tenaga ahli dan terampil dan berkemampuan yang tinggi
dalam bidangnya. Kedua dapat digunakan untuk memotivasi para pekerja agar memiliki
tanggung jawab terhadap kanier dan pekerjaan yang dipangkunya.Sekolah mengajarkan
bagaimanan menjadi seorang yang akan memangku jabatan tertentu, patuh terhadap
pimpinan, rasa tanggung jawab akan tugas, disiplin mengerjakan tugas sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan. Sekolah juga mendidik agar seseorang dapat menghargai

8
harkat dan martabat manusia, memperlakukan manusia sebagai manusia, dengan
memperhatikan segala bakat yang dimilikinya demi keberhasilan dalam tugasnya.
 Fungsi Kontrol Sosial
Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk mempertahankan dan mengembangkan
tatanan-tatanan sosial serta kontrol sosial mempergunakan program-program asimilasi
dan nilai-nilai yang beraneka ragam, ke dalam nilai-nilai yang dominan yang memiliki
dan menjadi pola anutan bagi sebagian masyarakat.
Sekolah berfungsi untuk mempersatukan nilai-nilai dan pandangan hidup etnik yang
beranekaragam menjadi satu pandangan yang dapat diterima seluruh etnik. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa sekolah berfungsi sebagai alat pemersatu dan segala aliran dan
pandangan hidup yang dianut oleh para siswa. Sebagai contoh sekolah di Indonesia,
sekolah harus menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara
Indonesia kepada anak-anak di sekolah (Nasution. 1994: 57).
 Fungsi Pelestarian Budaya Masyarakat
Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik yang
beraneka ragam juga harus melestarikan nilai-nilai budaya daerah yang masih
layakdipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan suatu upaya
mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan sekolah dan sebagainya.
Fungsi sekolah berkaitan dengan konservasi nilai-nilai budaya daerah ini ada dua fungsi
sekolah yaitu pertama sekolah digunakan sebagai salah satu lembaga masyarakat untuk
mempertahankan nilai-nilai tradisional masyarakat dari suatu masyarakat pada suatu
daerah tertentu umpama sekolah di Jawa Tengah, digunakan untuk mempertahankan
nilai-nilai budaya Jawa Tengah, sekolah di Jawa Barat untuk mempertahankan nilai-nilai
budaya Sunda, sekolah di Sumatera Barat untuk mempertahankan nilai-nilai budaya
Minangkabau dan sebagainya dan kedua sekolah mempunyai tugas untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa dengan mempersatukan nilai-nilai yang ada
yang beragam demi kepentingan nasional (Nasution. 1994: 58).

9
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik


dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan
pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan
kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi
kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan
keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya. Dari proses pendewasaan itu, tidak
mungkin sesorang dapat berkembanga hanya berdasarkan dari guru, atau pun keluarga.
Masyarakat justru menjadi peran utama dalam proses pendewasaan seseorang. Seseorang yang
tinggal dalam lingkungan masyarakat yang baik, maka perkembangannya pun akan baik pula.
Sebaliknya, jika lingkungan yang ditempati itu tidak baik maka perkembangan dirinya pun tidak
baik. namun, perkembangan dari proses pendidikan itu juga bergantung pada bagaiman
seseorang itu menyikapi dan menyesuaikan dengan lingkungannya.

B. SARAN

Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, pada materi masyarakat dan
pendidikan ini sangat baik untuk dipahami untuk para pelajar, mahasiswa, ataupun masyarakat
lainnya agar dapat melihat pandangan tentang masyarakat dan pendidikan itu bukanlah suatu
unsur yang terpisah melainkan punya keterkaitan yang kuat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, S.2014.Sosiologi Pendidikan.Jakarta:PT Bumi Aksara

Gede, I., dkk.2020.Pengantar Sosiologi Pendidikan.Jawa imur:CV. Penerbit Qiara Media

Nurmansyah, Gunsuh, dkk. 2019. Pengantar Psikolog. Lampung:AURA.CV Anugrah Utama


Rahaja

http://eprints.ums.ac.id/21256/2/BAB_I.pdf

https://eprints.uny.ac.id/23970/3/BAB%20II.pdf

https://eprints.umm.ac.id/41375/3/BAB%20II.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai