Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TELAAH DAN ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI


SMA DAN MA
Dosen Pengampu : Dr. H. Ahmad Sholeh, M.Ag

Disusun oleh:

Mila Rif’ati (220101210028)

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran
Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rahmat, serta karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Telaah dan Analisis Pengembangan Kurikulum PAI di SMA
dan MA” dapat kami selesaikan tepat waktu. Selanjutnya, shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada baginda Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang, yaitu islam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pengampu, yang telah
memberikan kesempatan kepada kami dalam menyusun makalah berjudul “Telaah
dan Analisis Pengembangan Kurikulum PAI di SMA dan MA ”. Selain itu, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari
kesalahan, begitu juga dengan makalah yang kami buat. Oleh karena itu, kami sangat
terbuka dengan kritikan serta masukan dari pembaca terkait dengan
ketidaksempurnaan makalah ini. Terlepas dari itu, kami berharap semoga makalah
ini dapat dijadikan referensi bagi pembaca dalam memahami tema yang dibahas.

Batu, 4 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I ..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
C. Tujuan ....................................................................................................................3
BAB II ................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4
A. Apa Dasar Kurikulum PAI pada SMA dan MA ............................................... 4
B. Perkembangan Kurikulum PAI pada SMA dan MA ........................................ 8
C. Perbedan Kurikulum PAI pada MA dan SMA ................................................10
BAB III .............................................................................................................................14
PENUTUP ........................................................................................................................14
A. Kesimpulan ..........................................................................................................14
B. Saran .................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki
berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar
yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut dan evaluasi yang perlu
pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan
dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengambangkan potensi dirinya
pada satuan pendidikan tertentu. Pendidikan berusaha mengembangkan potensi
individu agar mampu berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai
kemampuan dalam pengembangan berbagai hal seperti: konsep, prinsip kreativitas,
tanggung jawab, dan keterampilan. Dengan kata lain perlu mengalami
perkembangan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Demikian pula
individu jangan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan
sesamanya.1

Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum PAI tersebut ternyata


mengalami perubahan–perubahan paradigma, walaupun dalam beberapa hal
tertentu paradigma sebelumnya masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Hal ini
dapat dicermati dari fenomena berikut: (1) perubahan dari tekanan pada hapalan dan
daya ingat tentang teks-teks dari ajaran- ajaran Agama Islam, serta disiplin mental
spiritual sebagaimana pengaruh dari Timur Tengah, kepada pemahaman tujuan,
makna dan motivasi beragama Islam untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI; (2)
perubahan dari cara berpikir tekstual, normatif, dan absolutis kepada cara berpikir
historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran
dan nilai-nilai agama Islam; (3) perubahan dari tekanan pada produk atau hasil
pemikiran keagamaan Islam dari para pendahulunya kepada proses atau
metodologinga sehingga menghasilkan produk tersebut; dan (4) perubahan pada
pola pengembangan kurikulum PAI yang hanya mengandalkan pada para pakar

1
Henny Kusumawati. Glokalisasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah
Keagamaan Di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. 6_ No. 2 Juli 2019.
Hlm 105

1
dalam memilih dan menyusun isis kurikulum PAI kearah keterlibatan yang luas dari
para pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk mengidensifikasi tujuan PAI dan
cara-cara mencapainya.

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan


(MA) yang belum terlaksana secara optimal. Dengan upaya serius untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan agama Islam secara
bersamaan di sekolah, hanya sebagian kecil saja barangkali sekolah yang mampu
melakukan perubahan dengan melakukan berbagai inovasi melalui pengembangan
KTSP PAI. Pengembangan kurikulum PAI dalam hal ini dapat diartikan sebagai; 1)
Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI, atau 2) proses mengaitkan satu komponen
dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik; dan/atau
3) kegiatan penyusunan (desain) pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan
kurikulum PAI. Karena itu menjadi sangat lazim bila pengembangan kurikulum
PAI mengalami perubahan paradigma sekalipun terkadang dibeberapa bagian
masih mempertahankan paradigma lama. Perubahan itu terlihat; 1) Arah orientasi
pembelajaran, 2) perubahan dari cara berpikir normatif dan tekstual menuju cara
berpikir empiris dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran dan
nilai-nilai Islam, 3) pola organisasi kurikulum yang lebih mengarah kepada
kurikulum integrated, dan 4) perubahan model pengembangan kurikulum, dari pola
pengembangan yang mengandalkan para ahli kepada keterlibatan stake holder
dalam pengembangan kurikulum PAI dan strategi pencapaiannya. 2 bahan evaluasi
dalam pengambilan kebijakan oleh pihak sekolah, dan para pengambil kebijakan
dinas terkait, para guru dan siswa agar pembelajaran lebih bermakna, dan tujuan
pendidikan Islam tercapai yaitu insan kamil yang mampu memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam secara komprehensip.

2
Henny Kusumawati. Glokalisasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah
Keagamaan Di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. 6_ No. 2 Juli 2019.
Hlm 110

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Dasar Kurikulum PAI pada SMA dan MA?
2. Bagaimana Perkembangan Kurikulum PAI pada SMA dan MA?
3. Bagaimana Perbedan Kurikulum PAI pada MA dan SMA ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Dasar Kurikulum PAI pada SMA dan MA
2. Untuk mengetahui Perkembangan Kurikulum PAI pada SMA dan MA
3. Untuk Mengetahui Perbedaan Kurikulum PAI pada MA dan SMA

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Kurikulum PAI pada SMA dan MA

1. Undang-Undang Dasar 1945

Pasal 31:

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

Dalam hal mendapatkan pendidikan, semua warga negara berhak


mendapatkan pelayanan pendidikan yang layak, tanpa membedakan status sosial
baik kaya, miskin, rakyat jelata semua mempunyai hak yang sama dalam
mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tujuan negara yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Begitu mulianya amanat UUD 1945 ini. Untuk
mewujudkan lembaga pendidikan yang bermutu diperlukan aturan yang jelas,
sarana dan prasarana serta guru yang profesional. Untuk mewujudkan semua itu
pemerintah memberikan keleluasaan/otonomi untuk mengatur rumah tangga
sekolah/madrasahnya sendiri, yang dituangkan lewat kebijakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Bagian integral dari kebijakan tersebut adalah
keleluasaan sekolah/madrasah untuk menyusun kurikulum di lembaga tersebut
sesuai dengan karakteristik, situasi kondisi serta kebutuhan dimana sekolah/
madrasah itu berada.3

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan


nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Keimanan, Ketaqwaan, serta akhlak mulia adalah adalah pokok-pokok ajaran
agama khususnya pada agama Islam. Berpijak dari itu maka dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah menyelenggarakan system
pendidikan nasional yang yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama tersebut. Islam

3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai
Pustaka, Jakarta, 2005, hlm, 160.

4
adalah agama mayoritas yang dianut warga negara Indonesia, maka selayaknyalah
maka perhatian pemerintah terhadap Pendidikan Agama Islam mendapat perhatian
yang tinggi. Sebagai pengejawantahannya maka pemerintah mewajibkan
mengajarkan pendidikan agama Islam pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan.

2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS

(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:4

a. peningkatan iman dan takwa;

b. peningkatan akhlak mulia;

c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;

d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;

e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

f. tuntutan dunia kerja;

g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

h. agama;

i. dinamika perkembangan global; dan

j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Pasal 37

(1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:

a. pendidikan agama;

b. pendidikan kewarganegaraan;

c. bahasa;

4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai
Pustaka, Jakarta, 2005, hlm, 160.

5
d. matematika;

e. ilmu pengetahuan alam;

f. ilmu pengetahuan sosial;

g. seni dan budaya;

h. pendidikan jasmani dan olahraga;

i. keterampilan/kejuruan; dan

j. muatan lokal.

Pada pasal tersebut diatas, menegaskan dengan jelas bahwa pemerintah


mengamanatkan kepada lembaga pendidikan bahwa pengembangan setiap lembaga
yang menyelenggarkan pendidikan dasar (SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB/Paket
B) dan pendidikan menengah (SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C) dalam menyusun
kurikulum wajib memuat : pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan,
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan
budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan dan muatan lokal
hal ini berarti meskipun kurikulum disusun oleh lembaga pendidikan, komite
sekolah dan elemen-elemen lain yang terkait dengan pendidikan berdasarkan jalur
dan jenjangnya, tidak serta merta lembaga pendidikan tersebut menyusun
kurikulum seenaknya sendiri. Akan tetapi pengembangan tersebut harus mengacu
pada kebijakan pemerintah yang sudah ditetapkan dalam standar nasional
pendidikan.

3...Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standard Nasional


Pendidikan (SNP)

Pasal 6

(1) Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :5

5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka,
Jakarta, 2005, hlm, 164

6
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

d. Kelompok mata pelajaran estetika;

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

Pada pasal tersebut diatas dietgaskan bahwa kurikulum SMA harus mencakup mata
pelajaran Agama dan Akhlak Mulia.

4. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010


Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah

Pasal 7

(1) Kurikulum Pendidikan Agama disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh


satuan pendidikan sesuai Standar Nasional Pendidikan.

(2) Kurikulum Pendidikan Agama dikembangkan dengan memperhatikan potensi


dan sumber daya lingkungan sekolah dan daerah.

(3) Sekolah dapat menambah muatan kurikulum pendidikan agama berupa


penambahan dan/atau pendalaman materi, serta penambahan jam pelajaran
sesuai kebutuhan.

(4) Kurikulum Pendidikan Agama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) disahkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Dari beberapa pasal-pasal tersebut dapat dipahami bahwa pengembangan


kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai: (1) kegiatan
menghasilkan kurikulum PAI; atau (2) peroses yang mengaitkan suatu komponen
dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik; dan/atau
(3) kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan
kurikulum PAI.

Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum PAI tersebut ternyata


mengalami perubahan–perubahan paradigma, walaupun dalam beberapa hal

7
tertentu paradigma sebelumnya masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Hal ini
dpat dicermati dari fenomena berikut: (1) perubahan dari tekanan pada hapalan dan
daya ingat tentang teks-teks dari ajaran- ajaran Agama Islam, serta disiplin mental
spritual untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI; (2) perubahan dari cara berpikir
tekstual, normatif, dan absolutis kepada cara berpikir historis, empiris, dan
kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama
Islam; (3) perubahan dari tekanan pada produk atau hasil pemikiran keagamaan
Islam dari para pendahulunya kepada proses atau metodologinga sehingga
menghasilkan produk tersebut; dan (4) perubahan pada pola pengembangan
kurikulum PAI yang hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan
menyusun isis kurikulum PAI kearah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru,
peserta didik, masyarakat untuk mengidensifikasi tujuan PAI dan cara-cara
mencapainya. Kurikulum PAI SMA dan jajaran yang sederajad meliputi subtansi
pembelajaran PAI dalam satu jenjang pendidikan yang ditempuh selama tiga tahun
tahun atau enam semester yaitu kelas X, XI dan XII dan kurikulumnya disusun
berdasarkan standar Kompetensi lulusan dan standar kompetensi pelajaran.

B. Perkembangan Kurikulum PAI pada SMA dan MA

Sebelum menuju pada hakikat pengembangan kurikulum Pendidikan


Agama Islam (PAI), Oemar Hamalik berpendapat bahwa pengembangan kurikulum
adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang
luas dan spesifik Proses pengembangan kurikulum tersebut berhubungan dengan
6
seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar.
Adapun pengembangan kurikulum dalam pandangan Muhaimin dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan kurikulum, atau proses yang mengaitkan
satu komponen dengan komponen lainnya untuk menghasilkan suatu kurikulum
yang baik, atau kegiatan penyusunan, implementasi dan evaluasi serta kegiatan
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum). Dari dua pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum adalah kegiatan penyusunan,
implementasi dan evaluasi serta kegiatan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.

6
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, cet. Ke-6. Bandung: PT
remaja Rosda Karya. 2016 hlm 24

8
Sementara itu, menurut Abdul Majid Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mcengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar
umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.7 Pengembangan
kurikulum PAI menurut Muhaimin adalah kegiatan menghasilkan Kurikulum PAI
dengan mengaitkan satu komponen dengan komponen lainnya berupa kegiatan
penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI
untuk menghasilkan Kurikulum PAI yang lebih baik. Jadi, pengembangan
kurikulum PAI bisa diartikan sebagai kegiatan penyusunan, implementasi dan
8
evaluasi serta kegiatan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum PAI.
Pengembangan kurikulum dilakukan di beberapa tingkat sebagai berikut. a. Tingkat
Makro, yaitu tingkat nasional dan mencakup Tri pusat pendidikan b. Tingkat
institusi, yaitu tingkat sekolah c. Tingkat mata pelajaran, yaitu penyusunan silabus
oleh kelompok musyawarah guru matapelajaran (MGMP), pusat kegiatan guru
(PKG), Tingkat pembelajaran di kelas, yaitu penyusunan program pembelajaran
oleh guru, seperti paket modul, paket belajar, paket berprogram dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).9

Pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran. Selanjutya,


kurikulum memiliki beberapa komponen yang slaing terikat satu sama lain.
Komponen kurikulum ada empat yaitu tujuan, bahan pelajaran, proses, dan
penilaian. Sementara itu Hasan Langgulung membagi komponen kurikulum
menjadi empat juga yaitu: tujuan pendidikan, isi atau kandungan pendidikan,
metode pengajaran, dan metode penilaian. 10 Pendidikan Agama Islam diberikan
dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi

7
Abdulloh. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta: 2010 Ar-ruzz
Media. Hlm 33
8
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja
Grafido Persada, 2007 hlm 39
9
Abdulloh. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta: 2010 Ar-ruzz Media.
Hlm 35

9
untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. dan berakhlak
mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti,
etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun
sosial. Tujuan dari kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA/MA yaitu:

a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan


pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keilmuan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas. Adapun ruang lingkup kurikulum Pendidikan Agama Islam
(PAI) meliputi aspek-aspek Al-Qur’an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih,
Tarikh dan Kebudayaan Islam. Pendidikan Agama Islam menekankan
keseimbangan, keselarasan dan keserasian antar hubungan manusia dengan
Allah SWT., hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan
manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan sekitarnya.

C. Perbedaan Kurikulum PAI pada MA dan SMA

Kurikulum pendidikan Islam adalah salah satu kunci dalam pembentukan


akhlak peserta didik. Seperti diketahui, tujuan dari kurikulum pendidikan Islam
menitik beratkan kepada pemanfaatan hidup manusia tidak hanya didunia tetapi
juga di akhirat Nilai-nilai keagamaan yang harus ditanamkan kepada peserta didik
didasarkan kepada sumber utama ajaran Islâm yaitu AlQur’an dan Hadis. Rumusan
mengenai kurikulum pendidikan Islam termuat dalam pelaksanaan madrasah.
Program Kagamaan di Madrasah Aliyah merupakan program tambahan pelajaran
keagamaan dalam bentuk pendalaman minat keagamaan yang diberikan kepada
peserta didik yang mengambil peminatan keagamaan. Oleh karena itu, Madrasah
Aliyah penyelenggara program keagamaan ini menggunakan struktur kurikulum
yang berlaku di Madrasah Aliyah pada umumnya dengan tambahan pendalaman

10
minat keagamaan. Program keagamaan yang diselenggarakan di Madrasah Aliyah
masuk dalam beban belajar/struktur kurikulum Madrasah Aliyah pada mata
pelajaran keagamaan dan untuk Madrasah Aliyah Penyelenggara Program
Keagamaan ditambah dengan materi pendalaman minat keagamaan. Madrasah
Aliyah Keagamaan dapat disebut sebagai salah satu lembaga yang mewadahi
tentang bagaimana pembentukan siswa dengan kepribadian ISLAMI (Ikhlas, Sabar,
Lillah, Amanah, Maunah, dan Islah) yang memiliki ilmu teknologi dan kualitas
yang mampu bersaing dalam globalisasi tanpa meninggalkan budaya daerah. 10

Madrasah Aliyah adalah jenjang pendidikan formal yang posisinya atau


tingkatannya setara dengan SMA. Selain itu, MA adalah lembaga pendidikan yang
dikelola oleh Kementerian Agama. Madrasah Aliyah ini ada yang swasta (dimiliki
oleh yayasan/badan/perseorangan) dan ada yang negeri (dimiliki oleh negara). Jadi
tidak semua Madrasah Aliyah dimiliki oleh negara sama seperti SMA ada yang
negeri dan ada yang swasta. Untuk madrasah yang dimiliki oleh negara namanya
adalah Madrasah Aliyah Negeri atau biasa disingkat MAN Itu tadi sedikit
penjelasan tentang MA yang perlu kalian ketahui. Selanjutnya mari kita pahami
perbedaan antara Madrasah Aliyah (MA) ini dengan SMA. Banyak orang yang
menganggap kalau MA itu sama dengan SMA, dan tidak bisa membedakan antara
keduanya. Biasanya alasan mereka yang bilang begitu didasari oleh persamaan
jurusan yang ada di SMA yang juga ada di MA.

Beberapa hal yang membedakan pembelajaran di MA dengan SMA yang


jarang orang ketahui yaitu, diantaranya: 11

1. Dikelola Kementerian Agama

Instansi pendidikan seperti SMA, SMK, SMP dan sederajat pasti ada di bawah
naungan kementerian pendidikan dan kebudayaan. Tapi ternyata tidak semuanya
begitu, contohnya seperti Madrasah Aliyah ini. Seperti yang sudah dijelaskan

10
Henny Kusumawati. Glokalisasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah
Keagamaan Di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. 6_ No. 2 Juli 2019.
Hlm 110

11
https://kanalkosong.blogspot.com/2018/05/ini-yang-membedakan-ma-
dengansma.html Diacses pada Selasa, 22 November 2022. 06:11 WIB.

11
sebelumnya, Madrasah adalah lembaga pendidikan yang posisinya berada di bawah
naungan kementerian agama. Berbeda dengan sekolah-sekolah umum yang lain.
Jadi, Kementerian Agama lah yang mengurus dan mengatur segala hal yang di
butuhkan oleh MA, baik itu sarana prasarana, buku pelajaran, hingga materi ajar.
Meskipun begitu, dalam berbagai hal seperti dalam hal seperti, kurikulum, ujian
nasional, dan standar kompetensi/ SKL tetap mengikuti kementerian pendidikan
dan kebudayaan.

2. Merupakan Sekolah Islam


Madrasah Aliyah adalah sekolah umum yang dalam menjalankan kegiatan
pembelajarannya disertai dengan penanaman dan penerapan nilai-nilai serta ilmu
islam. Jadi, disini para siswa dilatih agar lebih terbiasa menjalankan aktvitas sambil
mempraktekan ajaran islam dengan baik mulai dari hal dasar seperti, cara
berpakaian, bertutur kata, beribadah. Yang didukung suasana sekolah yang islami.
Ini tentu sangat berbeda dengan SMA yang lebih menerapkan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat secara umum.Oleh karena itu MA ini bisa kita sebut sebagai
sekolah islam atau sekolah yang islami.
3. Pelajaran Agamanya Lebih Banyak (Agama Islam)
Pelajaran agama islam di MA jam pelajarannya lebih banyak dari SMA bukan
hanya jamnya, materinya pun sedikit lebih banyak dari SMA, atau lebih tepatnya
lebih dalam yang dipelajari seperti fikih, Al Qur'an Hadist dan lainnya. Berbeda
dengan dengan SMA yang mungkin lebih sedikit porsinya dibanding MA.
Sebenarnya materi agama yang diajarkan di SMA dan MA tidak jauh berbeda hanya
saja di MA untuk materi agamanya dikembangkan dan ditambah oleh kementerian
agama dari materi dasar yang sudah ditentukan dalam kurikulum. Jadi, lebih
banyaklah yang harus dipelajari.12
4. Ada Mata Pelajaran Bahasa Arab

Adanya mapel bahasa arab inilah yang menjadi salah satu pembeda antara
SMA dengan MA. Bahasa arab adalah salah satu dari tujuh mata pelajaran wajib
yang diajarkan di MA. Mapel ini tidak akan didapatkan oleh kamu apabila
bersekolah di SMA karena memang, untuk sekolah formal, pelajaran ini hanya

12
Ibid

12
diajarkan di Madrasah (secara wajib), dan MA merupakan salah satunya.
Keberadaan mapel bahasa arab ini tentu bukan hal yang aneh karena MA adalah
sekolah yang menjadikan ilmu agama sebagai ilmu utama yang harus dikuasai oleh
anak-anak MA, dan kebanyakan materi yang harus dipelajari berbahasa arab jadi,
untuk dapat memahami dengan baik semua materi tersebut tentu sudah sewajarnya
mereka harus belajar bahasa arab juga.

5. UAMBN

Setelah memasuki semester akhir, kelas tiga SMA sebelum dapat dinyatakan
lulus kita harus mengikuti tes ujian terlebih dahulu. Hampir sama seperti yang kita
alami saat kelas enam SD dan kelas tiga SMP. Umumnya ada dua ujian yang harus
diikuti yaitu, ujian nasional dan ujian sekolah. Namun, Madrasah Aliyah itu
berbeda. Setelah memasuki semester akhir di kelas tiga MA selain mengikuti ujian
nasional dan ujian sekolah masih ada satu ujian lagi yang harus diikuti yaitu, ujian
madrasah atau yang biasa dikenal UAMBN (Ujian Akhir Madrasah Berstandar
Nasional). Mapel yang diujikan dalam UAMBN hanya mapel keagamaan saja, tidak
termasuk mapel umum seperti matematika, bahasa inggris dan lainnya. mapelmapel
itu diantaranya, Al-Qur'an Hadist, Fikih, dan Sejarah kebudayaan Islam.13

6. Jurusan Keagamaan sesuatu yang tidak akan kalian temui di SMA


yaitu, jurusan keagamaan. Umumnya di SMA kita mengenal ada 3 jurusan
peminatan yaitu IPA, IPS, dan Bahasa. Kalau di MA ada empat yaitu IPA, IPS,
Bahasa, dan Keagamaan. Inilah yang salah satu hal lainnya yang membedakan
MA dengan SMA. Jadi untuk jurusan peminatannya bisa dibilang semua
jurusan peminatan yang disediakan di SMA juga ada di MA, hanya saja bedanya
kalau di MA jurusannya ditambah satu yaitu, jurusan keagamaan. Tapi satu hal
yang perlu diingat, tidak semua sekolah menyediakan keempat-empatnya,
terkadang karena keterbatasan tenaga pengajar dan sarana, hanya tiga
diantaranya saja yang bisa disediakan oleh beberapa sekolah. Di jurusan ini

13
Ibid

13
banyak mempelajari tentang ilmu-ilmu islam dan yang ilmu lain yang masih
berhubungan seperti, bahasa arab, hadist, fikih, dan ilmu tafsir.

BAB III

PENUTUP A. Kesimpulan
1. Dasar Kurikulum PAI pada SMA dan MA
a) Undang-Undang Dasar 1945.
b) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS
c) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standard
Nasional Pendidikan (SNP)
d) Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2010 Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah
2. Pengembangan kurikulum dilakukan di beberapa tingkat sebagai berikut. a.
Tingkat Makro, yaitu tingkat nasional dan mencakup Tri pusat pendidikan
b. Tingkat institusi, yaitu tingkat sekolah c. Tingkat mata pelajaran, yaitu
penyusunan silabus oleh kelompok musyawarah guru matapelajaran
(MGMP), pusat kegiatan guru (PKG), Tingkat pembelajaran di kelas, yaitu
penyusunan program pembelajaran oleh guru, seperti paket modul, paket
belajar, paket berprogram dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3. Beberapa hal yang membedakan pembelajaran di MA dengan SMA yang
jarang orang ketahui yaitu, diantaranya: dikelola Kementerian Agama,
adanya ekstra dalam pembelajaran keagamaan, adanya maple peminatan
agama, adanya UAMBN dl.

B. Saran
Demikian dengan isi makalah yang dapat kami sampaikan, apabila
ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala
kerendahan hati kami, kami sebagai pemakalah mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman diri kita tentang kontekstual
pendidikan islam. Terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh. 2010 Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,


Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Departemen Pendidikan Nasional, 2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta
Hamalik, Oemar. 2016. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, cet. Ke-
6. Bandung: PT remaja Rosda Karya.
Kusumawati Henny.2019. Glokalisasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Madrasah Aliyah Keagamaan Di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah
“Pendidikan Dasar” Vol. 6 No. 2
Muhaimin. 2007. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
PT
Raja Grafido Persada https://kanalkosong.blogspot.com/2018/05/ini-yang-
membedakan-ma-dengan-
sma.html

15

Anda mungkin juga menyukai