PENDIDIKAN INKLUSI
Tentang
Oleh
Methania Risvi
18129280
18 AT 14
Sebelum ada pendidikan inklusi model pendidikan khusus yang dilakukan adalah
model segregasi yang menempatkan anak berkelainan di sekolah-sekolah khusus dan
terpisah dari teman sebayanya. Sekolah ini memiliki kurikulum, metoda mengajar, sarana
pembelajaran, sistem evaluasi, dan guru yang khusus pula. Dari segi pengelolaan model
segregasi memang menguntungkan karena mudah bagi guru dan administrator, tapi bagi
siswa model ini tidak menjamin kesempatan bagi siswa berkelainan mengembangkan
potensi secara optimal karena kurikulum dirancang berbeda dengan kurikulum sekolah
biasa. Kelemahan lain pendidikan model segregasi relatif mahal.
Tujuan pendidikan inklusi menurut Raschake dan Bronson (Lay Kekeh Marthan,
2007: 189-190), terbagi menjadi 3 yakni sebagai berikut:
Penempatan anak secara permanen di SLB atau kelas khusus di sekolah regular
seyogyanya merupakan suatu kekecualian (Mulyono, 2003):
a. Untuk kasus-kasus tertentu di mana terdapat bukti yang jelas bahwa pendidikan di
kelas reguler tidak dapat memenuhi kebutuhan anak.
b. Bila diperlukan demi kesejahteraan anak yang bersangkutan.
c. Bila kehadiran ABK terbukti menggangu kesejahteraan anak-anak lain di sekolah
itu.
E. Keutamaan dan Sisi Positif Pendidikan Inklusif
a. Meningkatkan peluang pemenuhan hak pendidikan bagi semua (education for all).
b. Meningkatkan peluang pemenuhan hak belajar bagi ABK.
c. Proses pembelajaran emosi sosial bagi ABK.
d. Proses pembelajaran (emosi-sosial-spiritual) bagi orang-orang normal.
e. Pendidikan bagi ABK yang lebih mudah dan efisien.
Daftar Rujukan
Marthan, Lay Kekeh. 2007. Manajemen Pendidikan Inklusi. Jakarta: Dirjen Dikti.
UNESCO. 1994. The Salamanca Statement and Framework For Action on Special Needs
Education. Paris: Author.