Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENELITIAN PENDIDIKAN 1

Tentang :

“Makna dan Cara Mendapatkan Pengetahuan, Hakekat Ilmu Pengetahuan (Ontologi,


Epistemologi, Aksiologi dan Pengertian Dasar Keilmuan”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. Ahmad Fauzan 18129097


2. Kesy Lania Imanda 18129270
3. Nisa F. Linajmi 18129071
4. Rahmi Hanifah 18129030
5. Zahra Salsabila Nur’izza 18129218

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

Dr. Desyandri, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi besar kita yakni Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing
umatnya menuju era yang berpengetahuan seperti pada saat sekarang ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah PENELITIAN PENDIDIKAN 1
dengan judul “Filosofi Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan”. Penulis berharap dengan adanya
makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca terutama terhadap penulis sendiri. Penulis
juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing serta semua pihak yang
terlibat dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga makalah ini bisa
menjadi lebih baik kedepannya.

Padang, 7 September 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...……..………………………………………………………....... i

DAFTAR ISI………...……………..………………………………………...................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.………………..……………………………..................... 1


B. Rumusan Masalah……………..…………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan…………….……………………………………………………... 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Makna dan Cara Mendapatkan Pengetahuan........................................................... 3-5


B. Hakekat ilmu pengetahuan (ontology, epistemology, aksiologi) dan pengertian dasar
keilmuan (fakta, Konsep, Teori dan Hukum………………………………………. 6-8

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………….……..……………………………………… 9
B. Saran…………………………………………...……………………………………. 9

DAFTAR RUJUKAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berfikir mensyaratkan adanya pengetahuan (Knowledge) atau sesuatu yang diketahui


agar pencapaian pengetahuan baru lainnya dapat berproses dengan benar. Menurut
Langeveld pengetahuan ialah kesatuan subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui.
Dengan demikian pengetahuan selalu berkaitan dengan objek yang diketahui. Subjek adalah
individu yang punya kemampuan mengetahui (berakal) dan objek adalah benda-benda atau
hal-hal yang ingin diketahui. Individu (manusia) merupakan suatu realitas dan benda-benda
merupakan realitas yang lain, hubungan keduanya merupakan proses untuk mengetahui dan
bila bersatu jadilah pengetahuan bagi manusia. Di sini terlihat bahwa subjek mesti
berpartisipasi aktif dalam proses penyatuan sedang objek pun harus berpartisipasi dalam
keadaannya, subjek merupakan suatu realitas demikian juga objek, ke dua realitas ini
berproses dalam suatu interaksi partisipatif, tanpa semua ini mustahil pengetahuan terjadi.
Hal ini sejalan dengan pendapat Max Scheler yang menyatakan bahwa pengetahuan sebagai
partisipasi oleh suatu realita dalam suatu realita yang lain, tetapi tanpa modifikasi-modifikasi
dalam kualitas yang lain itu. Sebaliknya subjek yang mengetahui itu dipengaruhi oleh objek
yang diketahuinya.

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang diketahui tentang objek
tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu (Jujun S Suriasumantri,). Interaksi antara objek dengan
subjek menjadikan pemahaman subjek (manusia) atas objek menjadi jelas, terarah dan
sistimatis sehingga dapat membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
Pengetahuan tumbuh sejalan dengan bertambahnya pengalaman, untuk itu diperlukan
informasi yang bermakna guna menggali pemikiran untuk menghadapi realitas dunia dimana
seorang itu hidup (Harold H Titus). Berlandaskan pada hal tersebut, maka dalam pembahasan
selanjutnya penyaji akan menguraikan makna serta hakekat dari pengetahuan tersebut.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana makna dan cara mendapatkan pengetahuan?


2. Bagaimana hakekat ilmu pengetahuan (ontologi, epistemologi, aksiologi) dan pengertian
dasar keilmuan (fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum)?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui makna dan cara mendapatkan pengetahuan.


2. Untuk mengetahui hakekat ilmu pengetahuan (ontologi, epistemologi, aksiologi) dan
pengertian dasar keilmuan (fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Dan Cara Mendapatkan Pengetahuan


1. Hakikat Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.
Secara terminologi pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui
manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Menurut Aristoteles pengetahuan bisa
didapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman. Menurut Notoatmodjo pengetahuan
merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan
konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.

Istilah pengetahuan digunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal sesuatu.


Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan
yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh karena itu,
pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui
tentang sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang
diketahuinya. Jadi dapat disimpulkan pengetahuan adalah segala perbuatan manusia untuk
memahami suatu objek yang dihadapinya,atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu
objek tertentu.

2. Berbagai Cara Memperoleh Pengetahuan


Menurut Babbie terdapat dua cara memperoleh pengetahuan sebagai berikut:

a. Melalui orang lain.


Orang lain memberitahukan kepada kita, baik secara langsung maupun melalui
media, dan apa yang diberitahukan itu kita terima sebagai sesuatu yang kita anggap
benar. Di keluarga, kita banyak memperoleh pengetahuan dari orang tua, sejak bayi
hingga dewasa. Di sekolah, kita memperoleh pengetahuan dari guru dan bacaan-
bacaan yang ada di perpustakaan. Dalam pergaulan di masyarakat, kita banyak
memperoleh pengetahuan dari teman atau orang lain yang kita jumpai. Melalui buku-

3
buku kita mendapat pengetahuan yang memperkaya diri. Pengetahuan yang diperoleh
dengan cara ini disebut agreement reality.

b. Pengalaman diri sendiri secara langsung


Orang mengatakan bahwa pengetahuan adalah guru yang baik, pengetahuan dari
pengalaman diperoleh dengan mempelajari pengalaman kita sendiri. Pengalamn kita
setiap hari jika direnungkan kembali akan memberikan banyak pengetahuan. Oleh
karena itu janganlah langsung tidur pada malam hari sebelum merenungkan
pengalaman hari itu untuk di syukuri dalam doa. Pengetahuan yang diperoleh dengan
cara ini disebut riential reality.

Ada beberapa cara yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan diantaranya:

a. Metode Keteguhan ( Tenacity)


Dengan metode ini orang menerima suatu kebenaran karena merasa yakin akan
kebenarannya. Unsur keyakinan dalam metode ini. Bahwa manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan dan bukan berasal dari monyet, diterima sebagai kebenaran karena
keyakinan agama. Contoh sebagai umat muslim, kita yakin bahwa berbohong,
mencuri, berkhianat, melakukan hubungan di luar nikah itu adalah dosa.
b. Metode otoritas
Sesuatu diterima sebagai kebenaran karena sumbernya mempunyai otoritas untuk
itu. Bahwa alam semesta adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa diterima sebagai
suatu kebenaran karena sumbernya adalah Alkitab. Pertanyaan dari seorang tokoh
tertentu juga diterima sebagai kebenaran karena ia mempunyai keahlian di bidang itu
dan terdapat sumbernya. Contoh: seorang hakim dalam memutuskan perkara tentulah
beliau menggunakan acuan sebelum menjatuhkan hukuman tidak dengan seenaknya
sendiri. Dan acuan tersebut terwujud.
c. Metode A Priori atau Intuisi
Sesuatu diterima sebagai kebenaran semata-mata berdasarkan intuisi artinya daya
atau kemampuan atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari, hanya

4
bisikan hati, gerak hati, atau juga bisa di namakan fileng. Contoh: meyakini perasaan
cinta pada seseorang, perasaan benci dan dendam kepada orang lain.
d. Metode Tradisi/ Kebiasaan
Seseorang menerima kebenaran dari tradisi yang berlaku di dalam lingkungannya.
Contoh: seperti masyarakat pedesaan yang setiap tahun mengadakan ritual sedekah
bumi maupun sedekah laut. Hal tersebut sebagai perwujudan syukur kepada
penguasa langit dan bumi. Mereka meyakini jika tidak melakukan ritual tersebut
maka akan terjadi bencana.
e. Metode Trial And Error
Pengetahuan dengan cara ini diperoleh melalui pengalaman langsung. Sesuatu
yang dianggap benar diperoleh hasil dari serangkaian percobaan yang tidak
sistematis. Mula-mula dicoba, hasilnya salah, dicoba lagi sampai akhirnya ditemukan
yang benar. Contoh: penelitian yang dilakukan Thomas Edision ( penemu listrik),
Albert Eintein yang selalu mengalami kegagalan dalam menemukan pengetahuan.
Hingga akhirnya penemuan itu menjadi sebuah pengetahuan yang menggemparkan
dunia sampai sekarang ini.
f. Metode Metafisik
Suatu pengetahuan yang dianggap benar diperoleh secara metafisik. Jawaban
terhadap masalah yang ditemukan dalam dunia empiris dicari di dalam dunia
supranatural, di dalam dunia transedden ( di luar daya nalar atau kesanggupan
manusia). Pengetahuan yang diperoleh dari ajaran agama atau kepercayaan. Contoh:
menggunakan jimat ( cincin, keris, sabuk dan lain-lain) akan mendatangkan rejeki
ataupun dapat menghindarkan dari bahaya.
g. Metode ilmiah
Metode ini dilakukan melalui proses deduksi dan induksi. Permasalahan dan
jawaban ditemukan di dalam dunia empiris ( pengalaman) melalui proses deduksi dan
induksi yang dilakukan secara sistematis. Moh. nazir menyebutkan enam kriteria
dalam metode ini, yaitu berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan
prinsip-prinsip analisis, menggunakan hipotesis, menggunakan ukuran obyektif, dan
menggunakan teknik kuantitatif.

5
B. Hakekat Ilmu Pengetahuan(Ontologi,Epistemologi,Aksiologi) Dan Pengertian Dasar
Keilmuan(Fakta,Konsep,Prinsip,Teori Dan Hukum)

1. Hakekat Ilmu Pengetahuan(Ontologi, Epistemologi, Aksiologi)


Ilmu pengetahuan merupakan usaha yang berkaitan dengan pengetahuan dan
pemahaman tentang fenomena alamiah. Masalah pengetahuan berkisar pada tiga hal,
yaitu mengenai apa disebut dengan ontologis, bagaimana mengetahui disebut dengan
epistemologi, dan untuk apa pengetahuan itu disebut dengan aksiologi
a. Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta onta
berarti “yang berada”, dan logi berarti “ilmu pengetahuan atau ajaran”. Maka ontologi
adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan.
b. Epistemologi
Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang
metode dan dasar-dasar pengetahuan.
Beberapa ahli yang mencoba mengungkapkan definisi epistemologi:
P. Hardono Hadi. Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari dan
mencoba menentukan kodrat dan skope pengetahuan, pengandaian-pengandaian
dan dasarnya, serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan
yang dimiliki.
- D.W Hamlyin
Epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan
lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian – pengandaian serta secara umum
hal itu dapat diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang memiliki
pengetahuan.
- Dagobert D. Runes
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas, sumber, struktur,
metode-metode, dan validitas pengetahuan.
- Azyumardi Azra
Epistemologi sebagai ilmu yang membahas keaslian, pengertian, struktur,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan.

6
Jadi dapat disimpilkan bahwa epistemologi adalah pembahasan mengenai cara atau
metode untuk mendapatkan pengetahuan.

c. Aksiologi
Istilah aksiologi berasal dari kata axio dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu
yang berharga, dan logos artinya akal, teori. Aksiologi artinya teori nilai,
penyelidikan mengenai kodrat, kriteria dan status metafisik dari nilai. Menurut Jujun
S.Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
ilmu pengetahuan yang diperoleh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aksiologi
adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai
khususnya etika. Menurut Wibisono aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur
kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta
penerapan ilmu.

Pengertian Dasar Keilmuan(Fakta, Konsep, Prinsip, Teori Dan Hukum)


a. Fakta
Fakta adalah suatu realitas yang ada di suatu tempat dan dalam waktu tertentu
tentang apa yang kita amati (lihat ,dengar, raba ,cicip dan cium). Realitas yang kita
amati itu bisa berupa kejadian, benda simbol sifat dan lain sebagainya. Fakta dapat
dipahami dalam tiga bentuk; pertama fakta yang berupa benda seperti batu, pohon,
orang dan sebagainya. Kedua berupa situasi atau kondisi  seperti panas, kotor, bising
dan sebagainya. Ketiga peristiwa atau kejadian seperti kebakaran, perkelahian dan
proses lainnya. Fakta bersifat objektif.

b. Konsep
Konsep dapat dipahami sebagai gambaran umum dari suatu ide atau gagasan dari
sistem penalaran. Biasanya gambaran umum itu sifatnya abstrak. Misalnya meja,
hakikat dari   “konsep meja” yakni adanya kaki dan dataran. Boleh saja kakinya
minimal satu dan maksimalnya boleh empat atau lebih. Begitu pula datarannya,
boleh bundar atau persegi.

7
c. Prinsip
Prinsip, dapat dipahami sebagai ketentuan yang harus ada atau harus dijalankan
atau suatu aturan umum yang dijadikan sebagai panduan( misalnya untuk dasar
perilaku). Prinsip berfungsi sebagai dasar (pedoman) bertindak, bisa saja sebagi
acuan proses dan dapat pula sebagai target capaian. Prinsip biasanya mengandung
hukum causalitas atau hubungan sebab dan akibat.Sebagai contoh bila permintaan
meningkat maka pasokan juga meningkat. Apapun pekerjaan kita waktu untuk
bersantai atau rilek harus ada. Apa saja yang akan kia bangun asalkan mendatangkan
kesejahteraan bagi masyarakat.

d. Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar
variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.

e. Hukum
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah laku
manusia agar tingkah laku manusia dapat terkontrol. Hukum merupakan aspek
terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. Hukum
mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengetahuan adalah segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang
dihadapinya,atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Menurut Babbie
terdapat dua cara memperoleh pengetahuan sebagai yaitu melalui orang lain dan pengalaman
diri sendiri secara langsung. Kemudian ada beberapa cara atau metode yang digunakan untuk
memperoleh pengetahuan antara lain metode keteguhan ( tenacity), metode otoritas, metode
A priori atau intuisi, metode tradisi/ kebiasaan, metode trial and error, metode metafisik, dan
metode ilmiah. Masalah pengetahuan berkisar pada tiga hal, yaitu ontologis, epistemologi,
dan aksiologi. Ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan.
Epistemologi adalah pembahasan mengenai cara atau metode untuk mendapatkan
pengetahuan. Dan aksiologi artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria dan
status metafisik dari nilai. Adapun Dasar dari keilmuan yaitu fakta, konsep, prinsip, teori dan
hukum. Fakta adalah suatu realitas yang ada di suatu tempat dan dalam waktu tertentu
tentang apa yang kita amati. Konsep dapat dipahami sebagai gambaran umum dari suatu ide
atau gagasan dari sistem penalaran. Prinsip, dapat dipahami sebagai ketentuan yang harus ada
atau harus dijalankan. Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan. Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi
tingkah laku manusia agar tingkah laku manusia dapat terkontrol.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, yang membahas tentang filosofi dasar-dasar penelitian
pendidikan diharapkan mampu menambah wawasan kita sebagai calon pendidik dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kritik dan saran yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

9
DAFTAR RUJUKAN

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia

Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa Dan Sastra. Surakarta: Yuma
Pustaka.

https://www.academia.edu/7155203/Ontologi_Epistemologi_dan_Aksiologi_sebagai_Landasan_
Penelaahan_Ilmu.

10

Anda mungkin juga menyukai