Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH METODE ILMIAH

MATA KULIAH ILMU ALAMIAH DASAR

Dosen pengampu: Uun Kurnaesih S.PdI,MSI

Disusun oleh:

Husnul Khotimah - 2022010057

Yazid Hilal Yahya – 202201014

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS AL KHAIRIYAH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam memahami metode ilmiah.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
milki masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan bagi para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Cilegon 12 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

a. Latar Belakang Masalah

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

A.Pengertian Metode Ilmiah......................................................................................... 2

B.Cara Memperoleh Pengetahuan dan Syarat Pengetahuan Ilmiah............................. 3

C.Sikap Ilmiah.............................................................................................................. 6

D.Langkah-Langkah Oprasional Metode Ilmiah.......................................................... 7

E.Kelebihan dan Keterbatasan Metode Ilmiah............................................................. 9

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 11

A.Kesimpulan............................................................................................................... 11

B.Kritik dan Saran........................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan menurut Pudjawidjana (1983), adalah reaksi dari manusia atas


rangsangnya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera
dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan sebuah objek tertentu. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka
pengetahuan tadi harus dipilih menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan dan
disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman
tadi bias diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.

Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan


menggunakan metode tertentu, tidak sembarangan. Sistematis, berarti dalam usaha
menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh
menggunakan cara terpadu. Cara yang teratur, sistematis, dan terkontrol tersebut
adalah metode ilmiah.

B.Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakng tersebut, maka rumusan masalah dari pembahasan


ini adalah:

1.Pengertian metode ilmiah?

2.Syarat suatu pengertian dikatakan ilmiah?

3.Cara untuk memperoleh pengetahuan yang benar?

4.Sikap-Sikap ilmiah?

5.Langkah-Langkah oprasional ilmiah?

6.Keterbatasan dan Keunggulan metode ilmiah

C.Tujuan Penulisan

Tujuan umum dari makalah ini adalah memberi pengetahuan dan wawasan
mengenai metode ilmiah, sikap ilmiah, serta langkah-langkah pembuatan metode
ilmiah bagi masyarakat

1
BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Metode Ilmiah

Metode adalah suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
suatu maksud atau cara untuk mencapai suatu pengetahuan. Sedangkan kata
ilmiah adalah suatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami
berdasarkan bukti fisis. Dari penjelasa tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
ilmiah adalah proses keilmuan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis.

Menurut Almack (1939), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-


prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Ostle
(1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah metode ilmiah adalah pengejaran
terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi. Metode ilmiah juga
merupakan suatu tahapan tertentu yang harus dikerjakan oleh seorang ilmuan
dalam melakukan suatu penenlitian yang juga didukung oleh hipotesis.

Hubungan antara Penelitian dan Metode adalah ilmiah sangat erat atau bahkan
tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan
kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam
mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian,
mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan
sebagainya, akan lebih mudah menjawab.

Beberapa tujuan penggunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara


lain :

1.Meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil


kesimpulan maupun dalam menerepkan prinsip-prinsip yang ada.

2.Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang


memuaskan.

2
3.Menguji hasil penenlitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang
objektif.

4.Memecahkan atau menenukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih


teka teki.

5.Mengorganisasikan fakta.

Selain tujuan, terdapat pula manfaat yang diperoleh dari metode ilmiah.
Berikut manfaat dari metode ilmiah :

1.Untuk menghasilkan penemuan berguna,

2.Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,

3.Untuk memecahkan suatu masalah dengan penalaran,

4.Untuk mengungkapkan kembali rahasia alam yang terungkap.

B.Cara Memperoleh Pengetahuan dan Syarat Pengetahuan Ilmiah

Manusia merupakan makhuk hidup yang memilki naluri, nalari dan nurani.
Dengan nalari, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan
penalaran, pemikiran logis, dan analisis, berdasarkan kemampuan tersebut maka
pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin
tahu tentang yang lainnya, sehngga rasa ingin tahu manusia terus berkembang
(coriousity). Dengan nurani, manusia selalu berbuat baik untuk dirinya dan
lingkungannya.

Dengan akal yang dimiliki manusia, pengetahuan diturunkan dari suatu


generasi ke generasi berikutnya, Informasi mengenai sesuatu yang didapat
tersebut bias disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya. Dengan
menggunakan pengetahuan yang ada maka manusia yang ingin tahu, terutama
tentang benda yang berada di sekililingnya, alam jagad raya beserta isinya bahkan
dirinya sendiri.

Pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan


cara berfikir dan alat bantu yang ada pada saat itu, sebagai contoh adalah pada
3
zaman Babilonia 700-600 SM, karena keterbatasan alat indra manusia sebagai alat
bantu utama maka landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari
pengamatan maupun pengalaman, namun sebagian lainnya dari dugaan, imajinasi,
kepercayaan atau mitos. Pola pikir yang lebih maju adalah penggabungan antara
pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional.

Berbagai cara dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik


baik dengan cara pendekatan non-ilmiah pseudo sciene, sains semu dan ilmiah.
Cara memperoleh pengetahuan dengan sains semu adalah dengan mengendalikan
perasaan, keyakinan dan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat. Karena hal
itu, pengetahuan yang diperoleh bisa benar dan bias juga salah seperti pada cara
prasangka instuisi, serta tidak efesien karena harus mencoba-ralat (trial dan eror)
tanpa dasar dan kalaupun benar hanya kebetulan saja. Caranya antara lain :

1.Mitos, merpukan gabungan dari pengamatan, pengalaman, namun yang lainnya


berupa dugaan, imajinasi dan kepercayaan. Contohnya : Dongeng

2.Wahyu, merupakan komunikasi sang pencipta dengan makhluknya dan


merupakan pengetahuan yang disampaikan kepada umatnya. Manusia dalam
menerima pengetahuan ini bersifat pasif, dengan keyakinan bahwa semuanya
adalah benar. Wahyu merupakan kebenaran mutlak, tidak dapat dipertanyakan dan
diperdebatkan kebenarannya dengan akal saja.

3.Otoritas dan Tradisi, pengetahuan yang didapatkan secara tradisi untuk


menyatakan kebenaran. Contohnys : teori geosentris

4.Prasangka, berupa dugaan yang kemungkinan bias benar atau salah. Cara ini
hanya digunakan untuk mencari kemungkinan kebenaran.

5.Intuisi, merupakan kegiatan berfikir yang non-analik tanpa nalar tidak


berdasarkan pada pola berfikir tertentu, dan biasanya pendapat tersebut diperoleh
dengan cepat tanpa melalui proses yang difikirkan terlebih dahulu. Ungkapan
yang dikemukakan sering masuk akal akan tetapi belum tentu cocok dengan
kenyataan. Contohnya : ramalan binatang (astrologi).

6.Penemuan kebetulan, contohnya : hokum gaya gravitasi oleh newton, penemuan


penisilin oleh Flemming.
4
7.Trial dan Eror, merupakan serangkaian percobaan asal saja yang tidak disadari
oleh teori yang sebetulnya, Cara ini mengajarkan orang aktif mencoba meski tidak
tahu secara pasti usahanya tersebut akan berhasil. Cara coba-ralat juga disebut
sebagai cara aproksimasi dan koreksi.

Adapun cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan ilmiah ialah


dengan cara menggunakan metode ilmiah yang berdasarkan pada pemikiran
rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun referensi pengalaman sebelumnya.
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h3) akal sehat adalah serangkaian
konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi
kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat
digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukaan
hal yang benar, walaupun diisi lainnya dapat pula menyesatkan.

Berdasarkan metode ini, data atau fakta yang ada perlu diuji terlebih dahulu
sebelum kebenarannya. Oleh karenanya dengan cara ini suatu pengetahuan atau
fakta dapat diperbaiki bila ada kesalahan atau penemuan baru yang dapat
mengkoreksi pengetahuan sebelumnya. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau
kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
yang logis (McCleary,1998). Pengetahuan yang diperoleh dengan cara atau
metode ilmiah disebut ilmu atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan metode ilmiah.

Suatu pengetahuan untuk dapat dikatakan pengetahuan ilmiah memiliki


beberapa syarat yang harus dipenuhi. Menurut Karlina Supeli Laksono dalam
Filsafat Ilmu Pengetahuan (Epsitomologi) pada pascasarjana Universitas
Indonesia tahun 1998/1999, ilmu pengetahuan ilmiah harus memenuhi tiga syarat,
yaitu:

1. Sistematik, yaitu kesatuann teori-teori yang tersusun sebagai suatu system.

2. Objektif atau dikatakan pula sebagai intersubjektif, yaitu teori tersebut terbuka
untuk diteliti oleh orang lain/ahli lain, sehingga hasil penelitian bersifat universal.

3. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu mengandung kebenaran yang bersifat


universal, dengan kata lain dapat diterima oleh yang lain/ahli-ahli lain.

5
C.Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan
baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketentuan juga
keterbukaan. Mengapa dibutuhkan suatu sikap ilmiah? Sikap ilmiah merupakan
sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademi ketika menghadapi
persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan
mendapat hasil yang baik pula.

Didalam melakukan penelitian atau pengamatan tidak terlepas dari kegiatan


atau eskperimen. Eksperimen sangat menarik, tetapi juga sekaligus
membahayakan. Untuk itu, kita perlu mempunyai sikap dalam melakukan
pengamatan supaya dalam berekperimen dapat berjalan dengan baik.Sikap ilmiah
ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam seminar,
diskusi, loka karya, sara sehan, dan penulisan karya ilmiah.

Beberapa sikap ilmiah yang harus dimiliki adalah sebagai berikut :

1.Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Seseorang peneliti harus selalu memilki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap
objek yang terdapat di lingkungannya (peduli terhadap lingkungannya). Sikap
ingin tahu terlihat dari kebiasaan bertanya.

2.Jujur

Seseorang peneliti harus dapat menerima apapun hasil penelitiannya, dan tidak
boleh mengubah data hasil penelitiannya.

3.Objektif

6
Seseorang peneliti dalam mengemukakan hasil penelitiannya tidak boleh
dipengaruhi oleh perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan kenyataan (fakta)
yang ada.

4.Berpikir secara Terbuka

Seseorang peniliti mau menerima kritik dari orang lain, dan mendengarkan
pendapat orang lain.

5.Memiliki Kepedulian

Seseorang peneliti mau mengubah pendengarnnya ketika menemukan buku


yang baru.

6.Teliti

Seseorang peneliti dalam melakukan penelitian harus teliti dan tidak boleh
melakukan kesalahan, karena dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.

7.Tekun

Seseorang peneliti harus tekun dan tidak mudah putus as ajika menhadapi
masalah dalam penelitiannya.

8.Berani dan Santun

Seseorang peneliti harus berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi.

D.Langkah-Langkah Operasional Metode Ilmiah

Setiap metode yang digunakan pasti memiliki langkah-langkah yang harus


dituruti agar kita dengan mudah mendapatkan hasil yang kita inginkan. Berikut ini
adalah langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan metode ilmiah,
anatar lain:

7
1.Perumusan Masalah

Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada suatu hal.
Ketertarikan ini karena manusia memilki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik
pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita seperti pertanyaan apa,
mengapa, ataupun bagaimana. Jadi perumusan masalah berarti pertanyaan
mengenai suatu objek serta dengan adanya pertanyaan tadi dapat diketahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan objek tersebut. Penemuan masalah juga
merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga
masalah tersebut menjadi jelas Batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk
memecahkan masalah tersebut.

2.Pembuatan Kerangka berfikir

Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan


hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat
menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir
logis, analotis dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari
berbagai sumber infromasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau
dengan pengamatan langsung.

3.Penarikan hipotesis

Hipotesi merupakan dugaan, prediksi atau jawaban sementara terhadap suatu


permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Peneliti tersebut dapat pula
bersifat statistic dan hanya berupa probabilitas.

Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui


kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan
demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa
hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah
diketahui, hal itu disebutkan konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan

8
saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis
yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan
harus menunggu metode yang mungkin akan dating. Dalam penelitian, setiap
orang berhak menyusun hipotesis. Masalah yang dirumuskan harus relevan
dengan hipotesis yang diajukan.

4.Pengujian Hipotesis/eksperimen

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat


diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau
eksperiemen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka
untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti
mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis

5.Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan penelitian apakah sebuah hipotesis yang


diajukan itu ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap sebagai
bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi persyaratan keilmuwan.
Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan
pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya.

E. Kelebihan dan Keterbatasan Metode Ilmiah

Setiap metodeyang digunakan pasti memiliki kelebihan dan keterbatasan,


berikut ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan keterbatasan dari metode
ilmiah.

1.Kelebihan

- Metode ilmiah lebih bias di pertanggung jawabkan, karena di dalamnya bukti-


bukti yang konkret dan ada ukuran yang helas

- Jelas, dapat di buktikan dan dapat di amati langsung oleh alat indra manusia

9
- Dapat di jadikan suatu tolak-ukur untuk penelitian-penelitian selanjutnya (bila
tidak terdapat kesalahan).

- Mengajarkan pada manusia untuk menetap realita dan segala sesuatu yang ada.

- Logis, karena dapat di buktikan oleh semua orang.

- Mencintai kebenaran yang objektif dan bersikap adil.

- Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolute.

- Tidak percaya pada takhyul, astrologi, maupun untung-untungan.

- Ingin tau lebih banyak .

- Tidak berpikir secara prasangka. Tidak percaya begitu saja pada suatu
kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.

- Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan


ilmiahnya adalah benar.

2.Keterbatasan

- Bersifat sementara

-Sulit untuk memilih fakta yang benar-benar berkaitan dengan masalah yang akan
di pecahkan

- Metode ilmiah tidak mungkin bias menjangkau objek yang bersifat inmateri
(ghaib), di karenakan tidak adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas.

- Terlalu bergantung pada objek yang ada.

- Metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah. Sebagai
contoh, ilmuan mengatakan bahwa sushu diatas akan berubah seiring berubahnya
cuaca dan suhu.

- Kurang Valid, karena tidak semua hasil metode atau penelitian di suatu daerah
akan bisa di terapkan untuk daerah lain.

- Membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian secara berulang.

10
- Membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena setiap penelitian memerlukan
bantu berupa peralatan yang menggunakan teknologi canggih.

- Dapat terhapus atau tidak dipakai bila terbukti di temukan kesalahan dan bila
muncul teori lain yang di anggap lebih berguna.

- Cenderung kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio.

11
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan makalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat


diambil beberapa kesimpulan, antara lain :

1. Metode ilmiah adalah suatu proses keilmuan yang tujuannya memperoleh


sesuatu secara sistematis berdasarkan bukti fisis.

2. Metode ilmiah adalah suatu tahapan tertentu yang dilakukan oleh seorang
ilmuwan untuk melakukan suatu penelitian yang didukung dengan hipotesis

3. Manusia menggunakan otaknya untuk melakukan penalaran , dan berpikir


secara logis dan menganalisis sesuatu. Berdasarkan hasil dari penalaran dan
analisis yang dilakukan manusia itu akan melahirkan rasa ingin tahu yang benar
pada manusia, sehingga rasa ingin tahu manusia akan terus berkembang.

4. Dalam memperoleh pengetahuan, dikenal dua metode yaitu metode pendekatan


non-ilmiah dan ilmiah , yang masing-masing dari dua metode tersebut mempunyai
cara tersendiri dalam proses memperoleh pengetahuan.

5. Suatu ilmu pengetahuan dapat dikatakan ilmiah jika mempunyai 3 syarat, yaitu
sistematik, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Sikap ilmiah adalah suatu sikap menerima pendapat orang lain dengan baik dan
benar. Sikap ilmiah diperlukan oleh setiap ilmuwan untuk dapat melalui proses
penelitian yang baik dan mendapat hasil yang baik pula.

7. Dalam melakukan suatu penelitian harus mempunyai beberapa metode yang


harus dilakukan oleh seseorang ilmuwan. Metode ini adalah langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk mudah mendapatkan hasil dan juga mendapatkan
hasil yang baik pula.

12
B.Kririk dan Saran

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan


bagi pembaca semuanya. Serta diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini
baik pembaca maupun penulis dapat mengaplikasikan metode ilmiah dengan
sebaik mungkin.

Penulis bersedia kritik dan saran yang positif dari pembaca. Kritik dan saran
tersebut akan dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki makalah. Semoga
makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pudjawidjana.1983.Metode ilmiah Aceh; Sinebrill

Anda mungkin juga menyukai