DEMOKRASI PENDIDIKAN
Di Susun Oleh :
Husnul Khotimah ( 2022010057 )
Indahwati Az-Zahra ( 2022010060 )
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Demokrasi Pendidikan” dengan lancar. Makalah ini
disusun oleh penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka dari
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih secara khusus kepada bapak
Ahmad Munji M.Pd yang senantiasa membimbing penulis sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik, serta teman-teman kelas Pengantar Pendidikan yang selalu
memberikan dukungannya kepada saya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai demokrasi pendidikan. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah di masa
yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan menjadi tolak ukur mutu suatu bangsa. Inilah yang menjadi alasan setiap
negara ingin memiliki standar pendidikan yang tinggi. Sayangnya sektor pendidikan di
Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan survei lembaga solusi pendidikan
internasional Pearson, kualitas pendidikan di Indonesia menduduki peringkat 40 dari 40
negara. Selain lembaga Pearson, kualitas pendidikan di Indonesia yang buruk juga
dipaparkan oleh lembaga survei PISA atau organisasi pemetaan internasional. PISA
menempatkan Indonesia pada peringkat ke 64 dari 65 negara.
Negara Indonesia adalah negara yang demokratis. Seharusnya setiap siswa memiliki hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama dalam proses pendidikan. Setiap anak harus
memiliki kesempatan yang sama untuk mendapat pendidikan sesuai dengan kemampuannya.
Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi seluruh bangsa tak terkecuali bagi orang-
orang yang kurang mampu melanjutkan ke tingkat sekolah yang lebih tinggi. Ketertarikan
penulis akan kesenjangan ini mendorong penulis untuk membuat makalah mengenai
demokrasi pendidikan
iv
B.Rumusan Masalah
v
BAB II
PEMBAHASAN
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos dan Kratein. Demos berarti rakyat,
sedangkan kratein berarti kekuasaan. Bentuk kekuasaan dari, oleh, dan untuk rakyat.
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara lain:
vi
Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan itu
sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat dimana mereka
berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi pendidikan itu akan
banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat. Misalnya
masyarakat agraris akan berbeda dengan masyarakat metropolitan dan modern, dan
sebagainya.
1. Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara dengan cara
adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik yang ada;
1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya
2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi
pekerti luhur 3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya, dalam
rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan kemajuan iptek tanpa
merugikan pihak lain.
Pengakuan terhadap hak asasi setiap individu anak bangsa untuk menuntut pendidikan
pada dasarnya telah mendapatkan pengakuan secara legal sebagaimana yang diamanatkan
oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang berbunyi bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu seluruh komponen bangsa yang mencakupi
orang tua, masyarakat, dan pemerintah memiliki kewajiban dalam bertanggung jawab untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
vii
Terkait dengan pernyataan tersebut, sejak tanggal 8 Juli 2003 pemerintah telah mengesahkan
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggantikan Undang-
Undang No. 2 Tahun 1989 yang dianggap sudah tidak memadai lagi. Pembaharuan Sistem Pendidikan
Nasioanal dilakukan untuk memperbarui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tersebut secara tegas memperkuat tentang amanat
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 tentang pendidikan.
Secara retorik kedua ayat tersebut, telah cukup dapat dipergunakan sebagai jawaban atas
tuntutan reformasi di bidang pendidikan yakni diberinya peluang bahkan dalam batas tertentu
diberikan kebebasan, kepada keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan dan
menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat serta sesuai
dengan kondisi dan tuntuan lapangan kerja. Hal ini berarti bahwa intervensi pemerintah yang
berlebihan dalam penyelenggaraan pendidikan perlu ditiadakan, dikurangi atau setidaknya
ditinjau kembali hal-hal yang sudah tidak relevan.
Dalam kaitannya dengan masyarakat belajar (learning society) perlu diberikan kebebasan
kepada masyarakat untuk dapat memilih belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang dan falsafah negara. Demikian
pula halnya dengan pelaksanaan prinsip belajar seumur hidup.
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 5, 6, 7 dan pasal 8 ayat 1, 2 dan ayat 3.
viii
3. Garis-garis Besar Haluan Negara di Sektor Pendidikan.
1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia Demokrasi dianggap sebagai pilar
pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis
kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah
yang memandang perbedaan antara satu dengan lainnya baik hubungan antara peserta
didik dengan gurunya dengan saling menghargai dan menghormati diantara mereka.
2. Setiap manusia memiliki perubahan kearah pikirannya yang sehat. Dari acuan prinsip
inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus didik, karena dengan mendidik
manusia akan berubah dan berkembang kearah yang lebih sehat baik dan sempurna
3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kebaikan bersama. Dalam demokrasi kita untuk
mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Kesejahteraan
hanya akan dapat tercapai apabila setiap warga negara atau anggota masyarakat dapat
mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk memajukan kepentingan bersama.
Kebersamaan dan kerjasama inilah pilar penyangga demokrasi yang dengan selalu
menggunakan dialog dan musyawarah sebagai pendekatan sosialnya untuk
mengambil keputusan supaya tercapai satu tujuan yaitu kesejahteraan dan
kebahagiaan. Jelaslah bahwa pendidikan
4. Kewarganegaraan dan ketatanegaraan penting. Kewarganegaraan dan ketatanegaraan
menjadi penting dan sesuatu yang tidak bisa diabaikan untuk diberikan kepada setiap
warga negara, anak-anak atau peserta didik dan upaya mempraktekkan salah satu dari
prinsip demokrasi
ix
E. Permasalahan Demokrasi Pendidikan di Indonesia
x
F. Upaya Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan di Indonesia terdapat beberapa
usaha, antara lain sebagai berikut:
a. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan
standar kompetensi pendidikan misalnya dengan penyempurnaan kurikulum,
pelaksanaan paradigma pendidikan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan dasar Negara Indonesia yaitu pancasila yang
didalamnya mengandung unsur-unsur pendidikan yang Berketuhanan,
Berkemanusiaan, dan Berbudi pekerti luhur dengan diterapkannya paradigma ini
maka demokrasi pendidikan akan dapat diwujudkan.
b. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan misalnya kebijakan pemerintah
dengan mencananangkan dana bantuan operasional sekolah ini sangat bermanfaat
untuk perbaikan gedung-gedung sekolah, menambah media belajar siswa,untuk
memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, menambah
referensi buku-buku perpustakaan, membuat laboratorium praktek sesuai standar
selain DANA BOS ada juga beasiswa bagi anak yang orang tuanya kurang
mampu maupun anak yang berprestasi baik, ini sangat membantu kelangsungan
pendidikan mereka.
c. Peningkatan relevansi pendidikan mengandung arti karena ada ketidakserasian
antara hasil pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Yang menjadi masalah
utama karena keterampilan yang di miliki tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.
Sehingga sekarang banyak berdiri sekolah-sekolah kejuruan yang mencetak siswa
untuk dapat mempunyai ketrampilan sesuai profesi yang diinginkan .Misal STM ,
SMK, Sekolah ketrampilan.
d. Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah sekarang mengeluarkan
kebijakan bahwa guru SD minimal harus S1 (strata 1) dan dalam proses belajar
mengajar harus sesuai dengan kode etik guru untuk meminimalisir hal- hal yang
xi
tidak diinginkan,serta guru itu tidak hanya mengajar tetapi harus memberi contoh
yang baik atau teladan bagi siswa-siswanya.
xii
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dengan adanya demokratisasi pendidikan, maka dengan sendirinya secara prinsip akan
lebih memenangkan yang bersifat terbuka, sehingga setiap warga negara dalam menikmati
pendidikan seharusnya tidak lagi didasarkan atas kabilah atau kelompok tertentu saja yang
memiliki uang dan atau kekuasaan.
1. Demokrasi pendidikan adalah proses perbuatan mendidik yang mengutamakan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua peserta didik.
2. Manfaat demokrasi pendidikan dalam praktek kehidupan dan pendidikan antara lain yaitu
rasa hormat terhadap harkat sesama manusia, setiap manusia memiliki perubahan kearah
pikiran yang sehat, rela berbakti untuk kepentingan dan kebaikan bersama.
B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah
wawasan kita tentang Demokrasi Pendidikan di Indonesia. Dengan mengetahui demokrasi
xiii
pendidikan kita akan menjadi manusia yang demokrasi baik dalam pendidikan dan hal-hal
yang lainnya dalam penyelesaian masalah dengan demokratis.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990
xiv