Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:
Kelompok VIII :
1.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2023

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas Rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Meski ada banyak kendala dalam membuat
makalah berjudul “Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraa”, namun dapat selesai dengan
tepat waktu.

Tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pendidikan kewarganegaraan
dan dengan Makalah ini kita dapat mengetahui bahwa Pendidikan kewarganegaraan harus tetap ada di
di tengaj Pendidikan di Indonesia saat ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka kami
berharap pembaca dapat memberikan kritik serta saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Penulis juga berharap dengan makalah ini dapat menambah wawasan yang baru bagi
pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Kupang, 6 September 2023

Penyusun

ii
Daftar isi
Cover ……………………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar ………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………..... 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………….... 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………….............. 1
C. Tujuan …………………………………………………………….............. 1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………... 2
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ……………………………... 2
B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan…………………………………... 2
C. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan …………………………………. 3
D. Cara Meningkatkan Pendidikan Kewarganegaraan …………………… 4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………….... 6
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………... 7

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ancaman pada saat ini bisa muncul dari dalam maupun luar negeri yang mengancam integrasi,
identitas maupun persatuan dan kesatuan bangsa kita. Bangsa Indonesia yang memengang teguh
ideologi pancasila. Pada era saat ini dimana cepatnya tersebar informasi dan mudahnya akses dalam
negeri maupun luar negeri menjadi ancaman bagi ideologi bangsa. Hadirnya Pendidikan Pancasila
dapat mencegah terjadinya hal hal buruk yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa dan
dengan Pendidikan ini bangsa Indonesia dapat terus mengembangkan nilai-nilai cinta tanah air.

Pendidikan kewarganegaraan dapat membantu mencegah terjadinya masalah masalah dari luar
negeri maupun dalam negeri yang mengancam integritas,identitas, seta keberlangsungan hidup suatu
bangsa dan negara maka dari itu Pendidikan kewargnegaraan terus di perlajari hingga bangku
perkuliahan saat ini, agar terbentuk suatu karakter bangsa yang baik dan patriotimes pada remaja
remaja masa kini yang hidup di tengah zaman yang seba canggih ini. Pendidikan kewarganegaraan
memiliki beberapa alasan penting, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 Ayat 1. Pasal ini menyatakan bahwa setiap warga negara wajib
memiliki pendidikan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidupnya,
memajukan peradaban bangsa, serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional ditegaskan, bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat diantaranya pendidikan
kewarganegaraan. Hal ini berarti pendidikan kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting
dan strategis dalam pembentukan rasa nasionalisme dan pembentukan karakter (character building)
bagi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Indonesia sebagai negara kesatuan yang memiliki
kultur dan kepribadian yang terikat oleh Bhineka Tunggal Ika harus dapat mempersiapkan diri untuk
mencegah setiap ancaman dan gangguan yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa
diantaranya melalui pendidikan kewarganegaraan khususnya di perguruan tinggi. Konsep Bhineka
Tunggal Ika yang masih memerlukan pemantapan yang kuat ditunjukkan oleh beberapa kasus
intoleran mengatasnamakan keberagaman diantaranya adalah kasus pengeboman di Bali, Poso,
Ambon hingga terakhir kasus di Jakarta pasca Pilkada. Kasus lainnya juga ditunjukkan oleh adanya
bentrok antar ORMAS yang mengatasnamakan agama, dan penistaan terhadap agama yang membuat
masyarakat menjadi tidak aman dan nyaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Pendidikan kewarganegaraan ?.
2. Apa tujuan dari Pendidikan kewarganegaraan ?.
3. Bagaimana cara meningkatkan Pendidikan kewarganegaraan?.
4. Bagaimana Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia?.

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Pendidikan kewarganegaraan
2. Mengathui tentang tujuan dari Pendidikan kewarganegaraan
3. Mempelajari bagaimana Pendidikan kewarganegaarn di Indonesia
4. Mempelajari sejarah Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan bermuara dari kata “didik” dan diberikan imbuhan pe-an. Oleh karena itu, kata ini
memiliki arti cara atau perbuatan untuk mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan ialah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (KBBI, 2016). Pendidikan
adalah humanisasi (upaya memanusiakan manusia) yaitu suatu upaya dalam rangka membantu
manusia (peserta didik) agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya.
(Wahyudin,2009) , Maka dapat disimpulakan pendidikan adalah suatu kegiatan yang
mempengaruhi pendengar baik secara langsung maupun tidak langsung baik kepada individu,
kelompok ataupun masyarakat, dengan tujuan agar merubah perilaku,cara berpikir ataupun
cara bertindak.
Pendidikan harus ada dan berhak untuk setiap Masyarakat Indonesia bahkan pemerintah
memberikan hak sepenuhnya pada setiap Masyarakat Indonesia untuk mendapatkan Pendidikan,
karena dari Pendidikan karekter bangsa dapat di bangun dalam hal bertanggung jawab, berpikir kritis,
demokasi, peduli sesama dan masih banyak hal lainnya yang dapat di bangun melalui Pendidikan.
Semakin baik Pendidikan si suatu negara dapat sangat membantu dalam kualitas sumber daya
manusia serta dapat membangun citra negara yang baik.
Kewarganegaraan ialah ikatan hukum antara Negara serta seseorang. Ikatan itu menjadi suatu
“kontrak politis” antara Negara yang mendapat status sebagai Negara yang berdaulat serta diakui
karena memiliki tata Negara.Kewarganegaraan ialah bagian dari konsep kewargaan (Ko Swaw Sik,
1957 ). Kewarganegaraan adalah hak untuk dapat berpartisipasi secara utuh dalam berbagai pola
struktur social, politik serta kehidupan kultural serta untuk dapat membantu menciptakan bentuk-
bentuk yang selanjutnya dengan begitu maka memperbesar ide-ide (Graham Murdock, 1994). Maka
dapat penulis simpulkan bahwa kewarganegaraan merupakan penghubung antara individu dengan
suatu negara dan menjadi indentitas warga negara tersebut.
Pendidikan Kewarganegaan secara teoritis adalah untuk mendidik siswa menjadi warga negara
yang baik dan bertanggung jawab dan dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis
(Noor Ms Bakry, 2010). Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian dalam
konteks pendidikan nasional yang memiliki peran strategis bagi pembentukan karakter bangsa di
tengah heterogenitas masyarakat Indonesia. Realitas pluralitas dan heteroginitas tersebut tergambar
dalam prinsip Bhineka Tunggal Ika (Dwintari, 2018:71). Maka Pendidikan kewarganegaran
merupakan suatu Pendidikan yang penting untuk mendidik pelajar pelajar Indonesia untuk
menanamkan rasa cinta tanah air dan warga negara yang baik.

B. Tujuan Pendidikan Kewaarganegaraan

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Secara keseluruhan pendidikan kewarganegaraan


bertujuan untuk mewujudkan nilai-nilai dan akhlak setiap warga negara dalam Pancasila, nilai dan
norma Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan komitmen Bhineka
Tunggal Ika, serta komitmen pada persatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, secara sadar dan
sistematis, sesuai dengan perkembangan dan psikologi serta latar belakang kehidupannya, mendorong

2
siswa untuk mempelajari seluruh kehidupan demokrasi, yaitu belajar demokrasi, belajar dalam iklim,
dan menegakkan demokrasi melalui pembelajaran dan Menurut kurikulum Center (Sunarso,2008: 11)

Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk menyediakan kemampuan sebagai berikut:


a. Pikirkan secara kritis, rasional dan kreatif tentang masalah kewarganegaraan.
b. Berkualitas tinggi, berpartisipasi secara bertanggung jawab, dan bertindak bijak dalam kegiatan
kemasyarakatan, nasional, dan kenegaraan.
c. Berkembang secara positif dan demokratis, membentuk diri Anda dengan karakter bangsa
Indonesia, dan memungkinkan mereka untuk hidup bersama negara lain.
d. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk berinteraksi langsung atau tidak
langsung dengan negara lain di dunia.

(Ahmad Sanusi, Cholisin 2000: 1.17) mengemukakan bahwa biasanya tujuan utama pendidikan
kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

1) Hidup kita dijamin oleh Konstitusi.

2) Menurut pembudidayaan nasional yang diatur oleh konstitusi.

3) Tingkatkan kesadaran sipil melalui pendidikan dan pertukaran politik.

4) Mendidik warga negara yang bertanggung jawab.

5) Latihan demokrasi.

6) Berpartisipasi aktif dalam urusan publik.

7) Sekolah berfungsi sebagai laboratorium demokrasi.

8) Prosedur pengambilan keputusan.

9) Latihan kepemimpinan.

10) Pengawasan demokratis terhadap badan eksekutif dan legislatif.

11) Mempromosikan pemahaman dan kerjasama internasional.

C. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

Sejarah pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dimulai pada tahun 1957 saat pemerintahan
Presiden Soekarno yang dikenal dengan istilah civics. Metodenya lebih bersifat indoktrinasi. Isi

3
civics banyak membahas tentang sejarah nasional, Undang-Undang Dasar 1945, pidato politik
kenegaraan terutama diarahkan untuk “nation and character building” bangsa Indonesia. Penerapan
civics sebagai pelajaran di sekolah-sekolah dimulai pada tahun 1961 dan kemudian berganti menjadi
Pendidikan Kewargaan Negara pada tahun 1968.

• Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) resmi masuk dalam kurikulum sekolah pada
tahun 1968. Saat terjadi pergantian tahun ajaran yang pada awalnya Januari-Desember dan diubah
menjadi Juli-Juni pada tahun 1975. Metode pembelajaran PKN sudah tidak indoktrinasi lagi. Pada
waktu itu ada mata pelajaran yang harus diajarkan dalam “kelompok pembinaan jiwa Pancasila” yaitu
mata pelajaran Pendidikan Agama, PKN (Civics, ilmu bumi, sejarah dan geografi), Bahasa Indonesia,
dan Olah Raga (Wuryan & Syaefullah, 2008: 8).

2
• Selanjutnya nama pendidikan kewarganegaraan diubah oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisikan materi Pancasila
yang menjadi mata pelajaran wajib untuk SD, SMP, SMA, SPG dan Sekolah Kejuruan.
• Dengan berlakunya Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menggariskan adanya Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bahan kajian
wajib kurikulum semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan (Pasal 39). Kurikulum Pendidikan Dasar
dan Menengah pada tahun 1994 mengakomodasikan misi baru pendidikan dengan memperkenalkan
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 1994 tersebut lebih mengarahkan peserta didik untuk
menguasai materi pengetahuan. Metode belajar di kelas terutama digunakan adalah ceramah dan tanya
jawab. Evaluasi yang dilakukan masih menggunakan metode klasikal (secara kelas). Pola
pembelajaran tersebut tidak mampu mengembangkan kompetensi peserta didik. Akibatnya, banyak
lulusan pendidikan yang tidak memiliki kesiapan dan kematangan ketika memasuki lapangan kerja.
Sekalipun pernah dilakukan upaya perbaikan, misalnya dengan mengeluarkan Garis-garis Besar
program Pengajaran (GBPP) Tahun 1999, namun tetap saja pembelajaran berdasarkan kurikulum
1994 lebih berorientasi pada kemampuan akademik dan kurang mengembangkan kompetensi peserta
didik (Budimansyah & Suryadi, 2008:10).
• Untuk mengatasi keterbatasan Kurikulum 1994 dilakukan penyempurnaan ke arah kurikulum
yang mengutamakan pencapaian kompetensi siswa yakni suatu desain kurikulum yang dikembangkan
berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu yang dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Kemudian disempurnakan dengan Kurikulum 2004 yang ciri paradigmanya berbasis
kompetensi mencakup pengembangan silabus dan sistem penilaiannya.
• Dengan menggunakan Kurikulum 2004, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Standar Isi (Permen No 22 Tahun
2006) dan Standar Kompetensi (Permen Nomor 23 Tahun 2006) , serta Standar Kompetensi Lulusan
(Permen Nomor 23 Tahun 2006) yang menjadi acuan utama bagi setiap satuan pendidikan dalam
menyusun KTSP. Dalam dokumen tersebut ditegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
• Untuk mengakomodasikan perkembangan baru dan perwujudan pendidikan sebagai proses
pencerdasan kehidupan bangsa dalam arti utuh dan luas, maka substansi dan nama mata pelajaran
yang sebelumnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dikemas dalam Kurikulum 2013 menjadi mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

D. Cara Meningkatkan Pendidikan Kewarganegaraan

Untuk meningkatkan pendidikan kewarganegaraan, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

1) Memperkuat pengetahuan: Pendidikan kewarganegaraan didasarkan pada pengetahuan yang


solid. Guru perlu mengembangkan pengetahuan siswa tentang sejarah, ilmu sosial, dan
disiplin lainnya yang berkaitan dengan perilaku manusia.

4
2) Mengembangkan keterampilan berfikir reflektif dan pemecahan masalah: Pendidikan
kewarganegaraan harus mendorong siswa untuk berfikir kritis dan mengkritisi cara-cara yang

2
3) dilakukan untuk mengerjakan sesuatu. Hal ini dapat dilakukan melalui pembelajaran yang
melibatkan pemecahan masalah dan teknik berfikir reflektif.

4) Mendorong keterlibatan aktif dalam masalah-masalah publik: Pendidikan kewarganegaraan


yang baik dapat menghasilkan warga negara yang aktif dalam masalah-masalah publik. Guru
perlu mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan memberikan kesempatan bagi
mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
masalah-masalah publik.

5) Menyediakan materi yang relevan: Guru perlu menyediakan materi yang relevan dan
bermanfaat bagi siswa dalam memahami dunianya. Materi tersebut dapat berasal dari
berbagai disiplin ilmu seperti sejarah, geografi, ilmu politik, ekonomi, sosiologi, antropologi,
psikologi, arkeologi, dan hukum.

6) Menggunakan pendekatan interaktif: Guru dapat menggunakan pendekatan interaktif dalam


pembelajaran kewarganegaraan, seperti diskusi kelompok, simulasi, permainan peran, dan
proyek kolaboratif. Pendekatan ini dapat membantu siswa untuk aktif terlibat dalam
pembelajaran dan memahami konsep-konsep kewarganegaraan dengan lebih

5
2
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

6
Daftar Pustaka

Bakry, Noor Ms (2010). Pengertian PKn Menurut Para Ahli,


https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/28/184633769/pengertian-pkn-menurut-para-
ahli#:~:text=Salah%20satu%20pengertian%20PKn%20secara%20teoritis%20adalah
%20yang,dan%20dapat%20berpartisipasi%20aktif%20dalam%20masyarakat%20yang
%20demokratis, diakses 4 september 2023.

Dwintari, J. W. (2018). Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikultural dalam Pembinaan


Keberagaman Masyarakat Indonesia. Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial
Budaya, 2(1), 69–81.
Murdock Graham (1994). Pengertian Kewarganegaraan Secara Umum Menurut Para Ahli,
https://www.zonareferensi.com/pengertian-kewarganegaraan/#:~:text=Menurut%20Graham
%20Murdock%20pada%20tahun%201994%2C%20kewarganegaraan%20adalah,karena
%20dengan%20begitu%20akan%20membentuk%20ide-ide%20yang%20besar, diakses 4
september 2023.

Putra Medika Pratama (2021). Pendidikan kewarganegaraan,


https://www.researchgate.net/publication/353486379_MAKALAH_PENDIDIKAN_KEWARGAN
EGARAAN, diakses 6 september 2023.

Reza Muhammad (2022). Sejarah Perkembangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di


Indonesia (mandandi.com), https://www.mandandi.com/2022/01/sejarah-perkembangan-
pendidikan.html, diakses 6 September 2023.

Rosmadi, Maskarto Lucky Nara (2018). Hambatan dan tantangan pelaksanaan Pendidikan
kewarganegaraan di perguruan tinggi, https://core.ac.uk/download/pdf/297668751.pdf, diakses 6
september 2023

Sik ko sawaw (1957). Pengertian Kewarganegaraan - Pendidikan, Tujuan, Asas, Para Ahli
(gurupendidikan.co.id), https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kewarganegaraan/, diakses
4 september 2023.

Wahyudin (2009). 5 Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli,


https://www.journalextract.com/2020/09/5-pengertian-pendidikan-menurut-ahli.html, diakses 4
september 2023

Sik ko sawaw (1957). Pengertian Kewarganegaraan - Pendidikan, Tujuan, Asas, Para Ahli
(gurupendidikan.co.id), https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kewarganegaraan/, diakses
4 september 2023.

7
2

Anda mungkin juga menyukai