Anda di halaman 1dari 13

PERANAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN

DI SUSUN OLEH:

NAMA : MARKUS CAMES LAOLI

ALBERT WIRAWAN GULO

AGNES SEPTIN CAROLINE GULO

CHRISTIN YOLANDA GULO

FRISKA MERSILIA CAHAYANI LASE

DOSEN PENGAMPU:

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

IKIP GUNUNGSITOLI

2020
KATA PENGANTAR

           
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya makalah ini
dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah pengantar
pendidikan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembacanya.

Gunungsitoli, Desember 2020

Penyusun   

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….…i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………1

A.LATAR BELAKANG…………………………………………………………….….….1

B.RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………….…..2

C.TUJUAN………………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..3

A. PERANAN PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN…………………...…3


B. PERANAN MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN…………………..………4
C. PEMBANGUNAN SEBAGAI TINDAKAN TERENCANA……………..……5

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….….…..10

1. KESIMPULAN………………………………………………………………………...10
2. SARAN………………………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

GBHN 1993 menetapkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur spiritual dan material berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah
negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam
suasana perikehidupan bangsa yang aman dan tentramm tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan


pembangunan seluruh masyarakat Indonesia,

Sesuai dengan amanat GBHN tersebutt di atas manusia merupakan titik sentral pembangunan
karena manusialah sasaran utama sekaligus sumgber daya pembangunan yang membuat perencanaa,
melaksanakan dan melakukajn pengawasn terhadap jalannya serta hasil pembangunan. Mengingat
begitu pentingnya manusia sebagai sumberdaya pembangunan, untuk itu pendidikanlah yang paling
berperan dalam mempersiapkan sumber daya manusia.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dijabarkan fungsi dan tujuan pendidikan sebagai berikut : Pasal 3 : Pendidikan Nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional pasal 4 : Pendidikan Nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhjadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rokhani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dari uraian diatas tampaklah bahwa pendidikan merupakan asset sosial yang strategis dan realistis
dalam upaya meningkatkan sumberdaya manusia dalam pembangunan. Pelaksanaan pendidikan yang
berorientasi pada pembangunan akan menghadapi beberapa masalah antara lain : (1) sumberdaya
manusia yang bagaimanakah yang dibutuhkan dalam pembangunan ? (2) Perubahan-perubahan sosial
dalam masyarakat yang telah dan akan terjadi. Konsekuensi logis dari masalah pertama dan kedua
diperlukan pelaksanaan pendidikan yang berdayaguna dan berhasilguna. Sesuai dengan masalah
tersebut dalam uraian ini akan dibahas menurut sistematika sebagai berikut : (1) Sumberdaya Manusia
dalam pembangunan, (2) Perubahan masyarakat~(3) peranan pendidikan dalam pembangunan, dan (4)
Peranan Manusia dalam Pembangunan.

1
B.RUMUSAN MASALAH

1) Apa itu peranan pendidikan dalam pembangunan?


2) Apa itu pembangunan dalam tindakan perencanaan?
3) Bagaimana langkah-langkah dalam perencanaan?

C.TUJUAN

1) Menjelaskan keterkaitan antara pendidikan dan piembangunan.


2) Menjelaskan peranan sumber daya rnanusia dalam pembangunan.
3) Menganalisis keterhubungan antara sumber daya manusia, pendidikan dan
pembangunan.
4) Menjelaskan konsep konsep perubahan masyarakat dalam pem¬bangunan.
5) Mengemukakan satu definisi perencanaan dengan kalimat sendiri.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A.PERANAN PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN

Di muka telah diuraikan bahwa pendidikan mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas
manusia sebagai sumberdaya pembangunan dan menjadi titik sentral pembangunan. Manusia yang
berkualitas memiliki keseimbangan antara tiga aspek yang ada padanya, yaitu aspek pribadi sebagai
individu, aspek sosial dan aspek kebangsaan. Manusia sebagai makhluk individu memiliki potensi fisik
dan nirfisik; dengan potensi-potensi tersebut manusia mampu berkarya dan berbudi pekerti luhur.
Manusia sebagai makhluk soslaJ mempunyai kesetiakawanan sosial, tanggung jawab sosial dan disiplin
sosial. Manusia yang memiliki aspek kebangsaan mernpunyai rasa cinta tanah air, jiwa patriotik dan
berwawasan masa depan.

Berorientasi pada peningkatan kualitas manusia Indonesia tersebut, maka peranan pendidikan
dalam pembangunan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dalam meningkatkan manusia sebagai makhluk individu yang berpotensi fisik dan nirfisik,
dilaksanakan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Pembentukan nilai adalah
nilai-nilai budaya bangsa dan juga nilai-nilai keagamaan sesuai dengan agama masing-masing dalam
rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Proses transformasi
tersebut berlangsung dalam jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. John Vaizei
dalam bukunya Education in the Modern World (1965) mengemukakan peranan pendidikan sebagai
berikut : (1) melalui lembaga mengemukakan peranan pendidikan tinggi dan lembaga riset memberikan
gagasan-gagasan dan teknik baru, (2) melalui sekolah dan latihan-latihan mempersiapkan tenaga kerja
terampil berpengetahuan, dan (3) penanaman sikap.

Dalam menghadapi perubahan masyarakat yang terus menerus dan berjalan secara cepat manusia
dituntut untuk selalu belajar dan adaptasi dengan perkembangan masyarakat sesuai dengan zamannya.
Dengan perkataan lain manusia akan menjadi ”pelajar seumur hidup”. Untuk itu sekolah berperan
untuk mepersiapkan peserta didiknya menjadi pelajar seumur hidup yang mampu belajar secara
mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang ada di sekolah maupun di luar
sekolah. Menurut Moedjiono dalam buku dasar-dasar Kependidikan (1986), mengemukakan bahwa
aktivitas belajar dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan yang cepat di dalam masyarakat
menghendaki (1) kemampuan untuk mendapatkan informasi, (2) keterampilan kognitif yang tinggi, (3)
kemampuan menggunakan strategi dalam memecahkan masalah, (4) kemampuan menentukan tujuan
yang ingin dicapai, (5) mengevaluasi hasil belajar sendiri, (6) adanya motivasi untuk belajar, dan (7)
adanya pemahaman diri sendiri.

Eksistensi kebangsaan nasional perlu dipertahankan dengan berbagai cara antara lain memupuk
identitas nasional pada generasi muda, penanaman kesadaran nasional. Kesadaran nasional perlu

3
dibangkitkan melalui kesadaran sejarah. Kesadaran ini mencakup pengalaman kolektif di masa lampau
atau nasib bersama di masa lampau yang menggembleng nation. Tanpa kesadaran sejarah tak ada
identitas dan tanpa orang tak kepribadian atau kepribadian nasional. Kesadarari nasional, menciptakan
inspirasi dan aspirasi nasional, keduanya penting untuk membangkitkan semangat nasional.
Nasionalisme sebagai ideologi perlu menjiwai setiap warga negara yang wajib secara moral (moral
commitment) dengan loyalitas penuh pengabdian diri kepada kepentingan negara, (Kartidirdjo, 1993).

Prinsip nasionalisme sebagaian tujuan pendidikan nasional adalah :

(1) Unity (kesatuan-persatuan) lewat proses integrasi dalam sejarah berdasarkan solidaritas nasional


yang melampaui solidaritas lokal, etnis, tradisional,

(2) Libcrty (kebebasan) setiap individu dilindungi hak-hak azasinya, kebebasan berpendapat,


berkelompok, kebebasan dihayati dengan penuh tanggung jawab sosial,

(3) Equality (persamaan) hak dan kewajiban, persamaan kesempatan,

(4) Berkaitan dengan prinsip ke 2, ke 3 ada prinsip kepribadian atau individualitas. Pribadi
perorangan dilindungi hukum antara lain dalam hak milik, kontrak, pembebasan dari ikatan
komunal dan primoriaL

(5) Performance (hasil kerja) baik secara individual atau kolektif. Setiap kelompok membutuhkan
rangsangan dan inspirasi untuk memacu prestasi yang dapat dibanggakan.

Dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam
pembudayaan, pernyatan dan pengamalan nilai-nilai budaya nasional yang akan mampu memupuk per-
satuan dan kesatuan bangsa.

 B.PERANAN MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN

Manusia sebagai subjek pembangunan berperan aktif dalam pembangunan yaitu peran sebagai
perencana, pelaksana dan sekaligus sebagai pengawas. Selanjutnya dalam, uraian berikut ini akan
dibatasi pada peran manusia dalam perencana pendidikan dan pengawasan pembangunan
pendidikan.Perencanaan pendidikan adalah kegiatan memandang ke depan dalam menentukan
kebijaksanaan, prioritas, biaya dan sistem pendidikan yang diarahkan kepada kenyataan ekonomi dan
politiiks, untuk mengembangkan sistem itu sendiri dan untuk kebutuhan negara murid-murid (Beeby,
1984)

.4
C.PEMBANGUNAN SEBAGAI TINDAKAN TERENCANA

Setiap orang dalam kehidupannya. Tentu mempunyai keinginan baik keinginan jangka pendek,
jangka menengah, mupun jangka panjang. Agar keinginan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien,
upaya untuk mencapai keinginan tersebut perlu direncanakan sebaik-baiknya.

Pada lingkup lebil luas, setiap lembaga tentu mempunyai tujuan, baik tujuan jangka pendek,
jangka menengah maupun jangka, panjang. Agar tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif dan
efisien, upaya untuk mencapai tujuan itu perlu direncanakan sebaik-baiknya.

Pada lingkup makro hidup berbangsa dan berngara di negeri ini misalnya. kita mempunyai
tujuan jangka panjang untuk: “melindungi segenap bangsa. Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan memajukan kesejahretaan umun dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial…”. Untuk mencapai tujuan tersebut kita mempunyai rencana pembangunan jangka panjang
selama 25 tahun, rencana pcmbangunan jangka menengah selama 5 tahun, dan rencana pembangunan
jangka pendek selama I tahun. Sejak tanggal I April 1995 kita telah memasuki pembanguna jangka
panjang kedua, 5 tahun pertama pembangunan jangka menengah serta pembangunan jangka pendek
tahun pertama.

Untuk memberikan pemahaman pengantar sekitar perencanaan, berikut ini akan dibahas topik-
topik pengertian perencanaan, prinsip-prinsip perencanaan, langkah-langkah perencanaan, kemampuan
perencana, tingkat-tingkat perencanaan pendidikan.

1.Pengertian Perencanaan

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang akan selalu memeiliki tujuan dan cara
mengerjakan, mengambil waktu tertentu, serta mengambil tempat tertentu. Dengan demikian,
perencanaan, dapat didefinisikan sebagai upaya menentukan apa yang akan dikerjakan, bagaimana
cara, mengerjakan, bilamana dikerjakan, serta di mana dikerjakan untak mencapai tujuan tertentu.

Definisi di atas menunjukkan bahwa suatu perencanaan minimal mengandung unsur-unsur


tujuan, metode, waktu, dan tempat. Unsur-unsur perencanaan ini merupakan unsur minimal dalarn
perencanaan individual. Bila perencanaan yang dilakukan adalah perencanaan kelompok, maka masih
harus ditarnbah lagi dengan unsur pembagian tugas. Jadi, untuk kepentingan kelompok, perencanaan
dapat didefinisikan sebagai upaya menentukan apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan,
bilamana dikerjakan, di mana dikerjakan, serta siapa yang mengerjakan, untuk mencapai tujuan
tertentu.

Menurut Atmosudirdjo (1982), setiap rencana mengandung tiga ciri khas, yakni: (1) selalu
mengenai masa mendatang (future, teokomtst), (2) selalu mengandung kegiatan-kegiatan tertentu dan
bertujuan (action, doelstellige activiteiten) yang akan dilakukan, dan (3) mesti ada alasan sebab, motif

5
atau landasan baik personal (pribadi, perorangan) organisasional maupun kedua-duanya. Apa yang
dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirdjo selain memuat unsur penting dalam perencanaan, juga
menekankan pentingnya alasan yang mendasari pembuatan suatu perencanaan. Setiap perencanaan
yang dibuat harus memliliki alasan yang kuat, baik alasan praktis maupun alasan ideal.

2.Prinsip-prinsip Perencanaan

Agar perencanaan dapat menghasilkan rencana yang efektif dan efisien, prinsip-prinsip berikut
patut diperhatikan. (1) Perencanaan hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas dan mantab. Nilai
yang menjadi dasar bisa berupa nilai budaya, nilai moral, nilai refigius, maupun gabungan dari
ketiganya. Acuan nilai yang jelas dan mantab akan memberikan motivasi yang kuat untuk
menghasilkan rencana yang sebaik-baiknya; (2)          Perencanaan hendaknya berangkat dari tujuan
umum. Tujuan umum itu dirinci menjadi khusus, kemudian bila masih bisa dirinci menjadi tujuan
khusus, itu dirinci menjadi lebih rinci lagi. Adanya rumusan tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus
yang terinci akan mcnyebabk-an berbagai unsur dalam perencanaan memiliki relevansi yang tinggi
dengan tujuan yang akan dicapai ; (3) Perencanaan hendaknya realistis. Perencanaan hendaknya
disesuaikan dcngan Sumberdaya dan dana yang tersedia. Dalam hal sumber daya, hendaknya dipertim-
bangkan kuantitas maupun kualitas manusia dan perangkat penunjangnya. Perencanaan sebaiknya tidak
mengacu pada sumber daya dan dan yang diperkirakan akan dapat disediakan, melainkan pada sumber
daya dan dana yang nyata-nyata ada; (4) Perencanaan hendaknya mempertimbangkan kondisi sosio
budaya masyarakat, baik yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan rencana nanti. Kondisi
sosio budaya tersebut misalnya sistem nilai, adat istiadat, keyakinan, serta cita-cita. Terhadap kondisi
sosio budaya ymg mendukung pelaksanaan rencana, hendaknya telah direncanakan cara memanfaatkan
secara makisalm faktor pendukung itu. Sedangkan terhadap kondisi sosio budaya yang menghambat,
hendaknyta telah direncanakan cara untuk mengantisipasinya dan menekannya menjadi sekecil-
kecilnya dan (5) Perencanaan hendaknya fleksibel. Meskipun berbagai hal yang terkait dengan
pelaksanaan rencana telah dipertimbangkan sebaik-baiknya, masih mungkin terjadi hal-hal di luar
perhitungan perencana ketika rancana itu dilaksanakan. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan,
hendaknya disediakan ruang gerak bagi kemungkinan penyimpangan dari rencana sebagai antisipasi
terhadap hal-hal yang terjadi di luar perhitungan perencana.

3.Langkah-langkah Perencanaan

Pada garis besarnya suatu perencanaan akan melalui langkah-langkah sebagai berikut : (1)
Menetapkan tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang ditetapkan ini merupakan rincian dari tujuan yang
lebih umum, entah tujuan individual maupun tujuan kelompok ; (2) menetapkan standar keberhasilan.
Standar keberhasilan ini melilputi standar kualitas (3) menetapkan sistem evaluasi. Sistem evaluasi ini
mencakup evaluasi proses dan evaluasi hasil; (4) menganalisis situasi dan kondisi yang terkait dengan
tujuan yang akan dicapai. Situasi dan kondisi yang dianalisis misalnya ekonomi, politik, sistem nilai,
adat istiadat, keyakinan, serta cita-cita. Dalam analisis ini penekanannya terutama pada pengungkapan

6
faktor-faktor penunjang maupun penghambat pencapai tujuan ; (5) menetapkan kegiatan-kegiatan apa
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan yang ditetapkan sudah
mempertimbangkan faktor-faktor penunjang maupun penghambat pencapaian tujuan yang diperoleh
dari hasil analisis terhadap situasi dan kondisi yang terkait dengan tujuan yang akan dicapai; (6)
Menetapkan urutan hirarkhis dari kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan (7) Menetapkan alternatif
kegiatan-kegiatan lain untuk mengantisipasi kemungkinan tidak efektif dan tidak efisiennya kegiatan-
kegiatan yang ditetapkan sebaagi kegiatan-kegiatan utama untuk mencapai tujuan; (8) Menetapkan
urutan hirarkhis dari kegiatan-kegiatan alternatif pengganti kegiatan-kegiatan utama (9) Memerinci
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan, dan (10) Menetapkan personalia
pelaksana setiap kegiatan.

4.Kemampuan Perencana

Uraian tentang pengertian, prinsip, dan tahap-tahap perencanan sebagaimana dikemukakan di


atas menyiratkan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang perencana agar dapat
dihasilkan rencana yang efektif dan efisien. Pada pokoknya kemampuan-kemampuan yang dituntut dari
seorang perencana meliputi : (1) Kemampuan memprediksi keadaan masa datang. Dengan kemampuan
memprediksi yang memadai, akan dihasilkan rencana yang tidak mengalami banyak perubahan saat di
laksanakan nanti (2) Kemampuan menganalisis kondisi nyata saat perencanaa dilakukan. Kemampuan
ini sesungguhnya merupakan dasar bagi pengadaan prediksi yang tepat. Dengan menganalisis secara
tepat kondisi nyata saat perencanaan dilakukan, sebagian dari prediksi yang tepat telah dilewati dan (3)
Kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan matematis yang akurat. Kemampuan ini
sesungguhnya menjadi dasar bagi pengadaan analisis kondisi nyata secara akurat untuk keperluan
perencanaan, maupun diperlukan untuk melakukan perhitungan-perhitungan matematis saat melakukan
perencanaan.

Betapa pun besarnya kemampuan seseorang dalam melakukan perencanaan, manusia tetap
memiliki keterbatasan dalam melakukan perencanaan. Apalagi bila perencanaan yang dilakukan
manyangkut suatu lembaga yang besar.l oleh karena itu , dalam perencanan diperlukan kerja sama
antara berbagai pihak dengan spesifikasi kemampuan masing-masing.

Joseph L. Massie (1979) misalnya, mengemukakan lima kegiatan dalam perencanaan yang
perlu ditangani oleh orang-orang dengan spesifikasi kemampuan yang relevan untuk menangani
kegiatan itu. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: (1) menetapkan tujuan utama dan menengah ( setting
primary and intermediate goals). Pada perusahaan-perusahaan bisnis, tujuan utama bisanya ditetapkan
oleh pimpinan tertinggi dan para pemegang saham. Sedangkan tujuan yang lebih operasional
dikembangkan oleh para wakil dan kepala bagian; (2) mempelajari peluang ( search for
opportunities.  kemampuan yang dituntut dari orang yang melakukan tugas ini adalah kemampuan
menganalisis kondisi nyata. Pada perusahaan –perusahaan bisnis, tugas ini biasanya dilakukan oleh
periset pasar dan peramal ekonomi; (3) menyusun rencana. Kemampuan yang dituntut dari perumus

7
rencana adalah menerjemahkan hasil analisis dan hasil prediksi menjadi strategi, kebijakan, dan
program kerja. Pada perusahaan bisnis tugas ini biasanya dilakukan oleh asisten manejer dan
pengembangan program dan (4) menentukan batas minimal dari hasil yang harus dicapai dalam
pelaksanaan rencana. Pada perusahaan bisnis tugas ini dikakukan oleh menejer operasional.

5.Tingkat-tingkat Perencanaan

Suatu perencanaan bisa merupakan perencanaan sempit bisa juga merupakan perencanaan luas.
Sempit luasnya suatu perencanaan transparan antara lain dalam kehidupan bernegara. Tingkat-tingkat
perencanaan negara di Indonesia dari luas ke yang sempit adalah sebagai berikut: (1) perencanaan
nasional. Sebagaimana telah dikemukakan pada awal tulusan ini, perencanaan nasional di negeri ini
terbagi dalam 25 tahun rencana jangka panjang, 5 tahun rencana jangka menengah dan 1 tahun rencana
jangka pendek. Bentuk paling konkret dari perencanaan nasional adalah Garis Besar Haluan Negara
(GBH) sebagi acuan untuj pembangunan 5 tahun; (2) perencanaan pemerintah. Perencanaan pemerin
tha adalah perancanaan yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan hasilnya berupa peraturan
pemerintah dan ditetapkan oleh presiden; (3) perencanaan departemen. Perencanaan departemen adalah
perencanaan yang dilakukan oleh masing-masing departemen di pusat dan hasilnya berupa Surat
Keputusan Menteri;(4) perencanaan propinsi. Perencanaan propinsi adalah perencanaan yang dilakukan
oleh pemerintah propinsi dan hasilnya berupa Surat Keputusan Gubernur; (5) perencanaan kabupaten.
Perencanaan kabupaten adalah perencanaan yang dilakukan pemerintah kabupaten dan hasilnya berupa
Surat Keputusan Bupati; (6) Perencanaan Kecamatan. Perencanaan kecamatan adalah perencanaan
yang dilakukan oleh pemerintah kecamatan dan hasilnya berupa program kerja kecamatan dan (7)
perencanaan desa / kelurahaan. Perencanaan desa/kelurahaan adalah perencanaan yang dilakukan
pemerintah desa/kelurahan dan hasilnya berupa program kerja desa/kelurahaan

6.Perencanaan Pendidikan

Mengacu pada definisi perencanaan yannng dikemukakan di depan, perencanaan pendidikan


dapat di definisikan sebagai upaya menentukan apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara
mengerjakan, bilamana dikerjakan, di mana dikerjakan, serta siapa yang mengerjakan, untuk mencapai
tujuan pendidikan.

Sebagaimana halnya tingkat-tingkat perencanaan negara, perencanaan pendidikan pun


bertingkat-tingkat, dari perencanaan nasional hingga perencanaan tingkat kecamatan. Selain itu, karena
pendidikan terdiri atas pendidikan sekolah dan luar sekolah, serta pendidikan sekolah berjenis dan
berjenjang, maka terdapat perencanaan pendidikan sekolah dan luar sekolah, serta perencanaan untuk
setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Perencanan pendidikan biasanya dilakukan berdasarkan pendekatan tertentu. Pendekatan-


pendekatan dalam perencanaan pendidikan dapat dikelompokan menjadi dua, yauti pendekatan
kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Yang termasuk pendekatan kuantitatif adalah pendekatan Analisis

8
Tenaga Kerja (ManPower Analisis) dan pendekatan untung rugi (Cost Benefit). Sedangkan yang
termasuk pemdekatan kualitatif adalah pendekatan Sumber Daya Manusia ( Human Resource) dan
pendekatan Sosial Budaya ( Socio Cultural). (1) pendekatan Analisis Tenaga Kerja. Pendekatan ini
berangkat dari ananlisi tenaga kerja serta projeksi kebutuhan tenaga kerja berdasarkan hasil analisis
tersebut. Dalam pendekatan ini, keseimbangan anatara produksi lembaga pemdidikan dan perminataan
lapangan kerja diperhitungkan secara ketat. (2) Pendekatan Untung Rugi. Dalam pendekatan ini dibuat
perhitungan perbandingna anatra biaya yang dikeluarkan untuk penyelengaraan pedidikan serta
keuntungan yang akan siperoleh dari hasil pendidikan. Pendekatan ini melihat pendidikan sebagai
upaya investasi yang harus memberikan keuntungan nyata pada saat nanti. (3) pendekatan Sumber daya
manusia. Pendekatan ini lebih menentukan pengembangan potensi manusia secara utuh. Dalam
berkembangnya potensi manusia secara utuh dan maksimal, berbagai lowongan kerja diharapkan akan
dapat dimasuki oleh keluaran pendidikan sesuai dengan minat dan kemampuannya dan  (4) Pendekatan
Sosial Budaya. Pendekatan ini bertolak dari analisis terhadap persoalan-persoalan budaya yang sedang
aktual dalam masyarakat. Budaya yang menghambat kemajuan masyarakat seperti menganggap rendah
pekerjaan diluar pegawai negeri, menganggap rendah sekolah kejuruan, serta budaya santai dijadikan
acuan dalam perencanaan pendidikan. Diharapkan, melalui pendidikan, budaya-budaya itu akan
berkurang

9
BAB 3

PENUTUP

A.       Kesimpulan
Pendidikan dan pembangunan memiliki hubungan yang saling berkaitan. Keduanya merupakan
suatu garis yang terletak kontinu dan saling mengisi. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan ke
dalam diri manusia untuk nantinya dapat menghasilkan sumber daya manusia yang dapat menunjang
pembangunan, yaitu pembangunan lingkungan sekitar yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat luas. Hasil pembangunan yang telah dilaksanakan oleh manusia yang terdidik dapat
kembali menunjang pendidikan baik itu dari segi pembinaan, penyediaan sarana dan lainnya.
Selain itu, sumbangan pendidikan pada pembangunan dapat dibilang sangat besar. Baik itu dari
segi sasaran, segi lingkungan, segi jenjang pendidikan maupun pembidangan kerja atau sector
kehidupan. Pendidikan memang memegang peranan penting pada pembangunan karena berkat manusia
yang terdidik maka dapat menciptakan manusia pencipta pembangunan.
Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan
ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial:
pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan bagi pemerintah.

B.     Saran
1.      Bila pembangunan di Negara kita ingin maksimal, maka harus meningkatkan mutu sumber daya
manusianya lewat pendidikan yang lebih maju.
2.      Meningkatkan dan meratakan pendidikan di seluruh Negara.
3.      Memberikan sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap, agar menunjang peningkatan mutu
pendidikan.

C. Daftar Pustaka

http://ninzbelajarmakalah.blogspot.com/2016/12/makalah-pendidikan-dan-pembangunan.html#.X8o7JLNS_IU

10

Anda mungkin juga menyukai