OLEH:
Kelompok 6
Ridha Arahmi Oktavia (16175027)
Shofia Ranti (16175030)
Silvi Elvionita (16175051)
DOSEN:
Prof. Dr. Hj. FESTIYED, MS
5. Refmainawita, Kelompok 7
Penjawab: Silvi Elvionita (16175051)
Pertanyaan: a. Kenapa di Negara Finlandia belajar lamanya 6 bulan tapi mutunya
lebih baik dan mampu menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas,
sedangkan di Indonesia masa belajarnya lama tapi mutu pendidikannya
kurang baik ?
b. Di Finlandia guru dianjurkan membuat kurikulum sendiri. Kita tahu
bahwa kurikulum itu adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sebagai pedoman untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Ini berarti kurikulum harus berasal dari
pusat, tapi di Finlandia guru bisa buat kurikulum sendiri. Bagaimana
menurut pendapat penyaji mengenai hal ini ?
Jawaban a. Mutu pendidikan tidak hanya bergantung kepada lamanya waktu
belajar, tetapi lebih kepada efektivitas dan faktor-faktor pendukung,
seperti kualitas dan kemampuan tenaga pengajar, fasilitas, sumber,
media, lingkungan, metode, pendekatan, teknik dan taktik yang
digunakan.
Finlandia memiliki persyaratan yang sangat ketat dalam recruitment
tenaga pengajar. Setidak-tidaknya tenaga pengajar di Finlandia
memiliki kualifikasi magister berbeda dengan Indonesia yang hanya
sarjana. Data di lapangan menunjukkan untuk Sekolah Dasar masih
banyak tenaga pendidik yang belum memiliki kualifikasi sarjana.
Finlandia menerapkan sistem desentralisasi dimana guru yang dinilai
merupakan orang yang paling mengerti dengan keadaan peserta
didiknya diberi otonomi untuk membuat kurikulumnya sendiri. Di
Finlandia sekolah dianggap sebagai komunitas belajar, yang
mengedepankan kesenangan dalam belajar bukan hasil belajar yang
diperoleh dalam bentuk peringkat dan hasil ujian. Di Finlandia, peserta
didik diberi kesempatan untuk belajar langsung dari ahli pada bidang
yang dipelajari. Peserta didik diajak belajar secara langsung
diperusahaan-perusahaan yang terdapat di Negara tersebut. Lebih
lanjut, Finlandia sangat mengedepankan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran. Sekolah-sekolah di Finlandia bekerjasama dengan
perusahaan-perusahaan start-up untuk membuat aplikasi yang sesuai
dan menunjang proses pembelajaran peserta didik. Pembelajaran di
Finlandia berperan membentuk kompetensi transversalitas, yang
mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan abad 21 dan masa
depan. Kurikulum di Finlandia di arahkan untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan peserta didik, sehingga di masa depan
mereka dapat membangun masyarakat yang hidup dengan cara yang
sustainable.
b. Finlandia memiliki sistem kurikulum 3 lapis, yaitu Nasional, daerah
dan sekolah dimana di sekolah guru diberi otonomi untuk
mengembangkan kurikulum sendiri. Kurikulum secara ideal harus
mampu mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik, seperti
kebutuhan peserta didik terhadap suatu konten, sumber, media, strategi,
model, metode, teknik dan taktik belajar yang sesuai. Guru sebagai
orang yang paling dekat dengan kehidupan belajar peserta didik
merupakan orang yang paling mengerti dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didiknya. Ini menunjukkan pemberian otonomi
kepada guru yang memiliki kapasitas, kualitas dan kemampuan untuk
mengembangkan kurikulum dinilai sangat tepat. Dengan adanya
otonomi pada guru pembelajaran menjadi lebih bermakna, tepat
sasaran serta sesuai dengan karakteristik peserta didik yang dalam
skala nasional pasti beragam.