Anda di halaman 1dari 10

PERTANYAAN DAN JAWABAN

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN

“DINAMIKA PENDIDIKAN NASIONAL”

OLEH:
Kelompok 6
Ridha Arahmi Oktavia (16175027)
Shofia Ranti (16175030)
Silvi Elvionita (16175051)

DOSEN:
Prof. Dr. Hj. FESTIYED, MS

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK 6
TOPIK : DINAMIKA PENDIDIKAN NASIONAL

Nama Anggota Kelompok 6:


Ridha Arahmi Oktavia (16175027)
Shofia Ranti (16175030)
Silvi Elvionita (16175051)

1. Febrilla (16175010), Kelompok 2


Pertanyaan : Bagaimana menurut kelompok penyaji dengan peraturan pemerintah
sekarang mengenai bahan ajar/buku tidak boleh diperjual belikan,
sementara proses pembelajaran di tuntut student center?
Penjawab : Ridha Arahmi Oktavia (16175027)
Jawaban : Pemerintah melarang memperjualbelikan bahan ajar/buku/LKPD
karena bahan ajar/buku/LKPD yang diterbitkan oleh penerbit tersebut
kurang layak dijadikan bahan acuan pembelajaran. Bahan
ajar/buku/LKPD yang paling ideal adalah yang dibuat oleh guru,
karena tiap sekolah pasti berbeda cara pemahaman dan pengajarannya
yang diberikan ke setiap peserta didik. Untuk proses pembelajaran
student center bisa ditunjang dengan adanya buku guru dan buku siswa
yang telah dirancang oleh pemerintah sendiri. Proses pembelajaran
student center akan terwujud apabila guru bisa menggunakan model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik, salah satu
caranya dengan memanfaatkan buku siswa yang telah dibuat oleh
pemerintah tersebut sesuai dengan silabus/materi pembelajaran.

2. Siti Fajar Aldilha (16175052), Kelompok 3


Pertanyaan : Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dinamika pendidikan, salah
satunya perubahan ekonomi dan pengaruh ekonomi. Kenapa
pendidikan di Indonesia masih terhalang dengan yang namanya
ekonomi? Bagaimana menyeimbangkan antara pendidikan di kota
besar dengan di daerah?
Penjawab : Ridha Arahmi Oktavia (16175027
Jawaban : Pendidikan di Indonesia masih terhalang oleh ekonomi karena
pendidikan suatu negara akan baik jika ekomomi di negara tersebut
juga baik. Untuk memajukan pendidikan di Indonesia, maka perlu
adanya kebutuhan ekonomi seperti sumber dana. Sumber dana yang
diperoleh dari APBN harus mendukung pendidikan agar lebih baik
lagi. Di Indonesia sendiri APBN masih rendah, seperti kecilnya gaji
guru honorer dan guru lainnya sehingga mengakibatkan guru kurang
bersemangat dalam mengajar. Hal ini diakibatkan karena tidak
seimbangnya kewajiban yang mereka tunaikan dibandingkan hak yang
mereka terima. Pendidikan juga terhambat maju karena kurangnya
fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan yang lengkap dapat diperoleh
jika ekonomi suatu negara memadai. Jadi, ekonomi sangat
mempengaruhi dalam kemajuan pendidikan suatu negara termasuk
Indonesia senidiri.
Cara menyeimbangkan pendidikan di kota dengan di daerah adalah
dengan cara merubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan
sistem pendidikan dan meningkatkan peran serta masyarakat akan
pentingnya pendidikan.

3. Fitratul Fajrin (16175011), Kelompok 4


Pertanyaan : Seperti yang kita ketahui kurikulum harus disesuaikan dengan tujuan
pendidikan. Namun ironisnya di negara Indonesia kurikulum sering
sekali berubah dilatar belakangi politisi belaka. Menurut penyaji
apakah hal ini mempengaruhi tujuan umum pendidikan nasional di
indonesia?
Penjawab : Ridha Arahmi Oktavia (16175027
Jawaban : Jika kurikulum berubah karena alasan politisi, maka hal ini akan
sangat mempengaruhi tujuan pendidikan. Hal ini telah terjadi di
Indonesia. Indonesia pernah menggunakan Kurikulum 1968 yang
bersifat politis, mengganti rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan
sebagai produk Orde Lama. Dengan suatu pertimbangan untuk tujuan
pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968
menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok
pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Mata
pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok. Muatan materi pelajaran
bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan
kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

4. Deni Hernita (16175040), Kelompok 4


Pertanyaan :Di Indonesia pendidikan sering terkontaminasi dengan unsur politik
dan ekonomi. Apa dampaknya terhadap pendidikan jika dikontaminasi
unsur politik dan ekonomi? Jelaskan cara menanggulanginya!
Penjawab: Ridha Arahmi Oktavia (16175027
Jawaban : Dampak pendidikan jika dikontaminasi unsur politik adalah akan
banyak oknum yang memanfaatkan pengetahuan sebagai tempat untuk
mencari keuntungan. Dampak pendidikan jika dikontaminasi unsur
ekonomi adalah akan banyaknya pelajar yang berhenti sekolah
sehingga meningkatnya pengangguran, pengemis, dan pengamen
jalanan, karena sulit dalam mendapatkan pekerjaan. Cara
menanggulangi agar pendidikan tidak terkontaminasi oleh unsur politik
adalah dengan tidak memperbolehkan guru/dosen ikut menjadi anggota
dalam salah satu partai politik, artinya guru/dosen harus bersifat netral
tidak memihak pada salah satu partai politik tetapi berhak menjadi
pemilih ketika pemilu dilaksanakan. Selain itu, politik tidak
diperbolehkan juga masuk dalam jenjang Sekolah dan Universitas.
Sedangkan cara menanggulangi agar pendidikan tidak terkontaminasi
oleh unsur ekonomi adalah dengan memberikan keringanan biaya
sekolah siswa yang kurang mampu.

5. Refmainawita, Kelompok 7
Penjawab: Silvi Elvionita (16175051)
Pertanyaan: a. Kenapa di Negara Finlandia belajar lamanya 6 bulan tapi mutunya
lebih baik dan mampu menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas,
sedangkan di Indonesia masa belajarnya lama tapi mutu pendidikannya
kurang baik ?
b. Di Finlandia guru dianjurkan membuat kurikulum sendiri. Kita tahu
bahwa kurikulum itu adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sebagai pedoman untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Ini berarti kurikulum harus berasal dari
pusat, tapi di Finlandia guru bisa buat kurikulum sendiri. Bagaimana
menurut pendapat penyaji mengenai hal ini ?
Jawaban a. Mutu pendidikan tidak hanya bergantung kepada lamanya waktu
belajar, tetapi lebih kepada efektivitas dan faktor-faktor pendukung,
seperti kualitas dan kemampuan tenaga pengajar, fasilitas, sumber,
media, lingkungan, metode, pendekatan, teknik dan taktik yang
digunakan.
Finlandia memiliki persyaratan yang sangat ketat dalam recruitment
tenaga pengajar. Setidak-tidaknya tenaga pengajar di Finlandia
memiliki kualifikasi magister berbeda dengan Indonesia yang hanya
sarjana. Data di lapangan menunjukkan untuk Sekolah Dasar masih
banyak tenaga pendidik yang belum memiliki kualifikasi sarjana.
Finlandia menerapkan sistem desentralisasi dimana guru yang dinilai
merupakan orang yang paling mengerti dengan keadaan peserta
didiknya diberi otonomi untuk membuat kurikulumnya sendiri. Di
Finlandia sekolah dianggap sebagai komunitas belajar, yang
mengedepankan kesenangan dalam belajar bukan hasil belajar yang
diperoleh dalam bentuk peringkat dan hasil ujian. Di Finlandia, peserta
didik diberi kesempatan untuk belajar langsung dari ahli pada bidang
yang dipelajari. Peserta didik diajak belajar secara langsung
diperusahaan-perusahaan yang terdapat di Negara tersebut. Lebih
lanjut, Finlandia sangat mengedepankan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran. Sekolah-sekolah di Finlandia bekerjasama dengan
perusahaan-perusahaan start-up untuk membuat aplikasi yang sesuai
dan menunjang proses pembelajaran peserta didik. Pembelajaran di
Finlandia berperan membentuk kompetensi transversalitas, yang
mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan abad 21 dan masa
depan. Kurikulum di Finlandia di arahkan untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan peserta didik, sehingga di masa depan
mereka dapat membangun masyarakat yang hidup dengan cara yang
sustainable.
b. Finlandia memiliki sistem kurikulum 3 lapis, yaitu Nasional, daerah
dan sekolah dimana di sekolah guru diberi otonomi untuk
mengembangkan kurikulum sendiri. Kurikulum secara ideal harus
mampu mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik, seperti
kebutuhan peserta didik terhadap suatu konten, sumber, media, strategi,
model, metode, teknik dan taktik belajar yang sesuai. Guru sebagai
orang yang paling dekat dengan kehidupan belajar peserta didik
merupakan orang yang paling mengerti dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didiknya. Ini menunjukkan pemberian otonomi
kepada guru yang memiliki kapasitas, kualitas dan kemampuan untuk
mengembangkan kurikulum dinilai sangat tepat. Dengan adanya
otonomi pada guru pembelajaran menjadi lebih bermakna, tepat
sasaran serta sesuai dengan karakteristik peserta didik yang dalam
skala nasional pasti beragam.

6. Afdhal Ridho (16175001), Kelompok 5


Penjawab: Silvi Elvionita (16175051)
Pertanyaan: Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum di Indonesia dibanding dengan
kurikulum di Finlandia ?
Jawaban Kurikulum di Indonesia secara konseptual dinilai sudah sangat baik.
Kurikulum di Indonesia secara konseptual telah disusun untuk
mengembangkan kemampuan dan kompetensi peserta didik untuk
menghadapi tantangan abad 21. Pembelajaran ideal dalam kurikulum
telah dirancang untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah,
berpikir kritis, kreativitas, kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi
peserta didik. Bertolak belakang dengan konsepnya, penyelenggaraan
kurikulum di Indonesia masih bermasalah. Sebagian besar guru
cenderung susah untuk menerima pembaharuan sehingga tetap
mempertahankan cara-cara lama. Lebih lanjut, pembelajaran dalam
kurikulum di Finlandia tidak dipisahkan dalam batas-batas mata
pelajaran. Peserta didik belajar berdasarkan fenomena yang kontekstual
dan autentik, dekat dengan kehidupan mereka, sehingga pembelajaran
jauh lebih bermakna. Di Inidonesia pembelajaran masih dibatasi oleh
sekat-sekat mata pelajaran, kecuali untuk sekolah dasar. Pembelajaran di
Indonesia masih cenderung ke konsep abstrak, sehingga membuat peserta
didik cenderung menganggap pembelajaran tersebut susah dan mereka
tidak dapat melihat manfaat dari mempelajari materi yang diberikan.

7. Atik Rahmawati (Kelompok 2)


Penjawab: Silvi Elvionita (16175051)
Pertanyaan: Menurut penyaji apakah perubahan kurikulum di Indonesia dari awal
sampai akhir semakin baik atau semakin buruk, jelaskan !
Jawaban Perubahan kurikulum dilakukan dengan sangat banyak pertimbangan.
Salah satu pertimbangan yang sangat penting adalah relevansinya dengan
tuntutan dan kebutuhan zaman. Pada dasarnya pendidikan merupakan
sarana untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
memiliki daya saing dan menjawab tantangan di masanya. Berdasarkan
ini, dapat disimpulkan perubahan kurikulum dari waktu ke waktu
esensinya bukan hanya memperbaiki kurikulum tetapi lebih kepada
penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan yang terus berubah. Jadi
menurut penyaji kita tidak bisa mengatakan kurikulum yang 1 lebih baik,
karena tujuan spesifik antara kurikulum 1 dengan yang lain berbeda.
Misalnya kurikulum 2013 dikembangkan lebih kepada tuntutan untuk
mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan abad ke 21, dimana
secara umum, peserta didik tidak hanya memerlukan pengetahuan tetapi
juga harus memiliki keterampilan serta sikap-sikap yang menjadikannya
siap untuk terjen dalam dunia profesional.

8. CHYNTIA ARMAN : KELOMPOK 7


Pertanyaan : Bagaimana dinamika pendidikan nasional saat ini (K-13) yang merujuk pada
UU No 20 tahun 2003?
Penjawab : Shofia Ranti (16175030)
Jawaban :
Dinamika pendidikan nasional saat ini (K-13) yang merujuk pada UU No 20
tahun 2003 adalah Diberlakukannya kurikulum 2013 tidak terlepas dari alasan dasar
yang melandasinya. alasan perlunya pengembangan Kurikulum 2013 adalah: a)
Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan
proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan
penambahan jam pelajaran; b) Kecenderungan banyak negara menambah jam pelajaran;
dan c) Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia
dengan Negara lain relatif lebih singkat.
Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah
(scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-
komponen tersebut seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran,
tetapi bukanlah sebuah siklus pembelajaran.
Kedua, kompetensi inti. Kompetensi inti dalam Permendikbud No. 65 tahun 2013
tentang Standar Proses merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Dalam Peraturan Pemerintah No.
23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa KI adalah adalah tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang
Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program. Sejalan dengan UU, kompetensi
inti ibarat anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi
lulusan jenjang satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring meningkatnya usia
peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan, sikap sosial, pengetahuan, dan penerapan
pengetahuan. Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang
berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan dan
penerapan pengetahuan
Ketiga, penilaian autentik. Evaluasi atau penilaian dalam kurikulum 2013
menekankan pada penilaian yang mengacu pada penilaian sikap, pengetahuan dan
penilaian keterampilan atau penilaian yang tidak hanya ditekankan pada penialian
pengetahuan saja. pada kurikulum 2013 ini seorang tenaga pendidik dan penggajar
benar benar di tuntut untuk melaksanakan peneliaan autentik tersebut. adapun bentuk
dari penilaian autantik padakurikulum 2013 ini mencakup bentuk penialain kinerja,
proyek, portofolio dan tes tertulis.

9. Azizah fadhila : KELOMPOK 7


Pertanyaan : Bagaimana dinamika pendidikan islam saat ini ? apa yang berubah? Bukankah
pendidikan islam merujuk pada Al- Qur’an? Apakah Al- quran mengalami
dinamika juga ? bagaimana penguji menyikapinya?
Penjawab : Shofia Ranti (16175030)
Jawaban :
Pendidikan Agama Islam yang dimaksud di sini ialah instrumen pendidikan yang
berlandaskan pada ajaran-ajaran Islam. Tidak bisa kita sangkal, bahwa bersama dengan
bergulirnya waktu, lembaga-lembaga pendidikan Islam juga mengalami perubahan dan
menghadapi berbagai macam dinamika zaman. Tidak cuma pada pesantren, bahkan
madrasah dan perguruan tinggi Islam pun tidak luput dari dinamika yang ada itu.
Pesantren yang tempo dulu masih kekolot-kolotan faktanya kini mengalami
beberapa perubahan (juga perkembangan), bersama dengan perubahan zaman dan
perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Pesantren yang tempo dulu begitu
tradisional, dalam pola pembelajaran maupun muatan materi serta kurikulumnya, kini
sudah mengalami transformasi dengan mengadaptasi banyak teori-teori pendidikan yang
dianggap mampu diterapkan di lingkungan pesantren. Hasilnya, sekarang semakin
banyak bermunculan pesantren modern, yang dalam pola pembelajarannya tidak lagi
konvensional, tapi lebih modern dengan berbagai sentuhan manajemen pendidikan yang
dinamis.
Sedangkan dinamika sistem pendidikan madrasah dapat dicatat dari beberapa
perubahan, seperti dimasukkannya mata pelajaran umum dalam kurikulumnya,
meningkatkan kualitas guru dengan memperhatikan syarat kelayakan mengajar,
membenahi manajemen pendidikannya melalui akreditasi yang diselenggarakan
pemerintah, mengikuti ujian negara menurut jenjangnya. Tidak heran, jikalau dinamika
macam ini, di samping kemadrasahan, juga timbul persekolahan yang lebih banyak
mengadaptasi kerangka sekolah modern. Kehadirannya tersebut antara lain didorong
oleh kebutuhan masyarakat muslim sendiri yang berminat mendapatkan pendidikan yang
mendukung karir mereka di masa mendatang.
Maka, dari uraian di atas itu. Tentu kita tidak boleh terbawa zaman seutuhnya.
Kita harus tetap memegang teguh panji-panji yang telah ditetapkan oleh Allah melalui
Rassulnya. Berbagai dinamika yang dialami adalah sebuah kewajaran, namun kita
sebagai umat Rassul (yang terakhir, mungkin) harus senantiasa berhati-hati dan
membuka mata. Jangan sampai kita tergerus zaman sampai membuat kita melenceng
dari jalan-Nya. Pendidikan Agama Islam harus tetap digalakan dalam segala macam
dinamikanya. Karena kebaikan tetap kebaikan, sampai kapanpun juga. Meski zaman
berubah, Islam tidak semestinya berubah. Esensinya tetap sama dan harus tetap begitu.
10. Rahmawati Kelompok 5
Pertanyaan : Dinamika pendidikan saat ini mengarah pada mengejar ketertinggalan sains
dengan memesahkan ilmu agama dan umum. Apakah dinamika ini sesuai
dengan pandangan islam ?
Penjawab : Shofia Ranti (16175030)
Jawaban :
Modernisasi berkaitan dengan upaya memperbaiki kualitas pendidikan Islam yang
telah mengalami massifikasi pada era-era sebelumnya. Pertumbuhan dan penambahan
jumlah madrasah, pesantren dan perguruan tinggi Islam yang meningkat tajam berkaitan
dengan ‘revolusi pendidikan’ di Indonesia, Data statistikal menunjukkan peningkatan
jumlah lembaga-lembaga pendidikan Islam dibandingkan sekolah umum. Kondisi ini
mengakibatkan mobilitas anak-anak Muslim dari berbagai strata dan berasal dari daerah
pedesaan lebih mudah dan meningkat tajam.
Modernisasi pendidikan Islam pada gilirannya juga menjadi jembatan terjadinya
integrasi pendidikan Islam ke dalam mainstream pendidikan nasional. Akibat yang jelas
adalah mencairnya dualisme pendidikan: ‘umum’ dan ‘agama’ lalu saling mendekat dan
melengkapi. Kini sulit dibedakan secara diametral antara ‘sekolah’ dan ‘madrasah’ karena
keduanya mengajarkan mata pelajaran yang sama, meski dengan frekuensi dan volume
yang berbeda. Lebih-lebih pada sekolah-sekolah Islam yang diselenggarakan
organisasi/yayasan berbendera Islam dimana pencampuran pengetahuan agama dan
umum terjadi secara bersilang dan bersenyawa.
Dinamika pendidikan Islam akan terkait dengan perubahan-perubahan dan
kedinamikaan masyarakat, karena pendidikan Islam ialah utuh integral, ia tidak hanya
berorientasi keakhiratan semata, tetapi juga keduniaan; juga tidak hanya bidang fisik, juga
bidang spiritul. Jadi, asas utama kurikulum pendidikan Islam ialah agama dan sosial.

Anda mungkin juga menyukai