Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN

OLEH

Shofia Ranti
16175030
Pendidikan Fisika 2016

Kelas A

DOSEN:
Prof. Dr. Hj. FESTIYED, M.S

PROGRAM STUDIPENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
A. Latar Belakang

Menjadi guru yang baik tidak mudah, karena seorang guru memiliki tanggung
jawab untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid-murid dan membuat mereka
memahami tujuan pembelajaran. Guru sebaiknya tahu cara mengajar yang baik kepada
murid-muridnya. Ketika di dalam kelas, seorang guru mengambil kendali atas kegiatan
yang akan dilakukan saat belajar dengan murid-muridnya. Jika respon murid ternyata
merasa senang belajar bersama guru yang yang bersangkutan, bisa dipastikanguru
tersebut menggunakan metode mengajar yang baik dan tidak monoton. Sebagian guru
masih ada yang mengajar dengan menggunakan metode lama, yang seolah-olah hanya
guru saja yang boleh aktif sementara murid-muridnya hanya meendengarkan. Sekarang
ini, anak-anak dituntut untuk lebih aktif, sehingga cara mengajar guru juga harus berubah
menjadi lebih baik dan maksimal.

Menjadi guru merupakan pekerjaan yang menuntut pembaharuan di setiap


harinya. Pembaharuan tersebut tak hanya berdasarkan instrument dalam pengajaran,
namun dituntut untuk cerdas pula mengkomparasikan instrument pengajaran dengan
wawasan yang dimilikinya. Bagi mereka yang memang memiliki passion dalam dunia
mengajar, tentu akan cerdik untuk selalu mencari teknik terbaik yang bisa di aplikasikan
kepada para muridnya yang berbeda di setiap harinya.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan didalam kelas adalah
sebagai berikut:

1. Honesty

2. Qommenting on student question

3. Question and answer method

4. Focus and point basis

5. Self reflection

6. Reasoning and argumentation

7. Picture and group technology

8. Body language
9. Teaching and motivating

10. Analogy and case study

11. Story telling

12. Discussion and feedback

13. Scanning and levelling

14. Applied learning

15. Active interaction

B. Pembahasan

A. Analogy and Case Study

Mengajar dengan memberikan contoh studi kasus berdasarkan hal-hal yang


ada di sekitar. Dengan melakukan analogi dan study kasus secara tepat, siswa akan
mudah untuk membayangkan kegunaan materi yang disampaikan dalam kehidupan
sehari-hari.

Menjadi guru merupakan pekerjaan yang menuntut pembaharuan di setiap


harinya. Pembaharuan tersebut tak hanya berdasarkan instrument dalam pengajaran,
namun dituntut untuk cerdas pula mengkomparasikan instrument pengajaran
dengan wawasan yang dimilikinya. Bagi mereka yang memang memiliki passion
dalam dunia mengajar, tentu akan cerdik untuk selalu mencari teknik terbaik yang
bisa di aplikasikan kepada para muridnya yang berbeda di setiap harinya.

Salah satu teknik yang bisa diterapkan dalam pembelajaran adalah


menerapkan pembelajaran karakter kepada peserta didik. Karena salah satu yang
menjadi sorotan tajam masyarakat pada saat ini adalah tentang persoalan karakter
bangsa. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai
tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik.
Selain di media massa, para pemuka masyarakat, para ahli, dan para pengamat
pendidikan, dan pengamat sosial berbicara mengenai persoalan karakter bangsa di
berbagai forum seminar, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual,
perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn
politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat.

Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan karakter telah pula menjadi


kepedulian pemerintah. Berbagai upaya pengembangan pendidikan karakter telah
dilakukan di berbagai direktorat dan bagian di berbagai lembaga pemerintah,
terutama di berbagai unit Kementrian Pendidikan Nasional.

Sejalan dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


Pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Upaya pengembangan itu berkenaan dengan berbagai jenjang dan jalur


pendidikan walaupun sifatnya belum menyeluruh. Keinginan masyarakat dan
kepedulian pemerintah mengenai pendidikan karaktermenjadi salah satu program
unggulan pemerintah. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan melalui
pembenahan dan penyempurnaan kurikulum maupun sistem penilaian serta
pengelolaan satuan Pendidikan dilakukan secara terus menerus untuk mampu terus
mendukung pembelajaran yang lebih efektif, inovatif, kreatif dan menyenangkan
agar lulusan memiliki kecakapan atau kompetensi dalam pengembangan ekonomi
secara kreatif, yaitu lulusan yang kreatif, produktif dan cakap dalam memanfaatkan
kompetensinya dalam meningkatkan kemampuan ekonominya secara kreatif atau
mahir berekonomi melalui entrepreneurship literacy, serta sesuai dengan karakter
bangsa Indonesia yang khas, yaitu nilai, moral, norma dan keyakinan (belief) yang
mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak bangsa Indonesia yang
membedakan dengan bangsa lain.

. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan


budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara
apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati. Membelajarkan karakter bangsa atau menerapkan Pendidikan karakter
dalam Pendidikan dengan mengajarkan kepada peserta didik tentang keseimbangan
antara sikap, keterampilan dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard
skilss.

Berbagai nilai dan materi pembelajaran dapat diintegrasikan ke dalam mata


pelajaran pokok di setiap jenjang pendidikan. Pengintegrasian berbeda pada setiap
mata pelajaran tergantung pada karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengintegrasikan berbagai nilai dan materi
pembelajaran ke dalam mata pelajaran pokok adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi nilai-nilai dan materi pembelajaran yang akan diintegrasikan ke dalam


mata pelajaran.
2. Mengkaji Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) yang dapat diintegrasikan
berbagai nilai dan materi pembelajaran.
3. Menyusun silabus yang mengintegrasikan berbagai nilai dan materi pembelajaran.
4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasikan berbagai
nilai dan materi pembelajaran.
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Gerak Melingkar
Pertemuan / waktu : I / 2 x 45 menit
Metode : Discussion and feedback

Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya
dalam teknologi
4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)

Indikator
o Mengidentifikasikan besaran frekuensi, frekuensi sudut, periode dan sudut tempuh yang
terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan,
o Merumuskan gerak melingkar beraturan secara kuantitatif
o Menjelaskan pengertian percepatan sentripetal, dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari
o Memberikan contoh gerak melingkar beraturan dan berubah beraturan dalam kehidupan
sehari-hari

Materi Essensial
Besaran-besaran dalam gerak melingkar

Media Belajar
o Buku FISIKA SMA Marthen Kanginan X
B. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)


o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan

2. Kegiatan Inti (160 menit)


o Memahami peta konsep tentang gerak melingkar
o Memahami gerak melingkar dan pengertian dari periode, frekuensi, kecepatan
linear dan kecepatan sudut
o Memahami konsep perpindahan dalam gerak melingkar dan perpindahan sudut
o Memahami definisi radian  rad  
x
r

1 putaran  360  2 rad
o Mempelajari konversi satuan sudut 180 
1 rad  derajat  57 ,3

  2  1
o Memahami pengertian kecepatan sudut rata-rata dan sesaat   
t t 2  t1
o Mempelajari contoh

3. Penutup (10 menit)


o Memberikan kesimpulan bahwa perpindahan sudut adalaha sudut yang disapu
oleh sebuah garis radial mulai dari posisi awal garis ke posisi akhir garis

4. Pekerjaan Rumah
o Soal latihan

Materi gerak melingkar

GERAK MELINGKAR
Gerak melingkar adalah gerak benda yang
lintasannya berbentuk lingkaran. Gerak ini dapat
kita asumsikan sebagai gerak berputar atau gerak
rotasi suatu benda. Agar suatu benda dapat bergerak
melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang selalu
membelokkan-nya menuju pusat lintasan lingkaran.
Gaya ini dinamakan gaya sentripetal. Suatu gerak
melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu
gerak dipercepat beraturan, mengingat perlu adanya
suatu percepatan yang besarnya tetap dengan arah yang berubah, yang selalu mengubah
arah gerak benda agar menempuh lintasan berbentuk lingkaran.

1. Besaran dan Satuan Gerak Melingkar

Besaran-besaran yang mendeskripsikan suatu gerak melingkar adalah , dan atau


berturur-turut berarti sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut. Besaran-besaran ini bila
dianalogikan dengan gerak linier setara dengan posisi, kecepatan dan percepatan atau
dilambangkan berturut-turut dengan , dan .

BESARAN GERAK LURUS DAN MELINGKAR

GERAK LURUS GERAK MELINGKAR

Besaran Satuan (SI) Besaran Satuan (SI)

poisisi m sudut rad

kecepatan m/s kecepatan sudut rad/s

percepatan m/s2 percepatan sudut rad/s2

- - perioda S

- - radius m

2. Jenis Gerak Melingkar

Gerak melingkar dapat dibedakan menjadi dua jenis, atas keseragaman kecepatan sudutnya
yaitu:

A. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerak melingkar dengan besar kecepatan
sudut tetap. Besar Kecepatan sudut diperolah dengan membagi kecepatan tangensial
dengan jari-jari lintasan

Arah kecepatan linier dalam GMB selalu menyinggung lintasan, yang berarti arahnya
sama dengan arah kecepatan tangensial . Tetapnya nilai kecepatan akibat
konsekuensi dar tetapnya nilai . Selain itu terdapat pula percepatan radial yang
besarnya tetap dengan arah yang berubah. Percepatan ini disebut sebagai percepatan
sentripetal, di mana arahnya selalu menunjuk ke pusat lingkaran.
Bila adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran penuh dalam
lintasan lingkaran , maka dapat pula dituliskan

Kinematika gerak melingkar beraturan adalah

dengan adalah sudut yang dilalui pada suatu saat , adalah sudut mula-mula dan
adalah kecepatan sudut (yang tetap nilainya).

B. Gerak Melingkar Berubah Beraturan

Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB) adalah gerak melingkar dengan percepatan
sudut tetap. Dalam gerak ini terdapat percepatan tangensial (yang dalam hal ini
sama dengan percepatan linier) yang menyinggung lintasan lingkaran (berhimpit dengan
arah kecepatan tangensial ).

Kinematika GMBB adalah

dengan adalah percepatan sudut yang bernilai tetap dan adalah kecepatan sudut
mula-mula.

3. Persamaan Parametrik

Gerak melingkar dapat pula dinyatakan dalam persamaan parametrik dengan terlebih dahulu
mendefinisikan:

 titik awal gerakan dilakukan


 kecepatan sudut putaran (yang berarti suatu GMB)
 pusat lingkaran

untuk kemudian dibuat persamaannya.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung jari-jari lintasan yang diperoleh
melalui:

Setelah diperoleh nilai jari-jari lintasan, persamaan dapat segera dituliskan, yaitu

dengan dua konstanta dan yang masih harus ditentukan nilainya. Dengan persyaratan
sebelumnya, yaitu diketahuinya nilai , maka dapat ditentukan nilai dan :

Perlu diketahui bahwa sebenarnya

karena merupakan sudut awal gerak melingkar.

4. Beberapa Bentuk Benda Bergerak Melingkar

1. Gerak benda di luar dinding melingkar.


v2 v2
N=m.g-m. N = m . g cos  - m .
R R

2. Gerak benda di dalam dinding melingkar.

v2 v2
N=m.g+m. N = m . g cos  + m .
R R

v2 v2
N=m. - m . g cos  N=m. -m.g
R R

3. Benda dihubungkan dengan tali diputar vertikal.


v2 v2
T=m.g+m T = m m . g cos  + m
R R

v2 v2
T=m. - m . g cos  T=m. -m.g
R R

4. Benda dihubungkan dengan tali diputar mendatar (ayunan centrifugal/konis)

T cos  = m . g

v2
T sin  = m .
R

L cos
Periodenya T = 2
g

Keterangan : R adalah jari-jari lingkaran

5. Gerak benda pada sebuah tikungan berbentuk lingkaran mendatar.

v2
N . k = m .
R

N = gaya normal
N=m.g
Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari saja banyak yang bisa kita jadikan contoh. Berikut ini
adalah beberapa di antaranya.
1. Komidi Putar

Kuda pada komidi putar akan berputar mengelilingi pusat putaran yakni tiang komidi
putar. Kuda-kuda akan bergerak berputar dalam waktu tertentu dengan frekuensi tertentu
pula.

2. Gerak revolusi bulan terhadap bumi

Pada contoh ini, bumi adalah sumbu pusat putaran. Bulan akan berputar mengelilingi
matahari dengan lintasan melingkar. Perputaran bulan terhadap bumi dalam ilmu falaq
atau ilmu astronomi. Hal ini dapat menyebabkan pergantian bulan dalam tahun qamariah.

3. Jarum jam

Ketiga jarum jam juga termasuk dalam salah satu contoh gerak melingkar. Ketiga
jarumnya akan berputar dengan kecepatan yang berbeda karena masing-masing jarum
jam menunjukkan waktu yang berbeda (detik, menit dan jam). Poros jarum jam yang
berperan sebagai pusat lingkaran sementara jarum jam akan berputar beraturan sesuai
dengan fungsi waktu masing-masing jarum.

4. Ban motor

Ban motor tentu saja selalu berputar ketika morot dijalankan. Ban motor akan melakukan
gerak melingkar terhadap poros ban. Tak terhitung berapa frekuensi putaran yang
dihasilkan ban motor selama melakukan perjalanan. Kecepatannya akan berubah sesuai
dengan keinginan pengendara dengan menggunakan bantuan rem dan gas.

Jadi dalam mempelajari kita dapat menanamkan nilai karter dan kemanusiaan
kepada peserta didik yaitu :

1. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB). Dalam Kompetensi Dasar ini dapat ditanamkan nilai-nilai moral
yang positif, diantaranya :

a) Manusia dalam menjalani hidup ini harus konstan, berjalan lurus, dan beraturan
mengikuti aturan-aturan yang berlaku di masyarakat agar tercipta kehidupan yang aman,
tertib dan tentram. (Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama, patuh pada
aturan-aturan sosial).
b) Menjadikan manusia menjadi lebih teliti dalam menyikapi masalah, karena dalam materi
GLB dan GLBB dituntut untuk teliti dalam pemahaman konsepnya. (Nilai karakter dalam
hubungannya dengan diri sendiri, teliti).

2. Memprediksi besaran-besaran fisika pada gerak melingkar beraturan dan gerak melingkar
berubah beraturan. Dalam Kompetensi Dasar ini dapat ditanamkan nilai-nilai moral yang
positif, diantaranya:

a) Manusia tidak boleh sombong, karena kehidupan manusia berputar. Dalam hal ini
manusia diasumsikan sebagai sebuah titik yang terletak pada roda. Dan titik tersebut
kadang diatas dan kadang dibawah, sesuai dengan perputaran roda. (Nilai karakter dalam
hubungannya dengan diri sendiri, rendah hati dan tidak sombong).
o Manusia tidak boleh berpaling dari Allah SWT pada saat menghadapi cobaan. Dalam
hal ini manusia diasumsikan sebagai sebuah partikel bagian roda yang akan ikut berotasi
saat roda bergerak melingkar. Pada saat bergerak melingkar, roda tidak mempunyai
percepatan tangensial (menyinggung lingkaran). Hal ini berarti tidak berpaling dari-Nya.
(Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan, Religius).

b) Manusia harus berserah diri pada Allah SWT. Apapun yang terjadi pada diri kita, kita
harus tetap konsisten berserah diri kepada pusat kehidupan, yaitu Allah SWT. Dalam hal
ini manusia juga diasumsikan sebagai sebuah partikel bagian roda yang akan ikut berotasi
saat roda bergerak melingkar. Pada saat roda bergerak melingkar, roda mempunyai
percepatan sentripetal yaitu percepatan yang arahnya selalu menuju ke pusat roda. (Nilai
karakter dalam hubungannya dengan Tuhan, Religius).
Daftar Rujukan

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta

Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat


Kurikulum Dan Perbukuan. (2013). Panduan Pengintegrasian Berbagai Nilai Dan Materi
Ke Dalam Mata Pelajaran. Jakarta

Muhammad Fadhol Tamimy. (2016). 15 Teknik Mengajar Guru Masa Kini.


www.psikoma.com/pendidikan

Sahyar, (2017). Alam Mengajarkan Karakter. Disampaikan dalam forum seminar


Nasional Pendidikan Fisika IV Universitas Negeri Padang.

Anda mungkin juga menyukai