Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
BAB 1 PENDAHULUAN
1
Kedua, regulasi yang implementasinya taat asas dalam penempatan dan
penugasan guru agar tidak terjadi diskriminasi akses layanan pendidikan bagi
mereka yang berada pada titik-titik terluar wilayah negara, di tempat-tempat yang
sulit dijangkau karena keterisolasian, dan di daerah-daerah yang penuh konflik.
Ketiga, komitmen guru untuk mewujudkan hak semua warga negara atas
pendidikan yang berkualitas melalui pendanaan dan pengaturan negara atas sistem
pendidikan.
Keempat, meningkatkan kesejahteraan dan status guru serta tenaga
kependidikan lainnya melalui penerapan yang efektif atas hak asasi dan kebebasan
profesional mereka.
Kelima, menghilangkan segala bentuk diskriminasi layanan guru dalam
bidang pendidikan dan pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan jender,
ras, status perkawinan, kekurangmampuan, orientasi seksual, usia, agama, afiliasi
politik atau opini, status sosial dan ekonomi, suku bangsa, adat istiadat, serta
mendorong pemahaman, toleransi, dan penghargaan atas keragaman budaya
komunitas.
Keenam, mendorong demokrasi, pembangunan berkelanjutan, perdagangan
yang fair, layanan sosial dasar, kesehatan dan keamanan, melalui solidaritas dan
kerjasama di antara anggota organisasi guru di mancanegara, gerakan organisasi
kekaryaan internasional, dan masyarakat madani.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk merumuskan pembinaan dan
pengembangan profesi guru. Hal ini ditunjukkan oleh adanya, makin kuat
dorongan untuk melakukan kaji ulang atas sistem pengelolaan guru, terutama
berkaitan dengan penyediaan, rekruitmen, pengangkatan dan penempatan, sistem
distribusi, sertifikasi, peningkatan kualifikasi dan kompetensi, penilaian kinerja,
uji kompetensi, penghargaan dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan karir,
pengembangan keprofesian berkelanjutan, pengawasan etika profesi, serta
pengelolaan guru di daerah khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan
masa depan. Untuk tujuan itu, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan selalu
berusaha untuk menyempurnakan kebijakan di bidang pembinaan dan
pengembangan profesi guru.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dapat dirumuskan seperti berikut ini:
1. Apa manfaat dari pembinaan dan pengembangan profesi guru?
2. Bagaimana tahap-tahap pembinaan dan pengembangan profesi dan karir?
3. Bagaimana pembinaan dan pengembangan profesi guru?
4. Bagaimana kebijakan pemerataan guru?
5. Bagaimana tantangan atau hambatan dalam pembinaan dan pengembangan
profesi guru?
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
4
seimbang, utuh, dan selaras, pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat,
kecenderungan/keinginan serta kemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk
selanjutnya atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan, dan mengembangkan
dirinya, sesamanya maupun lingkunganya kearah tercapainya martabat, mutu, dan
kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri (Iskandar dan
Mandalika, 1982).
5
Pembinaan guru memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan
professional guru dalam meningkatkan proses belajar dan hasil belajar melalui
pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan professional kepada guru.
Jika proses belajat meningkat maka hasil belajar diharapkan juga meningkat.
Dengan demikian rangkaian usaha pembinaan professional guru akan
mempelancar pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar (Ali Imbron, 1995
“dalam” Akmal, 2008).
6
2.3 Tahap-Tahap Dalam Mewujudkan Guru Profesinal
7
pendidikan profesi. Dua produk hukum ini menggariskan bahwa peserta
pendidikan profesi ditetapkan oleh menteri, yang sangat mungkin didasari atas
kuota kebutuhan formasi. Khusus untuk pendidikan profesi guru, beberapa amanat
penting yang dapat dijalankan, diantaranya yaitu:
4) jumlah peserta didik program pendidikan profesi setiap tahun ditetapkan oleh
Menteri
6) uji kompetensi pendidik dilakukan melalui ujian tertulis dan ujian kinerja
sesuai dengan standar kompetensi
8
Pengembangan dan peningkatan kompetensi dimaksud dilakukan melalui
sistem pembinaan dan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang
dikaitkan dengan perolehan angka kredit jabatan fungsional. Pembinaan dan
pengembangan keprofesian guru meliputi pembinaan kompetensi-kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sementara itu, pembinaan dan
pengembangan karier meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Upaya
pembinaan dan pengembangan karir guru ini harus sejalan dengan jenjang jabatan
fungsional mereka. Pola pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi institusi terkait dalam
melaksanakan pembinaan profesi dan karir guru. Pengembangan profesi dan karir
diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam rangka
pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas dan di luar kelas.
Inisiatif meningkatkan kompetensi dan profesionalitas ini harus sejalan dengan
upaya untuk memberikan penghargaan, peningkatan kesejahteraan dan
perlindungan terhadap guru.
9
Kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi dapat dilakukan oleh
institusi pemerintah, lembaga pelatihan (training provider) nonpemerintah,
penyelenggara, atau satuan pendidikan. Di tingkat satuan pendidikan, program ini
dapat dilakukan oleh guru pembina, guru inti, koordinator guru kelas, dan
sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan ditugasi oleh kepala sekolah.
Analisis kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, desain program, implementasi
dan layanan, serta evaluasi program pelatihan dapat ditentukan secara mandiri
oleh penyelenggara atau memodifikasi/mengadopsi program sejenis.
Pembinan dan pengembangan karir guru terdiri dari tiga ranah, yaitu
penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Sebagai bagian dari pengembangan
karir, kenaikan pangkat merupakan hak guru. Dalam kerangka pembinaan dan
pengembangan, kenaikan pangkat ini termasuk ranah peningkatan karir. Kenaikan
pengkat ini dilakukan melalui dua jalur. Pertama, kenaikan pangkat dengan sistem
pengumpulan angka kredit. Kedua, kenaikan pangkat karena prestasi kerja atau
dedikasi yang luar biasa.
10
dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam
meningkatkan kompetensi dan karier guru tidak harus dilakukan secara
eksternal, tetapi bisa juga secara internal.
2) Program magang
3) Kemitraan sekolah
11
7) Pendidikan lanjut
2) Seminar
3) Workshop
4) Penelitian
12
Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran,
ataupun buku dalam bidang pendidikan.
Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat
praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi
pembelajaran.
13
kinerja dan uji kompetensi menjadi salah satu basis utama desain program
peningkatan kompetensi guru.
14
karir, pengembangan keprofesian berkelanjutan, pengawasan etika profesi, serta
pengelolaan guru di daerah khusus.
15
mendudukkan pendidikan sebagai prioritas utama, penghasilan guru demikian
bersaing dengan profesi lain, sehingga larangan rangkap profeesi dapat
diterapkan. Oleh karena itu, upaya apapun yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan tidak akan dapat dicapai selama masalah jaminan kesejahteraan
minimal seorang guru atau tenga pengajar tidak terpenuhi.
Pengembangan karier bagi guru belum memperoleh porsi yang sesuai
karena dengan dicanangkannya otonomi daerah ternyata menimbulkan
kebimbangan para biokrat daerah untuk memberikan kewenangan pengelolaan
aspek-aspek pendidikan terhadaap para guru. Menurut Worldbank, terjadi
kerancuan tentang pemngembangan karier guru diartikan sebagai pengalihan
tugas-tugas guru yang tadinya sebagai pengajar berubah menjadi administrator.
Tentu saja hal itu bertentangan dengan tujuan seorang guru. Oleh karena itu,
pengembangan karier guru sebenarnya adalah tambahan kewenangan bagi guru
selain tugas sebagai pengajar.
Masalah ekonomi untuk melanjutkan sekolah bagi guru juga memberikan
hambatan bagi pembinaan dan pengembangan profesinya. Guru yang merasa
dirinya tidak mampu secara ekonomi untuk melanjutkan sekolah ke perguruan
tinggi baik S2 maupun S3 akan memilih untuk tidak lanjut karena biayanya terlalu
besar dan ada kebutuhan lain yang lebih penting. Guru yang punya kewajiban
mengajar sehingga sulit untuk melaksanakan haknya yaitu mendapatkan
pembinaan dalam rangka meningkatakn kualifikasi dirinya.
16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasakan pembahasan mengenai pembinaan dan pengembangan profesi
guru dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan dan pengembangan profesi guru
adalah upaya atau tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat
profesi seorang guru, baik dalam penguasaan materi ajar, atau penguasaan
metodologi pengajaran, serta sikap keprofesionalan dalam menjalankan tugasnya
sebagai guru.
Program tersebut sangat penting bagi guru, dosen, dan tenaga pendidik
untuk mendapat mengikuti atau menerima kegiatan pembinaan yang
diselenggarakan baik dari instansi sekolah, pemerintah daerah maupun pusat,
penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi guru, dan individu guru secara pribadi.
Sehingga mampu menjadi guru yang professional dan memiliki kedisiplinan serta
tanggung jawab yang tinggi.
17
3.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca khususnya mahasiswa jurusan kependidikan dan
calon guru serta para guru supaya lebih meningkatkan dan mengembangkan
profesinya sehingga menjadi guru yang berkualitas dan professional dalam upaya
menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan baik peserta didik maupun
individu guru. Dengan guru yang berkualitas maka tercipta peserta didik yang
berkualitas pula.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai
Tenaga Profesi.
Putri, Servilla Difa, dkk. 2016. “Pengembangan Profesi Keguruan”. Makalah
Etika Profesi Guru. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi.
Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. 2012. Pembinaan dan Pengembangan
Profesi Guru Buku 1: Pendoman Pengelolaan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Edisi Revisi. Jakarta :
Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, BPSDM dan PMP
Kementerian Dan Kebudayaan.
Mustika, Pupah. 2017. “Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Guru
Terhadap Disiplin Kerja Dalam Mewujudkan Pelayanan
Pendidikan”. Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 11, No. 01; 50-
57.
Disas, Eka Prihatin. “Analisis Kebijakan Pendidikan Mengenai Pengembangan
Dan Peningkatan Profesi Guru”. Jurnal Penelitian Pendidikan.
hlm: 158-166.
18