Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 1 : Daratul Qadri (2106102020051)

Pipin Deliana (2006102020069)


Pobri Shifa Acha (2006102020103)
Ruzika Wahyu Mitari (200610202106)
Judul : Mengenal Standar Profesi Guru: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Mata Kuliah : Profesi Pendidikan 01
Dosen Pengampu : Muhjam Kamza, S.Pd., M.Pd.

I. Latar Belakang
Pendidikan merupakan landasan utama bagi perkembangan dan kemajuan
masyarakat. Dalam hal ini guru adalah bagian penting dari proses pendidikan, dan
kualitas pengajaran yang guru berikan berdampak langsung pada kemampuan siswa
untuk mencapai potensi mereka. Guru adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang
menuntut keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar,
membimbing, dan melatih siswa (Keguruan & Hidayati, 2022). Profesi guru
merupakan profesi yang mempunyai peranan penting dalam kemajuan masyarakat
dan sistem pendidikan. Guru tidak hanya berperan sebagai pendidik tetapi juga
berperan sebagai agen utama dalam proses transmisi pengetahuan, nilai, dan
keterampilan kepada generasi muda. Peran mereka yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan pembangunan negara telah diakui secara resmi dalam (Undang-
Undang Terkait Guru dan Dosen, 2015), yang secara tegas menggambarkan bahwa
Anggota guru adalah pendidik profesional yang tanggung jawab utamanya adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan. Profesionalisme membutuhkan
keyakinan dan kemampuan yang dapat diterima agar seseorang dianggap layak
mengemban tugas (Tika, 2013).
Oleh karena itu Guru sebagai contoh bagi siswa dan masyarakat sekitar,
menunjukkan pentingnya kedudukan dan peran mereka dalam membangun kemajuan
negara. Seorang guru mendidik para generasi muda selanjutnya. Generasi yang
diharapkan terampil, beretika, bermoral, mencerminkan manusia Indonesia seutuhnya,
sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Pasal 3 UU nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional (UU Sisdiknas), menyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Widodo (2014) salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia adalah banyaknya guru yang tidak profesional, kebanyakan
guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya
yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian
dan melakukan pengabdian masyarakat. Rendahnya mutu guru dianggap sebagai
penyebab rendahnya mutu pendidikan karena kualitas guru mempunyai kontribusi
besar terhadap kondisi pendidikan tersebut. Jadi, mutu guru akan sangat memengaruhi
prestasi siswa, siswa yang diajar oleh guru yg berkualitas dan profesional akan
mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar oleh guru
yg kurang berkualitas (Darling Hammond,1999). Untuk mencapai standar mutu dan
profesionalisme guru seperti yang diharapkan, perlu ada dukungan dan keterlibatan
pemerintah, lembaga pendidikan maupun guru itu sendiri dalam pembinaan,
peningkatan serta pengembangan profesionalisme guru di Indonesia secara terus
menerus. Pengembangan profesional guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di mana hal itu tentunya berdampak pada sumber daya manusia dan
kemajuan bangsa.
Guru yang profesional memiliki kemampuan yang profesional, personal dan
sosial (Winarno Surachmad, 2009). Seorang guru profesional harus menguasai empat
kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial
dan kompetensi kepribadian (UU No.14/2005). Selain itu standar tenaga kependidikan
atau guru disebutkan bahwa tenaga pendidik atau guru harus mempunyai kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat rohani dan jasmani serta
mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

II. Pembahasan
A. Standar Profesi Guru
Standar Profesi Guru adalah kerangka pedoman yang menguraikan kriteria,
kompetensi, dan perilaku yang diharapkan dari seorang guru dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Standar ini berfungsi sebagai panduan untuk mengukur
kualitas, kinerja, dan profesionalisme seorang guru dalam konteks pendidikan. Secara
umum, Standar Profesi Guru dirancang untuk memastikan bahwa setiap guru
memiliki kemampuan yang memadai untuk memberikan pendidikan yang bermutu
dan relevan kepada siswa.(Sagala, 2008)
Standar Profesi Guru umumnya terdiri dari beberapa komponen utama, seperti
Standar Kompetensi Guru (SKG), Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
SKG mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian sosial, profesional, dan
kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Standar Isi berkaitan dengan
materi pembelajaran, silabus, dan bahan ajar yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan siswa. Standar Proses mencakup metode pengajaran, evaluasi
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Sedangkan Standar Penilaian menekankan pada
teknik penilaian, instrumen penilaian, dan penggunaan data penilaian.(Raibowo et al.,
2019)
Implementasi Standar Profesi Guru memainkan peran kunci dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Guru yang memenuhi standar ini dapat memberikan
pembelajaran yang efektif, mendukung perkembangan siswa, dan menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif. Evaluasi dan pemantauan secara berkala diperlukan
untuk memastikan kualitas guru tetap terjaga dan memberikan kesempatan bagi
pengembangan profesional yang berkelanjutan. Standar Profesi Guru menjadi
landasan penting dalam menjaga mutu pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan
yang lebih baik.(Arasyiah, 2020)

B. Struktur dan Komponen Standar


Struktur dan komponen Standar Profesi Guru adalah landasan yang
mendefinisikan kriteria dan panduan untuk menjadi seorang guru yang berkualitas.
Standar ini terdiri dari beberapa komponen utama yang membentuk kerangka dasar
dalam mengevaluasi kinerja guru.(Wijaya, 2018)
Pertama, Standar Kompetensi Guru (SKG) menggambarkan kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru. Ini mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian
sosial, profesional, dan kepemimpinan. Kompetensi pedagogik berkaitan dengan
kemampuan mengajar dan merencanakan pembelajaran yang efektif. Kepribadian
sosial mengacu pada kemampuan guru dalam berinteraksi dengan siswa, orang tua,
dan rekan kerja. Kompetensi profesional menyangkut pengembangan diri dan
pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, kompetensi
kepemimpinan mencakup kemampuan guru dalam memimpin, berkolaborasi, dan
berkontribusi dalam pengembangan sekolah.(Maolana, 2018)
Selanjutnya, Standar Isi berkaitan dengan materi pembelajaran, silabus, dan bahan
ajar yang digunakan dalam proses pengajaran. Standar Proses mencakup metode
pengajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengelolaan kelas, yang menciptakan
lingkungan belajar yang efektif. Terakhir, Standar Penilaian mengatur teknik
penilaian, instrumen penilaian, dan penggunaan data penilaian untuk mengukur
prestasi siswa.
Berikut adalah contoh struktur dan komponen Standar Profesi Guru dengan
penjelasan singkat:
I. Standar Kompetensi Guru (SKG)
• Kompetensi Pedagogik: Guru memiliki kemampuan merancang
pembelajaran yang menarik dan efektif sesuai dengan kebutuhan siswa.
• Kompetensi Kepribadian Sosial: Guru harus mampu menjaga hubungan
positif dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja, serta mendemonstrasikan
etika dan nilai-nilai yang baik.
• Kompetensi Profesional: Guru harus senantiasa mengembangkan diri,
memiliki pemahaman mendalam tentang kurikulum, dan mengikuti tren
pendidikan terkini.
• Kompetensi Kepemimpinan: Guru harus mampu memimpin dalam
pembaharuan kurikulum, berkolaborasi dengan rekan-rekan guru, dan
berperan dalam pengembangan sekolah.(Sulastri et al., 2020)
II. Standar Isi
• Materi Pembelajaran: Guru harus menyusun dan mengajar materi
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum nasional dan kebutuhan
siswa.
• Silabus: Guru perlu merancang silabus yang jelas, menguraikan tujuan
pembelajaran, dan mengatur materi serta kegiatan pembelajaran.
• Bahan Ajar: Guru harus memilih bahan ajar yang relevan dan mendukung
pembelajaran siswa.
III. Standar Proses
• Metode Pengajaran: Guru harus menggunakan berbagai metode
pengajaran, seperti ceramah, diskusi, dan praktik, untuk memberikan
pembelajaran yang menarik dan efektif.
• Evaluasi Pembelajaran: Guru perlu melakukan evaluasi terhadap kemajuan
siswa dan menggunakan hasil evaluasi untuk mengadaptasi pembelajaran.
• Pengelolaan Kelas: Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang
aman, teratur, dan inklusif.
IV. Standar Penilaian
• Teknik Penilaian: Guru perlu menggunakan berbagai teknik penilaian,
seperti tes, proyek, dan portofolio, untuk mengukur pencapaian siswa.
• Instrumen Penilaian: Guru harus mengembangkan atau menggunakan
instrumen penilaian yang sesuai dengan materi pembelajaran dan tujuan
pembelajaran.
• Penggunaan Data Penilaian: Guru harus menggunakan data penilaian
untuk memberikan umpan balik dan mengidentifikasi area yang perlu
ditingkatkan dalam pembelajaran siswa.
Standar ini dapat bervariasi antara negara dan lembaga pendidikan, tetapi
komponennya mencakup panduan dasar bagi guru dalam memenuhi tugas mereka
secara profesional. Kombinasi semua komponen ini memberikan pedoman yang
komprehensif bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Menerapkan dan mematuhi
Standar Profesi Guru membantu memastikan bahwa pendidikan yang diberikan oleh
guru sesuai dengan kebutuhan siswa dan berkontribusi pada peningkatan mutu
pendidikan secara keseluruhan.

C. Tujuan standarisasi profesi guru


Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD)
yang disahkan tanggal 30 Desember 2005. Pasal yang menyatakannya adalah
pasal 8 : guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah Pasal 11 ayat (1)
menyebutkan bahwa sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Landasan hukum lainnya adalah
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi
bagi Guru dalam Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 Mei 2007. Sertifikasi
tersebut diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru.
Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik
pendidikan yang berkualitas.
Tugas profesional guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal
7 adalah pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip, yaitu:
(1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, (2) memiliki komitmen
untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia,
(3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugasnya, (4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugasnya, (5) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan,
(6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja, (7)
memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat, (8) memiliki jaminan perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan (9)memiliki organisasi
profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
tugas keprofesionalan guru.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannya tujuan dari standar profesi
guru menentukan kualitas guru tersebut dan peserta didik dimana hal ini berkaitan
erat dengan kulitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya standarisasi
profesional guru maka akan ada pengakuan dari pemerintah, lembaga pendidikan
maupun masyarakat sekitar dengan diberikannya sertifikasi guru. Hal ini
menunjukkan bahwa guru tersebut layak dalam melaksanakan tugasnya sebagai
tenaga pendidik dan mewujudkan tujuan pendidkan nasional. Selain itu proses dan
mutu hasil pendidikan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya martabat
guru. Sedangkan bagi peserta didik, profesionalisme guru akan berdampak pada
prestasi maupun meningkatkan motivasi belajar mereka. Dengan demikian mutu
dari hasil pendidikan dan tujuan pendidkan nasional akan tercapai.

D. Implementasi standarisasi profesi guru


Dalam keseluruhan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas/sekolah, guru
merupakan kunci terpenting dalam mencapai kesuksesan pendidikan. Peranan
guru yang profesional ini meliputi berbagai tingkah laku baik dalam aktivitas di
sekolah maupun di luar sekolah. Guru yang profesional adalah sosok individu
yang berhasil dalam mengimplementasikan peranannya dengan sebaik-baiknya.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa guru dapat menunjukkan suatu pola perilaku
yang sesuai dengan kabatannya, dan dapat diterima oleh lingkungan kerja dan
masyarakatnya. Beberapa jenis peranan guru dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Guru sebagai Mediator Sekolah
Guru sebagai moderator belajar mengandung suatu pernyataan bahwa guru
sebagai perantara dalam keseluruhan proses belajar secara keseluruhan. Guru
adalah yang menyelenggarakan perilaku belajar siswa, dan bertanggung jawab
terhadap hasil aktivitas belajar tersebut, melalui proses interaksi belajar-mengajar.
Guru merupakan salah satu faktor penting yang diharapkan mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu maka seorang guru dalam
operasionalnya di sekolah harus menguasai materi, prinsip-prinsip belajar, mampu
menciptakan belajar yang baik.
b. Guru sebagai Penegak Disiplin
Tugas yang melekat pada diri seorang guru adalah memotivasi dirinya dalam
penegakan disiplin, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Guru sebaiknya
menjadi teladan bagi terlaksananya penegakan disiplin.
c. Guru sebagai Administrator dan Manajer Kelas
Seorang guru dikenal sebagai pendidik dan pengajar, yang berperan
sebagai petugas administrasi dan sekaligus sebagai manajer kelas. Sebagai
administrator, guru bertugas menyelenggarakan program pendidikan dengan
sebaik-baiknya. Berbagai aspek yang menyangkut kelancaran jalannya
pembelajaran merupakan tanggung jawab guru. Dalam konteks ini seorang guru
berkewajiban mengambil bagian dalam hal perencanaan kegiatan pendidikan
(planning), mengatur dan menyusun berbagai aspek dalam pendidikan
(organizing), mengarahkan kegiatan-kegiatan berbagai aspek dalam pendidikan
(directing), melaksanakan segala rencana dan kebijaksaan pendidikan (actuating),
dan mengawasi serta menilai kegiatan-kegiatan pendidikan (controling).

E. Dampak Standar Profesi Guru


Dampak dari standar profesi guru dapat bervariasi tergantung pada bagaimana
standar tersebut diterapkan dan dipatuhi. Standar profesi guru adalah pedoman atau
panduan yang dirancang untuk memastikan bahwa guru menjalankan tugas mereka
dengan baik dan memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswa. Berikut
beberapa dampak dari standar profesi guru:
1. Peningkatan Kualitas Pendidikan: Standar profesi guru dapat membantu
meningkatkan kualitas pendidikan dengan menetapkan ekspektasi yang tinggi
terhadap guru. Ini bisa mendorong guru untuk meningkatkan kompetensi dan
keterampilan mereka.
2. Akuntabilitas: Standar profesi guru seringkali berhubungan dengan sistem
evaluasi kinerja guru. Dengan adanya standar ini, guru harus memenuhi
kriteria tertentu dan mungkin akan diberi sanksi jika mereka tidak memenuhi
standar tersebut. Ini dapat meningkatkan akuntabilitas guru terhadap pekerjaan
mereka.
3. Peningkatan Karier: Standar profesi guru juga dapat memengaruhi
perkembangan karier guru. Guru yang memenuhi atau bahkan melebihi
standar tersebut mungkin memiliki kesempatan untuk promosi atau
peningkatan gaji.
4. Perlindungan Siswa: Standar profesi guru dapat membantu melindungi
kepentingan siswa dengan memastikan bahwa guru memberikan pendidikan
yang aman dan efektif. Guru yang melanggar standar tersebut dapat dikenai
sanksi atau dihentikan sebagai upaya perlindungan terhadap siswa.
5. Perbaikan Kualitas Pendidikan Nasional: Dalam skala yang lebih luas, adopsi
standar profesi guru dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan secara
nasional. Ini dapat memungkinkan pembandingan kinerja guru di seluruh
negeri dan memberikan dasar bagi upaya perbaikan pendidikan.
Namun, dampak dari standar profesi guru juga bisa menjadi kontroversial.
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa standar tersebut terlalu membatasi
atau tidak memungkinkan kebebasan kreatif guru. Selain itu, implementasi standar
juga dapat menimbulkan tantangan, terutama dalam hal pelatihan, evaluasi, dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar tersebut.
Dalam banyak kasus, penting untuk menciptakan keseimbangan yang baik antara
memiliki standar yang kuat untuk guru dan memberikan dukungan dan sumber
daya yang diperlukan agar guru dapat mencapai standar tersebut.

F. Peran Guru Dalam Memenuhi Standar


Peran guru dalam memenuhi standar profesi guru sangat penting dalam
menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan. Berikut beberapa peran kunci
yang dimainkan oleh guru dalam memenuhi standar profesi mereka:
1. Mengajar dengan Kompeten: Guru harus memiliki pemahaman mendalam
tentang materi pelajaran yang mereka ajarkan dan kemampuan untuk
mengkomunikasikannya dengan jelas kepada siswa. Mereka perlu memastikan
bahwa setiap siswa memahami materi tersebut dan dapat menerapkannya
dengan baik.
2. Merencanakan Pembelajaran: Guru harus merencanakan pembelajaran yang
efektif dengan mengembangkan rencana pelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan tujuan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini harus
mencakup strategi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Menerapkan Metode Pengajaran yang Efektif: Guru perlu menggunakan
berbagai metode pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa dan
mampu memotivasi siswa untuk belajar. Mereka juga harus dapat
memanfaatkan teknologi dan sumber daya lainnya untuk mendukung
pembelajaran.
4. Menilai dan Mengukur Kemajuan Siswa: Guru harus memiliki keterampilan
dalam menilai kemajuan siswa, mengukur pemahaman mereka, dan
memberikan umpan balik yang konstruktif. Mereka perlu mengadopsi berbagai
alat evaluasi, seperti ujian, tugas, dan penilaian formatif.
5. Mengembangkan Hubungan yang Positif dengan Siswa: Guru perlu
menciptakan hubungan yang positif dengan siswa, menciptakan lingkungan
yang aman dan mendukung di kelas, dan memahami kebutuhan individual
siswa.
6. Menerapkan Prinsip Etika: Guru harus mematuhi kode etik profesi guru,
termasuk standar perilaku dan profesionalisme yang ditetapkan oleh lembaga
pendidikan atau pemerintah. Mereka harus bertindak dengan integritas dan
menjaga kesejahteraan siswa.
7. Berpartisipasi dalam Pengembangan Profesional: Guru harus terus
meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya dengan berpartisipasi dalam
pelatihan dan pengembangan profesional. Mereka perlu selalu mengikuti
perkembangan dalam bidang pendidikan.
8. Kolaborasi dengan Rekan Guru dan Staf Sekolah: Kerja sama dengan rekan
guru dan staf sekolah lainnya juga sangat penting dalam memenuhi standar
profesi. Guru perlu bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan
pendidikan.
9. Merespons Kebutuhan Siswa Khusus: Guru harus dapat mengidentifikasi dan
merespons kebutuhan siswa khusus, seperti siswa dengan kebutuhan khusus
atau siswa yang berbicara bahasa asing.
10. Memantau dan Mengevaluasi Diri Sendiri: Guru perlu terus menganalisis dan
mengevaluasi praktik pengajarannya sendiri, mencari cara untuk
meningkatkan kualitas pengajaran mereka dan memenuhi standar yang
ditetapkan.
Dalam upaya memenuhi standar profesi guru, dukungan dan pelatihan yang
tepat dari lembaga pendidikan dan pemerintah juga sangat penting. Guru harus
memiliki akses kepada sumber daya dan kesempatan pengembangan profesional
yang mendukung pencapaian standar tersebut.

G. Perubahan Dan Tantangan


Memasuki abad ke-21, tuntutan dan peran guru tidak ringan. Guru diharapkan
mampu dan dapat melaksanakan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi
Internasional UNESCO UNTUK Pendidikan, yaitu:
1) Learning to know
2) Learning to do
3) Learning to Be
4) Learning to live together
Menekuni profesi guru tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang memadai
akan bidang studi yang diajarkannya. Lebih dari itu seorang guru juga perlu
kreatif mengatasi persoalan pada diri siswa dan lingkungan sekitar. Dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 perlu didukung oleh guru yang
profesional. Guru yang merupakan garda terdepan dan ujung tombak
implementasi kurikulum dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuan
ketrampilan dan kemampuan dalam rangka melaksanakan tugas profesinya.
Penyelenggaraan Pendidikan dengan maksud untuk menyiapkan lulusannya
menguasai seperangkat kompetensi pengetahuan (Knowledge), keterampilan
(Skills) dan perilaku (Attitudes) yang dapat mewujudkan Life Long Skills Global
sesuai tujuan pendidikan nasional.
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, terjadinya revolusi
teknologi informasi merupakan sebuah tantangan yang harus mampu
dipecahkan secara mendesak. Adanya perkembangan teknologi informasi yang
demikian akan mengubah pola hubungan guru-murid, teknologi instruksional dan
sistem pendidikan secara keseluruhan. Kemampuan guru dituntut untuk
menyesuaikan hal demikian itu. Adanya revolusi informasi harus dapat
dimanfaatkan oleh bidang pendidikan sebagai alat mencapai tujuannya dan bukan
sebaliknya justru menjadi penghambat. Untuk itu, perlu didukung oleh suatu
kehendak dan etika yang dilandasi oleh ilmu pendidikan dengan dukungan
berbagai pengalaman para praktisi pendidikan di lapangan. Perkembangan
teknologi (terutama teknologi informasi) menyebabkan peranan sekolah
sebagai lembaga pendidikan akan mulai bergeser. Sekolah tidak lagi akan menjadi
satu-satunya pusat pembelajaran karena aktivitas belajar tidak lagi terbatasi oleh
ruang dan waktu. Peran guru juga tidak akan menjadi satu-satunya sumber
belajar karena banyak sumber belajar dan sumber informasi yang mampu
memfasilitasi seseorang untuk belajar.

H. Sumber Daya Dan Dukungan


Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu
pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister
(1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar pengetahuan
teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan
profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan
yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan
suatu bangsa. Hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting
dalam konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam
suatu proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh
kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. Oleh
karena itu, upaya-upaya untuk terus mengembangkan profesi pendidik (guru)
menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan suatu bangsa, meningkatnya kualitas
pendidik akan mendorong pada peningkatan kualitas pendidikan baik proses
maupun hasilnya.
1). Landasan Hukum Pengembangan Profesi Guru
Dalam konteks Indonesia dewasa ini, nampak kecenderungan makin menguatnya
upaya pemerintah untuk terus mengembangkan profesi pendidik sebagai profesi
yang kuat dan dihormati sejajar dengan profesi lainnya yang sudah lama
berkembang. Hal ini terlihat dari lahirnya UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen yang menggambarkan bagaimana pemerintah mencoba mengembangkan
profesi pendidik melalui perlindungan hukum dengan standard tertentu yang
diharapkan dapat mendorong pengembangan profesi pendidik. Perlindungan
hukum memang diperlukan terutama secara sosial agar civil effect dari profesi
pendidik mendapat pengakuan yang memadai. Hal tersebut tidak serta-merta
menjamin berkembangnya profesi pendidik secara individu, sebab dalam konteks
individu justru kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri menjadi hal yang
paling utama yang dapat memperkuat profesi pendidik. namun pengembangan
diri sendiri lebih penting dan strategis dalam upaya pengembangan profesi, ini
didasarkan beberapa alasan yaitu :
• Perlindungan hukum penting dalam menciptakan kondisi dasar
bagi penguatan profesi pendidik, namun tidak dapat menjadikan
substansi pengembangan profesi pendidik secara otomatis.
• Perlindungan hukum dapat memberikan kekuasan legal (legal
power) pada pendidik, namun akan sulit menumbuhkan profesi
pendidik dalam pelaksanaan peran dan tugasnya di bidang
pendidikan.
• Pengembangan diri sendiri dapat menjadikan profesi pendidik
sadar dan terus memberdayakan diri sendiri dalam meningkatkan
kemampuan berkaitan dengan peran dan tugasnya di bidang
pendidikan.
• Pengembangan diri sendiri dapat memberikan kekuasaan keahlian
(expert power) pada pendidik, sehingga dapat menjadikan pendidik
sebagai profesi yang kuat dan penting dalam proses pendidikan
bangsa.
2) Strategi Pengembangan Profesi Guru
Diperlukan strategi yang tepat dalam upaya menciptakan iklim kondusif bagi
pengembangan profesi guru. Situasi kondusif ini jelas amat diperlukan oleh tenaga
pendidik untuk dapat mengembangkan diri sendiri ke arah profesionalisme guru.
Dalam hal ini, terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menciptakan
situasi yang kondusif bagi pengembangan profesi guru, yaitu :
• Strategi perubahan paradigma Strategi ini dimulai dengan
mengubah paradigma birokasi agar menjadi mampu
mengembangkan diri sendiri sebagai institusi yang berorientasi
pelayanan, bukan dilayani.
• Strategi debirokratisasi Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi
tingkatan birokrasi yang dapat menghambat pada pengembangan
diri guru.

3) Pengembangan Sikap Profesional dan Inovatif


Pengembangan profesi guru pada dasarnya hanya akan berhasil dengan baik
apabila dampaknya dapat menumbuhkan sikap inovatif. Sikap inovatif ini akan
semakin memperkuat kemampuan profesional tenaga guru. Menurut Prof Idochi
diperlukan tujuh pelajaran guna mendorong tenaga pendidik (guru) bersikap
inovatif serta dapat dan mau melakukan inovasi. Ketujuh pelajaran itu adalah:
a. Belajar kreatif
b. Belajar seperti kupu-kupu
c. Belajar keindahan dunia dan indahnya jadi pendidik (guru)
d. Belajar mulai dari yang sederhana dan konkrit
e. Belajar rotasi kehidupan
f. Belajar koordinasi dengan orang professional
g. Belajar keluar dengan kesatuan pikiran
Tujuh pelajaran sebagaimana dikemukakan di atas merupakan pelajaran penting
bagi tenaga pendidik dalam upaya mengembangkan diri sendiri menjadi orang
profesional. Dalam kaitan ini, ketujuh pelajaran tersebut membentuk suatu
keterpaduan dan saling terkait dalam membentuk guru yang profesional dan
inovatif.
4) Upaya Pemerintah Meningkatkan Profesionalisme Guru
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru. Upaya
tersebut dilakukan dengan meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan
sampai perguruan tinggi. Program penyetaraan Diploma II bagi guru-guru SD,
Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata I (sarjana) bagi guru-guru SLTA.
Meskipun demikian penyetaraan ini tidak bermakna banyak, kalau guru tersebut
kurang memiliki daya untuk melakukan perubahan. Selain diadakannya
penyetaraan guru-guru, upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah program
sertifikasi sesuai amanat UU No. 14 Tahun 2005 pasal 42. Selain sertifikasi upaya
lain yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme guru,
misalnya dengan mengaktifkan PKG (Pusat Kegiatan Guru, MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran), maupun KKG (Kelompok Kerja Guru) yang
memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan
masalahmasalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya.
Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Dalam
proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran,
pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat
terhadap profesi keguruan, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan
kualitas calon guru dan kesejahteraan secara bersama-sama menentukan
pengembangan profesionalisme. Dengan demikian usaha meningkatkan
profesionalisme guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai
penghasil guru, instansi yang membina guru (dalam hal ini Depdiknas atau
yayasan swasta), PGRI dan masyarakat. Dari beberapa upaya yang telah dilakukan
pemerintah di atas, faktor yang paling penting agar guru-guru dapat meningkatkan
kualifikasi dirinya yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji
guru. Program apapun yang akan diterapkan pemerintah tetapi jika gaji guru
rendah, jelaslah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya guru akan mencari
pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya
5) Upaya-upaya Guru Meningkatkan Profesionalisme
Peningkatan profesionalisme guru pada akhirnya terpulang dan ditentukan oleh
para guru. Upaya apa sajakah yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan
profesionalismenya? Menurut Purwanto (2002), guru harus selalu berusaha untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memahami tuntutan standar profesi yang ada
b. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan
c. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat
organisasi profesi
d. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan
pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen
e. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreatifitas dalam pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan
dalam kemampuannya mengelola pembelajaran.
III. Kesimpulan
Profesionalisme guru memegang peranan krusial dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Penerapan standar profesional bagi guru, bersama dengan
pengembangan dan dukungan berkelanjutan mereka, diperlukan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional dan meningkatkan hasil belajar siswa. Kemajuan teknologi
juga menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk beradaptasi dan memanfaatkannya
secara efektif dalam proses belajar mengajar. Secara keseluruhan, pengembangan
profesi guru sangat penting untuk kemajuan bangsa dan peningkatan kualitas
pendidikan.
Makalah ini membahas masalah peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia
dengan menekankan pentingnya profesionalisme guru. Ini menunjukkan bahwa
penerapan standar profesional untuk guru, bersama dengan pengembangan dan
dukungan berkelanjutan, diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Makalah
ini juga menyoroti tantangan beradaptasi dan memanfaatkan teknologi secara efektif
dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi masalah ini, makalah ini
merekomendasikan strategi seperti mengubah paradigma, mengurangi birokrasi, dan
mengembangkan sikap profesional dan inovatif di kalangan guru. Ini juga
menekankan perlunya guru untuk memiliki kualifikasi, kompetensi, dan dukungan
yang diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab profesional mereka.

IV. Daftar Pustaka


Arasyiah, A. (2020). Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam. Manajer
Pendidikan: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana, 14(2), 1–9.
Maolana, A. D. (2018). Peningkatan kompetensi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran melalui in house training. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2(3), 953–969.
Raibowo, S., Nopiyanto, Y. E., & Muna, M. K. (2019). Pemahaman guru PJOK tentang
standar kompetensi profesional. Journal Of Sport Education (JOPE), 2(1), 10–15.
Sulastri, S., Fitria, H., & Martha, A. (2020). Kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Journal of Education Research, 1(3), 258–264.
Wijaya, I. (2018). Professional teacher: menjadi guru profesional. CV Jejak (Jejak
Publisher).
Yulia, P., Dewi, A., Primayana, K. H., Studi, P., Guru, P., Anak, P., Dini, U., Acarya, J. D.,

Tinggi, S., Hindu, A., Mpu, N., & Singaraja, K. (2021). PROFESIONALISME GURU

DALAM KONDISI PANDEMIC. 2(2), 149–158.

Yasin, I. (2022). Guru Profesional , Mutu Pendidikan dan Tantangan Pembelajaran. 3, 61–

66.

Wulandari, D., & Info, A. (n.d.). Jurnal Aksioma Ad-Diniyah. 9(1), 1–15.

Winingsih, L. H., Kebijakan, P. P., Lantai, G. E., Sudirman, J. J., & Pusat, J. (2013).

PROFESIONALISME GURU THE ROLE LOCAL GOVERNMENT , LPMP AND P4TK

IN THE IMPROVEMENT OF TEACHER PROFESIONALISM. 579–593.

Widiarto, A. (2020). Analisis Kebijakan Pengelolaan Guru di Indonesia. 11(1), 89–103.

https://doi.org/10.22212/aspirasi.v11i1.1525

Sutikno, A. (n.d.). UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU. 1, 45–57.

Siregar, N. H. (2005). Pengembangan Kualitas Pendidikan Di Indonesia Dilakukan Melalui

Peningkatan Profesionalitas Guru.

Penelitian, P., Keahlian, B., Ri, D. P. R., Gatot, J., & Senayan, S. (2017). National Standards

of Primary and Secondary Education Faridah Alawiyah. 81–92.

Pendidikan, S. N. (2016). Kunci: LPTK, Guru Pembelajar, Profesional Guru. 2015, 97–104.

Latiana, L. (2006). PERAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN

PROFESIONALISME PENDIDIK.

Belajar, M., Di, S., & Dasar, S. (n.d.). IMPLEMENTASI PROFESIONALISME GURU

DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR Vitalis Djarot

Sumarwoto *. 75–8

Anda mungkin juga menyukai