Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ALIRAN LINGUISTIK BLOOMFIELD

Dosen pengampu: Dr. Muhammad Surip, S.Pd., M. Si

Oleh:

Cynthia Varissa Harefa [2223210009]

SASTRA INDONESIA A 2022

PROGRAM STUDI S1 SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat dan Karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas rutin makalah mini dalam mata kuliah Aliran Lingustik. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Muhammad Surip, S.Pd., M. Si yang telah
memberikan tugas ini dan memberikan arahan dalam mengerjakan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini dikemudian
hari. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 3 April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 4
1. Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
2. Ciri-Ciri Aliran Linguistik Bloomfield ....................................................................................... 5
3. Tokoh Aliran Bloomfield .............................................................................................................. 5
4. Kelebihan dan Kelemahan Aliran Bloomfield ........................................................................... 6
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 8
PENUTUP .............................................................................................................................................. 8
KESIMPULAN ................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 9

3
BAB 1

PEMBAHASAN
1. Latar Belakang
Leonard Bloomfield, yang terkenal sebagai seorang ahli linguistik struktural di Amerika
Serikat, memiliki pengaruh yang kuat hingga saat ini. Karya-karyanya mencakup bahasa-
bahasa India, Bahasa Tagalog, Linguistik Umum, dan Kesusastraan, dengan buku terkenalnya
yang berjudul Language (1933). Karya-karyanya yang lain telah dikumpulkan dalam A.
Leonard Bloomfield Anthology oleh C.F. Hockett. Dalam kajiannya tentang bahasa,
Bloomfield menggunakan konsep struktur bahasa dari Ferdinand de Saussure.

Selain itu, Bloomfield juga dikenal karena teorinya tentang behaviorisme yang berasal dari
pemikiran Plato. Bloomfield lebih menekankan pada bahasa lisan dan menciptakan bidang
Linguistik Deskriptif. Bloomfield juga menekankan pada kaidah pemenggalan sebagai kaidah
penganalisisan struktur bahasa. Awalnya, Bloomfield mengikuti paham mentalisme dan teori
psikologi Wundt sebelum akhirnya beralih ke aliran perilaku atau behaviorisme. Pendekatan
behaviorisme Bloomfield dalam menjelaskan makna semantik mengakibatkan makna tidak
dikaji oleh linguis lain yang mengikutinya. Bloomfield menjelaskan unsur-unsur linguistik
berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan (environment) di mana
unsur-unsur itu berada. Selain itu, Bloomfield juga melakukan penelitian tentang bahasa-
bahasa orang asli di Amerika Serikat dan mengangkat sejarah keberadaan bahasa-bahasa
tersebut.

Berkembangnya aliran strukturalisme di Amerika disebabkan oleh beberapa faktor, salah


satunya adalah masalah yang dihadapi oleh para linguis pada saat itu, yaitu banyaknya bahasa
Indian yang belum diperiksa. Para linguis ingin memeriksa bahasa-bahasa Indian tersebut
secara sinkronik dengan cara baru, karena cara lama yaitu secara historis atau diakronik
kurang bermanfaat dan diragukan keberhasilannya karena sedikit sekali sejarah bahasa-
bahasa Indian yang diketahui (Chaer, 2003:359). Bloomfield menolak mentalistik yang
sejalan dengan filsafat behaviorisme yang berkembang pada masa itu di Amerika. Oleh
karena itu, dalam memberikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu berdasarkan diri pada
fakta-fakta objektif yang dapat dicocokan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati.
Meskipun demikian, masalah makna atau arti kurang mendapat perhatian, bahkan ada linguis
Amerika yang terpengaruh oleh Bloomfield dan meninggalkan makna sama sekali. Hal ini
disebabkan oleh cara kerja aliran strukturalis Amerika yang sangat mengandalkan data

4
empirik, dan makna tidak dapat diamati secara empirik seperti halnya dengan fonem,
morfem, dan kalimat yang bisa diamati dan bisa disegmentasikan (Chaer, 2003:359).

2. Ciri-Ciri Aliran Linguistik Bloomfield


Bloomfield berpendapat bahwa bahasa merupakan kumpulan ujaran yang muncul di dalam
sebuah masyarakat tutur. Objek kajiannya adalah bahasa yang masih digunakan oleh
masyarakat tuturnya, bukan bahasa mati.

Adapun ciri-ciri aliran Bloomfield sebagai berikut.

1. Objek kajian bahasanya adalah bahasa yang masih hidup di masyarakat, bukan
bahasa yang sudah mati.
2. Cara kerja sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memerikan
suatu bahasa.
3. Dalam menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan
hubungan hierarkinya.
4. Menganggap setiap bahasa memiliki pola tertentu yang berbeda dengan bahasa
yang lain.
5. Membagi kata menjadi dua bentuk, yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat.
6. Memandang bahasa terdiri atas sejumlah isyarat atau tanda.
7. Dalam menganalisis berusaha memenggal menjadi dua konstituen.
8. Distribusi dapat bersifat komplementer dan paralel.
9. Sudah mengenal subjek dan predikat.

3. Tokoh Aliran Bloomfield


Selain Leonard Bloomfield, tokoh-tokoh lain dalam aliran struktural Bloomfield adalah
Zellig S. Harris yang menulis buku Structural Linguistics. Harris, seorang linguis Amerika,
sangat terpengaruh oleh Bloomfield dan bahkan mempertimbangkan makna sebagai sesuatu
yang tidak penting.

C. Hull adalah orang yang mengembangkan teori mediasi (mediational theory) dan kemudian
diambil alih oleh C. Osgood, seorang murid Hull, yang memperluas teori mediasi untuk
menjelaskan fenomena bahasa. Perbedaan antara teori S-R murni dengan teori mediasi adalah
bahwa teori mediasi membahas variabel perantara (intervening variables) yang terjadi antara
S dan R. Pendekatan non-behavioris ini mempertanyakan proses mental dan berpikir manusia
dalam menganalisis perilaku sehingga menyimpulkan bahwa perilaku manusia dalam

5
berbahasa lebih menekankan pada "makna". Menurut teori ini, "makna" dari suatu kata atau
kalimat adalah mediator antara stimulus luar (eksternal) dan perilaku eksternal yang terlihat.
Meskipun hubungan antara stimulus dan respons tidak langsung, "makna" tidak terjadi begitu
saja, melainkan diperoleh melalui kondisi belajar seperti proses belajar yang lain.

Osgood memperdalam kajiannya dengan mencoba mengkombinasikan kedua teori dari


Watson dan Skinner. Watson mengeluarkan teori yang disebut Conditioning Klasik.
Kesimpulan dari teori ini adalah bahwa sepotong daging adalah sebuah stimulus yang dapat
mengundang selera, dan bunyi lonceng yang terus-menerus dapat mengundang selera. Selera
yang muncul merupakan respon. Dalam teori Skinner dinyatakan bahwa suatu stimulus dapat
menimbulkan berbagai macam respons. Jika salah satu respons diberi penguatan
(reinforcement), maka kemungkinan besar akan terjadi reaksi yang sama atau meningkat.

4. Kelebihan dan Kelemahan Aliran Bloomfield


1. Kelebihan

a) Aliran ini sudah memerikan bahasa dengan cara yang baru yaitu secara sinkronis.

b) Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem.

c) Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan

d) Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyarakat


awam.

e) Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.

f) Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.

2. Kekurangan

a) Analisis berdasarkan Bloomfield kelihatan mudah, tetapi tidak jelas mengapa setiap
langkah harus terdiri atas dua konstituen, tidak lebih.
b) Analisis pembagian langsung tidak selalu memadai, karena kadang dapat
menimbulkan ambigu dalam kalimat tertentu.

6
c) Penganalisisan dipaksa harus lebih eksplisit dalam menganalisis segala data, tidak
memperhatikan makna, tidak serampangan mana suka dengan pemusatan perhatian
kepada terminologi jenis kata seperti tata bahasa tradisional.
d) Karena penganalisisan berdasarkan dua konstituen, akan mengalami kesulitan jika
diterapkan pada kalimat majemuk.

7
BAB 2

PENUTUP
KESIMPULAN
Leonard Bloomfield, seorang ahli bahasa struktural Amerika yang terkenal, masih
berpengaruh hingga saat ini. Karya-karyanya meliputi bahasa-bahasa India, bahasa Tagalog,
Linguistik Umum, dan Sastra, dengan bukunya yang terkenal berjudul Language (1933).
Bloomfield menggunakan konsep struktur bahasa Ferdinand de Saussure dalam studi
bahasanya. Ia juga dikenal dengan teori behaviorisme yang berasal dari pemikiran Plato.
Bloomfield menekankan pada bahasa lisan dan menciptakan bidang Linguistik Deskriptif.
Dia juga menekankan aturan segmentasi sebagai aturan untuk menganalisis struktur bahasa.
Bloomfield awalnya mengikuti pendekatan mentalis dan teori psikologi Wundt sebelum
beralih ke aliran behavioris. Pendekatan behavioris Bloomfield dalam menjelaskan makna
semantik mengakibatkan makna diabaikan oleh para ahli bahasa lain yang mengikutinya.
Bloomfield menjelaskan unsur-unsur linguistik berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut
dalam lingkungan tempat unsur-unsur tersebut berada. Selain itu, Bloomfield juga meneliti
bahasa-bahasa asli di Amerika Serikat dan mengangkat sejarah keberadaan bahasa-bahasa
tersebut. Berkembangnya strukturalisme di Amerika disebabkan oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah masalah yang dihadapi oleh para ahli bahasa pada masa itu, yaitu banyaknya
bahasa-bahasa suku Indian yang belum diteliti.

Ciri-ciri gerakan strukturalisme menurut Bloomfield antara lain penekanan pada data objektif
untuk mendeskripsikan bahasa, klasifikasi unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan
hirarkisnya, keyakinan bahwa setiap bahasa memiliki pola tersendiri yang berbeda dengan
bahasa lain, pembagian kata menjadi dua bentuk, bentuk bebas, dan bentuk terikat,
memandang bahasa terdiri dari sejumlah sinyal atau tanda, menganalisis dengan menguraikan
menjadi dua konstituen, dan distribusi komplementer dan paralel. Ia menganggap subjek dan
predikat sebagai elemen linguistik yang penting.

Selain Bloomfield, tokoh-tokoh lain dalam gerakan strukturalis Bloomfield antara lain Zellig
S. Harris yang menulis Structural Linguistics, dan C. Hull yang mengembangkan teori
meditasi, yang kemudian diperluas oleh C. Osgood untuk menjelaskan fenomena kebahasaan.
Terdapat perbedaan antara teori S-R dan teori mediasional, yang digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan bahasa.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hussein, Basel Al-Sheikh. 2013. “Leonard Bloomfield and the Exclusion of Meaning from
the Study of Language”. Dalam Studies in Literature and Language, Volume 6,
Nomor 2, hlm. 61–64.

Cowan, J. M. (1987). The Whimsical Bloomfield. Historiographia Linguistica, 14(1-2), 23-


37.

Bloch, B. (1949). Leonard Bloomfield.

Hill, A. A. (1955). Linguistics since Bloomfield. Quarterly Journal of Speech, 41(3), 253-
260.

Tomalin, M. (2004). Leonard Bloomfield: linguistics and mathematics. Historiographia


linguistica, 31(1), 105-136.

Eriyanti, R. W., Syarifuddin, K. T., Datoh, K., & Yuliana, E. (2020). Linguistik umum. uwais
inspirasi indonesia.

Muliastuti, L. (2014). Linguistik Umum.

Kurniawan, A. (2023). BAB 1 LINGUISTIK UMUM. Linguistik Umum, 1.

Chaer, Abdul. 2017. Linguistik Umum. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Mawa, I. W., Soper, I. W., & Nardi, I. W. (2020). ALIRAN-ALIRAN LINGUISTIK,


KLASIFIKASI VERBA BAHASA INDONESIA SERTA ANALISISNYA DALAM
KALIMAT. Wacana Saraswati Majalah Ilmiah Tentang Bahasa Sastra Dan
Pembelajarannya, 20(1), 27-33.
Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana

Anda mungkin juga menyukai