1. Kedua orang tua kami. Sosok yang sangat berjasa didalam kehidupan kami.
2. Ibuk Gita Noveri Eza Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Filsafat Pendidikan.
3. Teman-teman satu angkatan. Yang sedikit banyaknya telah memberikan pengaruh
dalam pengalaman belajar kami di masa perkuliahan.
Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan dalam dunia
pendidikan khususnya pada penggunaan media pembelajaran saat ini. Selain itu,studi kasus
ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan yang telah
diberikan kepada kami.
Kami selaku penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam
penulisan laporan studi kasus ini dan juga mengharapkan saran serta kritik yang membangun
demi perbaikan ke arah yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih atas
partisipasi para pembaca.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
1. Kedua orang tua kami. Sosok yang sangat berjasa didalam kehidupan kami.............................2
A. Pendalaman Materi....................................................................................................................4
B. Penyajian Kasus.........................................................................................................................5
Kronologi :........................................................................................................................................5
Contoh kasus :...................................................................................................................................5
C. Alternative Solusi......................................................................................................................6
1. Merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna..............................................6
2. Mengelola waktu seefektif mungkin......................................................................................6
3. Merancang Penugasan yang terpadu dan terencana...............................................................6
4. Memberikan siswa bercerita..................................................................................................7
5. Membuat jadwal pembelajaran yang jelas.............................................................................7
D. Validasi......................................................................................................................................7
E. Kesimpulan....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
3
A. Pendalaman Materi
Filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno: philos dan sophia. Philos berarti
cinta dan sophia berarti kebajikan, kebaikan atau kebenaran, atau bisa juga diartikan
cinta atau hikmah (Arifin, 1993: 1). Terminologi cinta dalam filsafat bukanlah seperti
gambaran orang yang duduk terasing dari alam yang diangankannya. Seorang filosof
bukanlah seorang yang kurang andil secara gigih dalam upaya menemukan berbagai
tanda yang mendalam tentang kehidupan manusia.
Menurut Hasbullah Bakry (1970: 9), ilmu filsafat merupakan suatu ilmu yang
mempelajari sesuatu secara mendetail, seperti ketuhanan, alam semesta dan manusia,
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikat yang dapat
dicapai akal manusia dan bagaimana tentang sikap manusia semestinya ketika telah
memperoleh pengetahuan. Di samping itu, ada juga yangmengatakan bahwa filsafat
adalah suatu ilmu pengeta huan yang dapat dicapai dengan budi pekerti (Salam, 1998:
5).
Dalam kehidupan modern ini, filsafat bisa diartikan sebagai ilmu yang
berupaya memahami semua hal yang muncul di dalam keseluruhan ruang lingkungan
pandangan dan pengalaman umat manusia (Barnadib, 1994: 11). Dengan kata lain,
berfilsafat adalah satu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul
dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Menurut Jalaluddin dan Usman Said
(1994: 11), jawaban yang dimaksud merupakan suatu hasil pemikiran yang sistematis,
menyeluruh, dan mendasar. Jawaban seperti itu juga digunakan dalam memecahkan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan. manusia,
termasuk aspek pendidikan.
Salah satu aliran dalam filsafat pendidikan yang mendukung adanya
perubahan atau kemajuan dalam pelaksanaan pendidikan adalah aliran filsafat
progresivisme. aliran ini merupakan suatu gerakan yang menentang pembelajaran
tradisional, aliran ini memusatkan pendidikan pada anak, dan mengembangkan
berbagai kemampuannya sebagai bekal menghadapi kehidupan sosial di
lingkungannya.
Istilah progresivisme berasal dari kata progresif yang artinya bergerak maju.
Kata progresif dapat diartikan sebagai arah kemajuan, berhaluan kearah perbaikan,
dan bertingkat semakin naik. Dapat disimpulkan, secara singkat progresif dapat
dimaknai sebagai suatu gerakan yang menuju perbaikan. Progresivisme merupakan
salah satu aliran yang menghendaki suatu kemajuan, yang mana kemajuan ini akan
mendatangkan sebuah perubahan. Pendapat lain juga menyebutkan bahwa
progresivisme merupakan aliran yang menginginkan kemajuan secara cepay
(Muhmidayeli, 2011:151).
Menurut Gutek (1974:138) progresivisme modern menekankan pada konsep
„progress‟; yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dan menyempurnakan lingkungannya dengan menerapkan
kecerdasan yang dimilikinya dan metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan
yang timbul baik dalam kehidupan personal manusia itu sendiri maupun kehidupan
sosial. Dalam konteks ini, pendidikan akan dapat berhasil manakala mampu
4
melibatkan secara aktif peserta didik dalam pembelajaran, sehingga mereka
mendapatkan banyak pengalaman untuk bekal kehidupannya.
Dalam pandangan progresivisme pendidikan merupakan suatu sarana atau alat
yang dipersiapkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik supaya tetap
survive terhadap semua tantangan kehidupannya yang secra praktis akan senantiasa
mengalami kemajuan (Muhmidayeli, 2011:156). Selain itu, proses pendidikan
dilaksanakan berdasarkan pada asas pragmatis. Artinya, pendidikan harus dapat
memberikan kebermanfaatan bagi peserta didik, terutama dalam menghadapi
persoalan yang ada di lingkungan masyarakat.
Menurut progresivisme proses pendidikan memiliki dua segi, yaitu psikologis
dan sosiologis. Dari segi psikologis, pendidik harus dapat mengetahui tenaga-tenaga
atau daya-daya yang ada pada anak didik yang akan dikembangkan. Psikologinya
seperti yang berpengaruh di Amerika, yaitu psikologi dari aliran Behaviorisme dan
Pragmatisme. Dari segi sosiologis, pendidik harus mengetahui ke mana tenaga-tenaga
itu harus dibimbingnya. Di samping itu, progresivisme memandang pendidikan
sebagai suatu proses perkembangan, sehingga seorang pendidik harus selalu siap
untuk memodifikasi berbagai metode dan strategi dalam pengupayaan ilmu-ilmu
pengetahuan terbaru dan berbagai perubahan-perubahan yang menjadi kecenderungan
dalam suatu masyarakat (Muhmidayeli, 2012:156).
B. Penyajian Kasus
Kronologi :
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan banyak siswa
mengalami tekanan secara psikologi hingga putus sekolah karena berbagai masalah
yang muncul selama mengikuti belajar jarak jauh atau belajar online yang dilakukan
selama pandemi COVID-19.Menurut KPAI banyak guru memaksakan agar capaian
kurikulum tetap tercapai meski terbatas secara waktu, media dan sarana. Padahal,
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 4 Tahun
2020 menyebutkan bahwa selama belajar online guru tidak boleh mengejar
ketercapaian kurikulum karena keterbatasan waktu, sarana, media pembelajaran dan
lingkungan yang dapat menjadi kendala selama proses pembelajaran. Faktanya
banyak guru tetap mengejar ketuntasan kurikulum dengan cara memberikan tugas
terus menerus pada siswa mereka selama belajar online.
Contoh kasus :
Contoh kasus anak yang sampai dirawat di rumah sakit karena beratnya penugasan
selama pembelajaran jarak jauh. Kemudian, ada juga siswa tidak naik kelas karena
tidak bisa mengikuti PJJ atau mengikuti ujian secara daring. Yang paling parah adalah
anak-anak berkebutuhan khusus yang nyaris tidak terlayani oleh pendidikan.
5
1.Seorang siswa SMAN di salah satu sekolah di DKI Jakarta mengalami kelelahan
dan stres saat mengerjakan tugas-tugas sekolah, terutama pada tugas mata pelajaran
kimia. Siswa tersebut sudah berusaha menyelesaikan tugas-tugas berat yang waktu
pengerjaannya pendek itu, tetapi karena kelelahan, siswa tersebut jatuh sakit hingga
harus dilarikan ke IGD salah satu rumah sakit.
2. Ada juga siswa SMA Negeri di Nganjuk, Jawa Timur dilaporkan tidak naik kelas
karena tidak bisa mengikuti ujian Penilaian Akhir Tahun (PAT) secara daring.
Siswa tersebut tidak bisa ikut ujian karena komputer jinjing milik siswa kelas X
tersebut rusak. Nilai akhir siswa tersebut di dalam rapor tidak mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM).
Diantara beberapa contoh dan kasus yang terjadi terdapat kesenjangan antara satu
pihak. Yaitu siswa merasa tertekan dengan pembelajaran jarak jauh yang sangat tidak
maksimal. Tetapi mereka harus dibebankan dengan tugas-tugas yang tiada habis-
habisnya.
C. Alternative Solusi
Dari kasus belajar online banyak siswa stress akibat tugas dapat disampaikan
ataupun disimpulkan beberapa solusi sebagai berikut :
6
bentuk tugas, maupun tingkat kesulitan tugas. Bentuk-bentuk penugasan harus
direncanakan secara matang supaya tujuan pembelajaran tercapai, bukan memberikan
tugas sebagai formalitas saja. Guru Pintar dapat memadukan beberapa pelajaran yang
saling terkait ke dalam satu penugasan. Atau memberikan waktu sedikit lebih banyak
agar siswa dapat mengerjakannya dengan baik dan benar tanpa takut terlambat untuk
mengumpul tugas.
4. Memberikan siswa bercerita
Cara mengatasi stress belajar online lainnya adalah dengan cara memberi
waktu khusus untuk siswa supaya dapat bercerita. Kurangnya interaksi dan juga
banyak lagi faktor PJJ membuat tingkat stress siswa meningkat. Siswa sangat
memerlukan penyaluran stress tersebut supaya tidak berakibat fatal. Salah satu
caranya adalah dengan memberi kesempatan siswa bercerita. Bagaimana dengan
pelajarannya? Tidak perlu waktu lama. Sisihkan waktu barang sepuluh atau lima belas
menit untuk siswa saling berbagi cerita. Jika siswanya banyak, berikan siswa giliran
yang sama supaya tidak ada yang merasa terabaikan atau kecewa. Jika tidak dapat
meluangkan waktu saat pembelajaran, Guru Pintar dapat memanfaatkan aplikasi atau
sosial media.
5. Membuat jadwal pembelajaran yang jelas
Salah satu cara mengatasi stres belajar di rumah adalah dengan membuat
jadwal belajar yang jelas. Belajar di rumah otomatis mengubah ritme belajar siswa.
Jadwal yang jelas membuat pembiasaan harian menjadi lebih mudah dan teratur.
Dengan demikian siswa dan juga Guru Pintar tetap dapat membagi waktu untuk
belajar dan beristirahat.
D. Validasi
Menurut buku yang saya baca [00.55, 10/10/2022] Alnoria Rarama Sipayung: prinsip
pendidikan progresivisme di teori ini adalah:
1. Pendidikan adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup. Kehidupan yang
baik adalah kehidupan intelegen, yaitu kehidupan yang mencakup interpretasi dan
rekonstruksi pengalaman.
2. Pengajaran harus secara langsung dihubungkan dengan berbagai kepentingan anak.
3. Belajar melalui pemecahan masalah harus didahulukan dari belajar melalui subject
matter.
4. Peran guru tidak langsung tetapi untuk memberikan petunjuk kepada anak.
5. Sekolah perlu mendorong kerjasama
dibanding kompetisi.
Dengan kata lain, bahwa
pendidikan model Progressivisme ini sangat menekankan bahwa si anak harus diajar
menjadi seorang yang berdiri sendiri (independen), menjadi seorang pemikir yang
percaya diri. Dalam hal ini, si anak diarahkan untuk belajar dan mempelajari
persoalan-persoalan yang ia anggap paling menarik, yaitu dengan memilih sendiri
pokok persoalan yang hendak dipelajari, kemudian menetapkan defenisi bagi dirinya
sendiri atas persoalan yang sedang diteliti atau yang sedang dikerjakannya.
Selanjutnya ia akan mengekspresikan apa yang ia rasakan dan yang ia yakini.
7
Peran sang guru di sini adalah membantu murid untuk belajar dan mendisplinkan sang
anak agar tetap konsekwen atas apa yang telah ia pilih sebagai persoalan yang paling
ia minati.
Adapun yang menjadi prinsip- prinsip pendidikan yang dianut oleh aliran ini
dapat didaftarkan secara singkat adalah:
- Anak-anak dibiarkan bebas berkembang secara alami
- Perhatian, didorong langsung pada pengalaman, karena ini dianggap sebagai
pendorong yang paling baik dalam pengajaran.
- Guru harus menjadi seorang nara sumber dan seorang pembimbing dan pengarah
dalam aktivitas pembelajaran.
- Sekolah Progressivisme seharusnya menjadi sebuah laboratorium bagi reformasi
pendidikan dan tempat untuk bereksperimen
8
pendidikan model Progressivisme ini sangat menekankan bahwa si anak harus diajar
menjadi seorang yang berdiri sendiri (independen), menjadi seorang pemikir yang
percaya diri. Dalam hal ini, si anak diarahkan untuk belajar dan mempelajari
persoalan-persoalan yang ia anggap paling menarik, yaitu dengan memilih sendiri
pokok persoalan yang hendak dipelajari, kemudian menetapkan defenisi bagi dirinya
sendiri atas persoalan yang sedang diteliti atau yang sedang dikerjakannya.
Selanjutnya ia akan mengekspresikan apa yang ia rasakan dan yang ia yakini.
Peran sang guru di sini adalah membantu murid untuk belajar dan mendisplinkan sang
anak agar tetap konsekwen atas apa yang telah ia pilih sebagai persoalan yang paling
ia minati.
Adapun yang menjadi prinsip- prinsip pendidikan yang dianut oleh aliran ini
dapat didaftarkan secara singkat adalah:
- Anak-anak dibiarkan bebas berkembang secara alami
- Perhatian, didorong langsung pada pengalaman, karena ini dianggap sebagai
pendorong yang paling baik dalam pengajaran.
- Guru harus menjadi seorang nara sumber dan seorang pembimbing dan pengarah
dalam aktivitas pembelajaran.
- Sekolah Progressivisme seharusnya menjadi sebuah laboratorium bagi reformasi
pendidikan dan tempat untuk bereksperimen
E. Kesimpulan
Proses pembelajaran daring merupakan salah satua lternatif yang dilaksanakan
dimasa pandemi covid-19 agar pendidikan terus bias dijalankan.Pembelajaran daring
yang dilakukanmenuntut siswa untuk bias mandiri, dan kemandirian siswa dijadikan
tolak ukur keberhasilannya dibidang akademik. Namun pada kenyataanya pembiasaan
belajar secara daring tidak memunculkan pembiasan belajar yang positif bagi siswa
sekolah dasar, dapat dinilai bahwa metode yang dilaksanakan sangatlah tidak efektif,
hal ini dikarenakan pemberian tugas yang terlalu banyak tanpa diberikan penjelasan
materi terlebih dahulu dan waktu pengumpulan yang diberikan terlalu singkat
sehingga menyebabkan stress akademik terhadap siswa.
9
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Jalaluddin danProf. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed. , 2017. Filsafat pendidikan :
manusia, filsafat, dan pendidikan / Prof. Dr. H. Jalaluddin, Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed. |
OPAC Perpustakaan Nasional RI.. [online]
10
11