Anda di halaman 1dari 24

KONSEP PEDAGOGIK DAN ILMU PENDIDIKAN, KOMPETENSI

PEDAGOGIK GURU

Mata kuliah : Profesi Kependidikan


Dosen pengampuh: Drs. Fahruddin, M.Pd & Dr. Saidiman, S.Pd., M.Pd.

DI SUSUN OLEH;
Kelompok 3
1. INEL RESKI AYU A1M122012
2. AZISA TRIA LESTARINI A1M122036
3. FITRIANI ASIS A1M122043
4. DITA A1M122083
5. FERDION A1M122085
6. LA ODE ASRAT A1M122088
7. FARHAN AKBAR A1M122009
8. CITRA NINGTIACH A1M122004

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Profesi Kependidikan ini tepat
pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada Bapak,
Dr. Saidiman S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Profesi Kependidikan yang telah memberikan
tugas ini terhadap kami. Tidak lupa pula kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu proses pembuatan makalah ini sehingga bisa selesai tepat waktu.
Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurnah. Oleh karena
itu, kami menghadapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini.

Kendari, 12 Mei 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

1.3 Tujuan....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pengertian Pedagogik .............................................................................................. 3

B. Tujuan pedagogik .................................................................................................... 5

C. Manfaat Pedagogik .................................................................................................. 5

D. Fungsi Pedagogik ..................................................................................................... 6

E. Kompetensi Pedagogik guru ................................................................................... 6

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................... 18

A. METODE PUSTAKA ............................................................................................. 18

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 19

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 19

3.2 Saran ........................................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 21

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terlebih dahulu akan dikemukakan dua istilah penting yang satu sama lain saling terkait,
yakni paedagogie da paedagogiek. Ngalim Purwanto, (2004:3) berpendapa paedagogie berarti
pendidikan' dan paedagogiek (untuk selanjutnya disebut pedagogik) berarti 'ilmu pendidikan' dan
dalam pengertian lebih luas pedagogik berarti ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan
tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Kata ini berasal dan bahasa Yunani "Paedagogia"
pergaulan dengan anak-anak.

Pada zaman Yunani dinamakan "paedagogos" yang berasal dari kata "paedos" 'anak laki-
laki" dan "agogos" saya mengantar, saya membimbing, atau saya memimpin'. Langevel
membedakan antara istilah "pedagogik" dan "pedagogi". Pedagogik diartikannya dengan ilmu
pendidikan' yakni ilmu yang lebih menitiberatkan kepada pemikiran, perenungan tentang
pendidikan. Atau suatu pemikiran bagaimana kita membimbing dan mendidik anak. Pedagogi
berarti pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek yang menyangkut kegiatan mendidik.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hoogveld (Belanda) yang menegaskan bahwa "pedagogik"
adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu agar ia kelak
mampu mandiri menyelesaikan tugas hidupnya Jadi "pedagogik" tidak lain adalah ilmu
pendidikan anak. Dengan demikian, "pedagogik" lebih tertuju pada ilmu pendidikan yang
menerangkan bagaimana mpu ma kita membimbing, dan mendidik anak, sementara "pedagogi"
pendidikan lebih menekankan kepada praktek yang menyangkut kegiatan mendidik. Dewasa ini
lahir pedagogik kritis yakni pedagogik yang tidak terisolasi dalam kehidupan masyarakat, tidak
terlepas dari perubahan pentin global yang telah melahirkan berbagai masalah krusial dalam
pendidikan, Karena itu berbeda dengan pedagogik wendap tradisional yang selalu tidak
mengikuti perubahan global. Catatan:

Pedagogik, ilmu dan seni membelajarkan anak, (pedagogy is the science and art of
teaching chidren), (knowleles, 1977). Adrogogi, seni membantu orang dewasa belajar

4
(andragogy is the science and art of helping adults learn), (cross, 1982). Gerogogi, ilmu atau seni
mengajar manusia lanjut usia (gerogogy is the science and art of helping aging learn).

Kompetensi Pedagogik Guru merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu
dikuasai oleh guru Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi khas, yang
akan membedakan guru dengan profesi lain dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses
dan hasil pembelajaran peserta didik. Karena itu kompetensi pedagogik mutlak dipahami dan
pengetahuan mengenai hal itu mutlak dikuasai oleh setiap guru agar fungsi profesionalismenya
dapat berdaya guna.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan pengertian pedagogik?
2. Apa fungsi dari pedagogik?
3. Apa tujuan pedagogik?
4. Apa manfaat dari pedagogik?
5. Apa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik guru?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dan pengertian pedagogik.
2. Untuk mengetahui fungsi dari pedagogik.
3. Untuk mengetahui tujuan dari pedagogik.
4. Untuk mengetahui manfaat dari pedagogik.
5. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pedagogik

Lapangan pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup
seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan. Setiap orang pernah mendengar
tentang arti dari pendidikan dan setiap orang dari kecil tentu pernah mengalami pendidikan, atau
seorang orang tua sebagai orang tua, guru telah melaksanakan pendidikan. Namun tidak setiap
orang mengerti dalam arti yang sebenarnya apa pendidikan itu, dan tidak setiap orang mengalami
pendidikan ataupun menjalankan pendidikan sebagaimana mestinya. Karena itu untuk
memahami pendidikan kita perlu mempelajari ilmu pendidikan.

Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu pendidikan anak.


Pedagogik sangat dibutuhkan oleh seorang guru karena guru bukan hanya untuk mengajar tetapi
untuk menyampaikan atau menginformasikan pengetahuan di sekolah, melainkan memberikan
tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru juga harus
mengembangkan mental anak didiknya, dan keterampilan sehingga ia mampu untuk menghadapi
permasalahannya. Guru juga harus mengembangkan mental anak didiknya, dan keterampilan
sehingga ia mampu untuk menghadapi permasalahannya. Menurut Sadulloh (2018: hlm 2)
menyatakan bahwa Pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah
tujuan tertentu agar mampu mandiri untuk menyelesaikan masalah dalam hidupnya sedangkan
menurut Langeveld (dalam Syaripudin & Kurniasih, 2008 hlm 8) pendidikan dalam arti yang
hakiki ialah proses pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa
dan mendidik adalah tindakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaamya. Setelah anak menjadi
dewasa dengan segala cinnya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan dalam arti khusus
ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga, dalam arti

6
tanggung jawab keluarga Berdasarkan uraian di atas bahwa yang menjadi objek kajian
Pedagogik adalah pergaulan pendidikan antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa.

Konsep pedagogik ini merupakan suatu pendidikan anak yang didapatkan dari seorang
guru untuk dapat mengembangkan kepribadian anak didiknya agar dapat melatih dan
mengembangkan mental anak didik juga keterampilannya sehingga seorang anak mampu untuk
menghadapi permasalahannya.

Berdasarkan uraian di atas bahwa yang menjadi objek kajian Pedagogik adalah pergaulan
pendidikan antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa. Konsep pedagogik ini
merupakan suatu pendidikan anak yang didapatkan dari seorang guru untuk dapat
mengembangkan kepribadian anak didiknya agar dapat melatih dan mengembangkan mental
anak didik juga keterampilannya sehingga seorang anak mampu untuk menghadapi
permasalahannya.

Istilah pedagogik (bahasa Belanda: paedagogiek, bahasa Inggris: pedagogy) berasal dari
dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu paedos yang berarti anak dan agogos yang berarti
mengantar, membimbing atau memimpin, Dari dua kata tersebut terbentuk beberapa istilah yang
masing- masing memiliki arti tertentu. Istilah-istilah yang dimaksud yakni paedagogos,
pedagogos (paedagoog atau pedagogue), paedagogia, pedagogi (paedagogie), dan pedangogik
(paedagogik). Menurut Langeveld (dalam Syaripudin & Kurniasih, 2008 him 8) pendidikan
dalam arti yang hakiki ialah proses pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang
belum dewasa dan mendidik adalah tindakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan demikian, pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh orang
dewasa untuk membantu atau membimbing anak (orang yang belum dewasa) agar mencapai
kedewasaan sementara Pedagogik menurut menurut Sadulloh dalam Hoogveld (2018: him 2)
adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya
ia kelak mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Pedagogik adalah ilmu
pendidikan anak, adapula Andragogi adalah ilmu pendidikan orang dewasa.

Menurut Sadulloh (2014, hlm. 1) tentang pengertian pedagogik sebagai berikut:


Pedagogik adalah ilmu yang membahas pendidikan anak, pedagogik merupakan teori pendidikan
anak. Pedagogi sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru khususnya guru taman kanak-kanak

4
(TK) dan guru sekolah dasar (SD) karena mereka akan berhadapan dengan anak yang belum
dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, mentransformasikan
pengetahuan kepada anak di sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan
kepribadian anak didiknya secara terpadu. Dari penjelasan di atas yang dimaksud dengan
Pedagogik adalah suatu ilmu atau seni mendidik yang mempelajari tentang ilmu anak untuk
membimbing dan mendidik anak atau ilmu dan seni mengajar supaya ia kelak mampu secara
mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.

B. Tujuan pedagogik

Suatu pembelajaran dikatakan memberi manfaat apabila mempunyai tujuan, tujuan


pembelajaran tercapai yang akan memberikan keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk
mendapatkan hasil positif sebagaimana diharapkan, perlu memperhatikan bahwa Pedagogik
mempunyai tujuan menurut Kurniasih dalam Padila dan Lestari (2017 hlm 15) bahwa tujuan
pedagogik adalah memanusiakan manusia, dan menjadikan seseorang menjadi dewasa untuk
kebahagiaannya dalam menjalani kehidupan dimasa yang akan datang dan menjadikan seseorang
menjalani hidup dengan bahagia.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa guru harus membimbing siswa yang belum dewasa,
dan memberikan suatu arahan terhadap peserta didik agar dapat menyelesaikan suatu masalah
untuk menjalani kehidupan yang akan datang.

C. Manfaat Pedagogik

Adapun manfaat pedagogik menurut Kurniasih (2017 hlm 20) adalah sebagai berikut:

1. Manusiakan manusia, menjadikan seorang dewasa demi kebahagiaan dalam menjalani


kehidupan.
2. Agar anak di kemudian hari mampu memahami dan menjalani kehidupan dan kelak dapat
menghidupi diri mereka sendiri, dapat hidup secara bermakna dan dapat turut
memuliakan kehidupan.
3. Membantu murid mempertanyakan dan menantang dominasi keyakinan dan praktek-
praktek yang mendominasi.
4. Mengembangkan kepribadian siswa yang sehat. serta

5
Berdasarkan uraian di atas bahwa manfaat dari pedagogik yaitu menjadikan anak yang belum
dewasa menjadi dewasa dengan hidup mandiri dan hidup yang dapat bermakna.

D. Fungsi Pedagogik

Adapun fungsi menurut Kurniasih (2017 hlm 20) adalah sebagai berikut:

1. Untuk memahami fenomena pendidikan (situasi pendidikan) secara sistematis


2. Memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya dilaksanakan oleh pendidik
3. Menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam praktik mendidik anak, yaitu
kesalahan konseptual, teknis dan kekeliruan yang bersumber dari kepribadian pendidik.
4. Mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi.

Dari penjelasan di atas pedagogik berfungsi untuk melakukan langkah-langkah yang


bertujuan meningkatkan pedagogik.

E. Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu
dikuasai oleh guru petensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan
membedakan guru dengan profesi lain dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan has
pembelajaran peserta didik. Karena itu kompetensi pedagogik mutlak dipahami dan pengetahuan
mengenai hal itu mutlak dikuasai oleh setiap guru agar fungsi profesionalismenya dapat berdaya
guna

Kompetensi pedagogik dalam standar nasional pendidikan menjelaskan dalam pasal 28


ayat 3 butir (a) bahwa kompetensi pedagogic adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, danpelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. Senada dengan pendapat tersebut, Susilo (2011 : 115)
menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik, meliputi menyiapkan perangkat pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, Dalam kompetensi pedagogik guru harus memahami

6
hal terpenting seperti memahami dunia anak, karakteristik anak, dan proses pendidikan anak
(Janawi, 2011:68).

Kompetensi pedagogik guru merupakan salah satu hal terpenting dalam dunia
pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik akan mempermudah proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Kompetensi pedagogik guru meliputi kemampuan guru
dalam merancang pembelajaran yang efektif dan didukung dengan teknologi yang tepat,
mengembangkan kurikulum dan materi ajar yang relevan dengan kebutuhan siswa,
memanfaatkan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang inovatif, serta mampu
melakukan evaluasi dan refleksi atas proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu,
keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kesinambungan antara kompetensi
pedagogik yang dimiliki oleh guru dengan kebutuhan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan. Potensi siswa akan terbuka dengan baik jika didukung oleh kompetensi
pedagogik guru yang memadai.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan. Menurut Finch & Crunkilton, (1992: 220) Menyatakan “Kompetencies
are those taks, skills, attitudes, values, and appreciation thet are deemed critical to successful
employment”. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas,
keterampilan, sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan hidup/penghasilan
hidup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan,
kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja.

Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya, dalam hal ini
dalam menggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang berperan sebagai alat
pendidikan, dan kompetensi pedagogis yang berkaitan dengan fungsi guru dalam memperhatikan
perilaku peserta didik belajar (Djohar, 2006 : 130).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah hasil dari
penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru

7
dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Menurut Suparlan (2008:93) menambahkan
bahwa standar kompetensi guru dipilah ke dalam tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu
pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, dan penguasaan akademik.

Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat beberapa aspek dan indikator
yang berkenaan dengan penguasaan kompetensi pedagogik antara lain:

a) Menguasai karakteristik peserta didik


Pemahaman terhadap karakteristik, tentu juga diperlukan bagi pemilik profesi; secara
khusus guru. Sebab guru dalam menjalankan tugasnya akan berhadapan dengan
karakteristik peserta didiknya yang beraneka ragam. Oleh sebab itu guru dituntut mampu
memahami karakteristik peserta didiknya agar dalam mencapai tujuan pembelajaran
dapat memberikan distribusi layanan yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik menjadi salah satu tuntutan pada
kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru. Setidaknya ada tiga jenis karakteristik
peserta didik yang harus dipahami oleh guru yaitu karakteristik intelektual, sikap dan
psikomotor. Perubahan ketiga ranah tersebut merupakan target yang diinginkan dalam
proses pembelajaran. Pertama, pemahaman terhadap kemampuan intelektualnya
(kognitif). Karakteristi kemampuan intelektual meliputi antara lain konsep berpikir kritis,
kreativitas yang dimiliki, kemampuan menghafal (memorize), serta kemampuan berpikir
analitis peserta didik. Kedua, pemahaman terhadap aspek sikap. Karakteristik peserta
didik yang berkaitan dengan aspek sikap setidaknya meliputi tanggungjawab,
kemandirian, keberanian mengeluarkan pendapat, kerjasama, kejujuran dan kemampuan
berkomunikasi. Jika disimpulkan unsur-unsur ini adalah karakter meliputi dua hal yaitu
"karakter moral" dan "karakter yang berkaitan etos kerja." Ketiga, pemahaman aspek
psikomotor yang dimiliki peserta didik. Karakteristik ini berkaitan dengan bakat dan
minat yang dimiliki oleh peserta didik. Dalam praktik di lapangan setidaknya ditemukan
beberapa bakat dan mina tantara lain olah raga, menulis, pidato dan seni, dll. Pemahaman
terhadap aspek-aspek tersebut penting bagi guru agar peserta didik mendapatkan layanan
yang sesuai karakteristiknya. Ketika guru sudah memahami unsur-unsur karakteristik
peserta didiknya, guru akan bisa memberikan perencanaan dalam menyusun rancangan
pembelajaran dan menyusun alat evaluasi yang disesuaikan dengan tujuanya. Maka

8
ketika guru ingin meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas dan analitik
berpikir, tentu guru harus merancang pembelajaran yang memberikan peserta didik
mengembangan daya nalarnya. Oleh sebab itu diperlukan lembar kerja siswa yang bisa
menantang berpikir kritis, kreativitas dan sikap analitiknya. Adapun strategi
pembelajaran yang memungkinkan untuk dirancang dan dijalankan adalah pembelajaran
"partisipatoris" dan "pembelajaran kolaboratif". Namun apabila guru ingin
mengembangkan daya ingat (memorize) peserta didiknya, maka strategi yang
memungkinkan adalah pembelajaran aktif (active learning) yang lebih memungkinkan.
Tetapi, dalam implementasinya strategi pembelajaran tersebut dapat digabungkan
dalam satu rancangan pembelajaran, sesuai dengan capai kompetensi dasar (KD) atau
indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang telah disusun.
Adapun indikator kompetensi atau kinerja menguasai peserta didik tersebut dinyatakan
sebagai berikut:
(a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya.
(b) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan belajar yang
sama dalam proses pembelajaran.
(c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada
semua peserta ddik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.
(d) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk
mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik yang lainnya.
(e) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik.
(f) Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat
mengikuti aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan.
(Yusuf & Irwantoro, 2016:9).
b) Bisa Menguasai Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Ada banyak teori-teori belajar yang secara ideal harus dikuasai guru. Namun
setidaknya terdapat tiga teori belajar yang sebaiknya dikuasai oleh guru yaitu Active
Learning (AL), Colaborative Learning (CL) dan Contextual Teaching Learning (CTL).
Ketiga teori itu diyakini dapat mengembangkan aspek kecerdasan kognitif, afektif dan
psikomor peserta didik. Bahkan perkembangan kurukulum dari waktu ke waktu
sepertinya juga masih menjadikan teori belajar tersebut sebagai instrumen pedagogik

9
guru dalam melayani peserta didiknya. Oleh sebab itu tidak ada salahnya kalau guru terus
mendalami teori-teori belajar tersebut sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan
pembelajaran. Selain guru dituntut menguasai teori-teori belajar, guru juga dituntut
menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik sebagai salah satu wujud
kompetensi pedagogik yang dimiliki. Prinsip itu berkaitan dengan langkah guru dalam
melayani peserta didiknya yang mempunyai perbedaan karakteristik. Di tengah kondisi
tersebut, guru tetap dituntut berperan meningkatkan motivasi, keaktifan, kerjasama
maupun pengembangan daya nalar (power reasoning) peserta didik. Melalui penguasaan
pada prinsip pembelajaran yang mendidik, guru akan dapat memahami dan melayani
segenap aspek perbedaan peserta didiknya yang mempunyai aneka karakter. Pada
akhirnya ketika guru menguasai teori-teori pembelajaran dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, maka guru akan mempunyai bekal yang memadai dalam
memberikan layanan peserta didiknya. Layanan tersebut tentu berorientasi pada
perubahan pada perubahan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor peserta didik.
Adapun indikator kompetensi atau kinerja pada penguasaan teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik adalah sebagai berikut:
1) Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran
sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan
aktifitas yang bervariasi.
2) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktifitas pembelajaran berikutnya berdasarkan
tingkat pemahaman tersebut.
3) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan / aktifitas yang dilakukannya,
baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan
pembelajaran.
4) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemajuan pembelajaran peserta
didik.
5) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran mauoun proses belajar peserta didik.
6) Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum atau kurang memahami materi
pembelajaran yang diajarkan dan mengguanakannya untuk memperbaiki rancangan

10
pembelajaran berikutnya (Yusuf & Irwantoro. 2016: 121).
c) Mengembangkan Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2007:16) istilah kurikulum berasal dari bahasa latin,
yakni”Curriculae” , artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu
itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa
yang bertujuan memperoleh ijazah. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai
jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan
ditandai oleh perolehan suatu ijazah. Sedangkan definisi lain kurikulum adalah suatu
program pembelajaran yang berisikan bahan ajar dan pengalaman belajar yang
direncanakan secara sistematik atas dasar norma-norma yang dijadikan pedoman dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. (Dakir, 2010: 2) Abd Kadir dan
Hanun Asrohah (2015:132) silabus merupakan perencanaan dalam satu semester untuk
memperikirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran selama satu semester. Kompetensi pedagogik yang ketiga yang harus
dimiliki guru adalah kompetensi pengembangan kurikulum. Dalam kompetensi ini guru
dituntut mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan
menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru memilih,
meyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Selanjutnya, berdasarkan format penilaian kinerja guru yang berlaku efektif 1 Januari
2013 ini, indikator kompetensi pengembangan kurikulum yang wajib dimiliki dan
dilaksanakan oleh guru antara lain mencakup kemampuan-kemampuan (1) menyusun
silabus sesuai dengan kurikulum, (2) merancang rencana pembelajaran yang sesuai
dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi dasar yang ditetapkan, (3) mengikuti urutan materi pembelajaran dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran, dan (4) memilih materi pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Empat indikator kompetensi pengembangan kurikulum
tersebut harus diwujudkan oleh guru secara konkret dan teramati dalam praktik dengan
bukti sebagai berikut:
1) Guru telah menyusun RPP dengan silabus dalam kurikulum sekolah.
2) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan lancar, jelas, dan lengkap.

11
3) Guru menyesuaikan materi yang diajarkan dengan usia, latar belakang, dan tingkat
perkembangan peserta didik.
4) Guru mengembangkan materi yang diajarkan dengan lingkungan dan kehidupan
sehari-hari peserta didik.
d) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Kompetensi pedagogik ke 4 yang menjadi unsur peniaian kinerja guru adalah
kompetensi melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mendidik. Dalam kompetensi ini
guru dituntut mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, menyusun dan menggunakan berbagai materi
pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Adapun indikator kompetensi atau kinerja pada kegiatan pembelajaran yang
mendidik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah
disusun secara lengkap.
2) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang membantu proses belajar peserta
didik.
3) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengaitkannya
dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
4) Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup
untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan
mempertahankan perhatian peserta didik.
5) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan
kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta didik dapat dimanfaatkan secara produktif.
6) Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi
kelas.
7) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktikkan dan berinteraksi dengan peserta didik lai.
8) Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu
proses belajar peserta didik, sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah
mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya.(Yusuf & Irwantoro,
2016: 219)

12
Dalam peraturan pemerintah tentang guru dijelaskan bahwa guru harus memilki
kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal ini berati
bahwa pelaksana pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar sesama
subyek pembelajaran sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikatif. Tanpa
komunikasi tidak akan ada pendidikan sejati. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran
meliputi:
a. Pre Test (tes awal)
Secara sederhana, pengertian pre test adalah tes yang dilakukan sebelum guru
memulai pembelajaran.Tujuan pre test untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik terkait materi yang akan disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan awal
tersebut, maka guru lebih mudah untuk menentukan model dan metode yang akan
diterapkan dalam pembelajaran. Soal pre test biasanya mengacu pada tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Bentuk soal pre test dapat berupa pilihan ganda,
isian singkat, atau uraian. Tidak ada ketentuan dalam jumlah soal pre test, karena
tergantung kebijakan guru. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat peserta didik
mengerjakan soal pre test, tidak mengurangi alokasi waktu pembelajaran yang
direncanakan. Melalui pemberian pre test, guru akan memperoleh gambaran
mengenai berapa jumlah peserta didik yang sudah memiliki pengetahuan awal
terhadap materi yang akan diberikan. Pengetahuan awal peserta didik penting untuk
diukur karena akan menjadi prasyarat untuk menerima pengetahuan baru selanjutnya.
b. Proses
Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik dan dilihat dari
segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dan pembentukan kompetensi
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar (75%)
peserta didik dapat terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosial. Sedangkan
dari segi hasil, proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasi
apabila terjadi perubahan kompetensi prilaku yang postif pada diri peserta didik
seluruhnya atau sebagian besar (75%). Lebih lanjut proses pembelajaran dan
pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata,
menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan
perkembangan masyarakat dan pembangunan.

13
c. Post Test
Pengertian post test adalah tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai
dilaksanakan. Post test merupakan bentuk evaluasi akhir dari sebuah pembelajaran.
Dengan demikian, pos test dilakukan pada tahap penutup kegiatan pembelajaran.
Tujuan post test adalah untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan
mengukur penguasaan kompetensi peserta didik terhadap materi yang diajarkan guru.
Seperti halnya pre test, soal post test dapat berbentuk pilihan ganda dan uraian. Soal
yang diberikan guru bisa juga sama dengan soal pre test. Guru dapat memperoleh
data hasil belajar peserta didik dengan membandingkan antara nilai keduanya.
Biasanya, nilai post test akan meningkat jika peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Sebaliknya, apabila peserta didik tidak mampu mengikuti
proses pembelajaran dengan baik, nilai post test nya tidak jauh beda dengan
sebelumnya.
e) Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus
dimiliki guru, yang akan tertuju
pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajarana
sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu:
1) Identifikasi kebutuhan
Kebutuhan merupakan kesenjangan antara yang seharusnya dan kondisi yang
sebenarnya. Identifikasi kebutuhan bertujuan untuk melibatkan dan memotivasi
peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian kehidupan dan mereka
merasa memilikinya.
2) Identifikasi kompetensi
Kompetensi merupakan suatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik dan merupakan
komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran
penting dalam menentukan arah pembelajaran. Kompetensi akan memberikan
petunjuk yang jelas terhadap materi yang harus dipelajari, penerapan metode dan
media pembelajaran serta penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi perlu dilakukan
secara obyektif berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan mereka
terhadapa suatu kompetensi sebagai hasil belajar.

14
3) Penyusunan program pembelajaran
Penyusunan program pembelajaran akan tetuju pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), sebagai produk program pembelajaran jangka pendek yang
mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses perencanan program.
Komponen program mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik,
media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya. (Jamil
Suprihatiningrum, 2016: 102).
f) Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran
Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan teknologi sebagai media.
Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi
informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi. Teknologi
pembelajaran merupakan sarana pendukung untuk membantu memudahkan pencapaian
tujuan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, memudahkan penyajian data,
informasi, materi pembelajaran, dan variasi budaya. Adapun indikator kompetensi atau
kinerja pada kegiatan pembelajaran yang mendidik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan atau audio-visual (termasuk TIK) untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2) Guru mengajak peserta didik untuk belajar di luar batas ruang seperti: perpustakaan,
kebun, laboratorium, pasar dan lain sebagainya.
3) Guru mempersiapkan materi dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses
peserta didik. (Jamil Suprihatiningrum, 2016: 102).
g) Evaluasi hasil belajar
Kompetensi ketujuh yang menjadi bagian dari kompetensi pedagogik dan menjadi unsur
penilaian kinerja guru adalah penilaian dan evaluasi. Dengan kompetensi ini diharapkan
guru menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan.
Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi
perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Indikator
kompetensi penilaian dan evaluasi yang harus dimiliki dan dilaksanakan oleh guru, dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Guru menyusun alat penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi tertentu seperti tertulis dalam RPP.

15
2) Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai macam teknik penilaian, selain
penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya
kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang
telah dan akan dipelajari.
3) Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik atau kompetensi dasar
yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan maisng-masing peserta didik
untuk keperluan remedial dan pengayaan.
4) Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik yang merefleksikannya untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan,
jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya.
5) Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya. (Yusuf & Irwantoro, 2016: 441).
h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Kompetensi dan kinerja guru dalam pengembangan potensi peserta didik berdasarkan
format penilaian kinerja guru (PK Guru) yang berlaku sejak 1 januari 2013
(Permendiknas No. 35 Tahun 2010) adalah bahwa guru menganalisis potensi peserta
didik melalui program pembelajaran yag mendukung siswa mengakutualisasikan potensi
akademik, kepribadian, dan kretivitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik
mengaktualisasikan potensi mereka. Selanjutnya, indikator kompetensi atau kinerja
pengembangan potensi peserta didik tersebut dinyatakan sebagai
berikut:
1) Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mencakup berbagai tipe
pembelajaran peserta didik.
2) Guru membantu megembangkan kemampuan atau keterampilan generik peserta didik
(Kreativitas, berpikir kritis, berpikir inovatif, pemecahan masalah, dan sebagainya)
3) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta
didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing.
4) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya
kretivitas dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. (Yusuf & Irwantoro, 2016: 298)

16
Sementara kemampuan guru dalam mengembangkan potensi peserta didik, memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi akademik dengan
membimbing peserta didik mengembangkan karya kreatif dan inovatif.
b. Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik
dengan membimbing peserta didik mengembangkan keterampilan sosial. (Agus dan
Hamri, 2012:113)
Sedangkan Uyoh Sadulloh (2015:29) menambahkan bahwa jiwa peserta didik bukanlah
semacam wadah yang harus diisi pengetahuan, melainkan merupakan suatu potensi yang
dapat dikembangkan secara kreatif kearah yang positif. Dengan demikian keahlian guru
harus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pustaka

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif, jenis penelitian pustaka
(library research) yaitu kegiatan mengambil dan mengkaji teori yang relevan dengan
permasalahan penelitian yang dibahas, berupa tinjuan, sintesis atau ringkasan kepustakaan
mengenai penelitian ini. Sementara analisis penelitian ini, menggunakan pendekatan
hermeneutik yang merupakan kegiatan penafsiran suatu kata atau teks sehingga memiliki makna
yang relevan dengan dengan penelitian ini. Jacques Ranciere, dikenal sebagai intelektual
sekaligus filusuf generasi baru Perancis. Dalam beberapa tulisannya Ranciere berangkat dari
pertanyaan tentang logika model partikular dari emansipasi. Terkhusus dalam domain
pendidikan, kritiknya pada sistem penjelasan (explicative order) ia sebut sebagai mitos pedagogi
(pedagogical myth) yang mendominasi praktek-parktek pendidikan dewasa ini. Sedangkan
menurut logika ini (explicative order) optimis akan benar-benar menghantarkan pada emansipasi,
Ranciere berpendapat bahwa alih-alih membawa emansipasi, logika ini memperkenalkan
ketergantungan mendasar dalam relasi dominasi dan partisi intelektualitas. Hal ini karena yang
akan dibebaskan (emancipated) masih tergantung pada kebenaran atau pengetahuan yang
diungkapkan kepadanya oleh si pembebas (emancipator). Selanjutnya, hasil penelitian ini
menunjukan bahwa konsepsi pendidikan Ranciere berupaya menunjukan cara untuk
membayangkan praktek pedagogi sebagai bentuk emansipasi intelektual (intellectual
emancipation), atau dengan kata lain, sebagai praktik yang memverifikasi kesetaraan kecerdasan
manusia. Diwujudkan secara praktis melalui metode pengajaran yang diintrodusir oleh Josep
Jacotot dengan nama pengajaran universal (universal teaching). Universal Teaching sebagai
metode pengajaran yang mengemansipasi guru dan murid, berdiri pada prinsip kesetaraan
inteligensi. Peran guru dalam Universal Teaching adalah menjaga perhatian murid pada materi
yang dipelajari, dan menaruh kepercayaan pada kemampuan inteligensi murid.

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep pedagogik ini merupakan suatu pendidikan anak yang didapatkan dari seorang
guru untuk dapat mengembangkan kepribadian anak didiknya agar dapat melatih dan
mengembangkan mental anak didik juga keterampilannya sehingga seorang anak mampu untuk
menghadapi permasalahannya.

Pedagogik merupakan ilmu pendidikan anak. Pendidikan adalah usaha sadar manusia
dewasa untuk membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Guru itu
mempunyai tiga tugas yaitu mendidik, melatih dan mengajar. Mendidik itu adalah sesuatu yang
berhubungan dengan afektif, melatih berhubungan dengan psikomotor dan mengajar
berhubungan dengan kognitif (intelektual).

Pendidikan itu sangat penting karena manusia tidak dapat seluruhnya bergantung pada
insting semata, banyak segi kehidupan yang perlu diperjuangkan dan dikuasai dengan belajar dan
berusaha lewat pendidikan.

Ilmu pendidikan itu tidak hanya teori saja akan tetapi selalu berkaitan dengan praktek.
Pendidikan dalam ruang lingkup mikro artinya mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam
skala kecil dan pendidikan dalam ruang lingkup makro, kita mengkaji pendidikan yang
dilaksanakan dalam skala besar.

Kompetensi pedagogik guru merupakan salah satu hal terpenting dalam dunia
pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik akan mempermudah proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Kompetensi pedagogik guru meliputi kemampuan guru
dalam merancang pembelajaran yang efektif dan didukung dengan teknologi yang tepat,
mengembangkan kurikulum dan materi ajar yang relevan dengan kebutuhan siswa,
memanfaatkan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang inovatif, serta mampu

19
melakukan evaluasi dan refleksi atas proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu,
keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kesinambungan antara kompetensi
pedagogik yang dimiliki oleh guru dengan kebutuhan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan. Potensi siswa akan terbuka dengan baik jika didukung oleh kompetensi
pedagogik guru yang memadai.

B. Saran

Sebagai calon guru kita tidak hanya mengajarkan tetapi juga harus dapat mendidik anak
ke arah tujuan hidup yang benar serta dapat memahami pentingnya pendidikan dan ilmu
pendidikan sebagai teori.

20
DAFTAR PUSTAKA

Rosmiyyah Aghina. Makalah konsep dasar padagogik


https://id.scribd.com/document/534073945/MAKALAH-KONSEP-DASAR-
PADAGOGIK diakses pada hari Jumat, tanggal 12 Mei 2023 pukul 11.00 WITA

http://repository.unpas.ac.id/43605/5/15.%20BAB%20ll.pdf diakses pada hari Jumat, tanggal


12 Mei 2023 pukul 12.35 WITA

Sutriyono, Empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru professional


http://ayoguruberbagai.kemdikbud.go.id/artikel/4-kompetensi-guru diakses pada hari
Jumat, tanggal 12 Mei 2023 pukul 12.50 WITA

Lelono Cipto, memahami karakteristik peserta didik


http://www.kompasiana.com/coptolelono0907/60288892d541df18d7320722/memahami-
karakteristik-peserta-didik diakses pada hari Jumat, tanggal 12 Mei 2023 pukul 13.30
WITA

Sapoetra Jimmy, Kompetensi Pedagogik

http://pgsd.binus.ac.id/2017/12/31/kompetensi-pedagogik/ diakses pada hari Minggu, tanggal


14 Mei 2023 pukul 10.00 WITA

Lelono Cipto, menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran


https://www.kompasiana.com/ciptolelono0907/602c7b358ede481bbf79fdd2/menguasai-
teori-teori-belajar-dan-prinsip-prinsip-pembelajaran diakses pada hari Minggu, tanggal
14 Mei 2023 pukul 12.00 WITA

https://acerforeducation.id/edukasi/indikator-kompetensi-pedagogik-dan-cara-
mengembangkannya/ diakses pada hari Senin, tanggal 15 Mei 2023 pukul 17.00 WITA

https://www.amongguru.com/pre-test-dan-post-test-pengertian-tujuan-serta-perbedaan/ diakses
pada hari Senin, tanggal 15 Mei 2023 pukul 18.00 WITA

21

Anda mungkin juga menyukai