Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP ILMU PENDIDIKAN

OLEH KELOMPOK 1 :

1. KADEK INDAH PERMATASARI ( 1717011030 )


2. RESTI AFDILA ( 1717011031 )
3. I KADEK WAHYU AGUS SUKARYA ( 1717011052 )
4. NYOMAN WINNA PRASETYANINGRUM ( 1717011087 )
5. NI PT RATNA CINTYA DEWI ( 1717011088 )

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018
KATA PENGANTAR

OmSwastyastu,

Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kami dapat
menyelesaikan tugas tentang ‘’Wawasan Kependidikan’’ ini dengan tepat pada waktunya,
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Wawasan Kependidikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usul demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalaahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Om Shanthi, Shanthi, Shanthi Om

Singaraja, 1 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar.............................................................................................................................

Daftar Isi......................................................................................................................................

Bab I
Pendahuluan.........................................................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................
1.3 Tujuan ......................................................................................................................

Bab II
Pembahasan..........................................................................................................................

2.1 Pengertian SecarA Umum Ilmu Pendidikan............................................................


2.2 Proses Ilmu Pendidikan............................................................................................
2.3 Fungsi Ilmu Pendidikan............................................................................................
2.4 Pengertian Ilmu Pendidikan dalam Paham Klasik...................................................
2.5 Ilmu Pendidikan Menurut Paham Klasik.................................................................
2.6 Fungsi Ilmu Pendidikan dalam Paham Klasik.........................................................
2.7 Pengertian Ilmu Pendidikan dalam Paham Modern.................................................
2.8 Ilmu Pendidikan Menurut Paham Modern .............................................................
2.9 Fungsi Ilmu Pendidikan dalam Paham Modern ......................................................
Bab III
Penutup.................................................................................................................................
3.1 Rangkuman/Kesimpulan..........................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak
khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan juga merupakan salah satu kunci
dari kesuksesan. Pengertian ilmu pendidikan tidak terlepas dari dua kata yang dipadukan
yaitu ilmu dan pendidikan. Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada
dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia. Pada dasarnya hakikat pendidikan
sangatlah luas. Hakikat pendidikan bukanlah hanya sekedar pengertian serta definisi
pendidikan semata. Manusia hidup menggunakan akal pikiran yang dimiliki dalam setiap
berprilaku.
Peringkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin
maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang bermutu. Ilmu pendidikan membahas
tentang proses penyesuaian diri secara timbal balik antara manusia dengan manusia dan
alam sebagai pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral,
intelektual, dan jasmaniah.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal
perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama di masa
yang akan datang. Untuk menghindari praktek-praktek pendidikan yang tidak diharapkan dan
kurang sesuai dari cita-cita masyarakat, maka pendidikan perlu dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip ilmiah kuat serta dengan kaidah ilmu pendidikan yang telah ditentukan oleh
para ahli sehingga hasilnya bisa dipertanggung jawabkan. Untuk itu, sebagai semua pendidik
dan calon pendidik perlu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip mendidik dan kaidah-
kaidah teori pendidikan sebelum melakukan praktek mendidik.

1.2 Rumusan Masalah.


1. Apa pengertian ilmu pendidikan ?
2. Bagaimana proses ilmu pendidikan itu ?
3. Untuk apa ilmu pendidikan tersebut ?
4. Apa itu paham Klasik ?
5. Bagaimanakah ilmu pendidikan dalam paham Klasik ?
6. Untuk apa ilmu pendidikan berdasarkan paham Klasik ?

1
7. Apa itu paham Modern ?
8. Bagaimanakah ilmu pendidikan dalam paham Modern ?
9. Untuk apakah ilmu pendidikan menurut paham Modern ?

1.3 Tujuan.
1) Untuk mengetahui pengertian ilmu pendidikan secara umum
2) Untuk mengetahui bagaimana proses dalam ilmu pendidikan
3) Untuk mengetahui apa fungsi dari ilmu pendidikan.
4) Untuk mengetahui pengertian ilmu pendidikan menurut teori klasik
5) Untuk mengetahui bagaiamana ilmu pendidikan itu dalam teori klasik
6) Untuk mengetahui fungsi dari ilmu pendidikan menurut teori klasik
7) Untuk mengetahui pengertian ilmu pendidikan menurut teori modern
8) Untuk mengetahui bagaiamana ilmu pendidikan itu dalam teori modern
9) Untuk mengetahui fungsi dari ilmu pendidikan menurut teori modern

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Pendidikan.
Secara ‘etimologis’ atau kebahasaan, kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ yang
mendapatkan imbuhan awalan dan akhiran pe-an. Berubah menjadi kata kerja ‘medidik’ yang
berarti membantu anak untuk menguasai aneka pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang
diwarisi oleh keluarga dan masyarakatnya. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan disengaja terhadap anak didik oleh orang
dewasa agar ia menjadi dewasa.
Secara umum, ilmu pendidikan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai seni
mendidik dan seni mengajar. Dengan demikian Pengertian Ilmu Pendidikan adalah suatu
kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan memiliki metode-metode
tertentu yang ilmiah untuk menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan bantuan
atau didikan yang diberikan oleh orang “dewasa” kepada orang yang “belum dewasa” untuk
mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang
bermakna bagi dirinya, masyarakat dan Pencipta-Nya. Bisa ditekadkan bahwa ilmu pendidikan
membahas tentang proses penyesuaian diri secara timbal balik antara manusia dengan manusia
dan alam sebagai pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral,
intelektual, dan jasmaniah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan oleh si pendidik terhadap si terdidik
dalam hal perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama di
masa yang akan datang.
Dengan demikian konsep ilmu pendidikan adalah pengetahuan yang membicarakan
masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan yang memiliki konsep dasar persyaratan
pendidikan sebagai ilmu yaitu:

a. Memiliki objek studi baik baik objek material maupun objek formal.
b. Memiliki sistematika.
c. Memiliki metode.

2.2 Proses Ilmu Pendidikan

3
2.3 Fungsi Ilmu Pendidikan

Fungsi pendidikan dalam arti mikro ialah membantu perkembangan jasmani dan rohani
peserta didik. Sedangkan secara makro fungsi pendidikan adalah pengembangan pribadi/ warga
negara, kebudayaan dan pengembangan bangsa. Pendidikan selalu diarahkan untuk
pengembangan nilai-nilai kehidupan manusia.dalam pengembangan nilai ini, tersirat pengertian
manfaat yang ingin dicapai oleh manusia dalam hidupnya. Oleh karena itu, apa yang ingin
dikembangkan merupakan apa yang dapat dimanfaatkan dari arah pengembangan itu sendiri.

2.4 Pengertian Teori/Paham Klasik


Teori pendidikan klasik merupakan teori yang berlandaskan pada filsafat klasik yang
memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan
meneruskan warisan budaya. Pendidikan klasik menjadi sumber bagi pengembangan model
kurikulum subjek akademis, yaitu suatu kurikulum yangbertujuan memberikan pengetahuan
yang solid serta melatih peserta didik menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Proses
pendidikan klasik lebih menggunakan pemikiran pemikiran dahulu atau dari zaman yunani kuno
sampai kini.

2.5 Ilmu Pendidikan Menurut Paham Klasik


Terdapat 4 teori ilmu pendidikan menurut paham kalsik antara lain :
a) Teori Pendidikan Empirisme
Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi ekternal
dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada
lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam
kehidupan sehari-hari di dapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini
berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program
pendidikan. Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John Locke
(1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir kedua bagaikan kertas
putih yang bersih.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah, sebab hanya mementingkan peranan
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak

4
sejak lahir dianggap tidak menentukan. Pada hal kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari
terdapat anak yang berhasil karena bakat, meskipun lingkungan disekitarnya tidak mendukung.
Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri berupa
kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat
mengembangkan bakat atau kemampuan yang ada dalam dirinya. Meskipun demikian, penganut
aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai mahluk yang
pasif dan dapat dimanipulasi, contohnya melalui modifikasi tingkah lakunya.
Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang
memandang manusia sebagai makhluk yang pasif dan dapat diubah, umpamanya melalui
modifikasi tingkah laku. Hal itu tercermin pada pandangan scientific psycology Skinner ataupun
dengan behavioral. Behaviorisme itu menjadikan prilaku manusia tampak keluar sebagai sasaran
kajianya, dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu terutama sebagai hasil belajar semata-
mata. Meskipun demikian, pandangan-pandangan behavioral ini juga masih bervariasi dalam
menentukan faktor apakah yang paling utama dalam proses belajar itu sebagai berikut:
 Pandangan yang menekankan peranan pengamatan dan imitasi.
 Pandangan yang menekankan peranan dari dampak ataupun balikan dari
sesuatu perilaku.
 Pandangan yang menekankan peranan stimulus atau rangsangan terhadap perilaku.
b) Teori Pendidikan Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam
diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak lahir. Pada hakekatnya aliran nativisme bersumber dari leibnitzian tradition yang
menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak, oleh karena itu faktor lingkungan
termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
perkembangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang tua.
Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak itu
sendiri. Perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan
kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil
pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini,
keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Ditekankan bahwa “yang jahat menjadi

5
jahat, dan yang baik menjadi baik”. Artinya bahwa, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia
akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik.
Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi
perkembangan anak itu sendiri. Istilah nativisme dari asal kata natie yang artinya adalah terlahir. 
Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam
mempengaruhi perkembangan anak. Pembawan tidak dapat dirubah dari kekuatan luar.
Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya
secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah
pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu
daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang
kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada
titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya,
seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi
seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai
pada setengah kemampuan orangtuanya.

Meskipun dalam kenyataan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara
fisik) dan juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya. Tetapi pembawaan itu
bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan anak.  Terdapat suatu pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas yakni
dalam diri individu terdapat suatu “inti” pribadi (G. Leibnitz: Monad) yang mendorong manusia
untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri,
dan yang menempatkan manusia sebagai mahluk yang mempunyai kemauan bebas. Meskipun
pandangan ini mengakui pentingnya belajar, namun pengalaman dalam belajar itu ataupun
penerimaan dan persepsi seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan memberi makna kepada
apa yang dialaminya itu. Dengan kata lain, pengalaman belajar ditentukan oleh “internal frame
of reference” yang dimilikinya.

Adapun faktor perkembangan manusia dalam Teori Nativisme:


1. Faktor genetik

6
Adalah faktor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul
dari diri manusia. Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang penyanyi maka
anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang prosentasenya besar

2. Faktor Kemampuan Anak


Adalah faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam
dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Contohnya adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap
anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya.

3. Faktor Pertumbuhan Anak


Adalah faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap
pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka
dia kan bersikap enerjik, aktif, dan responsive terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya,
jika pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali bakat dan
kemampuan yang dimiliki.

Didalam teori ini menurut G. Leibnitz: Monad “Didalam diri individu manusia terdapat
suatu inti pribadi”. Sedangakan dalam teori Teori Arthur Schopenhauer (1788-1860) dinyatakan
bahwa perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir atau bakat. Sehingga dengan
teori ini setiap manusia diharapkan:

 Mampu memunculkan bakat yang dimiliki.


 Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi.
 Mendorong manusia dalam menetukan pilihan.
 Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang.
 Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki.

c) Teori Pendidikan  Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa
Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan
baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai

7
peranan penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa
adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat tersebut. Sebaliknya
lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau
memang dalam dirinya tidak terdapat bakat yang diperlukan dalam mengembangkan bakat
tersebut. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah
juga hasil konvergensi.

Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungan, anak
belajar berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam
mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan
bahasa lingkungannya, misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Iggris, dan sebagainya.
Kemampuan dua orang anak (yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama) untuk mempelajari
bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan
perbedaaan situasi lingkungan, biarpun lingkungan kedua orang anak tersebut bahasa yang sama.
Oleh karena itu Stren berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan
lingkungannya, seakan-akan dua garis menuju satu titik pertemuan.

Karena itu teori W. Stren disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat kesatu
titik). Jadi menurut teori konvergensi :

 Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.


 Pendidikan di artikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik
untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang
kurang baik.
 Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran   konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat
dalam memahami tumbuh kembang manusia.

2.6 Fungsi Ilmu Pendidikan Berdasarkan Paham Klasik


2.7 Pengertian Teori/Paham Modern
Pendidikan modern adalah pendidikan yang sejalan dengan usaha manusia sejak dilahirkan
higga meninggal, dengan sadar membimbing dan menuntun kondisi jiwa khususnya agar dapat

8
menimbulkan akhlak dan kebiasaan yang baik sejak awal pertumbuhan dan perkembangannya,
hingga encapai masa pubertas, agar terbentuk kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sejalan dengan itu, maka pendidikan mengalami perubahan (inovasi), sebab proses
pendidikan yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman hanya akan membuat
manusia Stagnan (jumud). Oleh karena itu, pemahaman atau pandangan orang mengenai hakikat
pendidikan itu pun berubah-ubah, yang secara sederhana dapat dikatagorikan sebagai pandangan
pendidikan tradisional dan pendidikan modern.
2.8 Ilmu Pendidikan Menurut Paham Modern
Adapun teori pendidikan secara modern sebagai berikut :
1. Pengajaran alam sekitar.
Salah satu usaha untuk memberikan dasar, agar pendidikan dan pengajaran berhasil ialah
mempergunakan lingkungan hidup anak sebagai tolak semua pendidikan.Pengajaran
semacam itu dinamai pengajaran heimatkunde atau ekologi.Bapak dari pengajaran itu adalah
Fr. A. Finger dari jerman. Pengajaran  alam sekitar penting artinya untuk pengajaran dan
pendidikan guna kehidupan anak sekarang dan yang akan datang. Secara singkat berikut ini
adalah nilai-nilai pengajaran alam sekitar :

- Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat memperagakan secara langsung
- Pengajaran alam sekitar Memberikan kesempatan banyak agar anak aktif, giat tidak
hanya duduk, mendengar, melihat tapi dapat mengambil inisiatif untuk memajukan
lingkungan hidupnya, daerahnya, dan ikut bertanggung jawab.
- Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas yakni
pengajaran yang dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang dapat menarik perhatian
anak dan diambil dari lingkungan hidup anak.
- Pengajaran alam sekitar memungkinkan adanya pendidikan yang fungsional, karena
bahan pendidikan diambil dari lingkungannya, maka sekolah tidak terpisah dari
masyarakatnya. Dan kepandaian anak dapat di aplikasikan dalam masyarakat.

2. Pengajaran pusat perhatian.


Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat decroly dari belgia dengan pengajaran
melalui pusat –pusat minat. Pendidikan menurut decroly  adalah Ecole PourLa

9
vic, Par La Vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus di didik, diarahkan, dan
dipersiapkan dalam bermasyarakat. Oleh karena itu anak harus mempunyai pengetahuan
terhadap diri sendiri dan pengetahuan tentang dunianya. Dunia ini terdiri dari alam dan
kebudayaan dunia harus hidup dan mengembangkan kemampuannya untuk menggapai cita-
cita. Oleh karena itu ia harus mempunyai pengetahuan yang bersifat subyektif dan obyektif
atas dirinya sendiri dan dunianya.

Metode pengajaran pusat perhatian :


 Metode global (keseluruhan)
Anak-anak mengamati secara global.Hal ini berdasarkan prinsip psikologi gigestal, yaitu
dalam mengajarkan membaca dan menulis menggunakan kalimat lebih mudah daripada
mengajarkan kata-kata lepas.Sedangkan kata lebih mudah diajarkan dari pada huruf
secara tersendiri.

 Centre d’interst (pusat minat)


Anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya) .pengajaran harus disesuaikan
dengan minat-minat spontan tersebut.sebab apabila tidak, maka pengajaran itu tidak akan
banyak hasilnya.

 Sekolah kerja
Sekolah kerja merupakan konsep pendidikan yang menjadi titik kulminasi dari
pandangan yang mementingkan keterampilan dalam pendidikan. Sekolah kerja
menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan
tangan.Bapak dari sekolah kerja ialah G.kereschensteiner dari jerman.

Tujuan dari sekolah kerja ini adalah menembah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan
yang didapat dari buku buku, orang lain, ataupun dari pengalaman sendiri.Selain itu agar anak
memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.Dan yang terakhir agar anak dapat memiliki
pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi Negara. Kereschensteiner berpendapat
bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Karena
banyaknya macam pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran, Maka sekolah kerja dibagi menjadi
tiga golongan besar yaitu sekolah perindustrian, sekolah perdagangan, dan sekolah rumah tangga

10
yang bertujuan untuk mendidik para calon ibu yang diharapkan menghasilkan warga Negara
yang baik.

Dasar-dasar sekolah kerja :


o Dalam sekolah kerja anak aktif berbuat
o Pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran ialah anak.
o Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang berani berdiri sendiri, dan
bertanggungjawab sebagai anggota masyarakat yang baik
o Bahan pelajaran disusun dalam suatu keseluruhan yang berpusat pada masalah
kehidupan.
o Sekolah kerja tidak mementingkan pengetahuan yang bersifat hafalan atau hasil
peniruan, melainkan pengetahuan fungsional dan dapat dipergunakan untuk berprakarsa,
mencipta dan berbuat.
o pada anak melainkan anak sendiri yang harus menjalani proses berfikir sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.
o Sekolah kerja merupakan suatu bentuk masyarakat kecil yang didalamnya anak-anak
mendapat latihan pengalaman yang amat penting artinya bagi pendidikan moral, sosial
dan kecerdasan.

3. Pengajaran proyek
Pengajaran proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam pengumpulan dan  mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pengajaran proyek akan menumbuhkan
kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif. Prinsip
pokok Pengajaran proyek yaitu bahwa pengajaran itu harus aktif, ilmiah, dan
memasyarakat. Jadi pengajaran proyek adalah suatu bentuk pengajaran dimana guru
menyajikan bahan pengajaran agar murid aktif menyelidiki dan mencari problem solving atas
proyek yang diberikan oleh gurunya.

4. Taman siswa

11
Taman siswa ialah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki hajar dewantara pada 3 juli
1992 di Yogyakarta. Taman siswa merupakan badan perjuangan kebudayaan dan
pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk mencapai
cita-cita. Menurut Ki hajar dewantara pendidikan bagi tiap-tiap bangsa berarti pemeliharaan
guna mengembangkan generasi muda agar dapat berkembang dengan sehat lahir batin.
Sistem pendidikan yang di cita-citakan beliau yakni pendidikan yang berdasarkan
kebudayaan suatu bangsa kita sendiri dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Dasar
pendidikan dan pengajaran dalam taman siswa ialah Panca Darma Taman Siswa yang
disusun tahun 1947.

Dasar-dasar nya ialah :


 Asas kemerdekaan
Harus diartikan disiplin pada diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi,
baik hidup sebagai individu maupun anggota masyarakat
 Asas kodrat alam
Manusia sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari
sunnatullah, tiap orang diberi keleluasaan , dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara
wajar menurut kodratnya.
 Asas kebudayaan
Memelihara kebudayaan kebangsaan namun yang harus pertama dilakukan yakni
membawa kebangsaan itu kearah kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman,
kemajuan dunia, dan kepentingan hidup rakyat lahir batin.
 Asas kebangsaan
Asas yang mengandung rasa persatuan dengan bangsa sendiri dan tidak terjadi
pertentangan.

 Asas kemanusiaan
Asas yang mewujudkan pada diri seseorang  dengan adanya cinta kasih terhadap sesama
makhluk Tuhan.

2.9 Fungsi Ilmu Pendidikan Berdasarkan Paham Modern

12
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahpendidikanklasik.blogspot.co.id/

http://pengertianilmupendidikan.kemdikbud.co.id

http://ilmupendidikan.universitas.ac.id

13

Anda mungkin juga menyukai