Anda di halaman 1dari 18

KONSEP TAWASUL, JIMAT, DAN SUWUK

Disusun Oleh : Kelompok 6


1. Taufiq Ismail (238623008)
2. Muhamad Arya (238623025)

Dosen Pengampu : Drs. Sodikin, M.Pd.I

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NURUL HUDA
OKU TIMUR
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh...

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Hakikat Pendidikan”,
guna memenuhi mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikandengan tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis yang
senantiasa mendoakan kelancaran penulis dalam menyusun makalah ini, serta
semua orang yang kami sayangi yang selalu mensuport kami dalam menyusun
makalah ini.
Demikian makalah ini penulis susun, tiada gading yang tak retak begitupun dalam
penyusunan makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, kekurangan
hanya milik manusia. Kritik dan saran akan sangat diterima oleh penulis guna
menjadikan penulis lebih baik lagi kedepannya.
Wallahulmuwafiq illa aqwamitthariq,
Wassalamaualaikum warohmatullahi wabarakatuh....

Tanah merah, 28 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan Penulis........................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2

PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. HAKIKAT PENDIDIKAN....................................................................................2

1. Pengertian Pendidikan........................................................................................2

2. Tujuan Pendidikan..............................................................................................5

3. Pengertian Hakikat Pendidikan..........................................................................8

BAB III............................................................................................................................12

PENUTUP.......................................................................................................................12

A. Kesimpulan..........................................................................................................12

B. Saran....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita semua tentu sudah tidak asing dengan kata pendidikan. Sejak usia
dini kita telah mengenyam pendidikan. Baik pendidikan nonformal maupun
formal. Pendidikan diperlukan oleh semua orang, bahkan dapat dikatakan
bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan.
Pendidikan tidak mengenal usia dan status sosial ekonomi, semua berhak dan
membutuhkan pendidikan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan
hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi
rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan hakikatnya. Karena itu
benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia
pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan,
merefleksikannya di tengah-tengah tindakan sebagai buah refleksinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Pendidikan?
2. Apakah yang dimaksud dengan Hakikat Pendidikan?
3. Apakah tujuan pendidikan itu?

C. Tujuan Penulis
Dengan makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat sedikit lebih
mengetahui dan memahami makna dari pendidikan, hakikat pendidikan serta
tujuan dari pendidikan yang mungkin banyak dari kita belum benar benar
faham makna sesungguhnya dari pendidikan itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PENDIDIKAN
Saat mencari suatu hakikat, sebetulnya kita akan mulai menyelami
sebuah ontologi dalam filsafat. Dalam membicarakan pendidikan, kita
akan mengenal filsafat pendidikan, yang mana dalam pembicaraan tentang
filsafat pendidikan tidak dapat dilepaskan dari gagasan kita tentang
manusia. Mencari hakikat pendidikan adalah menelusuri manusia itu
sendiri sebagai bagian pendidikan. Melihat pendidikan dan prosesnya
kepada manusia, sebetulnya pendidikan sendiri adalah sebagai suatu
proses kemanusiaan dan pemanusiaan.
Istilah kemanusiaan secara leksikal bermakna sifat-sifat manusia,
berperilaku selayaknya perilaku normal manusia, atau bertindak dalam
logika berpikir sebagai manusia. Pemanusiaan secara leksikal bermakna
proses menjadikan manusia agar memiliki rasa kemanusiaan, menjadi
manusia dewasa, manusia dalam makna seutuhnya. Artinya dia menjadi
riil manusia yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara
penuh sebagai manusia. Namun kita harus mengetahui terlebih dahulu
penertian dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.

1. Pengertian Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan Secara Etimologi dan Terminologi
Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa
inggris disebut dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut
dengan educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco dimana
kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit
banyak, sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang berkembang.
Jadi, Secara Etimologi pengertian pendidikan adalah proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Kata pendidikan secara bahasa datang dari kata “pedagogi” yaitu “paid”
yang artinya anak serta “agogos” yang artinya menuntun, jadi pedagogi
yaitu pengetahuan dalam menuntun anak. Sedang secara istilah pengertian
pendidikan adalah satu sistem pengubahan sikap serta perilaku seorang
atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik
lewat usaha pengajaran serta kursus.Pendidikan adalah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.Secara bahasa
definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pengertian Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis
untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan lebih baik. Secara
sederhana, Pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta
didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis
dalam berpikir.
b. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli
Menurut Dr. Abdul Gani Abud, mengatakan; Al-Tarbiyah
menurut bahasa semakna dengan pertumbuhan. Dikatakan juga bahwa Al-
Tarbiyah disamakan jugadengan al-Ta'lim atau bermakna upaya dengan
sekuat tenaga untuk menemukan hakekat suatu ilmu sehingga manusia
dapat mencapai keutuhan hidup.
Muhammad AthiyahbAl-Abrasyi, mengatakan; Tarbiyah upayah
mempersispkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurnah,
kebahagian hidup, cinta tanah air, kekuatan raga, kesempurnaan etika,
sistimatik dalam berfikir, tajam perasaan, giat dalam berkreasi, toleransi
pada orang lain, berkompotensi dalam menggunakan bahasa tulis dan lisan
serta terampil berkreativitas.
Omar Muhammad al-Toumy AlSyaibani, mengatakan :Pendidikan
Islam proses mengubah tingka laku individu pada kehidupan pribadi,
masyarakat dan alam sekitarnya dengan cara pengajar sebagai suatu
aktifitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam
masyarakat.
Abdul Fatah Jalal, mengatakan; Tarbiyah adalah proses persiapan dan
pemeliharaan anak pada masa kanak kanak di dalam keluarga. Pengertian
ini merupakan intisari kandungan hukumsurah Al-Isra ayat 24 dan
asysyu'ara ayat 18. Obyek kedua ayat tersebut diperuntukkan bagi bayi
dan fase anak-anak.
John Dewqy, mengatakan: “Pendidikan adalah sebagai suatu proses
pembentukan kemampuan dasar fundamental, baik menyangkut daya pikir
(intelektual), maupun daya perasaan (emosional) menuju ke arah tabiat
manusia.
Menurut Brubacher, Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik
dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman.
Pendidikan juga merupakan perkembangan yang terorganisir dan
kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani
oleh dan untuk kepribadian dan individunya dan kegunaan bagi
masyarakatnya, yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas
tersebut bagi tujuan hidupnya. Singkatnya pendidikan adalah suatu proses
dalam mana potensipotensi (kemampuan, kapasitas) manusia yang sudah
dipengaruhi oleh kebiasaan - kebiasaan yang baik, oleh alat (media) yang
disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendirinya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Frobel, mengatakan ; Pendidikan adalah upaya maksimal yang
dicapai seseorang di dalam belajarnya (sekolah) yang bertujuan untuk
menghasilkan anak didik yang memiliki keberanian, sopan santun dan
kemuliaan akhlak, yang mencintai tanah air, bersungguh-sungguh
(mengerahkan segenap potensinya) untuk mencari kebahagiaan hidupnya,
ketinggian ilmu dan industri dan mencari ilmu sepanjang hidupnya buat
kemajuan (kejayaan negerinya), mencintai dan mentaati Allah sehingga
mempennudah untuk mencapai kemuliaan di sisi Allah dan pandangan
manusia.
Pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak
Pendidikan Nasional Indonesia): bahwa pengertian pendidikan adalah
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal dan non formal. Pendidikan
secara formal diperoleh dengan mengikuti program-program yang telah
direncanakan, terstruktur oleh suatu insititusi, departemen atau
kementtrian suatu negara seperti di sekolah pendidikan memerlukan
sebuah Kurikulum untuk melaksanakan perencanaan penganjaran.
Sedangkan pendidikan non formal adalah pengetahuan yang diperoleh dari
kehidupan sehari-hari dari berbagai pengalaman baik yang dialami atau
dipelajari dari orang lain.
Dengan demikian pendidikan dapat dipahami sebagai upaya yang
dilakukan secara sistematis, kontinu dan terarah menuju kepada sikap,
sehingga dengan sendirinya si anak memiliki bekal dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan kondisi lingkungan di mana ia berada, sehingga
keberadaannya dapat menjadi aset yang berharga bagi masyarakat, bangsa,
agama dan negara. Kesemuanya mengarah pada upaya untuk
mempersiapkan anak didik yang dilakukan orang dewasa untuk
membentuk pola perubahan pada diri anak, sehingga mencapai
kematangan yang sempurna.

2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tidak lain adalah mengembangkan individu dan
masyarakat agar cerdas (smart) dan baik (good). Secara elaboratif tujuan
ini oleh Bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif,
afektif, dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan
pengertian, nilai dan sikap, dan keterampilan psikomotorik.
Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan bahwa pendidikan adalah
usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada hakekatnya pendidikan itu
bukan membentuk, bukan menciptakan seperti yang diinginkan, tetapi
menolong, membantu dalam arti luas. Membantu menyadarkan anak
tentang profesi yang ada padanya, membantu mengembangkan potensi
seoptimal mungkin, memberikan pengetahuan dan keterampilan,
memberikan latihan-latihan, memotivasi untuk terlibat dalam
pengalaman-pengalaman yang berguna.
Mengusahakan lingkungan yang serasi dan kondusif untuk belajar,
mengarahkan bila ada penyimpangan, mengolah materi pelajaran sehingga
peserta didik berkeinginan untuk menguasainya, mengusahakan alat-alat,
meningkatkan intensitas proses pembelajaran. Pendidikan menyediakan
alternatif pilihan, begitu peserta didik telah memutuskan untuk memilih
satu alternatif, pendidikan siap membantu, siap merangsang dan
menjauhkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya proses belajar.
Sekolah berfungsi sebagai sarana latihan sebagai upaya belajar
menghadapi masalah kehidupan, sehingga kegiatan di sekolah lebih
mendekati situasi kehidupan yang nyata, hal-hal yang baru, penemuan-
penemuan ilmu pengetahuan yang baru secara cepat diadopsi sekolah
untuk dapat dipelajari peserta didik.
Peserta didik dimotivasi untuk tanggap kepada situasi politik, keamanan
dan pemerintahan yang sedang berlangsung. Di dalam proses
pembelajaran akan banyak dipakai metode problem solving, metode
diskusi dan metode simulasi untuk mengantisipasi perubahan-perubahan
yang terjadi di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut pendidikan
akan beriorentasi kepada berbagai keterampilan yang dibutuhkan di
masyarakat. Bila bertitik tolak dari pengertian ini, kesulitan yang akan
dialami adalah sulitnya sekolah menyiapkan lulusan yang siap pakai,
karena bagaimanapun sekolah tidak akan dapat membekali seseorang
dengan segudang pengetahuan dan pengalaman yang langsung dapat
diterapkan untuk menghadapi perubahan dan permasalahan di masyarakat,
karena perubahan dan permasalahan di masyarakat sangat kompleks dan
cepat sekali berubah. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah dapat
mempersiapkan keahlian-keahlian tertentu yang sangat dibutuhkan
masyarakat. Selain itu, dalam proses pengembangan Pendidikan harus
mengacu pada konsepsi-konsepsi Pendidikan yang ada.
Berikut ini konsep-konsep tentang Pendidikan yang telah dirangkum oleh
Saifuloh (1988: 79-95).
a. Pendidikan adalah kegiatan memperoleh dan menyampaikan
pengetahuan, sehingga memungkinkan transmisi kebudayaan dari
generasi satu ke generasi berikutnya.
b. Pendidikan adalah proses dimana individu diajar bersikap setia dan
taat dengan mana pikiran manusia ditera dan dibina.
c. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan didalam, dimana individu
diberi pertolongan untuk mengembangkan kekuatan, bakat
kemampuan dan minatnya.
d. Pendidikan adalah pembangunan kembali atau penyusunan kembali
pengalaman, sehingga memperkaya arti perbendaharaan pengalaman
yang dapat meningkat ke kemampuan dalam menentukan arah tujuan
pengalaman selanjutnya.
e. Pendidikan adalah proses dimana seseorang diberi kesempatan
menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan lingkungan yang
berkaitan dengan kehidupan modern untuk mempersiapkan agar
berhasil dalam kehidupan orang dewasa.
Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1985 yang berbunyi bahwa tujuan
pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsadan mengembangkan
manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan bangsa.
Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen) 1)
Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.” 2) Pasal 31, ayat
5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”
Berdasarkan UU. No.20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan
Nasional dalam pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

3. Pengertian Hakikat Pendidikan


Istilah hakekat bisa diartikan sebagai karakteristik atau ciri khas dari
sesuatu, yang bisa membedakannya dari yang lain. Hakekat adalah hal
terpenting dari sesuatu yang terdiri atas pengertian yang sifatnya abstrak.
Abstrak berarti tidak konkrit atau tidak dapat dihayati atau diamati dengan
panca indra (Imam Barnadib, 2002:4). Hakekat pendidikan, misalnya,
dengan demikian bisa dimaknai sebagai karakteristik atau ciri khas dari
pendidikan, yang sifatnya abstrak, yang bisa membedakannya dengan
yang bukan pendidikan. Yang bukan pendidikan ini bisa bermacam-
macam wujudnya.
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak
aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu,
maka tidak sebuah batasanpun yang cukup memadai untuk menjelaskan
hakekat pendidikan secara lengkap. Batasan tentang hakekat pendidikan
yang dibuat para ahli beraneka ragam, dan kandungannya kadang berbeda
satu dari yang lainnya. Perbedaan tersebut mungkin terjadi karena
perbedaan orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi
tekanan,atau karena falsafah yang melandasinya.
Imam Barnadib (2002:4), memandang pendidikan sebagai fenomena
utama dalam kehidupan manusia di mana orang yang telah dewasa
membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik untuk menjadi
dewasa. Pendidikan dalam arti luas semacam itu, telah ada sejak manusia
ada. Sejak awal mula kehidupannya, manusia sudah melakukan tindakan
mendidik atas dasar pengalaman, bukan berdasarkan teori bagaimana
sebaiknya mendidik. Dalam hal ini, pendidikan menunjuk pada pendidikan
pada umumnya, yaitu pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat umum.
Pendidikan kita sampai saat ini masih “sakit”. Dunia pendidikan yang
sakit ini disebabkan karena pendidikan yang seharusnya membantu pribadi
mengembangkan potensi yang dimilikinya agar menjadi pribadi yang
beranfaat untuk dirinya sendiri dan masyarat, tetapi dalam kenyataannya
seringkali tidak demikian. Seringkali tujuan pendidikan cenderung
direduksi oleh sistem pendidikan yang ada. Masalah pertama adalah
bahwa pendidikan di Indonesia menghasilkan “manusia robot”.
Dikatakan demikian karena pendidikan yang diberikan ternyata berat
sebelah atau tidak seimbang. Pendidikan ternyata mengorbankan
keutuhan, kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan
perilaku belajar yang merasa (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung
semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi. Masalah kedua, sistem
pendidikan yang top down (dari atas ke bawah). Sistem pendidikan ini
sangat tidak membebaskan karena peserta didik dianggap sebagai manusia
yang tidak tahu apa-apa. Masalah ketiga, model pendidikan yang hanya
diorientasikan kepada manusia yang dihasilkan pendidikan ini hanya siap
untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap
zamannya. Masalah keempat adalah adanya penyalah gunaan undang-
undang perlindungan terhadap anak, sehingga membuat anak kebal
terhadap hukuman.
Hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai
dengan keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan
kewibawaan pendidik.
b. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi
lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
c. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
d. Pendidikan berlangsung seumur hidup, pendidikan merupakan kiat
dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu.

Pada dasarnya pendidikan merupakan dua tujuan besar yakni


mengembangkan individu dan masyarakat yang smart and good. Konsep
tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan pendidikan tidak lain
adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas dan baik.
Secara elaboratif tujuan ini oleh Bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan
pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, yakni pengembangan
pengetahuan dan pengertian, nilai dan sikap, dan keterampilan
psikomotorik. Yang mencakup seluruh unsur pendidikan yaitu, Peserta
didik, pendidik, interaktif edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan,
metode pendidikan dan lingkungan pendidikan.

Sementara itu, ada pula yang memahami hakekat pendidikan itu, dengan
bertolak dari adanya perbedaan hakekat manusia dengan makhluk lain,
misalnya binatang. Bertolak dari sini, kemudian muncul banyak
pemahaman, misalnya bahwa pendidikan itu adalah untuk manusia, bukan
untuk binatang. Manusia, kata pendapat ini, adalah animal educandum
(binatang yang dapat dididik), ada pula yang mengatakan manusia adalah
zoon politicon (hewan yang bermasyarakat), Max Scheller bilang manusia
adalah Das Kranke Tier (hewan yang sakit) yang selalu gelisah dan
bermasalah (Umar Tirtarahardja, 2000:3)

Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran sebagai upaya untuk


mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dengan interaksi
yang menghasilkan pengalaman belajar.Hakikat pendidikan adalah suatu
proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang
memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal,
nasional dan global.
Hakikat pendidikan mempersiapkan peserta didik semaksimal mungkin
untuk dapat mengikuti perubahan zaman dan dapat mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi dalam hidupnya. Pendidikan merupakan kiat
dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
pembentukan manusia seutuhnya. Pada dasarnya pendidikan harus dilihat
sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan. Artinya proses pendidikan
mempunyai visi yang jelas.

Individu menjadi manusia karena proses belajar atau proses interaksi


manusiawi dengan manusia lain. Ini mengandung arti bahwa proses
interaksi dalam kehidupan social menjadi salah satu panutan atau
komponen pembentuk hakekat pendidikan yang dimengerti sebagai
memanusiakan manusia, atau bagaiamana mengiringi manusia dalam
proses pencarian ilmu pengetahuan untuk bergerak dari ketidaktahuaan
menjadi paham dan yakin akan sesuatu yang di telaah/dipelajarinya,
mengembangkan potensi lahirianya dan spiritual manusia sehingga yang
tercipta dari proses pendidikan tersebut adalah manusia yang mampu
mengembangkan potensi diri menjadi insan yang cerdas intelegensi dan
spiritualnya yang mampu menghasilkan (produktif) bukan hanya mampu
memakai/menghabiskan (komsumtif), membimbing akhlak manusia
menjadi insan yang mampu mengaaplikasikan ilmu pengetahuannya
untuk kemaslahatan/keselamatan pribadi dan umat lainnya.

Hakikat pendidikan adalah semua usaha yang secara sadar dilakukan


untuk mendukung proses belajar mengajar sehingga peserta didik mampu
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya baik potensi spiritual,
kecerdasan, kepribadian, emosional, pengendalian diri, dan keterampilan
agar bermanfaat untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan sebuah proses secara sadar yang dilakukan


dari muda hingga tua sebagai sebuah kebutuhan. Dimana di dalamnya
terdapat proses menuju kedewasaan yang bertanggung jawab guna
memaksimalkan potensi diri, baik spiritual, kepribadian, kecerdasan,
pengendalian diri, dan keterampilan. Sehingga dapat bermanfaat untuk diri
sendiri dan masyarakat. Pendidikan adalah suatu konsep dasar yang
bersifat atau bertujuan mengarahkan membimbing dan membina dari suatu
hal yang tidak diketahui menjadi suatu hal yang diketahui baik secara
umum maupun pribadi. Dengan struktur, arahan, sarana dan prasarana
yang telah terencana sehingga mendukung proses pendidikan tersebut dan
dapat dihasilkan suatu serapan materi yang penting.

Biasanya hal ini berkaitan dengan landasan dan ketulusan hati


sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami secara terbuka. Jadi
pendidikan itu adalah suatu hal yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sesuatu yang akan menguatkan semua imdera kita seperti makanan dan
minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban
yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.batasan pendidikan
yang dibuat oleh para ahli yang beraneka ragam dan kandungannya
berbeda yang satu dangan yang lain. Perbedaan tarsebut mungkin karena
orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan
atau karena falsafah yang melandasinya, dan unsur-unsurnya.

B. Saran

Bagi calon pendidik, ayo bersama sama mulai mengedepankan


pendidikan agar pendidikan bisa berjalan dengan baik. Supaya memilih
metode yang tepat agar proses pendidikan dapat dengan mudah diterima
peserta didik. Begitupun bagi lembaga pendidikan, teruslah berusaha
mengkoordinasi sistem pendidikan agar pendidikan dari tahun ke tahun
dapat menunjukkan keunggulannya.
DAFTAR PUSTAKA

Pengertian pendidikan. https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan -

Rohimin , Tati Saodah, dan Agus Salam R. HAKIKAT PENDIDIKAN. makalah.


file:///D:/kuliah/pengantar%20pendidikan/HAKIKAT_PENDIDIKAN.pdf -

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan .Jakarta : PT.


RINEKA CIPTA. -

http://www.scribd.com/doc/47067144/Makalah-Hakikat-Tujuan-Pendidikan -

http://www.scribd.com/doc/39878218/Makalah-Hakikat-Tujuan-Pendidikan -

Djatun, Rachmat dan Sukirno.2009. Pengantar Ilmu Pendidikan .Solo :


Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hadi Susanto, Dirto, dkk. 1995. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:


FIPIKIP.

Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980.Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. IKIP


Semarang Press.

Barnadib, Imam. 1994. Hand Out Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Progdi Ilmu
Filsafat PPS UGM.

Abud, Abd. Gani. al-Fikr al-Tarbawi Indah al-Ghazali, Beirut : Dar al-Fikr
alArabi, 1982. Ahmad, H. Islam sebagai Paradigma Umum Pendidikan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001

Umar, Tirtaahardja dan La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Mahyuddin Ashaari. 2001. Pendidikan al-Quran menjana keupayaan berfikir.


Jurnal pendidikan Islam.

Anda mungkin juga menyukai