Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Profesi
Pendidikan yang diampu oleh Ibu Dr. Nurhuda., M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 9

Selpan Murhadi (226910067)

Soni Kurniawan (226910064)

Aldy Pratama (226910035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

TP. 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah
yang berjudul “Hakikat Pendidikan”. Shalawat beriringan salam kita sampaikan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke
masa yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Kami haturkan rasa terima kasih kami kepada semua pihak yang telah
memberikan dukunan moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini.
Sehingga pembuatan makalah ini bisaberjalan dengan baik dan lancar tanpa ada
halangan suatu apapun. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan penulis dalam menganalisis perkembangan kognitif.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan penulis, kami mohon maaf


apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya
makalah ini,

Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamualaikum Wr,Wb.

Pekanbaru, 28 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

1. 1. Latar Belakang Masalah............................................................................1

1. 2. Rumusan Masalah.....................................................................................2

1. 3. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

2. 2 Hakikat Pendidikan 3
2. 3 Psikologi Kognitif 4
2. 4 Psikologi Humanistik 8
2. 5 Psikologi Behavioristik 9

BAB III..................................................................................................................13

3. 1. Kesimpulan 13
3. 2. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Telah kita ketahui pendidikan itu sangat penting bagi kita semua.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup kehidupan
manusia yang berfikir,bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka
mempertahankan hidup dalam hidup. Dalam pendidikan kita mengenal berbagai
macam teori tentang kehidupan dan segala aspek-aspek pendidikan. Manusia
diberikan akal pikiran yangtidak dimiliki makhluk lain, bahwa untuk mengelola
akal pikirannya diperlukanpendidikan.

Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap


kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari
manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusiapada
zaman primitif sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada
kehidupan manusia didunia, pendidikan akan tetap berlangsung. Kesadaran akan
konsep tersebut diatas menunjukan bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan.
Artinya sebagai pertanda bahwa manusia sebagai makhluk budaya yang salah
satutugas kebudayaan itu tampak pada proses pendidikan (Syaifullah, 1981).

Maka pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang


menyeluruh dari segi kehidupan manusia yang menampakan konsep-konsep
pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua
manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan
hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi
rutinitas,cenderung terlupakan makna dasar dan Karena itu benarlah kalau
dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan sepatutnyalah
selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan, merefleksikannya di tengah-
tengah tindakan aksi sebagai buah. Makalah singkat ini mencoba mengungkap
makna hakikat pendidikan,dan bentuk pendidikan sepanjang hayat

1
1. 2. Rumusan Masalah

1. Apa itu hakikat pendidikan ?


2. Apa itu psikologi kognitif ?
3. Apa itu psikologi humanisme ?
4. Apa itu psikologi behavioristik ?

1. 3. Tujuan Penulisan

1. Agar pembaca mengetahui apa itu pendidikan


2. Agar pembaca mengetahui apa itu psikologi kognitif
3. Agar pembaca mengetahui apa itu psikologi humanisme
4. Agar pembaca mengetahui apa itu psikologi behavioristik

2
BAB II

ISI

2. 1 Hakikat Pendidikan

Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar


yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan
adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidikan dengan
subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu berlangsung dalam
lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam-macam tindakan yang
disebut alat pendidikan. Istilah pendidikan adalah berasal dari Bahasa Yunani
“paedagogie” yang akar katanya “pais” berarti anak dan “again” berarti
bimbingan. Jadi “paedagogie” berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.
Dalam Bahasa Inggris pendidikan diterjemahkan menjadi “Education”. Education
berasal dari Bahasa yunani “educare” yang berarti membawa keluar yang
tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang.

Menurut para ahli, pendidikan didefinisikan sebagai berikut:

a. Langeveld, adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda, yang


pendidikannya berorientasi ke Eropa dan lebih menekankan kepada teori-
teori (ilmu). Dapat dikenal dari bukunya yaitu Sistematis. Menurut ahli
pendidikan ini adalah: “bimbingan atau pertolongan yang diberikan orang
dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaanya
dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain”.
b. Jhon Dewey, seorang ahli filsafat pendidkan dari Amerika. Mengartikan
pendidkan sabagai berikut: “proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama
manusia”.
c. Ki Hajar Dewantara, Sebagai Tokoh Pendidikan Nasional, pengertian
pendidikan sebagai berikut: “pendidikan umumnya berarti daya upaya

3
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan,batin,karakter),
pikiran (intelek dan tubuh anak), dalam siswa tidak boleh dipisah-
pisahkan bagian-bagian itu supaya kita memajukan kesempurnaan hidup,
kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan
dunianya”.

Hakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab urusan
utama pendidikan adalah manusia. Beberapa asumsi dasar yang berkenaan dengan
hakikat pendidikan tersebut dinyatakan oleh Raka Joni, sebagai berikut:

1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh


keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan tenaga didik atau
guru.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi
lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pembentukan manusia seutuhnya.

Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus


sebagai tujuan. Pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat
mempunyai arti penting baik bagi individu maupun masyarakat. Sebab antara
masyarakat dan invidu saling berkaitan.

2. 2 Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif dipandang sebagai studi terhadap proses-proses yang


melandasi dinamika mental. Psikologi kognitif mempelajari bagaimana arus
informasi masuk dan ditangkap oleh indera, diproses oleh jiwa seseorang sebelum
diendapkan dalam kesadaran lalu diwujudkan dalam bentuk tingkah laku.
Psikologi kognitif juga merupakan salah satu cabang dari psikologi dengan
pendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia.

4
Sejarah Singkat Psikologi Kognitif

Yunani kuno sampai abad ke-18

Sejarah dari psikologi kognitif berawal pada saat Plato (428-348SM) dan
muridnya Aristotles (384-322SM) yang memperdebatkan mengenai cara manusia
memahami pengetahuan maupun dunia serta alamnya. Plato berpendapat bahwa
manusia memperoleh pengetahuan dengan cara menalar secara logis, aliran ini
disebut sebagai rasionalis.

Lain halnya dengan Aristotles yang menganut paham empiris dan mempercayai
bahwa manusia memperoleh pengetahuannya melalui bukti-bukti empiris.
Perdebatan ini masih berlangsung seperti pertentangan Rasionalis dari Perancis,
Rene Descartes (1596-1650), dan

Empiris dari Inggris, John Locke (1632-1704), dengan tabularasa-nya. Seorang


fisuf Jerman, Immanuel Kant, pada abad ke-18 berargumentasi bahwa baik
rasionalisme maupun empirisme harus bersinergi dalam membuktikan
pengetahuan. Perdebatan ini meletakkan landasan dan memengaruhi cara berpikir
di bidang ilmu psikologi maupun cabang ilmu lainnya. Saat ini ilmu pengetahun
mendasarkan paham empiris untuk pencarian data dan pengolahan Psikologi
kognitif dan analisis data menggunakan kerangka pikir rasionalis.

Abad ke-19 dan ke-20

Wilhelm Wundt (1832-1920) adalah seorang psikolog dari Jerman mengajukan


ide untuk mempelajari pengalaman sensori melalui introspeksi. Dalam
mempelajari proses perpindahan informasi atau berpikir, maka informasi tersebut
harus dibagi dalam struktur berpikir yang lebih kecil. Aliran strukturisme Wundt
berfokus pada proses berpikir, namun

aliran fungsionalisme berpendapat bahwa bahwa penting bagi manusia untuk tahu
apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu. William James (1842-1910)adalah
seorang pragmatisme-fungsionalisme melontarkan gagasan mengenai atensi,
kesadaran serta persepsi. Setelah itu munculah aliran assosiasi (Edward Lee

5
Thorndike, 1874-1949) yang mulai menggunakan stimulus dan diikuti dengan
aliran behaviorisme yang memasangkan antara stimulus dan respon dalam proses
belajar. Pendekatan behaviorisme radikal yang dibawakan oleh B.F. Skinner
(1904-1990) menyatakan bahwa semua tingkah laku

manusia untuk belajar, perolehan bahasa bahkan penyelesaian masalah dapat


dijelaskan dengan penguatan antara stimulus dan respon melalui hadiah dan
hukuman.

Namun pendekatan behaviorisme belum dapat menjawab alasan perilaku manusia


yang berbeda misalnya melakukan perencanaan, pilihan dan sebagainya. Edward
Tolman (1886-1959) percaya bahwa semua tingkah laku ditujukan pada suatu
tujuan. Menggunakan eksperimen dengan tikus yang mencari makanan dalam
maze, percobaan ini membuktikan bahwa terdapat skema atau peta dalam kognisi
tikus. Hal ini membuktikan bahwa tingkah laku melibatkan proses kognisi. Oleh
karena itu beberapa pihak mengakui Tolman sebagai Bapak Psikologi Kognitif
Modern.

Selain Tolman, Albert Bandura (1925) juga mengkritik behaviorisme dengan


menyatakan bahwa belajar pun dapat diperoleh melalui lingkungan sosial dari
individu. Dalam perolehan bahasa, Noam Chomsky (1928) seorang linguis juga
mengkritik behaviorisme dengan menyatakan bahwa otak manusia dibekali
dengan kemampuan untuk mengenali dan memproduksi bahasa.

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah alat yang kita gunakan untuk memahami, menguji, dan
mengembangkan ide-ide baru. Metode penelitian yang digunakan dalam psikologi
kognitif bersumber dari metode yang digunakan para peneliti Jerman (Wundt dkk)
untuk mempelajari memori, asosiasi dan proses-proses psikologis.

Dua jenis metode utama yaitu, (1) mengukur korelasi psikologis dengan dunia
nyata dan (2) mendokumentasikan kasus-kasus unik.

6
Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognisi pertama kali dirintis oleh penelitian Jean Piaget dai Swiss
dan teori yang dikembangkan oleh Lev S. Vygotsky dari Rusia.

Prinsip-prinsip umum Piaget :

a. Organisasi (organization)
Mengacu pada sifat dasar structural mental yang digunakan untuk
mengeksplorasi dan memahami dunia.
b. Adaptasi (adaptation)
Mencakup dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi.

Cirri-ciri perkembangan kognitif adalah :

a. Bersifat kuantitatif
b. Perubahannya linier dalam suatu tahap
c. Adanya perubahan kualitatif

Ada empat tahap utama, yaitu tahap sensorimotor, pra-operasional, operasional


konkret, dan operasional formal.

Berpikir dan Formasi konsep

Berpikir adalah proses yang membentuk representasi mental baru melalui


transformasi informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi mental yang
mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan
masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas dan kecerdasan.

Definisi awal konsep adalah “penggambaran mental, idea tau proses.”

Konsep formasi melibatkan bentuk yang tajam untuk mengklasifikasikan objek


dan pencarian tata cara yang relevan dengan konsep tersebut. Aktifitas kognitif
melibatkan proses-proses penting meliputi belajar, asosiasi, dan pengujian
hipotesis.

7
Teori yang berpengaruh dalam pembentukan konsep adalah prinsip Asosiasi.
Prinsip asosiasi mendalilkan bahwa pembelajaran konsep adalah hasil dari (1)
menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulus dengan respon yang
mengidentifikasikannya sebagai sebuah konsep (2) non-penguatan pasangan yang
tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respon untuk mengidentifikasikannya
sebagai konsep.

2. 3 Psikologi Humanisme

Psikologi humanistik melengkapi aspek-aspek dasar dari aliran


psikoanalisis dan behaviorisme dengan memasukan aspek positif yang
menentukan seperti cinta, kreativitas, nilai makna dan pertumbuhan pribadi.
Psikologi Humanistik banyak mengambil penganut Psikoanalisis Neofreudian.
Asumsi dasar aliran ini yang membedakan dengan aliran lain adalah perhatian
pada makna kehidupan bahwa manusia bukanlah sekedar pelakon tetapi pencari
makna kehidupan.

Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu:


Psikologi humanis menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk
memahami sifat dan keadaan manusia, psikologi humanis menawarkan
pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku, dan
psikologi humanis menawarkan metode yang lebih luasakan kaedah-kaedah yang
lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi.

Tujuan psikologi humanis adalah membantu manusia mengekspresikan


dirinya secara kreatif dan merealisasikan potensinya secara utuh. Hasil pemikiran
dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan
terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan client-
centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat
mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan
pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu
individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya.

8
Selain memberikan sumbangannya terhadap konseling dan terapi,
psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif
yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education).
Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan
melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan
keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik
ini.

Tokoh- tokoh psikologi Humanistik

1. Abraham Maslow : Psikologi humanistik sesungguhnya bukan suatu


organisasi tunggal dari teori atau sistem, melainkan lebih tepat jika disebut
sebagai gerakan.
2. Carl Ransom Rogers : Teori humanisme Rogers lebih penuh harapan dan
optimis tentang manusia karena manusia mempunyai potensi-potensi yang
sehat untuk maju.

2. 4 Psikologi Behavioristik

Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang


individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek
mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,
minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata
melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang
dikuasai individu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon (Slavin dalam Supriadi, 2015).

Pengertian behavioral/ behaviorisme adalah satu pandangan teoritis yang


beranggapan, bahwa persoalan psikologi adalah tingkah laku, tanpa mengaitkan
konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan mentalitas (JP.Chaplin, 2002:54).

Behaviorisme didirikan oleh J.B. Watson. Sama halnya dengan


psikoanalisis, behaviorisme juga merupakan aliran yang revolusioner, kuat dan
berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Selain Watson ada

9
beberapa orang yang dipandang sebagai tokoh behaviorsime, diantaranya adalah
Ivan Pavlov, E.L. Thorndike, B.F. Skinner, dll. Namun demikian bila orang
berbicara kepribadian atas dasar orientasi behevioristik maka nama yang
senantiasa disebut adalah Skinner mengingat dia adalah tokoh behaviorisme yang
paling produktif dalam mengemukakan gagasan dan penelitian, paling
bewrpengaruh, serta paling berani dan tegas dalam menjawab tantangan dan
kritik-kritik atas behaviorisme (Koeswara, 2001 : 69).

Paradigma yang dipakai untuk membangun teori behavioristik adalah


bahwa tingkah laku manusia itu fungsi stimulus, artinya determinan tingkah laku
tidak berada di dalam diri manusia tetapi bearada di lingkungan (Alwisol, 2005 :
7). Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba
menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua
tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka,
diperoleh melalui belajar dari lingkungan.

Muhamad Surya (1988:186) memaparkan bahwa dalam konsep


behavioral, perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat diubah
dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar. Pada dasarnya,
proses konseling merupakan suatu penataan proses atau pengalaman belajar untuk
membantu individu untuk mengubah perilakunya agar dapat memecahkan
masalahnya.

Ciri dari psikologi behavioristik dalam pembelajaran dapat dilihat dari


bagiamana besarnya peran guru dalam proses pembelajaran. Guru bersikap
otoriter, sebagai agen indoktrinasi dan propaganda, serta sebagai pengendali
masukan dan propaganda (Syakur, 2008).

Tokoh-Tokoh Aliran Psikologi Behavioristik

Ahmadi (2003) menjelaskan tokoh aliran psikologi behavioristik adalah


William James dan Mac. Dougall, sedangkan pengikut mereka adalah Thorndike
dan Watson.

10
1. William James
James adalah perintis jalan filsafat pragmatisme. Psikologi antara lain:
 Manusia adalah makhluk reaksi. Semua rangsangan dari luar akan
menghasilkan reaksi.
 James mengutamakan unsur-unsur motoris yakni refleks senso-
motoris yang akan menghasilkan reaksi dengan adanya rangsangan
luar berupa gerakan-gerakan.
 James menghargai pendirian biologis dan menentang ilmu jiwa unsur.

2. Doc Dougall
Doc Dougall mempelajari tentang insting yang mana insting merupakan
pendorong dalam segala kegiatan. Dia memandang ilmu jiwa sebagai ilmu
yang mempelajari gerak perbuatan dan tingkah laku hewan dan manusia
(Ahmadi, 2003).

Adapun tokoh lainnya antara lain :


1. Ivan Petrovich Pavlov : Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses
perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan
reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya
latihan dan pengulangan.
2. B.F Skinner : apabila ada satu operan yang diikuti dengan satu penguatan
perangsang, maka kecepatan mereaksi akan bertambah pula. Percepatan
mereaksi tadi secara khas diukur selama satu pelaksanaan sampai
terjadinya pengakhiran. Penguatan perangsang reinforcement stimuli dapat
bersifat positif atau negative.
3. Edward Lee Thorndike : menitikberatkan perhatiannya pada aspek
fungsional perilaku yaitu ; bahwa proses mental dan perilaku berkaitan
dengan penyesuaian diri organisme terhadap lingkungannya.
4. JB. Watson : dasar pendapat watson yakni, objek psikologi, sarbon
(stimulus and response bond theory), pengamatan dan kesan,
perasaan/tingkah laku afektif, dan berfikir.

11
Pandangan Aliran Psikologi Behavioristik Terhadap Manusia

Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya melainkan


hanya mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan.
Pengalaman – pengalaman batin di kesampingkan. Dan hanya perubahan dan
gerak gerik pada badan saja yang di pelajari. Maka sering di katakana bahwa
behaviorisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa (Abu Ahmadi, 2003).

Prinsip-prinsip teori behaviorisme yaitu :

a. Obyek psikologi adalah tingkah laku


b. Semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek
c. Mementingkan pembentukan kebiasaan

12
BAB III

PENUTUP

3. 1. Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu proses mentransfer ilmu yang pada


umumnya dilakukan melalui tiga cara yaitu: lisan, tulisan, dan perbuatan.
Pada dasarnya pendidikan erat hubungannta dengan ilmu karena objek
utama dari pendidikan adalah ilmu. Pada dasarnya, pendidikan dan ilmu
pendidikan saling berkaitan erat namun yang mebedakan hanya komponen
yang ada didalamnya.

Psikologi kogntifif adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana


arus informasi diterima dan ditangkap oleh indera, diproses oleh jiwa
seseorang dan diendapkan di dalam kesadaran juga diwujudkan melalui
bentuk tingkah laku atau tindakan. Psikologi kognitif dapat pula dipandang
sebagai studi terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental.

Psikologi humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan


untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya.
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang
muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan
eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Kehadiran
psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan
behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga “ dalam aliran
psikologi.Tujuan psikologi humanis adalah membantu manusia
mengekspresikan dirinya secara kreatif dan merealisasikan potensinya
secara utuh. Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi. Selain memberikan
sumbangannya terhadap konseling dan terapi, psikologi humanistik juga
memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal
dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education).

13
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang
individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek –
aspek mental. Tokoh-tokoh aliran psikologi behavioristik di antaranya
adalah Willian James, Doc Dougall, Ivan Pavlov, Skinner, JB Watson, dan
Thorndike. Para ahli psikologi behavioristik memandang manusia tidak
pada dasarnya baik atau jahat. Para ahli yang melakukan pendekatan
behavioristik, memandang manusia sebagai pemberi respons, sebagai hasil
dari kondisioning yang telah terjadi. Dinamika perilaku manusia
dipengaruhi oleh beberapa factor. Di antaranya adalah : Sensation,
perception, intelegent, reasoning, dan attitude.

3. 2. Saran
Demikian penulisan makalah yang kami susun tentang “Hakikat
Pendidikan”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
khususnya bagi pembaca. Kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mudyaharjo, Redja. (1998). Pengantar Pendidikan. Rajawali Pers, Jakarta.

Tirtarahardja, Umar. (2005). Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Solso L Robert, Otto H. Maclin, M. Kimberly Maclin (2007) Cognitive


Psychology (8th Ed) : Pearson education, Inc.

Sternberg, R.J.(2006) Cognitive Psychology(4th Ed). Belmont, CA : Thomson


Wadsworth.

Abu Ahmadi. 2003. Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta, cet III.

Alim. 2008. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD
Di Kelas IV SDN Kertajaya Surabaya". Surabaya: UNS

Alwisol. (2005) Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas


Muhammadyah Malang.

Atkinson, et.al. 1996. Pengantar Psikologi (terj Dharma, Agus.) Jakarta : Erlangga

Chaplin, JP. 2002. Kamus Lengkap Psikologi (terj. Kartono, Kartini). Jakarta :
Raja Grapindo

Hamzah B. Uno. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta :


Bumi Aksara, cet IV)

John W. Santrock. 2011. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, cet II).

Koeswara, E. (2001) Teori-teori Kepribadian. Bandung Eresco

Surya, Muhamad. 1988. Dasar-dasar Konseling Pendidikan


(Teori&Konsep).Yogyakarta : Penerbit Kota Kembang

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006)

15
W. Sarwono, (2000). Aliran-aliran dan tokoh psikologi. Jakarta: PT Raja
Grafindo

Jarvis Matt, (2015). Teori-teori Psikologi (terjemahan). Bandung : Nusa Media

16

Anda mungkin juga menyukai