Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,
penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Psikologi Pendidikan” dengan baik. Serta shalawat berangkaikan salam saya hadiahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya
di Yaumil Akhir kelak.
Dalam penyusunan ini, tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Sri Nurabdiah Pratiwi yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga saya dapat
memahami lebih jauh mengenai pengertian dari psikologi pendidikan, manfaat psikologi
pendidikan saat mengajar dan hambatan yang akan dihadapi dalam mengajar apabila tidak
menerapkan psikologi pendidikan yang baik dan benar.
Terlepas itu saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki tugas makalah yang disusun ini.
Akhir kata saya berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat dipahami sebagai
bahan bacaan serta memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan dan wawasan bagi
siapapun yang membacanya.
06-November-2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Hambatan-hambatan apa saja yang terjadi jika tidaj menerapkan psikologi
pendidikan?
7. Apakah penting psikologi pendidikan bagi dunia pendidikan?
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah piskologi pendidikan.
Selain itu diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
John Amos adalah orang pertama yang melakukan penelitian terhadap seorang
anak dan menyatakan bahwa seorang anak adalah individu yang sedang
berkembang.
d. Rousseau
Merupakan seorang ahli yang menganut paham naturalis, Rousseau
menyatakan bahwa dasar – dasar pendidikan adalah prinsip – prinsip
perkembangan manusia dan pada dasarnya anak adalah pribadi yang baik.
e. John Locke
Locke adalah seorang ahli yang menganut paham empirisme yang mengatakan
bahwa ketika seorang individu terlahir, jiwanya masih kosong alias belum
terisi apa – apa, dan memiliki potensi secara sensitif untuk mendapatkan kesan
tentang dunia luar melalui proses belajar. Proses belajar tersebut dikatakan
Locke bisa didapatkan melalui pengalaman dan latihan.
f. John Heinrich Pestalozzi
Penyelenggaraan pendidikan yang bersifat klasikal atau rombongan adalah
saran yang dicetuskan oleh John Heinrich Pestalozzi.
g. Prancis Galton dan Stanley Hall
Kedua ahli ini pada akhir abad ke 18 mempublikasikan hasil – hasil
penelitiannya tentang berbagai aspek perilaku individu yang hasil
penelitiannya kelak sangat membantu dalam proses pemahaman antara
pendidik dan anak didiknya.
h. William James
Pendekatan fungsional dalam psikologi merupakan saran yang dikemukakan
William James dalam bukunya ‘Principles of Psychology‘. Adanya
pendekatan fungsionalisme dalam psikologi adalah cara pendekatan yang
memberi anggapan bahwa hal yang utama adalah kesadaran terhadap gejala –
gejala mental.
i. Cattel
Sumbangan besar dalam psikologi pendidikan diberikan oleh Cattel dalam hal
perbedaan individu dan juga pengukuran mental. Perbedaan individu adalah
sifat yang menunjukkan perbedaan kuantitatif dalam satu orang dan bisa
menjadi pembeda antara satu individu dengan individu lainnya.
j. Binet
4
Ia adalah seorang psikolog pertama yang memperkenalkan metode pengetesan
mental atau metode pengukuran inteligensi yang bersifat individual.
5
terhadap lingkungannya dan cita cita demokratis agar semua anak mendapatkan
pendidikan yang baik.
Psikologi pendidikan menjadi sangat penting karena mengajar terkait dengan
sains dan seni. Dari segi sains, psikologi pendidikan memberikan informasi yang
berharga. Seorang guru ahli dan propesional akan mendasari semua prilaky mengajar
dengan landasan teori dan riset sehingga pengetahuan dan keterampilannya mendidik
melebihi pandangan orang awam.
Proses belajar diartikan berlangsungnya aktivitas maksudnya informasi
melalui panca indra yang menghasilkan pembaharuan pada kognitif dan atau pada
prilaku. Proses belajar diartikan dalam sebuah pengalaman interaksi antara individu
dengan pendidikan dan memberi dampak terhadap perolehan sesuatu yang baru
melalui alat indra pada kognitif dan atau prilaku.
Psikologi pendidikan menjelaskan karakteristik perkembangan belajar sesuai
dengan tingkat manusia. Misalnya, jika ingin mengajar sesuatu pada seseorang maka
perhatikanlah perkembangam kognitifnya. Kalau usianya masih 5 tahun maka
lakukanlah pembelajaran sambil bermanin. Tapi jika sudah berusia remaja dapat
dilakukan diskusi kelompok.
Dan menurut piaget baru taraf para opresional, sehingga belum mampu
berfikir sesuatu yg abstrak. Berbeda dengan remaja SMA kemampuan berpikir sudah
sampai pada oprasional formal, sehingga mampu berfikir sesuatu yang abstrak.
Kemudian, pendidikan pada hakikatnya adalah pemolaan pengaruh terhadap
peserta didik. Pemolaan ini dapat berlangsung secara sistematis dan tidak sistematis.
Pembelajaran yang dilakukan disekolah merupakan salah satu bentuk pemolaan
pengaruh yang sistematis. Agar pemolaan ini efektif maka pendidikan memerlukan
kecakapan dalam psikologi pendidikan. Oleh karena itu, psikologi pendidikan akan
efektif melaksanakan pembelajaran jika berpedoman juga pada dua prinsip yaitu:
Memberi perhatian pada bagaimana cara belajar bukan pada untuk apa belajar.
Mengajari peserta didik tentang cara membaca untuk mendapatkan
pemahaman cara menyusun gagasan cara menguasai pelajaran yang sulit cara
menangkap pikiran secara jelas melalui tulisan.
Melibatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Setiap hari perlu
memberi pertanyaan pertanyaan mendasar
6
Peserta didik perlu dilatih untuk mau perpikir sendiri. Tigas pendidik adalah
mengajari mereka cara perpikir dan memberi alat yang diperlukan untuk itu.
Pendidik punya potensi untuk menjadi guru yang hebat. Jadi jika belum efektif
dalam pembelajaran, yang perlu dilakukan pendidik adalam mempelajari
psikologi pendidikan.
Beranjak dan prinsip ini dapat diambil makna bahwa dengan psikologi
pendidikan, pendidikan akan memahami perananya yang sesungguhnya yaitu
membuat peserta didik mau dan tahu bagaimana cara belajar.
Proses belajar bagi peserta didik dapat diibaratkan seperti ulat yang berada
didalam kepompong. Semakin kuat seekor ulat berjuang didalam kepompong. Maka
semakin menyebarlah zat zat yang diperlukan untuk membangun keindahan warna
dan kekuatan untuk terbang jika ulat di dalam kepompong dipaksa keluar sebelum
waktunya maka akan lahirlah kupu kupu yang tidak cantik dan lemah. Semua peserta
didik seyogyanya mendapat perhatian yang sama dalam pendidikannya. Mendapatkan
pendidikan yang standar dari pendidikannya. Tidak jadi persekolah yang penting
adalah kemampuan belajarnya standar dengan yang seharusnya. Seorang pendidik
memiliki keahlian mendidik akan mampu membuat orang bernalar. Pendidik ahli ini
tampil sebagai guru yang berpengalaman, efektif dalam menyelesaikan berbagai
persoalan didalam kelas. Hasil penelitian tentang pengaruh guru terhadap kehidupan
siswa, menunjukan bahwa kualitas hubungan guru dan siswa memberi pengaruh
signitifkan di dalam berbagai bidang kehidupan siswa. Tujuan akhir pendidikan
adalah terbentuknya karakter the end of ducation is character. Yaitu mengetahui yang
benar dan bertindak mulia. Dengan demikian pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang dapat membangun karakter.
Muhammad dan Novan (2013) memaparkan ada beberapa manfaat bagi guru
dalam mempelajari psikologi pendidikan, antara lain:agar guru memahami perbedaan
siswa (Diversity of Student), untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif di dalam
kelas, untuk memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat, memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada siswa (konseling), mengevaluasi hasil
pembelajaran, berinteraksi secara tepat dengan siswanya, menilai hasil pembelajaran
dengan adil, menetapkan tujuan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran,
7
penyusunan jadwal pelajaran, dan memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Berikut akan dipaparkan satu-persatu penjelasannya:
a. Memahami Perbedaan Siswa (Diversity of Student) Setiap individu dilahirkan
dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak ada yang sama antara siwa
satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus
memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai
dari perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada
masing-masing potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru
yang baik terhadap siswanya, maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang
efektif dan efisien serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif.
b. Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas Kemampuan
guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang kondusif
mampu membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang
pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar
mengajar, pendekatan yang berbeda menyesuaikan karakteristik siswa dalam
mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik.
Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana
seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam
kelas bisa berjalan secara efektif.
c. Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran Sebagai sorang pendidik
dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan dengan
tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta didiknya. Hal ini
bisa didapatkan oleh seorang guru dengan mempelajari psikologi terutama
tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah
bisa disesuaikan dengan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran bisa
berjalan dengan maksimal.
d. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa (Konseling).
Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga diharapkan
bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan
kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik mendapatkan
permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang pembimbing
seorang pendidik juga lebih bisa melakukan pendekatan secara emosional
8
terhadap peserta didiknya. Jika sudah tercipta hubungan emosional yang
positif antara pendidik dan peserta didiknya, maka proses pembelajaran juga
akan tercipta secara menyenangkan.
e. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran Tugas utama guru/pendidik adalah
mengajar di dalam kelas dan melakukan evaluasi dari hasil pengajaran yang
sudah dilakukan. Dengan mempelajari psikologi pendidikan diharapkan
seorang pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi secara adil
menyesuikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta
didik tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya.
f. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya Pemahaman guru tentang psikologi
pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara
lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan
siswanya.
g. Menilai hasil pembelajaran yang adil Pemahaman guru tentang psikologi
pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian
pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan
prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
h. Menetapkan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran mengacu pada
perubahan perilaku yang dialami siswa setelah dilaksanakannya proses
pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam menentukan
bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
i. Penggunaan Media Pembelajaran Pengetahuan tentang psikologi pendidikan
diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang
akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga dapat
memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.
j. Penyusunan Jadwal Pelajaran Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan
kondisi psikologi peserta didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit
bagi siswa seperti matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi
siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.
9
a. Proses pembelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik siswa.
b. Pemahaman alami aktivitas belajar di dalam kelas.
c. Pembelajaran akan bervariasi karena adanya pemahaman perbedaan individual
d. Memahami metode mengajar yang efektif digunakan sebagai pendidik &
pengajar
e. Pembelajaran akan menyenangkan karena guru bisa menghadirkan suasa yang
menyenangkan bagi siswa tentunya dengan memperhatikan karakter dan
kesukaan siswa
f. Pembelajaran menjadi lebih efektif karena siswa antusias mengikuti proses
pembelajaran
Belajar adalah salah satu kebutuhan yang wajib terpenuhi bagi seorang
manusia. Individu atau pribadi yang baik akan memanfaatkan waktu sebaiknya-
baiknya untuk belajar. Belajar yang dimaksud adalah belajar yang diperuntukan
dalam bidang akademik. Kedisiplinan, kerajinan, dan keulatan merupakan kunci
sukses dalam belajar. Dalam kenyataannya, banyak ditemui masalah yang menjadi
penghambat dalam proses belajar. Banyak hambatan yang ditemui dalam proses
10
belajar, sehingga belajar terkesan menjadi sesuatu yang berat. Oleh sebab itu belajar
menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dan banyak yang merasa tertekan untuk
menjalankannya.
Adapun faktor penyebab hambatan belajar secara internal adalah sebagai
berikut:
a. Kondisi psikologis ketika belajar
Sebelum belajar sebaiknya persiapkan diri terlebih dahulu. Ketika sedang
belajar, kondisikan diri dalam keadaan rileks dan siap untuk menerima
pelajaran. Jika diibaratkan, kondisi ini sama dengan gelas kosong yang siap
diisi dengan air. Bila kondisi gelas dalam posisi yang benar yaitu dalam
keadaan tidak terbalik maka gelas air yang dikucurkan akan masuk ke dalam
gelas. Sebaliknya, jika posisi gelas terbalik maka air yang dikucurkan tidak
akan masuk ke dalam gelas. Posisi gelas yang benar disamakan dengan
kondisi psikologis yang siap belajar, sehingga akan mudah untuk menerima
ilmu. Kondisi gelas yang terbalik sama halnya dengan kondisi yang tidak siap
untuk belajar, sehingga Anda akan sulit memperoleh ilmu ketika Anda
memaksakannya untuk belajar.
b. Kejenuhan belajar
Kejenuhan akan menyebabkan kesulitan memahami suatu
materi. Kita membaca tapi sulit untuk mencernanya, kita mendengar namun
hanya sebatas mendengarkan saja, tidak merekamnya dan masuk telinga kiri
keluar telinga kanan. Jadi, kita akan kesuliatan untuk konsentrasi ketika
kondisi merasa jenuh. Tidak timbul kerjasama yang baik antara indera yang
bekerja dalam belajar dengan otak.
c. Tidak merasa senang dengan subjek yang dipelajari
Munculkanlah perasaan senang ketika akan belajar. Ketika muncul perasaan
tidak senang pada objek yang dipelajari maka tanpa sadar sudah mengarahkan
atau menggerekan otak untuk menolak suatu subjek yang akan dipelajari.
d. Tidak mengetahui manfaat yang dipelajari
Setelah Anda merasa senang dengan suatu pelajaran, maka jangan berhenti
disitu saja. Kita juga perlu mencari tahu manfaat yang akan diperoleh ketika
mempelajari suatu materi pelajaran. Munculkan beberapa pertanyaan dalam
diri, seperti apa yang akan saya peroleh dengan mempelajari materi ini?
Apakah pengetahuan yang saya peroleh dapat bermanfaat untuk kehidupan
11
Anda sehari-hari? Semakin banyak jawaban yang diperoleh maka akan
membangkitkan motivasi.
e. Tingkat intelektualitas
Faktor ini tidak mutlak menjadi penghambat dalam belajar. Setiap manusia
yang dilahirkan membawa senjata berfikir yang sangat luar biasa. Ada
berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan
intelektualitas. Hambatan yang satu ini dapat diatasi dengan ketekunan dan
kerajinan.
12
Banyak diantara suadara kita yang mengalami kesulitan
ekonomi namun memiliki semangat tinggi untuk belajar namun terkendala
oleh faktor ekonomi. Maka, bagi Anda yang memiliki kehidupan
berkecukupan jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan belajar
yang didapatkan.
13
dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa
pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan
mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun
motivator belajar siswanya.
h. Tidak dapat menciptakan iklim belajar yang kondusif
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif.
Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan
untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas,
sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
i. Tidak dapat berinteraksi secara tepat dengan siswanya
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk
terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan
menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
j. Tidak dapat menilai hasil pembelajaran yang adil
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru
dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik
dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun
menentukan hasil-hasil penilaian
Secara garis besar banyak ahli membatasi kajian psikologi pendidikan menjadi
tiga macam:
Mengenai ?belajar?, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri
khas perilaku belajar peserta didik, dan sebagainya;
Mengenai ?proses belajar?, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi
dalam kegiatan belajar peserta didik;
Mengenai ?situasi belajar?, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik
bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar
peserta didik.
Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional dengan
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan kegiatan dikjartih PNS,
evaluasi dan pengembangan diklat pada lembaga diklat pemerintah. Sebagai tenaga
14
dikjartih, dalam melakukan kegiatannya widyaiswara harus menyesuaikan proses
belajar mengajar dengan situasi dan kondisi peserta diklat. Hal ini bertujuan agar
pembelajaran dapat tercapai secara efektif.
Kelas adalah sebuah lingkungan yang menjadi tempat interaksi antar peserta
diklat, antara peserta diklat dengan widyaiswara. Proses interaksi ini harus digunakan
sebagai dasar dalam mempertimbangkan perlakuan seperti apa yang akan diberikan
kepada peserta diklat. Perlakuan yang responsif ini diberikan secara psikologis agar
peserta diklat terus bersemangat, antusias dan senang melakukan kegiatan serta
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Agar bisa mendapatkan situasi yang ?
meriah? seperti diatas, widyaiswara harus memahami konsep psikologi pendidikan
agar dapat dilaksanakan secara profesional.
Manfaat yang dapat diperoleh pengajar yang memahami psikologi pendidikan
antara lain :
a. Pemahaman proses perkembangan peserta didik yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Hal ini
penting agar dapat dilakukan penyesuaian dengan tahap perkembangan ranah
ciptakan peserta diklat sehingga mereka lebih mudah mencerna dan
memahami materi yang disampaikan. Contoh nyata adalah ketika penulis
berada di kelas diklat PBJ. Pesera berasal dari latar belakang yang beragam.
Pengalaman di kantor selama melaksanakan pekerjaan sangat beragam. Di
awal penulis melakukan profiling peserta untuk mengetahui sejauh mana
interaksi mereka dengan pekerjaan yang berhubungan dengan teknis diklat.
biasanya kondisi peserta sangat beragam. Ada yang sudah berpengalaman dan
lama bekerja di bagian tersebut. Ada yang sekedar mengetahui bahkan ada
yang sama sekali tidak mengerti materi teknis tersebut. Pengetahuan akan
profil peserta ini memudahkan penulis ketika mengajar yaitu memahami
perkembangan peserta diklat selama ini. Maka penulis akan banyak
menyampaikan konsep di awal materi untuk menyesuaikan dengan kondisi
peserta yang masih pemula. Atau di saat lain, penulis akan banyak latihan dan
berbagi untuk peserta yang sudah berpengalaman dan mengikuti diklat sebagai
bentuk penyegaran kepada mereka.
b. 2. Pemahaman cara belajar peserta diklat
c. Dalam proses belajar mengajar keberadaan widyaiswara sangat diperlukan
untuk membantu peserta diklat agar mau dan mampu belajar dengan sebaik-
15
baiknya. Oleh karena itu, merupakan hal yang esensial bagi widyaiswara
untuk memahami cara dan tahapan belajar yang terjadi pada peserta diklatnya.
Pemahaman ini mencakup urgensi belajar, teori belajar, hubungan belajar
dengan memori dan pengetahuan serta fase yang dilalui dalam peristiwa
belajar. Selain pendekatan belajar, kesulitan belajar dan cara mengatasinya.
d. Pemahaman dalam proses belajar mengajar
Hal yang perlu diperhatikan oleh widyaiswara dalam dikjartih adalah
menambahkan materi pelajaran, melatih, menanamkan nilai-nilai moral yang
terkandung dalam materi pelajaran tersebut. Untuk itu widyaiswara harus
mampu membangkitkan gairah dan minat belajar. Disinilah pentingnya
pemahaman mengenai model, metode dan strategi mengajar yang sesuai
dengan siatuasi dan kondisi peserta diklat. Sebelum memulai penyampaian
materi, penulis biasanya menyampaikan pertanyaan bagaimana perasaan
peserta pada saat diklat? Biasanya jawaban yang diberikan peserta beragam.
Pertanyaan di awal ini bertujuan untuk membangun kedekatan dengan peserta.
Jika awal pengajar dan peserta sudah terjalin hubungan yang baik, maka
penulis yakin proses pembelajaran berikutnya akan mudah dan
menyenangkan. Ketika peserta berbagi pengalaman dan perasaan mereka,
pengajar sebagai fasilitator mendengarkan dengan penuh perhatian dan tidak
bertanya atau membalas perasaan. Selain itu pengajar juga harus mengetahui
model, strategi dan metode mengajar yang tepat dengan materi pembelajaran.
Penulis biasanya menggunakan metode yang berbeda untuk satu materi
tertentu. Misalnya menggabungkan antara metode ceramah, kartu, teknik
jigsaw, simulasi dan bermain peran. Pemahaman mengenai teknik dan metode
pembelajaran hal yang pasti agar proses pembelajaran variatif dan tidak
membosankan.
e. Menjadi pengambil keputusan
Widyaiswara adalah manajer di kelas. Dia yang harus merencanakan,
melaksanakan dan mengembangkan pembelajaran termasuk membuat
keputusan untuk mendinamisasikan kelas agar proses belajar mengajar
berlangsung efektif dan efisien dengan interaksi belajar yang lancar dan
menyenangkan.
16
Psikologi pendidikan berusaha untuk mewujudkan tindakan psikologis yang
tepat dalam interaksi antar setiap faktor pendidikan. Pengetahuan tentang psikologis
peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena itu,
pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para
pengajar, bahkan bagi setiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik.
Proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip psikologi antara
lain:
a. Materi yang diberikan mulai dari bahan yang sederhana kepada bahan
yang lebih kompleks.
b. Materi diberikan dari hal yang konkret kepada hal yang lebih abstrak.
c. Materi diberikan dari hal yang umum kepada hal yang khusus.
d. Meteri diberikan dari hal yang diketahui kepada yang belum diketahui.
e. Materi yang diberikan dari proses induksi ke proses deduksi atau
sebaliknya (Tabrani : 90)
Prinsip belajar yang mendapat dukungan semua ahli psikologi modern adalah:
a. Belajar selalu dimulai dengan suatu masalah dan berlangsung sebagai
usaha untuk memecahkan masalah itu.
b. Proses belajar selalu merupakan usaha untuk memecahkan suatu masalah
secara sungguh-sungguh dengan menangkap atau memahami hubungan
antara bagian-bagaian masalah itu.
c. Belajar itu berhasil bila ditemukan menemukan petunjuk atau hubungan
diantara unsur-unsur dalam masalah itu sehingga diperoleh wawasan atau
wawasan. Wawasan dapat timbul dengan tiba-tiba, dapat pula ditimbulkan-
angsur atau dengan susah payah.
Dengan menerapkan psikologi pendidikan, maka peserta didik akan memiliki empati,
pengembangan dan sifat utama sebagai berikut:
a. Mewujudkan dan mengembangkan bakat seoptimal mungkin).
b. Hubungan manusia (hubungan antara manusia).
c. Efisiensi ekonomi (efisiensi ekonomi).
d. Tanggung jawab kewarganegaraan (tanggung jawab warga negara).
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dan
lingkungannya dalam proses pembelajaran.
Manfaat penerapan psikologi pendidikan dalam mengajar yaitu Proses pembelajaran
akan disesuaikan dengan karakteristik siswa, pemahaman alami aktivitas belajar di
dalam kelas, pembelajaran akan bervariasi karena adanya pemahaman perbedaan
individual, memahami metode mengajar yang efektif digunakan sebagai pendidik &
pengajar, membelajaran akan menyenangkan karena guru bisa menghadirkan suasa
yang menyenangkan bagi siswa tentunya dengan memperhatikan karakter dan
kesukaan siswa, pembelajaran menjadi lebih efektif karena siswa antusias mengikuti
proses pembelajaran.
Manfaat penerapan psikologi pendidikan bagi pendidik yaitu: peka terhadap perilaku
dan kebutuhan para peserta didik untuk belajar, mengembangkan diri sendiri untuk
menjadi manusia pembelajar dan dapat membagi ilmunya pada orang lain secara
profesional, mengetahui teknik-teknik yang tepat untuk memaksimalkan potensi
belajar anak didik, guru mampu memahami problem anak didik dan sebab-sebab
timbulnya problem dll.
Hambatan jika tidak menerapkan psikologi pendidikan dalam mengajar yaitu: tidak
tercapainya tujuan pembelajaran, proses belajar mengajar tidak berlangsung baik,
efektif dan menyenangkan, terjadi pendiskriminasian terhadap siswa dan guru tidak
dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
3.2 Saran
Supaya proses pembelajaran dapat berlagsung dengan baik dan terjadi keseimbangan
antara pihak pendidik dan peserta didik maka perlulah dikaji dan dipelajari lebih
dalam mengenai psikologi pendidikan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19