Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP SEJARAH, TEORI SERTA MANFAAT PISIKOLOGI PENDIDIKAN

NAMA MAHASISWA:
AJENG KENVANYSAH (1193311081)
1. FITRI KHOIRIYAH NASTER (1193311078)
2. VIONALITA TOBING (1193311079)
3. IRFANDI FAUZI HARAHAP (1193311164)

KELOMPOK : 1 (satu)

DOSEN PENGAMPU : Husna Tambunan S.pd., M.Pd.

MATA KULIAH : Pisikologi Pendidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBRUARI, 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami menyampaikan terima
kasih yang tak terhingga kepada kedua orangtua kami, Bapak /Ibu guru dan
teman-teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam
bentuk moral maupun material untuk keberhasilan dalam penyusunan
makalah ini.
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan
manfaatnya bagi para pembaca. Aamiin.

Medan, 17 Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………….…….iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang………………………………………………………………………………………………………
…………………………….…….4
B. Pemecahan
Masalah………………………………………………………………………………………………………
……………..………….4

BAB II
DISKUSI
A. Pemasaran……………………………………………………………………………………………………
………………………………………....5
B. Sejarah Singkat Pisikologi
Pendidikan…………………………………………………………………………………………………..….6
C. Teori Belajar dalam Pisikologi
Pendidikan………………………………………………………………………………….…..……....7
D. Tujuan
Pisikologi…………………………………………………………………………………………………………
………………………….…9
E. Manfaat Pisikologi
Pendidikan………………………………………………………………………………………………………
………..10
F. Ruang Lingkup Pisikologi
Pendidikan………………………………………………………………………………..…………………….12

BAB III

iii
PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………………….……….…14
A. Referensi……………………………………………………………………………………………………………………………………………………17

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pend
idikan adalah: “upaya mendasar dan terencana untuk menciptakan lingkungan belajar dan pros
es pembelajaran bagi peserta didik untuk secara aktif mengembangkan potensi mereka, masyar
akat, bangsa, dan bangsa. ” Dalam hal ini, tentu saja, pendidikan profesional diperlukan; yaitu, g
uru di sekolah dasar dan menengah, serta dosen di perguruan tinggi sebagaimana diatur dalam
Bab XI Pasal 39 (2) UU Pendidikan. Untuk melaksanakan profesinya, para pendidik dan guru khu
susnya membutuhkan berbagai pengetahuan dan keterampilan mengajar dalam arti bahwa mer
eka sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan dalam sains dan teknologi. Di antara pe
ngetahuan psikologi terapan adalah pendekatan baru yang terkait erat dengan proses belajar d
an mengajar dalam waktu yang sangat berbeda dan menantang seperti saat ini. Untuk memenu
hi kebutuhan psikologi terapan dengan pendekatan baru ini, makalah ini Pendidikan Psikologi di
rancang, dengan tujuan memberikan kontribusi yang bermakna dan meningkatkan kualitas kom
petensi calon guru dan fakultas profesional di bidangnya masing-masing.

B. Pemecahan Masalah

1. Apa arti psikologi pendidikan?

2. Apa sejarah singkat psikologi pendidikan?

3. Apa objek psikologi pendidikan?

4. Apa manfaat psikologi pendidikan?

5. Apa yang ada dalam lingkup psikologi pendidikan?

5
BAB II DISKUSI

A. PEMASARAN

a) Psikologi

Psikologi yang telah lama disebut psikologi berasal dari kata psikologi bahasa Inggris . Kata psiko
logi adalah dua akar bahasa Yunani (Greek), yaitu:1) jiwa yang berarti jiwa; 2) logo yang berarti
sains. Jadi, secara harfiah psikologi berarti psikologi. Sebagai hasilnya, kita dapat menarik kesim
pulan bahwa psikologi adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas perilaku terbuka dan tertut
up pada manusia, sebagai individu dan kelompok, dalam kaitannya dengan lingkungan. Lingkun
gan dalam hal ini mencakup semua orang, benda, keadaan, dan peristiwa di sekitar manusia.

b) Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata "mendidik", dan kemudian kata itu memilih saya untuk "mendidik"
, yang berarti memelihara dan melatih. Dalam memelihara dan memberikan pelatihan ada kebu
tuhan untuk instruksi, bimbingan, dan bimbingan tentang moral dan kecerdasan (lihat Kamus B
ahasa Indonesia, 1991; 232 ) . Lebih jauh, definisi "pendidikan" menurut Kamus Bahasa Indonesi
a adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam upaya u
ntuk mempengaruhi umat manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

c) Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan menurut beberapa ahli adalah pembagian psikologi daripada psikologi itu
sendiri. Mereka menyimpulkan bahwa psikologi pendidikan tidak memiliki teori, konsep, dan m
etode sendiri. Secara lebih sederhana dan praktis,Barlow (1985) mendefinisikan psikologi pendi
dikan sebagai sebuah badan pengetahuan yang didasarkan pada penelitian psikologis yang men
yediakan daftar sumber daya untuk membantu Anda berfungsi lebih efektif dalam proses belaja
r mengajar . Psikologi pendidikan adalah pengetahuan yang didasarkan pada penelitian psikolog
is yang menyediakan berbagai sumber daya untuk membantu Anda memenuhi peran Anda seb
agai guru dalam proses pengajaran secara efektif. Tekanan definisi ini semata-mata didasarkan
pada proses interaksi siswa-guru di kelas. Lebih jauh, Witherington dalam bukunya terjemahan
Psikologi Pendidikan M. Buchori (1978) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai studi siste
matis dari proses dan faktor-faktor yang terlibat dalam pendidikan manusia disebut psikologi pe
ndidikan, yaitu bahwa psikologi pendidikan adalah studi sistematis proses dan faktor-faktor yan
g terkait dengan pendidikan manusia. Terlepas dari apa yang para ahli katakan dalam psikologi

6
pendidikan, dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang psikologi dalam peny
ebarannya dan penelitiannya menekankan pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, b
aik fisik dan mental, yang berkaitan erat dengan masalah pendidikan terutama yang mempenga
ruhi proses dan belajar sukses.

B. Sejarah Singkat PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Sejarah khusus yang mengungkapkan dengan sangat hati-hati dan luas tentang psikologi pendid
ikan masih harus ditemukan. Ini terbukti karena sebagian besar makalah yang mengungkapkan
"Sejarah hidup" psikologi pendidikan masih sangat jarang. Makalah-makalah yang berhubungan
dengan sejarah psikologis saat ini umumnya membahas berbagai psikologi yang dicampur bers
ama, sehingga menyulitkan untuk mengidentifikasi jenis-jenis psikologi tertentu yang ingin kita
ketahui secara spesifik. Deskripsi skizofrenia khusus terkait dengan psikologi pendidikan telah di
sarankan sebelumnya oleh beberapa sarjana seperti Boring dan Murphi pada tahun 1929 dan B
urt pada tahun 1957, tetapi terbatas pada psikologi pendidikan di wilayah Inggris (David, 1972).
Tentu saja, sejarah psikologi pendidikan yang mereka tulis tidak dapat merujuk kepada kita tida
k hanya karena keterbatasan area pengembangan, tetapi juga pada berakhirnya karya-karya ter
sebut. Fakta yang tak terbantahkan bahwa penggunaan psikologi dalam dunia pendidikan telah
ada sejak zaman kuno. Meskipun istilah WJS Purwadarminta ( Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta:
Perpustakaan . Namun, ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang, kelahiran cabang
khusus psikologi yang disebut psikologi pendidikan lahir dan dikembangkan. Menurut David (19
72) sebagian besar sarjana memandang Johan Friedrich Herbart sebagai bapak psikologi pendidi
kan yang oleh sebagian sarjana diyakini masih merupakan disiplin ilmu psikologi lainnya. Herbar
t adalah seorang filsuf dan dermawan yang lahir di Oldenburg, Jerman, pada 4 Mei 1776. Pada u
sia 29 ia adalah seorang profesor filsafat di Göttingen dan mencapai puncak karirnya pada tahu
n 1809 ketika ia diangkat sebagai kepala filsafat di Konisberg hingga tahun 1833. Dia meninggal
di Göttingen pada 14 Agustus 1841. Nama Herbart kemudian diadopsi sebagai nama aliran psik
ologis yang disebut Herbartianisme pada tahun 1820-an. Konsep utama Herbartianisme adalah
massa aperseptif , istilah yang khusus untuk pengetahuan yang dimiliki individu. Dalam pandan
gan Herbart, proses belajar atau memahami sesuatu tergantung pada pengakuan individu tenta
ng hubungan antara ide-ide baru dan pengetahuan yang ada. Konsep ini hingga hari ini masih b
anyak digunakan di dunia pengajaran, yang kita kenal dengan istilah aperture sebagai salah satu
tahapan dalam pengajaran pengajaran (lihat Bab 8 Sub-Bagian E). Aliran pemikiran Herbartianis
me, menurut Rebert (1988), adalah cikal bakal pemikiran psikoanalitik Freud dan memiliki peng
aruh mendalam pada pemikiran psikologis eksperimental Wundt. Dia juga

7
dianggap sebagai katalis untuk ide-ide pendidikan gaya baru yang pengaruhnya masih terasa sa
mpai sekarang. Buku Pedagogik (pengajaran sains) adalah karyanya yang dianggap monumental
, "sesuatu yang hebat." Karya besar lain yang terkait dengan psikologi pendidikan adalah Aplikas
i Fsichology untuk Ilmu Pendidikan . Sebagai catatan komprehensif dari cendekiawan berpengar
uh, kompiler merangkum beberapa pandangannya terkait dengan pendidikan, yaitu: mengangg
ap sejarah yang paling kuat untuk dipelajari dalam mengembangkan karakter anak, di sampingn
ya adalah kelas (David, 1972) . Dalam pandangan Herbart, subjek yang paling penting untuk me
ngembangkan karakter anak adalah penulis. Kemudian untuk pelajaran berikutnya adalah ilmu
alam, dan sebagai pelajaran terakhir yang akan diberikan kepada anak adalah bidang studi form
al seperti membaca, menulis, dan berhitung. Selanjutnya, psikologi pendidikan berkembang pes
at di Amerika Serikat, meskipun tempat kelahirannya di Eropa. Kemudian, dari negara adikuasa
tersebar di seluruh benua ke Indonesia. Meskipun perkembangan psikologi pendidikan di Eropa
dianggap tidak signifikan, faktanya adalah bahwa psikologi belum hilang atau digantikan oleh p
erkembangan pengajaran dan teologi psikologi seperti yang telah mengemuka. Salah satu bukti
bahwa psikologi masih digunakan dan dikembangkan di Eropa, terutama di Inggris adalah bahw
a itu masih diterbitkan dalam jurnal internasional yang disebut British Journal of Educational Ps
ychology. Saat ini, seiring bertambahnya usia psikologi pendidikan, semakin banyak psikolog da
n pendidik mengembangkannya. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah fakultas psikologi
dan pendidikan di universitas-universitas terkenal di dunia yang berspesialisasi dalam spesialisa
si psikologi pendidikan dengan fasilitas belajar yang lengkap dan modern. Sayangnya, di negara
kita pendidikan psikologi - biasanya ditambah dengan bimbingan dan konseling (BP) - jarang dia
dakan di fakultas negeri atau swasta. Pernyataan lain yang menunjukkan perkembangan pesat
psikologi pendidikan adalah meningkatnya variasi cabang psikologi dan aliran psikologi yang jug
a merupakan pusat penelitian psikologi pendidikan. Cabang-cabang dan aliran psikologi yang da
tang satu sama lain menanamkan pengaruhnya terhadap psikologi pendidikan, di antaranya ada
lah:

1. Aliran humanisme dengan karakter utama JJ Rousseau. Abraham Maslow, C. Rogers;

2.Aliran behaviorisme dengan karakter utama JB Watson. EL Thorndike, dan BF Skiner.

3. Aliran kognitif dengan tokoh kunci J. Piaget, J. Bruner, dan D. Ausbel.

C. Teori Belajar dalam Psikologi Pendidikan

Terdapat beberapa terori – teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep dasar pelaksanaan
psikologi dalam dunia pendidikan.

 Teori Behaviorisme

8
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut meru
pakan dampak dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dapat diartikan bahwa belajar
merupakan bentuk perubahan tingkah laku pada siswa dari interaksi terhadap stimulus. Seseor
ang dikatakan sudah belajar jika terdapat perubahan pada perilakunya.

Kemudian, dalam teori ini, konsep yang diutamakan adalah input atau stimulus yang diberikan s
eperti guru mengajarkan pada siswa cara membaca. Kemudian output yang merupakan hasil at
au respon akibat dari stimulus, seperti siswa menjadi bisa membaca walaupun masih terbata- b
ata. Hal tersebutlah yang dikatakan belajar. Namun apabila pada outputnya siswa masih belum
bisa membaca, maka proses tersebut belum dikatakan sebagai kegiatan belajar karena tidak ad
a hasil dari stimulus yang diberikan.

 Operant conditioning Theory

Operant conditioning adalah tipe pembelajaran dimana perilaku dikontrol oleh konsekuensi yan
g bisa diperoleh. Kunci dari operant conditioning ini adalah dukungan positif dan negatif, hukum
an positif dan negatif. Dukungan positif adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan pada
suatu perilaku. Contohnya : guru yang memberikan pujian pada siswanya karena telah menjawa
b dengan benar. Dukungan negatif adalah membuang sesuatu yang tidak menyenangkan sebag
ai sikap yang bisa diterima. Contohnya : Di luar sangat bising, sehingga menyalakan TV dengan k
eras membuat lebih nyaman dan mengurangi suara bising yang tidak menyenangkan.

Kemudian, hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan. C
ontohnya : Ketika ada seorang anak yang nakal di kelas, dia menerima hukuman berdiri di depa
n kelas. Hukuman negatif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan den
gan mengambil sesuatu yang menyenangkan. Contoh : Kevin merusak boneka adiknya, sehingg
a dia tidak diperbolehkan main di luar dengan temannya (Saul, 2015).

 Classical conditioning Theory

Classical conditioning merupakan teori dengan melibatkan pembelajaran pada perilaku baru me
lalui suatu proses yang berkesinambungan. Terdapat tiga tahapan pada teori ini dengan pembe
rian stimulus baru pada masing masing tahapan.

1. Tahap 1 – Before Conditioning: pada tahap ini stimulus dari lingkungan yang mengeluar
kan respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang tidak pernah terfikirkan. Cont
oh : Parfum dapat menimbulkan respon kebahagiaan.

9
2. Tahap 2 – During Conditioning: Stimulus dari lingkungan tidak berespon berhubungan
dengan stimulus yang sudah diketahui. Contoh : parfum mungkin berkaitan dengan seseo
rang.

3. Tahap 3 After Conditioning: terbentuknya respon yang baru. Contoh : Seseorang yang s
ebelumnya berkaitan dengan parfum yang harum menjadi sangat memikat (Mcleod, 2008
).

 Teori Kognitif

Teori kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil da
ri upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif dugunakan untuk proses pembelajaran yang se
derhana seperti mengingat nomor telepon dan lainnya. Kemudian, teori kognitif memiliki empa
t pronsip dasar : (1) Siswa aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang dib
erikan, (2) Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka pelajari, (
3) belajar membangun pengalaman (4) belajar merupakan perubahan struktur mental seseoran
g.

 Koneksionisme

Teori koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1878- 1949) dan dikenal dengan
teori stimulus – respon. Menurutnya, dasar belajar merupakan asosiasi dari stimulus dan respo
n. Stimulus akan memberikan pesan pada panca indera lalu memberikan respon dengan perilak
u. Asosiasi seperti hal tersebut disebut koneksi. Prinsip itulah yang disebut koneksionisme.

 Teori Gestalt

Gestalt merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan komponen sensasi
yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan. Disimpulkan bahwa, seseorang cenderun
g melihat sesuatu di sekitarnya sebagai kesatuan yang utuh. Teori Gestalt menjelaskan bagaima
na persepsi visual bisa terbentuk. Misalnya, ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu
bentuk yang mirip suatu objek.

D. TUJUAN PSIKOLOGI

Objek diskusi psikologis adalah manusia. Karena sifat manusia sangat kompleks dan unik. Sedan
gkan objek psikologis biasanya dibagi menjadi dua jenis;

10
a.Objek material adalah objek yang dipandang secara keseluruhan. Objek material psikologi ada
lah manusia. Selain menjadi objek psikologis, manusia juga objek untuk ilmu lain. Contoh; sosiol
ogi, kedokteran, antropologi dan sebagainya.

b.Objek formal, mengingat aspek psikologi mana yang penting. Dalam hal ini, objek formal psiko
logi adalah benda sesuai dengan perubahan zaman dan pandangan ahli masing-masing. Dalam
bahasa Yunani kuno hingga abad pertengahan, misalnya, objek formal studi psikologis adalah es
ensi jiwa. Kemudian pada saat Deskripsi, objek psikologi adalah gejala kesadaran , yang merupa
kan sesuatu yang langsung kita alami dalam kesadaran kita; kesan, perasaan, emosi, keinginan d
an sebagainya. Dalam aliran Behaviorisme yang muncul di Amerika pada awal abad ke-20 yang s
eolah menjadi objek perilaku manusia(secara lahiriah). Sementara jalur psikologi dipelopori ole
h Freud, objeknya adalah gejala ketidaksadaran manusia. Manusia adalah makhluk yang sangat
kompleks dan unik. Karena itu, sejak tahap awal psikologi, psikologi telah berkembang begitu p
esat, sehingga kita sekarang mengenal semacam psikologi. Menurut Muhibbin Syah objek-objek
psikologi pendidikan dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Siswa, yaitu pelajar, termasuk pendekatan strategi, faktor dan pengaruh, dan prestasi.

2. Guru, yaitu mereka yang bertanggung jawab atau yang bertanggung jawab untuk mengajar t
ermasuk metode, model, strategi dan lain-lain yang terkait dengan penyajian materi pelajaran.

E. MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi guru dan calon guru dapat dibagi menjadi dua
aspek:

1. Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran Psikologi pendidikan memberikan kon
tribusi yang signifikan bagi guru dan calon guru dalam meningkatkan efisiensi proses pembelaja
ran dalam kondisi yang berbeda seperti yang dijelaskan di bawah ini.

a. Memahami Perbedaan Individual (Peserta Didik) Seorang guru harus berurusan dengan sekel
ompok siswa di kelas dengan hati-hati, karena karakteristik setiap siswa berbeda-beda. Oleh kar
ena itu penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa ini di berbagai tingkat pertumb
uhan dan perkembangan untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psik
ologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru memahami perbedaan dalam karakteris
tik mereka.

b. Menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di Kelas Pemahaman yang baik tentang ruang kelas
yang digunakan dalam proses pembelajaran membantu guru mengkomunikasikan materi secar
a efektif kepada siswa. Iklim belajar yang kondusif perlu diciptakan oleh guru agar proses penga
jaran dapat bekerja secara efektif. Seorang guru perlu mengetahui prinsip-prinsip yang tepat da

11
lam proses pengajaran, pendekatan berbeda untuk mengajar untuk hasil belajar mengajar yang
lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru menciptakan iklim sosio-emosi
onal yang kondusif di kelas, sehingga proses pembelajaran di kelas bisa efektif.

c. Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran Metode pembelajaran didasarkan pada karakte
ristik perkembangan siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan stra
tegi dan metode pembelajaran yang tepat, dan dapat menghubungkannya dengan karakteristik
dan keunikan individu, jenis pembelajaran dan gaya serta tingkat perkembangan yang dialami o
leh peserta didik.

d. Berikan Bimbingan untuk Pelajar Seorang guru harus memainkan peran yang berbeda di seko
lah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga sebagai mentor bagi peserta didi
k. Bimbingan adalah jenis bantuan bagi siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan
pendidikan dan kejuruan yang diperlukan bagi siswa dari berbagai usia.

e. Mengevaluasi Hasil Belajar Guru harus melakukan dua kegiatan penting di kelas seperti men
gajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu mengukur hasil belajar siswa. Psikologi p
endidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajara
n siswa yang lebih adil, baik dalam evaluasi teknis, dalam penerapan prinsip-prinsip evaluasi ata
u dalam menentukan hasil evaluasi.

2. Menerapkan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Mengajar

a. Menetapkan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku y


ang dialami siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Psikologi pendidikan membantu g
uru dalam menentukan jenis perubahan perilaku yang mereka inginkan sebagai tujuan pembela
jaran.

b. Penggunaan Media Pembelajaran Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan bagi


guru untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran apa yang digunakan. Ambil media
audio-visual, misalnya, untuk memberi peserta didik gambaran yang jelas.

c. Pengaturan Jadwal Pelajaran Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologis si
swa. Sebagai contoh, mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditemp
atkan pada awal pelajaran, di mana kondisi siswa segar dan bersemangat untuk menerima mat
eri. Berdasarkan uraian ini, dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan secara keseluruhan
berperan dalam membantu guru merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Setiap pengetahuan memiliki manfaat dan manfaatnya. Seperti halnya pat
ologi pendidikan, tentu ada manfaatnya. Beberapa tokoh telah menjelaskan manfaat psikologis
ini. Menurut Lindgren seperti dikutip oleh Muhibbin Syah - juga dikutip dari kutipan Surya, manf
aat psikologi pendidikan adalah untuk membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan

12
pemahaman yang lebih baik tentang pendidikan dan proses mereka. Sedangkan Chaplin (1972)
menekankan manfaat psikologi pendidikan untuk menyelesaikan masalah di dunia pendidikan d
engan menggunakan metode yang terorganisir dan sistematis. Ini tercermin dalam ekspresinya.
aplikasi metode formal untuk menyelesaikan masalah ini.Tidak perlu menentukan apakah masa
lah psikologis muncul dari guru, siswa, atau situasi mengajar yang dihadapi guru dan siswa. Seti
daknya ada 10 jenis kegiatan pendidikan yang membutuhkan prinsip-prinsip psikologis berikut:

1) penerimaan siswa baru;

2) perencanaan pendidikan;

3) persiapan kurikulum;

4) penelitian pendidikan;

5) administrasi pendidikan;

6) pilihan materi pelajaran;

7) interaksi belajar-mengajar;

8) layanan bimbingan dan konseling;

9) metodologi pengajaran;

10) pengukuran dan evaluasi;

Dalam menerapkan prinsip-prinsip ini, dibutuhkan figur guru yang kompeten.

F. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan pada dasarnya adalah disiplin psikologis yang secara khusus mempelajari,
meneliti, dan membahas semua perilaku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan termas
uk perilaku belajar (oleh siswa), perilaku mengajar (oleh guru), dan perilaku belajar-mengajar (
mis. guru dan siswa berinteraksi satu sama lain). Inti dari masalah psikologis dalam psikologi pe
ndidikan, tanpa mengabaikan psikologi guru, terletak pada siswa. Pendidikan, pada kenyataann
ya, adalah layanan yang dirancang khusus untuk siswa. Oleh karena itu, ruang lingkup dasar psik
ologi pendidikan, di samping teori psikologi pendidikan sebagai sains, serta berbagai aspek psik
ologis siswa terutama karena mereka terlibat dalam proses belajar mengajar. Secara umum, ba
nyak anggota membatasi pohon psikologi pendidikan dibagi menjadi tiga jenis.

1. Topik "belajar", yang meliputi teori, prinsip, dan karakteristik pembelajaran siswa, dan sebag
ainya.

13
2 Topik "proses pembelajaran" adalah tahap tindakan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiata
n belajar siswa.

3. Subjek "situasi belajar", yaitu, kondisi lingkungan dan lingkungan baik fisik maupun non-fisik
dalam kaitannya dengan kegiatan belajar siswa. Sementara itu, Samuel Smith, sebagaimana dik
utip oleh Suryabrata (1984), menguraikan 16 topik terperinci berikut:

1.Pengetahuan tentang psikologi pendidikan.

2.Keturunan atau karakteristik keturunan dari keturunan.

3.Lingkungan fisik.

4.Pertumbuhan siswa (pertumbuhan).

5.Proses perilaku.

6.Sifat dan ruang lingkup pembelajaran.

7.Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran.

8. Hukum dan teori belajar.

9. Pengukuran, yaitu prinsip dasar dan batasan pengukuran / evaluasi (pengukuran: prinsip das
ar dan definisi).

10. Transfer pembelajaran, materi pelajaran (transfer pembelajaran: materi pelajaran).

11. Aspek praktis pengukuran.

12. Statistik dasar.

13. Kesehatan spiritual (kebersihan mental)

14. Pendidikan membentuk karakter.

15. Pengetahuan psikologis mata pelajaran sekolah menengah.

16. Pengetahuan psikologis mata pelajaran sekolah dasar.

Enam belas subjek dikatakan telah dihilangkan oleh hampir semua ahli yang telah diselidiki Smi
th, meskipun porsi (porsi / ransum) yang diberikan dalam deduksi tidak sama. Dari versi Smith
dari serangkaian topik dan tiga tema yang sebelumnya menjadi andalan, jelas bahwa belajar a
dalah masalah yang paling sentral dan vital dalam psikologi pendidikan. Dari semua proses pen
didikan, belajar siswa adalah kegiatan yang paling penting. Ini berarti bahwa keberhasilan yang
berhasil dalam mencapai tujuan pendidikan banyak berkaitan dengan pembelajaran siswa bai
k di dalam maupun di luar kelas. Selain itu, sementara belajar adalah masalah sentral dan vital,
itu tidak berarti bahwa masalah lain tidak perlu ditangani oleh psikologi pendidikan. Masalah

14
pengajaran dan proses belajar-mengajar seperti ditekankan sebelumnya, juga dibahas dengan
sebagian besar dan luas psikologi pendidikan. Pentingnya proses pengajaran terbukti dari juml
ah penelitian yang dilakukan dan buku-buku psikologi pendidikan yang secara khusus membah
as masalah interaksi instruksional (hubungan guru-siswa) antara guru dan siswa. Khusus tenta
ng proses pengajaran, psikolog pendidikan seperti Barlow (1985) dan Good & Brophy (1990) m
emecah diskusi menjadi tujuh bagian.

1. Manajemen kelas (setidaknya) yang mencakup manajemen kelas dan penciptaan iklim kelas.

2.Metodologi kelas (metode pengajaran).

3.Memotivasi peserta didik.

4.Mendukung siswa berprestasi.

5.Penanganan siswa adalah perilaku menyimpang.

6.Pengukuran kinerja akademik siswa.

7. Gunakan umpan balik dan tindak lanjut.

Dalam hal manajemen (penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan) kelas atau manajem
en kelas, tugas utama guru adalah:

1) melakukan kontrol terhadap seluruh situasi dan aktivitas kelas;

2) Menciptakan iklim kelas sedemikian rupa sehingga proses pengajaran dapat adil dan lancar.
Kontrol atau kontrol yang dilakukan seorang guru, menurut tinjauan psikologi pendidikan har
us selalu berorientasi pada pencapaian disiplin. Disiplin dalam hal ini berarti bahwa semua sik
ap, sikap, dan tindakan siswa sesuai dalam proses belajar mengajar. Sedangkan untuk pencipt
aan iklim kelas, guru sangat diharapkan untuk membangun lingkungan psikologis di kelas yan
g berisi suasana.

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

a) Terlepas dari apa yang dikatakan para ahli dalam psikologi pendidikan, dapat disimpulkan ba
hwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi dalam studinya dan penekanannya lebi
h pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, baik fisik dan mental, yang berkaitan era

15
t dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan pembel
ajaran.

b) Deskripsi beasiswa yang secara khusus berkaitan dengan psikologi pendidikan telah disarank
an oleh beberapa sarjana seperti Boring dan Murphi pada tahun 1929 dan Burt pada tahun 1
957, tetapi terbatas pada psikologi pendidikan di wilayah Inggris (David, 1972). Tentu saja, sej
arah psikologi pendidikan yang mereka tulis tidak dapat merujuk kepada kita tidak hanya kare
na keterbatasan area pengembangan, tetapi juga pada berakhirnya karya-karya tersebut.

c) Menurut Muhibbin Syah objek-objek psikologi pendidikan dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Siswa,
yaitu pelajar, termasuk pendekatan strategi, faktor dan pengaruh, dan prestasi. 2. Guru, yait
u mereka yang bertanggung jawab atau yang bertanggung jawab untuk mengajar termasuk m
etode, model, strategi dan lain-lain yang terkait dengan penyajian materi pelajaran.

d) Manfaat mempelajari psikologi pengunjung no 1. Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pe


mbelajaran:

a. Memahami Perbedaan Individual (Peserta Didik)

b. Menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di Kelas

c. Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran

d. Berikan Bimbingan untuk Pelajar

e. Mengevaluasi Hasil Belajar

2. Menerapkan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Mengajar

a. Menetapkan Tujuan Pembelajaran

b. Penggunaan Media Pembelajaran

c. Pengaturan Jadwal Pelajaran

e) Secara umum, banyak ahli membatasi materi pelajaran psikologi pendidikan menjadi tiga jeni
s.

1. Topik "belajar", yang meliputi teori, prinsip, dan karakteristik pembelajaran siswa, dan sebag
ainya.

2. Topik "proses pembelajaran" adalah tahap tindakan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiata
n belajar siswa.

3. Subjek "situasi belajar", yaitu, kondisi lingkungan dan lingkungan baik fisik maupun non-fisik
dalam kaitannya dengan kegiatan belajar siswa. Sementara itu, Samuel Smith seperti dikutip
dalam Suryabrata (1984), menguraikan 16 topik diskusi psikologis berikut secara terperinci:

16
1.Pengetahuan tentang psikologi pendidikan.

2.Keturunan atau karakteristik keturunan dari keturunan.

3.Lingkungan fisik.

4.Pertumbuhan siswa (pertumbuhan).

5.Proses perilaku.

6.Sifat dan ruang lingkup pembelajaran.

7.Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran.

8.Hukum dan teori belajar.

9.Pengukuran, yaitu prinsip dasar dan batasan pengukuran / evaluasi (pengukuran: prinsip das
ar dan definisi).

10.Transfer pembelajaran, materi pelajaran (transfer pembelajaran: materi pelajaran).

11.Aspek praktis pengukuran.

12.Statistik dasar.

13.Kesehatan spiritual (kebersihan mental)

14.Pendidikan membentuk karakter.

15.Pengetahuan psikologis mata pelajaran sekolah menengah.

16.Pengetahuan psikologis mata pelajaran sekolah dasar.

REFERENSI

17
Syah, Muhibbin, 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru ,, Bandung: Rosdakarya
Youth . Purwanto, Ngalim, 2010. Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosdakarya Youth. Wahyon
o , Budi , http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html
. P kul 19:48 WIB, tanggal 18 september 2014 . [1] Muhibbin Syah, MengunjungiPsikologi De
ngan Pendekatan Baru,, Bandung: Remja Rosdakarya, 2010. Bab 13 [2] Ngalim Purwanto,Psik
ologi Pendidikan,Bandung: Rosdakarya Youth, 2010. Bab 9 [3] Muhibbin Syah,Psikologi Pendi
dikan Dengan Pendekatan Baru,, Bandung: Rosdakarya Youth, 2010. Bab 24 [4] Ngalim Purwa
nto,Psikologi Pendidikan,Bandung: Rosdakarya Youth, 2010. Bab 4 [5] Muhibbin Syah,Psikolog
i Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,, Bandung: Rosdakarya Youth, 2010. Bab 14 [6] Budi W
ahyono,http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html
pkul 19:48WIB, tanggal 18 september 2014 [7] Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan P
endekatan Baru,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Bab 18. [8] Muhibbin Syah,Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Bab 24

Sumber: https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/download-power-point-disini-bab-i.html
? m = 1
Silahkan mengcopy paste dan menyebarkan artikel ini selama masih menjaga amanah ilmiah
dengan menyertakan sumbernya

18

Anda mungkin juga menyukai