Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

ALEX NURMANSYAH

MK : SOSIOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU:
DWI FARUQI, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH MISBAHUL ULUM


(STIT-MU) GUMAWANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
Saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Ruang Lingkup
Psikologi Pendidikan" dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi saya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Faruqi selaku guru Mata
Kuliah  " Psikologi Pendidikan ". Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat diambil manfaatnya, sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca. Selain itu, saran dan kritik dari Anda,
Kami tunggu untuk perbaikan makalah ini.

Belitang, 26 September, 2022

Penyususun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan..................................................................2

B. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan...........................................................3

C. Sejarah Psikologi Pendidikan........................................................................6

D. Kaitan Psikologi Pendidikan dengan Cabang Ilmu Psikolgi lainnya............8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................13

B. Saran............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia yang lahir ke dunia deberlakukan usaha-usaha pendidikan. Hal
ini telah ada sejak manusia pertama lahir walaupun dalam bentuk yang sederhana.
Dalam usaha pendidikan tersebut ada usaha dari orang-orang untuk
mempengaruhi orang lain – dalam hal ini dalam pergaualan – untuk kemajuan
yang bersangkutan. Dari sini kita dapat melihat bahwa ranah pendidikan adalah
milik setiap manusia, baik di masa dulu, sekarang, apalagi masa depan.
Kepribadian serta kemampuan seseorang tentulah berbeda. Karenanya seorang
pendidik atau orang yang akan mempengaruhi perlulah paham tugasnya dan
keharusan berbuat sesuai kebutuhan anak didik. Dalam hal ini “psikologi sebagai
ilmu pengetahuanyang mempelajari prilaku manusia dalam hubungan dengan
lingkungan” tentulah sangat berperan, terutama untuk menemukan perlakuan yang
lebih tepat.
Meskipun secara khusus pengetahuan psikologi pendidikan ini adalah
kebutuhan seorang pendidik secara formal, akan tetapi mengingat setiap orang
melakukan perbuatan mempengaruhi dan mendidik, psikologi pendidikan sudah
semestinya dikenal oleh siapa saja.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian psikologi pendidikan ?
b. Apa ruang lingkup psikologi pendidikan ?
c. Sejarah psikologi pendidikan ?
d. Apa kaitan psikologi pendidikan dengan cabang ilmu psikolgi lainnya ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan


Ilmu jiwa pendidikan yang lebih dikenal dengan psikologi pendidikan terdiri
dari 2 kata, yaitu psikologi dan pendidikan. Psikologi berasal dari 2 kata bahasa
yunani,yaitu psyce yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu.jadi secara
harfiah psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. 1
Umumnya para ilmuan membgi psikologi menjadi 2 golongan), yaitu:
 Psikologi metafisika,yang menyelidiki hakikat jiwa seperti yang dilakukn oleh
plato dan aristoteles.
 Psikologi empiris, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku
manusia dengan menggunakan pengamatan (observasi), percobaan atau
eksperimen dan pengumpulan berbagai macam data yang ada hubungannya
dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.2

Adapun mengenai pendidikan ,bersal dari kata “didik” mendapat awalan “me”,
sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,tuntunan, dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya , pengertian
“pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubhan
siakp dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.3
Dalam dictionary of psychologi pendidikan diartikan sebagai the institutional
procedures which are employed in accomplihing the development of knowledge,
habits, attitudes,ect. Usually the term is applied to formal institution. Jadi,
pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang
dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai

1
Dalyono, 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 1
2
Dalyono, 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 3
3
Dalyono 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 4

2
pengetahuan, kebiasaan, kebiasaan, sikap, dan sebaginya.4

B. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan


Telah kita ketahui bahwa pada dasarnya ilmu jiwa pendidikn adalah sebuah
disiplin psikologi yang khusus mempelajari,meneliti, dan membahas seluruh
ingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. 5

Pendidikan pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus diperuntukan bagi


siswa. Krena itu, ruang lingkup pokok bahasan psikologi pendidikan, selain teori-
teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, juga berbagai aspek psikologis para
siswa khususnya etika mereka terlibat dalam proses belajar dan proses belajar-
mengajar. 6
Dalam Psikologi Pendidikan oleh Dalyono secara garis besar, banyak ahli yang
membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam :
 Pokok bahasan mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip,
dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa, dan sebagainya.
 Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatn dan
peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
 Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan lingkungan baik
bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar
siswa.

Sementara, menggolong-golongkan persoalan yang dikupas oleh ahli-ahli yang


diselidikinya menjadi 16 macam, yaitu:7

1) The science of educational psychology


2) Heredity
3) Physical structure
4) Growth
5) Behavior processes

4
Dalyono 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 5
5
Dalyono, 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 12
6
Dalyono, 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 13
7
Samuel Smith, Pintner dkk, 1953, Psikologi Pendidikan, Suryabrata, 2008, Hal 2

3
6) Nature and scope of learning
7) Factors taht condition learning
8) Law and theories of learning
9) Measurement: basic principles and definitions
10) Transfer of training: subject matter
11) Practical aspect measurement
12) Element of statistics
13) Mental hygiene
14) Character education
15) Psychology of secondary school subject
16) Psychology of elementary school subject.

Keenam belas pokok bahasan tersebut dikupas oleh hampir semua ahli.
Walaupun proporsi yang diberikan dalam pengupasan itu tidak sama. Dalam
proses pendidikan ini, persoalan psikologis apa sajakah yang relevan?, pada
hakikatnya inti persoalan pikologis terletak pada anak didik, sebab pendidikan
adalah perlakuan terhadap anak didik dan secara psikologis perlakuan ini harus
selaras mungkin dengan keadaan anak didik.
Karena problem yang di ajukan di atas dapat dijawab denagn menunjuk
kepaada sifat-sifat psikologis yang ada pada anak didik (dalam proses pendidikan)
dan ini menentukan inti segi-segi ilmu pengetahuan psikologis yang diperlukan.
Selain itu msih terdapat beberapa masalah khusus yang jiga perlu penyorotsan
secara psikologis, seperti soal pendidikan orang dewasa, kesehatan mental serta
bimbingan dan konsling, materi yang dipakai, evaluasi hasil pendidikan dan
sebagainya.
Crow and crow secara eksplisit mengemukakan: psikologi pendidikan sebagai
ilmu terapan (applied science) berusaha untuk menerangkan masalah belajar
menurut psinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia yang
telah di tentukan secara ilmiah. Crow and crow membagi ruang lingkup psikologi
pendidikan,sebagai berikut:8

8
Dalyono, 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 15

4
 Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh
terhadap belajar.
 Siat-sifat dari proses belajar
 Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning
readiness)
 Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam
kecepatan dan keterbatasan belajar.
 Perubahan-perubahan jiwa (inner changes) yang terjaadi selama dalam
belajar
 Hubungan antara prosedur_prosedur menagajar dengan hasil belajar.
 Teknik-teknik yang sanagat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar
 Pengaruh/akibat relatif dari pendidikan formal dibandingakn dengan
pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap
suatu individu
 Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personel sekolah.
 Akibat/pengaruh psikologi (psylogikal impact) yang ditimbulkan oleh
kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.

Dari rangkaian pokok-pokok bahasan di atas, tampak sangat jelas bahwa


masalah belajar (learning) adalah masalah yang paling sentral dan vital (inti dan
amat penting) dalam psikologi pendidikan. Selanjutnya, walaupun begitu, tidak
berarti masalah-masalah lain tidak perlu dibahas oleh psikologi pendidikan,
terbukti dengan banyaknya penelitian yang dilakukan dan buku-buku psikologi
pndidikan yang secara khusus membahas masalah interaksi instruksional
(hubungan bersifat pengajaran) antara guru dan siswa.

5
C. Sejarah Psikologi Pendidikan

Bidang psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidang psikologi


sebelum awal abad ke-20, yaitu:
 Wiliam james. Tak lama setelah meluncurkan buku ajar psikologinya yang
pertama,principles of psychology (1890), wiliam james (1842-1910)
memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “talk to teachers” . Dalam kuliah
ini dia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. James
mengatakan bahwa eksperimen psikologi di laboratorium sering kali tidak bisa
menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Dia
menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelaas
guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai
mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan
pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas ccakrawala pemikiran
anak.
 Jhon dewey. Tokoh kedua yang berperan besar ini menjadi motor penggerak
untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat prakatis.dewey membangun
laboratorium pertama di AS, universitas chicago ( 1894), selanjutnya di
columbia university, dia melanjutkan karya inofatifnya tersebut.kita banyak
mendapat ide penting dari dewey:
 Dari Dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai
pembelajar aktif (active learner). Sebelum Dewey mengemukakan
pandangan ini, ada keyakinan bahwa anak-anak mestinya duduk diam di
kursi mereka dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan sopan.
Sebliknya, dewey percaya bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih
baik jika mereka aktif.
 Pendidikan seharusya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan
memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
 Kita mendapat gagasan bahwa semua anak berhak mendapat pendidikan
yang selayaknya. Cita-cita demokratis ini pada masa pertengahan abad
ke-19 belum muncul sebab saat itu pendidikan hanya diberikan pada
sebagian kecil anak, terutama anak keluarga kaya.

6
 E.L.thorndike, (1874-1949). Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas
pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian
penalaran anak. Thorndike sangat ahli dalam melakukan studi belajar mengajar
secara ilmiah. Thorndike mengajukan gagsan bahwa psikologi pendidikan
harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran
Dieritas dan psikologi pendidikan awal. Tokoh paling menonjol dalam sejarah
awal psikologi pendidikan kebanyakan adalah pria kulit putih, seperti
james,dewey,dan thormdike.naamun ada dua tokoh amerika keturunan afrika
(afrika-amerika) yang menonjol di bidang psikologi adalah Mamie dan kenneth
clark yang melakukan risset tentang identitas dan konsep diri anak-anak afrika-
amerika. Pada 1917, kenneth clark menjadi orang afrika-amerika pertama yang
menjadi presiden American Psylogical Associatin.yang menunjukan bahwa tes
kecerdasam secara kultural telah dibiaskan dan merugikan anak-anak etnis
minoritas.
Perkembangan lebih lanjut. Pendekatan thorndike untuk studi pembelajaran
digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan di paruh pertama abad ke-
20. Dalam ilmu psikologi amerika, pandangan B.f. Skinner, yang didasarkan pada
ide-ide thorndike, sangat mempengaruhi psikologi pendidikan pada pertengahan
abad ke-20. Skinner berpendapat bahwa proses mental yang dikemukakan oleh
psikolog seperti james dan dewey adalah proses yaang tidak dapat di amatidan
ilmu tentang kondissi-kondisi yang mengendalikan perilaku. Pada 1950-an,
skinner 1954 megembangkan konsep programmed learning (pembelajaran
terprogram), yakni setelah murid melalui serangkaian langkah ia terus di dorong
(rreinforced) untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.
Akan tetapi, muncul keberatan terhadap pendekatan behavioral yang dianggap
tidak memedulikan banyak tujuan dan kebutuhan pendidik dikelas Sebagai
reaksinya, pada 1950-an benjamin bloom menciptakan taksonomi keahlian
kognitif yang mencakup pengingatan,pemahaman,synthesizing, dan
pengevaluasian, yang menurutnya harus dipakai dan dikembangkan oleh guru
untuk membantu murid-muridnya.

7
Sebuah ulasan di Annual Review of psychology) menyatakan, * perspektif
kognitif mengimplikaiskan bahwa analisis behavioral terhdap instruksi sering kali
tidak cukup untuk menjelaskan efek dari instruksi terhadap pembelajaran. Jadi,
menjelang akhir abad ke-20 banyak ahli psikologi pendidikan kembali
menekankan pada aspek kognitif dari psoses beajar seperti yang pernah didukung
oleh james dan deewey pada awal abad ke-20.baik itu pendekatan kognitif
maupun behavioral masih menjadi bagian dari psikologi pendidikan sampai
sekarang.9

D. Kaitan Psikologi Pendidikan dengan Cabang Ilmu Psikolgi lainnya


1. Psikologi Sosial – Psikolgi Pendidikan
Para psikolog sosial telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami
perilaku manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan,
dan budaya. Begitu juga dalam mehami anak didik. Menurut Linda Wilmshurst
terkadang pendidik mestilah tahu alasan apa yang menyebabkan seorang anak
tidak mau mengerjakan tugas rumahnya, tidak fokus dalam belajarnya, lambat
dalam memahami bahasa yang baik, tidak aktif dalam kelasnya, kesulitan
berkomunikasi dengan rekan kerjanya, atau juga tidak menutup kemungkinan bagi
anak yang sangat baik kemampuan belajarnya. Hal seperti ini diperhatikan agar
dapat dilakukan perbandingan demi hasil yang optimal.

2. Psikologi Perkembangan – Psikologi Pendidikan


Sebelum psikologi masuk lapangan pendidikan orang beranggapan bahwa
penguasaan mengenai bahan pelajaran yang akan diberikan kepada anak didik
merupakan satu-satunya syarat yang harus diberikan guru Pendapat ini
mengisyaratkan bahwa anak didik dapat diperlakukan menurut kehendak guru.
Kemudian terjadi perkembangan dalam ilmu pengetahuan psikologi pada
umumnya, khususnya psikologi anak ( atau sekarang psikologi perkembangan)
hingga turut mempengaruhi cabang psikologi pendidikan.
9
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

8
Para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya berkeyakinan bahwa dua
orang anak yang kembar sekalipun tak pernah megalami respon yang sama persis
terhadap situasi belajar-mengajar di sekolah Keduanya sangat mungkin berbeda
dalam hal pembawaan, intelegensi, dan keterampilan jasmaniah. Anak-anak itu
relatif berbeda dalam kepribadian yang tampak dalam penampilan dan cara
berpikir atau memecahkan masalah. Pendidik harus memahami hal itu. Termasuk
juga dalam tahap perkembangannya. Pertambahan umur juga akan mempengaruhi
respon mereka terhadap pelajaran.

3. Psikologi Kognisi Metakognisi – Psikologi Pendidikan

Psikologi kognisi – metakognisi dengan psikologi pendidikan terkait dengan


proses belajar, dalam hal ini menemukan proses belajar yang tepat dengan
menganalisis kemampuan kognisi anak didik dan menemukan metode yang tepat
serta gaya belajar bagi anak didik sendiri. Sehingga muncul teori yang dikenal
dengan teori belajar kognitif. Menurut Bruner guru hendaknya memberi
kesempatan kepada murudnya untuk menjadi problem solver, maksudnya murid
menemukan arti bagi diri mereka sendiri.
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-
unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami
stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan
pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi. Pada hakekatnya
teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang
terjadi dalam akal pikiran manusia, dimana belajar adalah suatu aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan
dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas.
Seuss mengatakan “Semakin banyak yang Anda
belajar, lebih banyak tempat Anda akan pergi ", bahwa perjalanan kemampuan
kognisi sesorang dapat bertambah atau berkembang melalui proses belajar. Untuk
dapat memenuhi tujuan yang disebutkan di atas, perlu diperhatikan 6 prinsip
berikut :

9
 Sifat proses pembelajaran dengan membangun makna dari informasi dan
pengalaman.
 Tujuan proses pembelajaran, pelajar dapat menciptakan
representasi pengetahuan yang bermakna dan koheren serta menciptakan
dan mengejar tujuan yang relevan dengan instruksi dari pengajar.
 Konstruksi pengetahuan, yang berarti menggabungkan informasi baru
dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Dalam hasil
penelitian oleh Ross A Thompson (2010) bahwa yang menentukan
keberhasilan mahasiswa dalam belajar ( dilihat dari hasil ujian akhir )
bukan semata-mata karena sokongan diktat, presentasi, tugas terstruktur,
dan strategi yang diterapkan seragam terhadap semua mahasiswa, akan
tetapi pengetahuan mereka terhadap ilmu pengetahuan sebelumnya
sangatlah berperan. Saat dilakukan penelitian, ditemukan 77% dari
mahasiswa yang mengikuti test, yang memiliki kapasitas pengetahuan
lebih luas dari yang lainnya dapat lebih mudah menerima dan mengingat
materi perkuliahan dibandingkan dengan mahsiswa yang berpengetahuan
standar. Maksudnya mereka yang hanya menerima kuliah dikelas saja.
Sehingga terjadi kesulitan dalam menghubungkan informasi yang baru
mereka terima serta kesulitan ketika diminta menalarkan kembali. Bahkan
kebanyakan dari mereka sama sekali tidak mempunyai jawaban.
 Pemikiran strategis yang dilakukan dengan cara menggunakan berbagai
strategi pemikiran dan penalaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
 Memikirkan tentang pemikiran (metakognisi) dengan cara mereka belajar
dan berpikir, menentukan tujuan pembelajaran yang reasonable, memilih
strategiyang tepat, dan memantau kemajuan mereka menuju tujuan
pembelajaran.
 Konteks pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
sepertikultur, teknologi, dan praktik instruksional.

10
4. Psikologi Humanistik – Psikologi Pendidikan
Menurut aliran humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditunjukkan untuk
kepentingan memanusiakan manusia atau secara umum kita kenal dengan
mendidik dalam dunia pendidikan. Sehingga dalam pelaksaan pendidikan praktek
belajar-mengajar berorientasi pada peserta didik. Teori Humanistik menekankan
proses belajar pada ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik yang juga sebagai
lahan penilaian bagi pendidikan. 10
Rogers dalam bukunya “ Freedom to Learn “ menunjukkan prinsip-prinsip
belajar yang penting salah satunya adalah manusia mempunyai kemampuan untuk
belajar secara alami, belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan
melakukannya, serta belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia
modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, keterbukaan, dan pengalaman

5. Psikolgi Gestalt – Psikologi Pendidikan

Menurut Crow and Crow secara eksplisit mengemukakan “psikologi


pendidikan sebagai ilmu terapan berusaha untuk menerangkan masalah belajar...”.
Dalam teori gestalt, proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu
mengalami proses belajar, seseorang memiliki cara pandang baruu terhadap suatu
problem. Aplikasi teori gestalt dalam proses pembelajaran adalah:
 Pengalaman tilikan (insight) : bahwa tilikan memegang peranan yang
penting dalam perilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur
dalam suatu obyek atau peristiwa.
 Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) : kebermaknaan unsur-
unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses
pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif
sesuatu yang dipelajari.
 Perilaku bertujuan (purposive behavior): bahwa perilaku terarah pada
tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons,
tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses
pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang
10
Susilo K, Yan. 2008. Prinsip-Prinsip Belajar dalam Aliran Psikologi Humanistik dan Relevansinya
dengan Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

11
ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai
arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami
tujuannya.
 Prinsip ruang hidup (life space) - Lewin : bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi
yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi
lingkungan kehidupan peserta didik
 Transfer dalam Belajar : yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer
belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu
konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam
situasi konfigurasi lain dalam tatasusunan yang tepat. Judd menekankan
pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam
pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum
(generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah
menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan
generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam
situasi lain.

6. Psikologi Behavior – Psikologi Pendidikan

Kita telah memahami bahwa psikologi behavior berhubungan dengan teori trial
and eror yang bermaksud belajar melakukan kegiatan dalam rangka memilih
respon yang tepat bagi stimulus tertentu. Ini dilakukan dengan mengadakan suatu
stimulasi-stimulasi terhadap objek. Dalam proses belajar-mengajar akan tampak
perlakuan teori ini salah satunya saat peserta didik belajar bahasa berkali-kali,
menghindari kecendrungan penggunaan kata atau aturan yang kata yang keliru,
sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Hal yang dilakukan peserta didik adalah pembiasaan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang
dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai
pengetahuan, kebiasaan, kebiasaan, sikap, dan sebaginya.
Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan
psikologi pendidikan menjadi tiga macam, yakni belajar, proses belajar, dan
situasi belajar. Dimana masalah belajar (learning) adalah masalah yang paling
sentral dan vital (inti dan amat penting) dalam psikologi pendidikan.
Pada hakikatnya inti persoalan pikologisnya terletak pada anak didik, sebab
pendidikan adalah perlakuan terhadap anak didik dan secara psikologis perlakuan
ini harus selaras mungkin dengan keadaan anak didik. Oleh karena itu, cabang
ilmu psikologi lainnya seperti psikologi sosial, perkembangan, kognisi, gestalt,
dan cabang lainnya memberikan hubungan timbal balik pada psikologi pendidikan
dalam teori-teori belajar untuk demi menemukan metode belajar-mengajar yang
baik sesuai dengan segala perbedaan anak didik. Yang kemudian melahirkan
metode-metode penelitian seperti experimen, case study, dan observasi yang
masing-masing memiliki kelebihan serta kekurangan. Tugas pendidik adalah
menentukan metode mana yang cocok untuk diterapkan sesuai situasi dan
kebutuhan.

B. Saran

Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat memahami pembahasan


tentang Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan. Saya menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna,oleh karenanya diharapkan masukan atau
kritik/saran yang membangun sehingga Saya dapat membuat karya yang lebih
baik dimasa yang akan datang. Semoga makalah  ini dapat menambah
keilmuan serta wawasan para pembaca tentang Ruang Lingkup Psikologi
Pendidikan. 

13
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 1

Dalyono, 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 3

Dalyono 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 4

Dalyono 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 5

Dalyono, 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 12

Dalyono, 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 13

Dalyono, 2005, Piskologi Pendidikan. Jakarta : Hal 15

Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Susilo K, Yan. 2008. Prinsip-Prinsip Belajar dalam Aliran Psikologi


Humanistik dan Relevansinya dengan Pendekatan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga.

14

Anda mungkin juga menyukai