Anda di halaman 1dari 13

Sejarah,Ruang Lingkup,dan Metode

Psikologi Pendidikan
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Umi Kulsum MM

Oleh :

 Elfira Sari 2011010253

 Nisa Adelia Putri 2011010110

Prodi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Tarbiyah Keguruan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah,Ruang Lingkup dan
Metode Psikologi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr Umi
Kulsum MM,selaku dosen Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.Selain itu,makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Sejarah,Ruang Lingkup dan Metode Psikologi
” bagi para pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Umi Kulsum MM . selaku dosen mata
kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar lampung,10 September 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi PendidikanSejarah Psikologi Pendidikan ........................... 2


B. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan................................................................. 3
C. Metode Psikologi Pendidikan ............................................................................. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 9
B. Saran ... ............................................................................................................. 9
C. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan adalah: “ usaha dasar dan terencana untk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Dalam hal ini, tentu
saja diperlukan adanya pendidikan profesional; yakni guru di sekolah-sekolah dasar dan
menengah, serta dosen di perguruan-perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam
Bab XI Pasal 39 (2) UU Sisdiknas tersebut. Untuk melaksanakan profesinya, tenaga
pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan
keterampilan keguruan yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntunan zaman dan
kemajuan sains dan teknologi. Di antara pengetahuan-pengetahuan psikologi terapan
dengan pendekatan baru yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar dalam
suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini. Untuk
memenuhi kebutuhan akan psikologi terapan dengan pendekatan baru itulah, makalah
Psikologi Pendidikan ini disusun, dengan harapan dapat memberikan kontribusi yang
berarti dan memantapkan kualitas kompetensi calon guru dan guru serta dosen
profesional yang bertugas pada jenjang masing-masing.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan Pengertian Psikologi Pendidikan?
2. Jelaskan Sejarah Psikologi Pendidikan?
3. Bagaimana uang Lingkup Psikologi Pendidikan
4. Sebutkan Metode Psikologi Pendidikan?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Jelaskan Pengertian Psikologi Pendidikan?
2. Jelaskan Sejarah Psikologi Pendidikan?
3. Bagaimana uang Lingkup Psikologi Pendidikan
4. Sebutkan Metode Psikologi Pendidikan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan

Berkaitan dengan psikologi pendidikan. Barlow (1985) mendefinisikan psikologi


pendidikan sebagai"... a body of knowledge grounded in psychologi cal research which
provides a repertoire of resources to aid you in functioning more effectively in teaching
learning process". Berdasarkan pada pendapat Barlow tersebut, psikologi pendidikan
merupakan pengetahuan yang ber dasarkan pada riset psikologis yang menyediakan
serangkaian sumber untuk membantu proses belajar mengajar secara efektif.

Sementara itu, Whiterington menyatakan bahwa, "Educational Psychology is systematic


study of the process and factors involved in the education of human being Dalam hal ini,
Whiterington menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang
proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Berdasarkan definisi psikologi pendidikan tersebut, dapat disimpulkan beberapa hal
tentang psikologi pendidikan sebagai berikut.

1. Psikologi pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas hasil


temuan riset psikologis,
2. Hasil temuan riset psikologis tersebut kemudian dirumuskan sedemikian rupa hingga
menjadi konsep, teori, metode, dan strategi yang utuh.
3. Konsep, teori, metode, dan strategi tersebut kemudian disistematisasikan sedemikian
rupa hingga menjadi repertoire of resources, yakni rangkaian sumber yang berisi
pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan untuk praktik kependidikan, khususnya
dalam proses belajar mengajar.

Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang
psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu, de ngan tujuan menemukan
berbagai fakta, generalisasi, dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang
diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses

2
pendidikan. Berdasarkan pema paran tersebut, jelas bahwa pendidikan memang tidak
bisa dilepaskan dari psikologi.1

B. Sejarah Psikologi Pendidikan

Sebagai suatu ilmu, psikologi tergolong cabang pengetahuan yang masih muda.
Dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lainnya, psikologi lebih lama menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari filsafat. Selama berabadabad psikologi merupakan filsafat
tentang jiwa manusia. Minat untuk menyelidiki gejala kejiwaan sudah lama sekali ada
di kalangan umat manusia. Ahli filsafat dari Yunanilah yang pertama-tama tertarik
mempelajari gejala kejiwaan ini.

Pada saat itu belum ada pembuktian secara empiris dan terbatas pada pemikiran-
pemikiran belaka. Uraian para filsuf ini umumnya berkisar pada soal ketubuhan dan
kejiwaan. Dua filsuf Yunani kuno yang sudah mempelajari psikologi adalah Plato
(427-347 SM) dan muridnya Aristoteles (384-322 SM) Kira-kira sekitar abad ke-7,
psikologi dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam. Sejumlah ahli faal mulai juga
menaruh perhatian pada gejala-gejala kejiwaan. Mereka melakukan berbagai
eksperimen mengenai hal tersebut. Teori-teorinya berkisar tentang syaraf sensoris dan
motoris di otak dan hukum-hukum yang mengatur bekerjanya syaraf tersebut. Baru
pada abad 19, psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri, terpisah dari ilmu lainnya.
Hal tersebut ditandai oleh berdirinya laboratorium yang pertama di Leipzig, Jerman
pada tahun 1879 oleh Wilhelm Wundt.

Oleh karena itu ia sering kali disebut sebagai bapak psikologi modern. Dalam
usahanya untuk menyelidiki berbagai gejala kejiwaan, Wundt banyak menggunakan
eksperimen. Orang yang menjadi subyek percobaannya kemudian diminta untuk
melihat ke dalam dirinya dan diminta untuk menceritakan apa yang dialami selama
eksperimen berlangsung. Metode ini dikenal sebagai metode introspeksi. Dengan
berdirinya laboratorium tersebut, psikologi berkembang semakin pesat. Murid-murid
Wundt mengajarkan metode psikologi tersebut di universitas di negara-negara lain
termasuk juga di Amerika Serikat. Setelah psikologi berdiri sendiri, lambat laun para
ahli psikologi mengembangkan sistematika dan metodenya sendiri-sendiri sehingga

1
Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd., Psikologi Pendidikan (Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara, Oktober 2018) hlm 7

3
timbul berbagai aliran dalam psikologi. Aliran itu mengajukan teorinya masing-
masing yang menjadi dasar teori psikologi modern masa kini.

C. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Pada dasarnya, psikologi pendidikan merupakan sebuah disiplin psikologis yang


khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang
terlibat dalam proses pendidikan. Selain persoalan psikologi guru, inti persoalan
psikologi pendidikan juga terletak pada peserta didik. Dalam hal ini, pendidikan dapat
diibaratkan sebagai pelayanan khusus yang diberikan kepada para peserta didik. Oleh
karena itu, ruang lingkup bahasan psikologi pendidikan, selain teori psikologi
pendidikan sebagai ilmu, hal ini juga mencakup berbagai aspek psikologis para
peserta didik, khususnya ketika mereka terlibat dalam proses belajar mengajar.
Adapun kajian psikologi pendidikan berkaitan dengan beberapa hal berikut
1. Kajian mengenai "belajar", yakni kajian yang meliputi teori, prinsip, dan ciri
khas perilaku belajar para peserta didik.
2. Kajian mengenai "proses belajar, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang
terjadi dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Kajian mengenai "situasi belajar", yakni suasana dan keadaan lingkungan,
baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar
para peserta didik.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kajian psikologi pendidikan adalah
pendekatan ilmiah (scientific approach). Oleh karena itu, selain bersifat praktis,
psikologi pendidikan juga bersifat teoretis. Psikologi pendidikan merupakan
subdisiplin psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan, serta
memfokuskan perhatian pada beberapa hal sebagaimana yang diungkapkan Samuel
Smith (dalam Suryabrata, 1984) sebagai berikut.

1. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of educational


psychology).
2. 2 Hereditas atau karakteristik bawaan sejak lahir (heredity).
3. Lingkungan yang bersifat fisik (physical structure).
4. Perkembangan peserta didik (growth).
5. Proses tingkah laku (behaviour proces).
6. Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learning).

4
7. Faktor-faktor yang memengaruhi belajar (factors that condition learning)
8. Hukum dan teori belajar (laws and theories of learning).
9. Pengukuran, yakni prinsip dasar dan batasan pengukuran/evaluasi
(measurement: basic principles and definitions).
10. Transfer belajar yang meliputi mata pelajaran (transfer of learning subject
matters),
11. Sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspects of
measurements).
12. Iimu statistik dasar (element of statistics).
13. Kesehatan rohani (mental hygiene).
14. Pendidikan membentuk watak (character education).
15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah (psychology
of secondary school subjects).
16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psychology of
elementary school subjects).
Berdasarkan pemaparan Smith tersebut, jelas bahwa masalah belajar (learning)
merupakan masalah yang paling sentral dan amat penting dalam psikologi pendidikan.
Dari seluruh proses pendidikan, kegiatan belajar peserta didik merupakan kegiatan
yang paling pokok. Hal ini karena berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan, akan berkaitan dengan proses belajar para peserta didik baik ketika
mereka berada di dalam kelas maupun di luar kelas.
Selain persoalan belajar (learning), persoalan mengajar (teaching) atau biasa disebut
dengan persoalan proses belajar mengajar (teaching-learning process) juga memiliki
porsi yang cukup besar dan luas dalam psikologi pendidikan. Berkaitan dengan
persoalan teaching-learning process ini, para ahli psikologi pendidikan seperti Barlow
(1985) serta Good dan Brophy (1990) mengelompokkan pembahasan teaching-
learning process ke dalam tujuh bagian sebagai berikut.
1. Manajemen ruang belajar (kelas) yang sekurang-kurangnya meliputi pengendalian
kelas dan penciptaan iklim kelas.
2. Metodologi kelas (metode pengajaran).
3. Motivasi belajar peserta didik.
4. Penanganan peserta didik yang berkemampuan luar biasa.
5. Penanganan peserta didik yang berperilaku menyimpang.
6. Pengukuran kinerja akademik peserta didik.

5
7. Pendayagunaan umpan balik dan penindaklanjutan.
Ketujuh bagian persoalan teaching-learning process tersebut, begitu penting dan harus
diperhatikan oleh para pendidik dalam melakukan tugas mulianya di kelas. Untuk
melakukan tugas yang mula tersebut, diperlukan adanya sosok pendidik yang
profesional, kompeten, berdedikasi tinggi, dan bertanggung jawab.

D. Metode Psikologi Pendidikan

1. Metode eksperimen
Maksud dilakukukannya eksperimen dalam psikologi adalah untuk “mengetes”
keyakinan atau pendapat tentang tingkah laku manusia dalam situasi atau kondisi
tertentu. Dengan kata lain, eksperimen dilakukan dengan anggapan bahwa semua
situasi atau kondisi dapat dikontrol dengan teliti, yang keadaannya berbeda dari
observasi yang terkontrol (Ngalim Purwanto, 2007:10-11). Pada asasnya, metode
eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang dilakukan eksperimenter
(peneliti yang berekperimen) di dalam sebuah laboratorium atau ruangan tertentu
lainnya. Teknis pelaksanaannya disesuaikan dengan data yang akan diangkat,
misalnya data pendengaran siswa, penglihatan siswa, dan gerak mata siswa ketika
sedang membaca. Selain itu, eksperimen dapat pula dipakai untuk mengukur
kecepatan bereaksi seorang siswa terdahap stimulus tertentu. Alat utama yang
paling sering dipakai dalam eksperimen pada jurusan psikologi pendidikan atau
fakultas psikologi di universitas-universitas terkemuka adalah komputer dengan
pelbagai programnya seperti program cognitive psychology test.

1. Metode kuesioner
Metode kuesioner lazim juga disebut sebagai metode surat-menyurat (mail
survey). kusioner “mail survey” karena pelaksanaan penyebaran dan
pengembaliannya sering dikirimkan ke dan dari responden melalui jasa pos.
Namun, sebelum kuesioner disebarkan atau dikirimkan kepada responden yang
sesungguhnya, seorang peneliti psikologi pendidikan biasanya melakukan uji coba
(try out). Caranya, sejumlah kuesioner itu dibagi-bagi kepada sejumlah orang
tertentu yang memiliki karakteristik sama dengan calon responden yang
sesungguhnya. Tujuannya, untuk memastikan apakah pertanyaanpertanyaan dalam
kuesioner itu cukup jelas relevan untuk dijawab, dan untuk memperoleh masukan

6
yang bermanfaant bagi penyempurnaan kuesioner tersebut.

2. Metode studi kasus


Studi kasus (case study) ialah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk
memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologi seorang siswa
atau sekelompok siswa tertentu. Metode ini, selain dipakai oleh para peneliti
psikologi pendidikan, juga sering dipakai oleh peneliti ilmu-ilmu sosial lainnya
karena lebih memungkinkan peneliti melakukan investigasi (penyelidikan dengan
mencatat fakta) dan penafsiran yang lebih luas dan mendalam.

3. Metode Penyelidikan Klinis


Pada mulanya, metode penyelidikan klinis atau disebut saja metode klinis
(clinicalmethod) hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau psikiater.
Dalam metode ini terdapat produser diagnosis dan penggolongan penyakit
kelainan jiwa serta cara-cara memberi perlakuan pemulihan terhadap kelalaian
jiwa tersebut.

Jean Piaget adalah mula-mula memanfaatkan metode penyelidikan klinis tersebut


untuk kepentingan pendidikan. Piaget telah sering menggunakan metode ini untuk
mengumpulkan data dengan cara yang unik yakni interaksi semua alamiah, antara
peneliti dengan anak yang diteliti.

4. Metode observasi naturalistik


Metode observasi naturalistik adalah sejenis observasi yang dilakukan secara
alamiah. Dalam hal ini, peneliti berada diluar objek yang diteliti atau ia tidak
menampakkan diri sebagai orang yang sedang melakukan penelitian.

5. Pada mulanya, observasi naturalistik lebih banyak digunakan oleh para ahli ilmu
hewan untuk mempelajari perilaku hewan tertentu, misalnya perkembangan
perilaku ikan jantan terhadap ikan betina (Lazerson, 1975). Kemudian, metode
observasi naturalistik digunakan oleh psikolog sosial untuk meneliti sekelompok
orang yang memerlukan terapi, (perawatan dan pemulihan) yang bersifat
kemasyarakatan. Selanjutnya, metode ini juga digunakan oleh para psikolog

7
perkembangan, para psikolog kognitif, dan para psikolog pendidikan (Syaiful
Bahri Djamarah, 2008:4). 2

2
Nurliani, “Studi Psikologi”, Jurnal As-Salam, Vol.1, No.2 (September-Desember 2016), 46.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan
penelitiannya lebih menekankan pada sebuah pertumbuhan dan perkembangan anak,
baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan
terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.Kesejarahan yang
khusus berkaitan dengan psikologi pendidikan konon pernah dilakukan alakadarnya
oleh beberapa orang ahli seperti Boring dan Murphi pada tahun 1929 dan Burt pada
tahun 1957, tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan yang berkembang diwilayah
inggris (David, 1972). Sudah tentu riwayat psikologi pendidikan yang mereka tulis itu
tidak dapat kita jadikan acuan bukan karena keterbatasan wilayah pengembangan saja,
melainkan juga telah kadaluarsanya karya-karya tulis tersebut.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Kami menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan. Oleh karena itu, kami meminta saran dan kritik yang bersifat membangun
sehingga pembuatan makalahini dapat lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

 https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/download-power-point-disini-bab-i.html
 Studi Psikologi”, Jurnal As-Salam, Vol.1, No.2 (September-Desember 2016), 46.

 Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd., Psikologi Pendidikan (Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara,
Oktober 2018) hlm 7

Anda mungkin juga menyukai