Psikologi Pendidikan
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah,Ruang Lingkup dan
Metode Psikologi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr Umi
Kulsum MM,selaku dosen Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.Selain itu,makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Sejarah,Ruang Lingkup dan Metode Psikologi
” bagi para pembaca maupun penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Umi Kulsum MM . selaku dosen mata
kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 9
B. Saran ... ............................................................................................................. 9
C. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan Pengertian Psikologi Pendidikan?
2. Jelaskan Sejarah Psikologi Pendidikan?
3. Bagaimana uang Lingkup Psikologi Pendidikan
4. Sebutkan Metode Psikologi Pendidikan?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Jelaskan Pengertian Psikologi Pendidikan?
2. Jelaskan Sejarah Psikologi Pendidikan?
3. Bagaimana uang Lingkup Psikologi Pendidikan
4. Sebutkan Metode Psikologi Pendidikan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang
psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu, de ngan tujuan menemukan
berbagai fakta, generalisasi, dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang
diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses
2
pendidikan. Berdasarkan pema paran tersebut, jelas bahwa pendidikan memang tidak
bisa dilepaskan dari psikologi.1
Sebagai suatu ilmu, psikologi tergolong cabang pengetahuan yang masih muda.
Dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lainnya, psikologi lebih lama menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari filsafat. Selama berabadabad psikologi merupakan filsafat
tentang jiwa manusia. Minat untuk menyelidiki gejala kejiwaan sudah lama sekali ada
di kalangan umat manusia. Ahli filsafat dari Yunanilah yang pertama-tama tertarik
mempelajari gejala kejiwaan ini.
Pada saat itu belum ada pembuktian secara empiris dan terbatas pada pemikiran-
pemikiran belaka. Uraian para filsuf ini umumnya berkisar pada soal ketubuhan dan
kejiwaan. Dua filsuf Yunani kuno yang sudah mempelajari psikologi adalah Plato
(427-347 SM) dan muridnya Aristoteles (384-322 SM) Kira-kira sekitar abad ke-7,
psikologi dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam. Sejumlah ahli faal mulai juga
menaruh perhatian pada gejala-gejala kejiwaan. Mereka melakukan berbagai
eksperimen mengenai hal tersebut. Teori-teorinya berkisar tentang syaraf sensoris dan
motoris di otak dan hukum-hukum yang mengatur bekerjanya syaraf tersebut. Baru
pada abad 19, psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri, terpisah dari ilmu lainnya.
Hal tersebut ditandai oleh berdirinya laboratorium yang pertama di Leipzig, Jerman
pada tahun 1879 oleh Wilhelm Wundt.
Oleh karena itu ia sering kali disebut sebagai bapak psikologi modern. Dalam
usahanya untuk menyelidiki berbagai gejala kejiwaan, Wundt banyak menggunakan
eksperimen. Orang yang menjadi subyek percobaannya kemudian diminta untuk
melihat ke dalam dirinya dan diminta untuk menceritakan apa yang dialami selama
eksperimen berlangsung. Metode ini dikenal sebagai metode introspeksi. Dengan
berdirinya laboratorium tersebut, psikologi berkembang semakin pesat. Murid-murid
Wundt mengajarkan metode psikologi tersebut di universitas di negara-negara lain
termasuk juga di Amerika Serikat. Setelah psikologi berdiri sendiri, lambat laun para
ahli psikologi mengembangkan sistematika dan metodenya sendiri-sendiri sehingga
1
Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd., Psikologi Pendidikan (Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara, Oktober 2018) hlm 7
3
timbul berbagai aliran dalam psikologi. Aliran itu mengajukan teorinya masing-
masing yang menjadi dasar teori psikologi modern masa kini.
4
7. Faktor-faktor yang memengaruhi belajar (factors that condition learning)
8. Hukum dan teori belajar (laws and theories of learning).
9. Pengukuran, yakni prinsip dasar dan batasan pengukuran/evaluasi
(measurement: basic principles and definitions).
10. Transfer belajar yang meliputi mata pelajaran (transfer of learning subject
matters),
11. Sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspects of
measurements).
12. Iimu statistik dasar (element of statistics).
13. Kesehatan rohani (mental hygiene).
14. Pendidikan membentuk watak (character education).
15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah (psychology
of secondary school subjects).
16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psychology of
elementary school subjects).
Berdasarkan pemaparan Smith tersebut, jelas bahwa masalah belajar (learning)
merupakan masalah yang paling sentral dan amat penting dalam psikologi pendidikan.
Dari seluruh proses pendidikan, kegiatan belajar peserta didik merupakan kegiatan
yang paling pokok. Hal ini karena berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan, akan berkaitan dengan proses belajar para peserta didik baik ketika
mereka berada di dalam kelas maupun di luar kelas.
Selain persoalan belajar (learning), persoalan mengajar (teaching) atau biasa disebut
dengan persoalan proses belajar mengajar (teaching-learning process) juga memiliki
porsi yang cukup besar dan luas dalam psikologi pendidikan. Berkaitan dengan
persoalan teaching-learning process ini, para ahli psikologi pendidikan seperti Barlow
(1985) serta Good dan Brophy (1990) mengelompokkan pembahasan teaching-
learning process ke dalam tujuh bagian sebagai berikut.
1. Manajemen ruang belajar (kelas) yang sekurang-kurangnya meliputi pengendalian
kelas dan penciptaan iklim kelas.
2. Metodologi kelas (metode pengajaran).
3. Motivasi belajar peserta didik.
4. Penanganan peserta didik yang berkemampuan luar biasa.
5. Penanganan peserta didik yang berperilaku menyimpang.
6. Pengukuran kinerja akademik peserta didik.
5
7. Pendayagunaan umpan balik dan penindaklanjutan.
Ketujuh bagian persoalan teaching-learning process tersebut, begitu penting dan harus
diperhatikan oleh para pendidik dalam melakukan tugas mulianya di kelas. Untuk
melakukan tugas yang mula tersebut, diperlukan adanya sosok pendidik yang
profesional, kompeten, berdedikasi tinggi, dan bertanggung jawab.
1. Metode eksperimen
Maksud dilakukukannya eksperimen dalam psikologi adalah untuk “mengetes”
keyakinan atau pendapat tentang tingkah laku manusia dalam situasi atau kondisi
tertentu. Dengan kata lain, eksperimen dilakukan dengan anggapan bahwa semua
situasi atau kondisi dapat dikontrol dengan teliti, yang keadaannya berbeda dari
observasi yang terkontrol (Ngalim Purwanto, 2007:10-11). Pada asasnya, metode
eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang dilakukan eksperimenter
(peneliti yang berekperimen) di dalam sebuah laboratorium atau ruangan tertentu
lainnya. Teknis pelaksanaannya disesuaikan dengan data yang akan diangkat,
misalnya data pendengaran siswa, penglihatan siswa, dan gerak mata siswa ketika
sedang membaca. Selain itu, eksperimen dapat pula dipakai untuk mengukur
kecepatan bereaksi seorang siswa terdahap stimulus tertentu. Alat utama yang
paling sering dipakai dalam eksperimen pada jurusan psikologi pendidikan atau
fakultas psikologi di universitas-universitas terkemuka adalah komputer dengan
pelbagai programnya seperti program cognitive psychology test.
1. Metode kuesioner
Metode kuesioner lazim juga disebut sebagai metode surat-menyurat (mail
survey). kusioner “mail survey” karena pelaksanaan penyebaran dan
pengembaliannya sering dikirimkan ke dan dari responden melalui jasa pos.
Namun, sebelum kuesioner disebarkan atau dikirimkan kepada responden yang
sesungguhnya, seorang peneliti psikologi pendidikan biasanya melakukan uji coba
(try out). Caranya, sejumlah kuesioner itu dibagi-bagi kepada sejumlah orang
tertentu yang memiliki karakteristik sama dengan calon responden yang
sesungguhnya. Tujuannya, untuk memastikan apakah pertanyaanpertanyaan dalam
kuesioner itu cukup jelas relevan untuk dijawab, dan untuk memperoleh masukan
6
yang bermanfaant bagi penyempurnaan kuesioner tersebut.
5. Pada mulanya, observasi naturalistik lebih banyak digunakan oleh para ahli ilmu
hewan untuk mempelajari perilaku hewan tertentu, misalnya perkembangan
perilaku ikan jantan terhadap ikan betina (Lazerson, 1975). Kemudian, metode
observasi naturalistik digunakan oleh psikolog sosial untuk meneliti sekelompok
orang yang memerlukan terapi, (perawatan dan pemulihan) yang bersifat
kemasyarakatan. Selanjutnya, metode ini juga digunakan oleh para psikolog
7
perkembangan, para psikolog kognitif, dan para psikolog pendidikan (Syaiful
Bahri Djamarah, 2008:4). 2
2
Nurliani, “Studi Psikologi”, Jurnal As-Salam, Vol.1, No.2 (September-Desember 2016), 46.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan
penelitiannya lebih menekankan pada sebuah pertumbuhan dan perkembangan anak,
baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan
terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.Kesejarahan yang
khusus berkaitan dengan psikologi pendidikan konon pernah dilakukan alakadarnya
oleh beberapa orang ahli seperti Boring dan Murphi pada tahun 1929 dan Burt pada
tahun 1957, tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan yang berkembang diwilayah
inggris (David, 1972). Sudah tentu riwayat psikologi pendidikan yang mereka tulis itu
tidak dapat kita jadikan acuan bukan karena keterbatasan wilayah pengembangan saja,
melainkan juga telah kadaluarsanya karya-karya tulis tersebut.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Kami menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan. Oleh karena itu, kami meminta saran dan kritik yang bersifat membangun
sehingga pembuatan makalahini dapat lebih baik lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/download-power-point-disini-bab-i.html
Studi Psikologi”, Jurnal As-Salam, Vol.1, No.2 (September-Desember 2016), 46.
Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd., Psikologi Pendidikan (Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara,
Oktober 2018) hlm 7