Anda di halaman 1dari 14

OLAHRAGA DALAM PERSPEKTIF THK

MATERI :

KEPEMIMPINAN OLAHRAGA BERBASIS THK

Dosen Pengampu :

1. Prof. Dr. I Nyoman Kanca,M.S.

2. Dr. I Ketut Sudiana, S.Pd.,M.Kes.

Disusun Oleh :

1. Ni Putu Diah Yeni Rahayu ( 2229121004 )

2. I.B Jaya Mahottama ( 2229121010 )

3. Komang Ukir Tirta Yasa ( 2229121003 )

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN OLAHRAGA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Olahraga Dalam Perspektif
THK “Kepemiminan Olahraga Berbasis THK ”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya penulis berharap semoga mata kuliah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Singaraja, April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………... 1

1.3 Tujuan………………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHAAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan………………………………………………2

2.2 Kepemimpinan Olahraga Berbasis THK……………………………….2

2.3 Konsep Kepemimpinan Dalam Olahraga………………………………..5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 9

3.2 Saran……………………………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan dimana
saja berada. Sebab olahraga merupakan salah satu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia. Olahraga menempati salah satu kedudukan terpenting dalam kehidupan manusia.
Dalam kehidupan modern sekarang ini manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan olahraga baik
sebagai salah satu pekerjaan khusus, sebagai tontonan, rekreasi, mata pencaharian, kesehatan
maupun budaya.

Olahraga merupakan aktivitas penting untuk membuat hidup lebih sehat dan dapat pula
menjadi profesi untuk para atlet dikemudian hari. Olahraga juga sebagai salah satu unsur yang
berpengaruh dalam kehidupan manusia, tak terkecuali dikehidupan Negara. Atlet ikut berperan
dalam mengharumkan nama daerah maupun nama baik bangsa, baik melalui kompetisi ditingkat
nasional maupun internasional. Setiap bangsa diseluruh dunia berlomba-lomba menciptakan atlet
yang berprestasi dalam kegiatan olahraga, karena prestasi olahraga yang baik akan meningkatkan
citra bangsa di dunia internasional.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan Olahraga dalam Trihita Karana ?

2. Apa yang dimaksud dengan Konsep Kepemimpinan dalam Olahraga?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas disimpulkan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan Olahraga dalam Trihita
Karana.

1
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Konsep Kepemimpinan dalam Olahraga.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi bawahan atau kelompok untuk


bekerja sama mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi di mana
saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain ke
arah tercapainya suatu tujuan tertentu.

Pengembangan loyalitas tidak saja di antara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin
tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang
pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku
sehari-hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan
sebagaimana mestinya.

Seorang pemimpin yang senantiasa memiliki visi ke depan (visioner) berarti selalu
waspada terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini memberikan jaminan bahwa
jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangsung terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab itu, seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun di luar organisasi sehingga
mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah


dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan
keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan,
komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.

Konsep dasar Tri Hita Karana tersebut dan bila dikaji dari konsep dasar dialektika hukum

2
alam sebagaimana tergambarkan diatas maka konsep berupa :

Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan),
Hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya, dan
Hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya.
Seorang pemimpin selain harus bisa menjaga hubungan yang harmonis antara umat
manusia dengan Tuhan, antar sesama masyarakat, dan terakhir adalah dimana seorang
pemimpin juga sangat perlu memperhatikan keseimbangan umat manusia dengan
lingkungannya. Apabila ketiga konsep Tri Hita Karana dapat diamalkan, dilaksanakan, dan
dilestarikan maka hal ini tidak akan sulit untuk menjadi sebuah kebiasaan. Dengan
menerapkan konsep dari Tri Hita Karana maka seorang pemimpin akan dapat
mempertanggungjawabkan. Pada dasarnya seorang pemimpin akan mampu menjadi sukses
ketika dalam melaksanakan tugas kepemimpinnannya dengan baik, membuat masyarakat
bahagia, menjaga harmonis hubungannya dan menciptakan kerukunan yang hakiki.

2.2 Kepemimpinan Olahraga Berbasis THK


Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pengaruh gaya
kepemimpinan akan berdampak pada kinerja bawahan. Dalam memotivasi kinerja dari
perusahaan atau organisasi sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin.
Dalam budaya bali kepemimpinan hindu dikenal dengan ajaran atau konsep Asta Brata. Asta
Brata adalah contoh kepemimpinan hindu yang terdapat dalam Itihasa Ramayana. Asta Brata
yaitu delapan tipe kepemimpinan yang merupakan delapan sifat kemahakuasaan Tuhan. Ajaran
ini diberikan Sri Rama kepada Wibhisana sebagai raja Alengka Pura menggantikan kakaknya
Rahwana. Dalam konsep Asta Brata ada delapan ajaran kepemimpinan hindu yang perlu
diterapkan dan dijadikan sebagai pedoman dalam diri seorang pemimpin. Selain konsep Asta
Brata, seorang pemimpin juga sangat membutuhkan dasar-dasar dalam menjalankan tugasnya.
Dalam ajaran agama Hindu dasar-dasar yang dijadikan pedoman oleh seorang pemimpin adalah
Konsep Tri Hita Karana. Dengan menerapkan konsep dari Tri Hita Karana, yaitu Parhyangan,
Pawongan, Palemahan, maka seorang pemimpin akan dapat mempertanggungjawabkan
(akontabilitas) kinerjanya serta dapat menciptakan suatu hubungan yang harmonis dan seimbang

3
pada tiga komponen yang ada sehingga akan memberikan feed back positif kepada lingkungan
masyarakat yang dipimpinnya.Pemimpin akan selalu berkorelasi dengan tanggung jawab, sebab
tanggung jawab tersebut menjadi domain kuasa terhadap apa yang dipimpinnya. Jika pada suatu
saat seorang pemimpin tidak sanggup untuk memainkan atau memerankan tanggung jawab
tersebut, maka kredibilitas dari seorang pemimpin akan dipertanyakan. Terlepas dengan hal itu,
seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi atas pendirian dan komitmen serta tanggung
jawab dengan tugas yang di embannya.

Kepemimpinan di era sekarang ini tidak hanya terjadi di perusahaan atau organisasi,
Banyak paradigma yang tercipta di masyarakat ketika mendengar kata “Pemimpin” pastilah
orang yang sangat pintar dan bijaksana, memiliki gelar yang banyak dan sebagainya. Kata-kata
tadi tidaklah salah, tetapi perlu dibenarkan sedikit mindset-nya bahwa pemimpin bukanlah selalu
orang yang memiliki banyak gelar, tetapi selama dia bisa bijaksana dan bersikap adil serta bisa
membawa anggotanya menuju tujuan yang memang sudah ditetapkan dari awal pastinya cocok
untuk menjadi seorang pemimpin.

Di bidang olah raga sendiri perlu adanya kehadiran pemimpin. Pemimpin di sini
berfungsi untuk membawa teman-temannya menuju goal yang sudah ditentukan, yaitu
kemenangan. Selain itu pemimpin juga mempunyai kewajiban untuk menjaga mental teman-
temannya agar tidak jatuh dan tidak bersemangat lagi. Olah raga pun di zaman seperti sekarang
sudah beragam, banyak cabang olah raga baru yang sudah diakui oleh pemerintah Indonesia.
Salah satunya adalah E-Sport atau olah raga elektronik. Biasanya masyarakat lebih familiar
dengan kata game online. Game online saat ini bukan hanya menjadi alat untuk bersenang-
senang, tetapi bisa juga menghasilkan uang. Kehadiran pemimpin di game online juga sangat
diperlukan bila ingin mencapai kemenangan.

Sama seperti pemimpin dalam sebuah tim, pemimpin merupakan garis depan dalam
sebuah tim. Pemimpin mencakup semua aspek yang ada di dalam tim, termasuk menjaga mental
tim agar tim tersebut mau terus berjuang demi mencapai kemenangan. Jika pemimpinnya saja
tidak mau atau tidak bisa membawa amanah tersebut, pastilah rusak timnya.   

pemimpin yang baik bukan hanya seseorang yang memiliki gelar banyak atau
pengalaman banyak, tetapi pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu bersikap bijaksana

4
dan mampu merangkul anggotanya dalam keadaan nyaman dan membuat mereka bersemangat
dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sejak awal tim tersebut terbentuk.

2.3 Konsep Kepemimpinan Dalam Olahraga

Menurut Nawawi (1983) Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan


motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang
terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang
harus dilakukan.

Adapun gaya kepemimpinan

1. Kepemimpinan otoriter : “authoriatarian” pemimpin bertindak diktator terhadap anggota


kelompoknya, dominasi berlebihan. 
2. Kepemimpinan laisses-faire : pemimpin yang keberadaannya haya sebagai lambang,
pemimpin yg tidak memberikan kepemimpinan, membiarkan bawahan berbuat berbuat
sekehendaknya. Tingkat keberhasilan organisasi disebabkan kesadaran dan dedikasi
anggotanya. 
3. Kepemimpinan demokratis : selalu berusaha menstimulasi  anggotanya agar bekerja
secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. 
4. Kepemimpinan  pseudo-demokratis : nampak seperti demokratis tetapi semu karena tetap
otoriter dan demi kepentingan kelompok tertentu saja. Bersifat otokratis.

Dalam kepemimpinan dikenal dengan istilah

1. Pemimpin (Leader) dengan kegiatannya disebut kepemimpinan (Leadership)


2. Menejer (Manager) dengan kegiatannya yang disebut manajemen (Management)
3. Administrator dengan kegiatannya yang disebut administrasi (Administration)

. UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN DALAM PENJAS


Proses kepemimpinan dapat berjalan jika memenuhi unsur-unsur sbb.:

1. Ada yang memimpin = Guru Pendidikan Jasmani 


2. Ada yang dipimpin = Siswa Belajar Pendidikan Jasmani 

5
3. Ada kegiatan pencapaian tujuan = Proses belajar-mengajar Pendidikan Jasmani 
4. Ada tujuan / target sasaran = Penilaian Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani

Pelaksanaan Kepemimpinan Guru Pendidikan jasmani

1. Bergaul secara akrab dengan peserta didik


2. Mengetahui kekuatan dan kemampuan peserta didik
3. Tahu yang di inginkan dan disenangi peserta didik
4. Menanamkan rasa janggung jawab
5. Menanamkan disiplin diri pada peserta didik
6. Kepemimpinan berpedoman pada trilogi kepemimpinan

Trilogi Kepemimpinan

1. Ing arsa sung thuladha, artinya di depan anak didiknya harus sanggup untuk jadi tauladan
2. Ing madya ambangun karsa, artinya di tengah-tengah anak didiknya harus mampu
membangun kehendak
3. Tut wuri handayani, seorang pemimpin harus selalu mampu memberikan dorongan
meskipun hanya secara phisik sehingga pemimpin itu akan selalu mengikuti atau selalu
memonitor keadaan anak didiknya. 

1. Etika kepemimpinan olahraga dalam THK


a. Seorang pemimpin adalah mempengaruhi perkembangan anggotanya agar lebih baik

a. Tujuan utama dari seorang pemimpin adalah mengmbangkan karakter dan pola hidup
b. Pemimpin adalah orang yang dipusatkan sebagaimana kegiatan dipusatkan ( pemimpin
adalah pusat dari kegiatan )
c. Pemimpin hal utamanya adalah sebaik mana orang itu akan menunjukkan kedewasaan dan
idealnya, nilai dan tujuan yang akan dicapainya.
d. Pemimpin lebih mementingkan hal apa yang terjadi pada anggotanya.
e. Tujuan dari pemimpin adalah hasil di masa yang akan datang
f. Pemimpin menggunakan pengaruhnya agar yang merasakan mengikuti nasehat yang telah
diberikannya.

6
g. Pemimpin menggunakan aktivitas sebagai alat untuk membentuk sikap yang ideal
h. Pemimpin adalah mementingkan tentang siapa anggotanya yang tidak mengikuti kegiatan
dan melakukan sesuatu untuk hal tersebut.
Seperti yang kita lihat, tidak ada satupun dari karakteristik kepemimpinan yang menjamin
kesuksesan dalam memimpin. Para peneliti percaya bahwa pemimpin besar pasti mempunyai
kepribadian yang pantas pada umumnya dalam memerankan kepemimpinannya. Begaimanapun
juga pemimpin tidak dapat diperkirakan dengan hanya melihat sifat dan keperibadiaanya.
a. Integrity ( integritas ) : filosofi seorang pemimpin harus mempunyai suatu struktur
ucapan yang serasi( sesuai ) , harus ditetapkan yang berakar dari nilai- nilai dasar
pemimpin, harus dikomunikasikan dan diterima oleh organisasi, harus bersifat tahan
terhadap tekanan dari luar dan harus berada pada tempat dalam jangka waktu yang cukup
panjang untuk menuju kesuksesan.
b. Flexibility ( Kelenturan ); tradisi dibuat untuk dirusak. Jika kamu melakukan sesuatu hanya
dengan jalan itu, kemudian kamu bisa kehilangan kesempatan untk melakukannya dengan
lebih baik.
c. Loyality ( Kesetiaan ) ; pelajaran pertama dari kepemimpinan adalah untuk memajukan
pelaksanaan dari loyalitas bersama, yang juga disebut kerjasama.
d. Confidence ( kepercayaan diri ) ; jika pelatih ingin membangun kepercayaan diri pada atlet
dan staff kepelatihanya, berikan mereka tanggung jawab dan kapasitas dalam membuat
keputusan dan dukung selalu usaha mereka.
e. Accountbility ( pertanggungjawaban
) ; pertanggungjawaban dimulai dmulai dari yang teratas. Kamu tidak akan bisa
membengun pertanggungjawaban organisasi tanpa pemimpin yang mengambil penuh
pertanggungjawaban tersebut.

f. Candor ( terbuka / terus terang ) ; ketika mengirim pesan, tidak cukup hanya dengan
kesetiaan dan ketepatan. Akibatnya pesan tersebut akan bergantung pada orang yang akan
menerimanya, dan apakah penerima siap menerima di saat itu.
g. Preparedness ( Kesiapan ): persiapan pemimpin yang baik merncanakan kemajuan untuk
semua anggotanya, termasuk pertimbangan yang pemimpin sukamauoun tidak suka.
h. Resourcefulness ( Kecakapan ) ; pada level dasar, kecakapan merupakan kelenturan dalam
menolak atau memberhentikan sesuatu meskipun semua sudah nampak buruk.

7
i. Self-discipline ( disiplin pribadi ) ; adalah jalan untuk berkompetisi meskipun dengan
musuh yang besar, tapi kedisiplinan yang tepat untuk mengatasinya sangat dibutuhkan.

Cells Patience ( kesabaran ) ; kesabaran adalah paling jarang dan nilai yang paling penting,
ketika sebuah organisasi tampil buruk. Tidak cukup hanya dengan mengetahui
perubahannya hal tersebut, sama pentingnya dengan membuat keputusan untuk itu.
Tambahan dari point yang dibuat oleh Bill Parcells, peneliti menyelidiki beberapa
tambahan karakteristik untuk kesuksesan dalam kepemimpinan, termasuk intelegensi,
optimisme, motivasi diri dan empati. Semua hal tersbut sangat diperlukan bagi kualitas
seseorang untuk menjadi seorang pemimpin, tapi tidak cukup hanya dengan hal tersebut,
kehadiran dari semua factor kualitas tersebut tidak menjamin menjadikan seorang
pemimpin. Semua kualitas ini dibutuhkan tergantung dari pilihan anggotanya baik dengan
jumlah besar maupun yang lebih sedikit dan situasi tertentu.

8
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Pendidikan jasmani sebagai alat pendidikan mempercepat anak dalam mengembangkan


konsep tentang moral. Mengamati realitas moral secara kritis, akan lebih dekat pada bentuk
permainan, dimana mengamati realitas moral merupakan pendidikan etika. Kepemimpinan di era
sekarang ini tidak hanya terjadi di perusahaan atau organisasi, Banyak paradigma yang tercipta
di masyarakat ketika mendengar kata “Pemimpin” pastilah orang yang sangat pintar dan
bijaksana, memiliki gelar yang banyak dan sebagainya. Kata-kata tadi tidaklah salah, tetapi perlu
dibenarkan sedikit mindset-nya bahwa pemimpin bukanlah selalu orang yang memiliki banyak
gelar, tetapi selama dia bisa bijaksana dan bersikap adil serta bisa membawa anggotanya menuju
tujuan yang memang sudah ditetapkan dari awal pastinya cocok untuk menjadi seorang
pemimpin.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang penulis buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata
dan kalimat yang kurang jelas dan dimengerti. Karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak
luput dari kesalahan. Dan penulis juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sekian penutup dari penulis, semoga dapat diterima dihati dan penulis ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dharma Kusuma, Cepi Triatna & Johar Permana. (2011) Pendidikan Karakter kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Cholik Mutohir. (2002). Gagasan- Gagasan tentang Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Surabaya: Unesa University Press.

Irwan Prayitno. 2008. Refleksi Pembangunan Pemuda dan Olahraga Indonesia.

Menpora. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional. Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia.

Aksara, Engga & Vulanda, Tezario. 2014. THE ART OF LEADERSHIP: 102 Tips Jadi
Pemimpin Berpengaruh. Jogjakarta: Literindo. 

Muhammadiah. 2005. Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Makassar:


Badan Penerbit UNM Makassar

Nawawi, Hadari. 1984. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Gunung Agung. 

Nur, Masjumi. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Makassar

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:


PT Raja Grafindo Persada

Sutrisno. 2012. Kepemimpinan Pendidikan. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani

Sarifuddin, Aip & Rachman, Asmuni. 1983. Olahraga Pendidikan Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Palagan Jakarta

10
Stefan Sikone. 2006. Pembentukan Karakter Dalam sekolah. Pos Kupang, Kolom Opini.

11

Anda mungkin juga menyukai