MATERI :
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Olahraga Dalam Perspektif
THK “Kepemiminan Olahraga Berbasis THK ”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya penulis berharap semoga mata kuliah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHAAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 9
3.2 Saran……………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan dimana
saja berada. Sebab olahraga merupakan salah satu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia. Olahraga menempati salah satu kedudukan terpenting dalam kehidupan manusia.
Dalam kehidupan modern sekarang ini manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan olahraga baik
sebagai salah satu pekerjaan khusus, sebagai tontonan, rekreasi, mata pencaharian, kesehatan
maupun budaya.
Olahraga merupakan aktivitas penting untuk membuat hidup lebih sehat dan dapat pula
menjadi profesi untuk para atlet dikemudian hari. Olahraga juga sebagai salah satu unsur yang
berpengaruh dalam kehidupan manusia, tak terkecuali dikehidupan Negara. Atlet ikut berperan
dalam mengharumkan nama daerah maupun nama baik bangsa, baik melalui kompetisi ditingkat
nasional maupun internasional. Setiap bangsa diseluruh dunia berlomba-lomba menciptakan atlet
yang berprestasi dalam kegiatan olahraga, karena prestasi olahraga yang baik akan meningkatkan
citra bangsa di dunia internasional.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut :
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan Olahraga dalam Trihita
Karana.
1
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Konsep Kepemimpinan dalam Olahraga.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan loyalitas tidak saja di antara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin
tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang
pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku
sehari-hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
Seorang pemimpin yang senantiasa memiliki visi ke depan (visioner) berarti selalu
waspada terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini memberikan jaminan bahwa
jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangsung terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab itu, seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun di luar organisasi sehingga
mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
Konsep dasar Tri Hita Karana tersebut dan bila dikaji dari konsep dasar dialektika hukum
2
alam sebagaimana tergambarkan diatas maka konsep berupa :
Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan),
Hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya, dan
Hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya.
Seorang pemimpin selain harus bisa menjaga hubungan yang harmonis antara umat
manusia dengan Tuhan, antar sesama masyarakat, dan terakhir adalah dimana seorang
pemimpin juga sangat perlu memperhatikan keseimbangan umat manusia dengan
lingkungannya. Apabila ketiga konsep Tri Hita Karana dapat diamalkan, dilaksanakan, dan
dilestarikan maka hal ini tidak akan sulit untuk menjadi sebuah kebiasaan. Dengan
menerapkan konsep dari Tri Hita Karana maka seorang pemimpin akan dapat
mempertanggungjawabkan. Pada dasarnya seorang pemimpin akan mampu menjadi sukses
ketika dalam melaksanakan tugas kepemimpinnannya dengan baik, membuat masyarakat
bahagia, menjaga harmonis hubungannya dan menciptakan kerukunan yang hakiki.
3
pada tiga komponen yang ada sehingga akan memberikan feed back positif kepada lingkungan
masyarakat yang dipimpinnya.Pemimpin akan selalu berkorelasi dengan tanggung jawab, sebab
tanggung jawab tersebut menjadi domain kuasa terhadap apa yang dipimpinnya. Jika pada suatu
saat seorang pemimpin tidak sanggup untuk memainkan atau memerankan tanggung jawab
tersebut, maka kredibilitas dari seorang pemimpin akan dipertanyakan. Terlepas dengan hal itu,
seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi atas pendirian dan komitmen serta tanggung
jawab dengan tugas yang di embannya.
Kepemimpinan di era sekarang ini tidak hanya terjadi di perusahaan atau organisasi,
Banyak paradigma yang tercipta di masyarakat ketika mendengar kata “Pemimpin” pastilah
orang yang sangat pintar dan bijaksana, memiliki gelar yang banyak dan sebagainya. Kata-kata
tadi tidaklah salah, tetapi perlu dibenarkan sedikit mindset-nya bahwa pemimpin bukanlah selalu
orang yang memiliki banyak gelar, tetapi selama dia bisa bijaksana dan bersikap adil serta bisa
membawa anggotanya menuju tujuan yang memang sudah ditetapkan dari awal pastinya cocok
untuk menjadi seorang pemimpin.
Di bidang olah raga sendiri perlu adanya kehadiran pemimpin. Pemimpin di sini
berfungsi untuk membawa teman-temannya menuju goal yang sudah ditentukan, yaitu
kemenangan. Selain itu pemimpin juga mempunyai kewajiban untuk menjaga mental teman-
temannya agar tidak jatuh dan tidak bersemangat lagi. Olah raga pun di zaman seperti sekarang
sudah beragam, banyak cabang olah raga baru yang sudah diakui oleh pemerintah Indonesia.
Salah satunya adalah E-Sport atau olah raga elektronik. Biasanya masyarakat lebih familiar
dengan kata game online. Game online saat ini bukan hanya menjadi alat untuk bersenang-
senang, tetapi bisa juga menghasilkan uang. Kehadiran pemimpin di game online juga sangat
diperlukan bila ingin mencapai kemenangan.
Sama seperti pemimpin dalam sebuah tim, pemimpin merupakan garis depan dalam
sebuah tim. Pemimpin mencakup semua aspek yang ada di dalam tim, termasuk menjaga mental
tim agar tim tersebut mau terus berjuang demi mencapai kemenangan. Jika pemimpinnya saja
tidak mau atau tidak bisa membawa amanah tersebut, pastilah rusak timnya.
pemimpin yang baik bukan hanya seseorang yang memiliki gelar banyak atau
pengalaman banyak, tetapi pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu bersikap bijaksana
4
dan mampu merangkul anggotanya dalam keadaan nyaman dan membuat mereka bersemangat
dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sejak awal tim tersebut terbentuk.
5
3. Ada kegiatan pencapaian tujuan = Proses belajar-mengajar Pendidikan Jasmani
4. Ada tujuan / target sasaran = Penilaian Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani
Trilogi Kepemimpinan
1. Ing arsa sung thuladha, artinya di depan anak didiknya harus sanggup untuk jadi tauladan
2. Ing madya ambangun karsa, artinya di tengah-tengah anak didiknya harus mampu
membangun kehendak
3. Tut wuri handayani, seorang pemimpin harus selalu mampu memberikan dorongan
meskipun hanya secara phisik sehingga pemimpin itu akan selalu mengikuti atau selalu
memonitor keadaan anak didiknya.
a. Tujuan utama dari seorang pemimpin adalah mengmbangkan karakter dan pola hidup
b. Pemimpin adalah orang yang dipusatkan sebagaimana kegiatan dipusatkan ( pemimpin
adalah pusat dari kegiatan )
c. Pemimpin hal utamanya adalah sebaik mana orang itu akan menunjukkan kedewasaan dan
idealnya, nilai dan tujuan yang akan dicapainya.
d. Pemimpin lebih mementingkan hal apa yang terjadi pada anggotanya.
e. Tujuan dari pemimpin adalah hasil di masa yang akan datang
f. Pemimpin menggunakan pengaruhnya agar yang merasakan mengikuti nasehat yang telah
diberikannya.
6
g. Pemimpin menggunakan aktivitas sebagai alat untuk membentuk sikap yang ideal
h. Pemimpin adalah mementingkan tentang siapa anggotanya yang tidak mengikuti kegiatan
dan melakukan sesuatu untuk hal tersebut.
Seperti yang kita lihat, tidak ada satupun dari karakteristik kepemimpinan yang menjamin
kesuksesan dalam memimpin. Para peneliti percaya bahwa pemimpin besar pasti mempunyai
kepribadian yang pantas pada umumnya dalam memerankan kepemimpinannya. Begaimanapun
juga pemimpin tidak dapat diperkirakan dengan hanya melihat sifat dan keperibadiaanya.
a. Integrity ( integritas ) : filosofi seorang pemimpin harus mempunyai suatu struktur
ucapan yang serasi( sesuai ) , harus ditetapkan yang berakar dari nilai- nilai dasar
pemimpin, harus dikomunikasikan dan diterima oleh organisasi, harus bersifat tahan
terhadap tekanan dari luar dan harus berada pada tempat dalam jangka waktu yang cukup
panjang untuk menuju kesuksesan.
b. Flexibility ( Kelenturan ); tradisi dibuat untuk dirusak. Jika kamu melakukan sesuatu hanya
dengan jalan itu, kemudian kamu bisa kehilangan kesempatan untk melakukannya dengan
lebih baik.
c. Loyality ( Kesetiaan ) ; pelajaran pertama dari kepemimpinan adalah untuk memajukan
pelaksanaan dari loyalitas bersama, yang juga disebut kerjasama.
d. Confidence ( kepercayaan diri ) ; jika pelatih ingin membangun kepercayaan diri pada atlet
dan staff kepelatihanya, berikan mereka tanggung jawab dan kapasitas dalam membuat
keputusan dan dukung selalu usaha mereka.
e. Accountbility ( pertanggungjawaban
) ; pertanggungjawaban dimulai dmulai dari yang teratas. Kamu tidak akan bisa
membengun pertanggungjawaban organisasi tanpa pemimpin yang mengambil penuh
pertanggungjawaban tersebut.
f. Candor ( terbuka / terus terang ) ; ketika mengirim pesan, tidak cukup hanya dengan
kesetiaan dan ketepatan. Akibatnya pesan tersebut akan bergantung pada orang yang akan
menerimanya, dan apakah penerima siap menerima di saat itu.
g. Preparedness ( Kesiapan ): persiapan pemimpin yang baik merncanakan kemajuan untuk
semua anggotanya, termasuk pertimbangan yang pemimpin sukamauoun tidak suka.
h. Resourcefulness ( Kecakapan ) ; pada level dasar, kecakapan merupakan kelenturan dalam
menolak atau memberhentikan sesuatu meskipun semua sudah nampak buruk.
7
i. Self-discipline ( disiplin pribadi ) ; adalah jalan untuk berkompetisi meskipun dengan
musuh yang besar, tapi kedisiplinan yang tepat untuk mengatasinya sangat dibutuhkan.
Cells Patience ( kesabaran ) ; kesabaran adalah paling jarang dan nilai yang paling penting,
ketika sebuah organisasi tampil buruk. Tidak cukup hanya dengan mengetahui
perubahannya hal tersebut, sama pentingnya dengan membuat keputusan untuk itu.
Tambahan dari point yang dibuat oleh Bill Parcells, peneliti menyelidiki beberapa
tambahan karakteristik untuk kesuksesan dalam kepemimpinan, termasuk intelegensi,
optimisme, motivasi diri dan empati. Semua hal tersbut sangat diperlukan bagi kualitas
seseorang untuk menjadi seorang pemimpin, tapi tidak cukup hanya dengan hal tersebut,
kehadiran dari semua factor kualitas tersebut tidak menjamin menjadikan seorang
pemimpin. Semua kualitas ini dibutuhkan tergantung dari pilihan anggotanya baik dengan
jumlah besar maupun yang lebih sedikit dan situasi tertentu.
8
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang penulis buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata
dan kalimat yang kurang jelas dan dimengerti. Karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak
luput dari kesalahan. Dan penulis juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari penulis, semoga dapat diterima dihati dan penulis ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dharma Kusuma, Cepi Triatna & Johar Permana. (2011) Pendidikan Karakter kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Cholik Mutohir. (2002). Gagasan- Gagasan tentang Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Surabaya: Unesa University Press.
Menpora. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional. Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia.
Aksara, Engga & Vulanda, Tezario. 2014. THE ART OF LEADERSHIP: 102 Tips Jadi
Pemimpin Berpengaruh. Jogjakarta: Literindo.
Nur, Masjumi. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Makassar
Sarifuddin, Aip & Rachman, Asmuni. 1983. Olahraga Pendidikan Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Palagan Jakarta
10
Stefan Sikone. 2006. Pembentukan Karakter Dalam sekolah. Pos Kupang, Kolom Opini.
11