Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PARADIGMA BARU PENGEMBANGAN SERTA


PENERAPAN ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Filsafat Administrasi Pendidikan

Dosen Pengampu:
Dr. Jasra Putra, S.Fil, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Tasya Amelia (A121230037)
Kamal Febrian (A121230047)

Prodi: Administrasi Pendidikan Semester 1B


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

1
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
pernyataannya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah tentang Paradigma Baru
Pengembangan Serta Penerapan Ilmu Administrasi Pendidikan, tanpa pertolongan-Nya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami sangat bersyukur
karena mendapatkan kesempatan untuk membuat makalah ini, selain makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas. Di samping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu selama pembuatan makalah ini berlangsung,
sehingga telah terselesaikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami pun menyadari bahwa dalam makalah ini jauh dari kata sempurna dan
terdapat banyak sekali kekerungan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, karena kritik
dan saranlah yang dapat membangun sesuatu yang sempurna.

Bogor, 03 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................................ ii

Daftar isi ......................................................................................................................... iii

Bab II Pendahuluan .........................................................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................................... 1

Bab II Pembahasan..........................................................................................................

A. Pengertian Paradigma .......................................................................................... 5


B. Pengertian Filsafat Pendidikan ............................................................................. 5
C. Paradigma Baru Aliran Filsafat Pendidikan ......................................................... 6
D. Aliran Filsafat Pendidikan Lainnya ...................................................................... 7
E. Filsafat Administrasi Pendidikan ......................................................................... 8
F. Filsafat, Pendidikan dan Administrasi .................................................................. 8
G. Filsafat dan Konsep Administrasi Pendidikan ...................................................... 9
H. Filsafat Administrasi Pendidikan ......................................................................... 9

Bab III Penutup ...............................................................................................................

A. Kesimpualan....................................................................................................... 10

Daftar pustaka ................................................................................................................. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semenjak era reformasi, masyarakat Indonesia menginginkan perubahan dalam semua


aspek kehidupan bangsa. Pembaharuan pada sektor pendidikan yang memiliki peran
strategis dan fungsional juga memerlukan paradigma baru yang harus menekankan pada
perubahan cara berpikir dalam pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan yang
telah berjalan sebelumnya dirasa tidak bisa menjadi penggerak pembangunan di
Indonesia, malahan pendidikan telah menghambat pembangunan ekonomi dan teknologi,
buktinya adalah dengan adanya kesenjangan sosial, budaya, dan ekonomi.

Paradigma tersebut harus berimplikasi pada perubahan perspektif dalam pembangunan


pendidikan, mulai dari perspektif yang menganggap pendidikan sebagai sektor pelayanan
umum ke perspektif pendidikan sebagai suatu investasi produk yang mampu mendorong
pertumbuhan masyarakat di berbagai bidang kehidupan. Pendidikan sebagai faktor yang
dipengaruhi oleh berbagai permasalahan yang terjadi dalam berbagai kehidupan. Melalui
paradigma baru tersebut, dimaksudkan pendidikan harus mampu melawan berbagai
tantangan dan permasalahan yang terjadi dalam lingkungan kehidupan. Pendidikan dan
kehidupan telah menyatu, maka pendidikan dapat dikatakan sebagai proses
memanusiakan manusia. Pada level manapun, saat ini pendidikan tampaknya tidak
mungkin lagi dikelola secara konvensional, dengan hanya mengandalkan pada cara-cara
yang biasa, sebisa-bisanya sesuai kebiasaan, tetapi harus dikelola secara adaptif, kreatif
dan inovatif agar tidak punah termakan oleh tuntutan dan tantangan jaman. Makalah ini
berupaya menyajikan tentang Paradigma Baru Pengembangan Serta Penerapan Ilmu
Administrasi Pendidikan, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam Administrasi
pendidikan dan perubahan paradigma terhadap pendidikan sebagai respon atas
perkembangan dan perubahan global, termasuk dalam dunia pendidikan.

A. RUMUSAN MASALAH.
1. Apa pengertian dari Paradigma?
2. Apa pengertian Filsafat Pendidikan?
3. Bagaimana paradigma baru aliran filsafat pendidikan?
4. Apa aliran filsafat Pendidikan lainnya?
5. Apa Filsafat Administrasi?
6. Apa Filsafat, Pendidikan, dan Administrasi?
7. Bagaimana filsafat dan konsep Administrasi Pendidikan?
8. Bagaimana filsafat administrasi pendidikan?
B. TUJUAN MASALAH
1. Mahasiswa mengetahui pengertian paradigma
2. Mahasiswa mengetahui pengertian filsafat pendidikan
3. Mahasiswa mengetahui paradigma baru aliran filsafat pendidikan
4. Memahami mengetahui filsafat administrasi
5. Mahasiswa mengetahui filsafat, pendidikan dan administrasi
6. Mahasiswa mengetahui filsafat dan konsep administrasi pendidikan
7. Mahasiswa mengetahui filsafat administrasi pendidikan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paradigma.
Paradigma adalah sekumpulan keyakinan dasar, nilai, teori, konsep, dan metode yang
membentuk landasan dasar bagi pemahaman seseorang atau suatu disiplin ilmu.
Paradigma membentuk dasar-dasar pemahaman dan penelitian di bidang tertentu, serta
mempengaruhi cara kita memandang dan memahami dunia di sekitar kita, serta
bagaimana kita memproses dan memahami informasi.
Paradigma dapat berubah seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketika ada penemuan baru atau perkembangan ilmiah, paradigma dapat mengubah cara
manusia memahami suatu fenomena.Terdapat beberapa jenis paradigma yang telah
diidentifikasi dalam berbagai disiplin ilmu. Beberapa contoh paradigma yang umum
meliputi:
1. Paradigma dalam ilmu sosial: Paradigma dalam ilmu sosial mencakup paradigma
fakta sosial, paradigma definisi sosial, dan paradigma perilaku sosial
2. Paradigma dalam ilmu sosiologi: Paradigma dalam ilmu sosiologi meliputi paradigma
tindakan rasional, paradigma pertukaran sosial, dan lain-lain
3. Paradigma dalam ilmu pengetahuan: Paradigma dalam ilmu pengetahuan mencakup
paradigma positivisme, paradigma konstruktivisme, dan paradigma postmodernisme
4. Paradigma dalam administrasi pendidikan: Paradigma dalam administrasi pendidikan
mencakup pendekatan berbasis teknologi, pendekatan berbasis nilai, dan kolaborasi
antarpihak yang terlibat.
Pengertian paradigma dapat bervariasi tergantung pada disiplin ilmu dan konteks
penggunaannya. Paradigma juga dapat berkembang seiring waktu dan perubahan dalam
pemahaman dan penelitian ilmiah.
Dalam kesimpulannya, paradigma adalah sekumpulan keyakinan dasar, nilai, teori,
konsep, dan metode yang membentuk landasan dasar bagi pemahaman seseorang atau
suatu disiplin ilmu. Paradigma dapat berubah seiring perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan terdapat berbagai jenis paradigma dalam berbagai disiplin ilmu.

B. Pengertian Filsafat Pendidikan.


Banya dijumpai definisi filsafat pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
a. Filsafat Pendidikan adalah teori umum tentang pendidikan,
b. Filsafat Pendidikan adalah serangkaian pandangan komprenhensif dengan makna
yang dalam atau kebenaran puncak / tinggi,
c. Filsafat Pendidikan adalah perburuan yang terus menerus terhadap makna pendidikan
yang luas, jernih dan jelas.
d. Filsafat Pendidikan adalah mengaitkan teori pendidikan umum dengan sistem filosofis
yang fundamental,
e. Filsafat Pendidikan adalah ilmu pendidikan yang bersendikan filsafat atau filsafat
yang diterapkan dalam usaha-usaha pemikiran mengenai masalah pendidikan,
f. Filsafat Pendidikan adalah serangkaian pertanyaan / problema pendidikan yang
bersifat filosofis, yaitu bagaimana konsep filsafat pendidikan dapat disusun sehingga
menemukan fola studi dalam lingkup pendidikan,
g. Filsafat Pendidikan adalah rumusan tentang pendidikan yang difokuskan pada kajian
metafisika, epistimologi, aksiologi, dan estetika. Objek material filsafat pendidikan
adalah kesemestaan, sedangkan objek formalnya menyangkut ketentuan arah, makan,
nilai, dan ukuran / standarnya.

5
C. Paradigma Baru Aliran Filsafat Pendidikan.
Berbagai literatur filsafat pendidikan seolah-olah menemukan muara bahwa filsafat
pendidikan adalah perenialisme, esensialisme, progresivisme, dan rekonstruksionisme.
1. Perenialisme.
a. Perenialisme berakar pada tradisi filosofis kelasik yang dikembangkan oleh
Plato, Aristoteles, dan Santo Thomas Aquinas.
b. Sasaran pendidikan ialah kemampuan menguasai prinsip kenyataan,
kebenaran, dan nilai-nilai abadi dalam arti tak terikat oleh ruang dan waktu.
c. Nilai bersifat tak berubah dan universal.
d. Bersifat regresif (mundur) dengan memunglihkan kekacauan saat ini melalui
nilai zaman pertengahan (renaissance).
2. Esensialisme
a. Esensialisme berakar pada ungkapan realisme objektif dan idealisme objektif
yang modern, yaitu alam semesta diatur oleh hukum alam sehingga tugas
manusia memahami hukum alam adalah dalam rangka penyesuaian diri dan
pengelolaannya.
b. Sasaran pendidikan ialah mengenalkan siswa pada karakter alam dan warisan
budaya.
c. Nilai (kebenaran) bersifat korespondensi/berhubungan antara gagasan dengan
fakta secara objektif.
d. Bersifat konservatif (pelestarian budaya) dengan merefleksikan humanisme
klasik yang berkembang pada zaman renaissance.
3. Progresivisme.
a. Progresivisme berakar pada pragmatisme.
b. Sasaran pendidikan ialah meningkatkan kecerdasan praktis (kompetensi)
dalam rangka efektivitas pemacahan masalah yang disajikan melalui
pengalaman.
c. Nilai bersifat relatif, terutama nilai duniawi, menjelajah, aktif, evolusioner,
dan konsekuensi prilaku.
d. Bersifat evolusioner dengan gaya liberalistik.
4. Rekonstruksionisme
a. Berakar pada perspektif (sudut pandang) sosiologi pendidikan yang di gagas
oleh Karl Marx dan Karl Mennheim.
b. Sasaran pendidikan ialah penciptakan tatanan demokratis yang universal.
c. Nilai bersifat persetujuan/komitmen yang berkaitan dengan latar belakang
sosial dalam era kesejahteraan (welfare state).
d. Bersifat revolusioner yang akan menuju kehidupan yang sejahtera pada kurun
waktu tertentu.

6
D. Aliran Filsafat Pendidikan Lainnya.
Aliran filsafat pendidikan lainnya ialah aliran filsafat pendidikan yang kadang-kadang
menjadi perbincangan dilingkungan akademisi, diantaranya berikut ini.
1. Eksistensialisme
a. Berakar pada filasafat eksistemilisme
b. Sasaran pendidikan ialah layanan terhadap keunikan manusia, yaitu
bertanggung jawab atas nasibnya sendiri.
c. Nilai bersifat bebas dan berkaitan dengan kebebasan individu memilih hal-hal
yang esensial/bermakna bagi dirinya didalam kehidupan serta menerima
konsekuensinya.
d. Bersifat individualisme yang mengarang pada self-fulfillment (pemenuhannya
kebutuhan seseorang).
2. Neo-Thomisme
Berpandangan bahwa dunia dan manusia diciptakan oleh tuhan. Untuk memahami
dunia dan jagat manusia diperlukan budi dan iman. Dengan iman akan dijumpai
kebenaran yang mutlak.
3. Fenomenologisme.
Mengurai objek yang dilihat dengan cara membuka/melepaskan pretensi yang
mnghalang tabir yang bukan inti dari objek tersebut. Dengan cara melepaskan
tabir, pada akhirnya akan sampai atau dapat meraih inti/esensi/ hakikat objek itu.
Fenomenologi telah digunakan sebagai pendekatan untuk menelaah pedagogik
oleh Langeveld.
4. Pragmatisme.
Filsafat Pragmatisme menggagas bahwa pendidikan sebagai suatu keharusan bagi
seseorang untuk hidup didalam masyarakat, apakah untuk moral dan demokrasi
ataukah untuk pelatihan jabatan dan kemajuan hidup.
5. Analistisme
Filsafat Analitik merupakan sepupu dari analisis linguistik. Filsafat adalah
aktivitas logika bahasa. Kegagalan filsuf dalam merumuskan esensi proposisi
terletak pada persoalan logika bahasanya. Dengan demikian, filsafat analitik
adalah pendekatan analisis bahasa dalam pencarian makna/esensi/hakekat sesuatu
hal.
6. Humanisme.
Esensi manusia terletak pada pemilikan potensi rasionalitasnya. Rasio untuk
memahami dunia tempat manusia hidup dan usaha untuk menjangkau kebenaran.
Sekolah bersifat uniform (seragam) dengan content yang esensial atau tetap dan
langgeng dalam kehidupan manusia. Pendidikan harus terarah kepembentukan
rasionalitas manusia.

7
E. Filsafat Administrasi Pendidikan
Secara etimologi filsafat dalam bahasa arab disebut Falsafah, dalam bahasayunani
disebut Philosophia, dalam bahasa inggris disebut philosophy. Philos berartimencintai, dan
Sophia berarti kebenaran, kearifan, kebahagiaan. Orang yang berfilsafatadalah mereka yang
berfikir secara mendalam, meluas, menyeluruh untuk menmukanakar dari suatu
permasalahan.
F. Filsafat, Pendidikan Dan Administrasi
Beberapa hal yang menjadi dasar dalam memahami filsafat adminidtrasi pendidikan,
yaitu: 1. Arti Kebenaran, 2. Teori Kebenaran, 3. Kebenaran dalam IlmuPengetahuan, 4.
Filsafat dan Konsep Administrasi Pendidikan, 5. Kepala Sekolah sebagaiAdministrator
Pendidikan.
1. Arti Kebenaran
Istilah kebenaran memiliki 4 arti yang berbeda, dalam hal ini dapat
disimbolkandengan T1(Kebenaran Metafisik), T2(Kebenaran Etik), T3(Kebenaran
Logik),T4(Kebenaran Empirik), ” Lincoln& Guba, 1985”.
2. Teori Kebenaran
Dalam mengungkapkan kebenaran terdapat teori umum yang menjadi dasar
untukmendapatkan bagaimana kebenaran itu diterima secara logis, yaitu: Teori
Korespondensi,Teori Koherensi, dan Teori Pragmatisme. Teori-teori tersebut
merupakan cara berfikir manusia dalam mencari kebenaran. Cara-cara berfikir terdiri
dari: Penalaran, Intuisi,Perasaan, dan Logika. Logika terbagi menjadi dua, yaitu
Logika Induktif dan LogikaDeduktif.
3. Kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan
Secara umum ilmu dapat berarti pengetahuan yang mendalam, pengetahuantentang
hakekat segala sesuatu yang difahami dengan yakin dan gamblang. Ilmu
harusmemiliki cirri-ciri yang standar, yaitu:
 Obyektifitas
 Ada pokok persoalan tertentu ( obyek studi)
 Memiliki sistematika Content DanArea of studies
 Terbuka: dapat dijelaskan secara ilmiah
Ada metodologi, dan memiliki terminology-terminologi yang standar Dalam filsafat, syarat
dari sesuatu yang dapat dikatakn sebagai ilmu ditandai oleh adanyaunsur, yaitu:
1. Ontologi: Pembahasan tentang hakekat atau tentang apa yang dikaji
2. Epistimologi: Pembahasan mendasar tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan
atau metode yang digunakan untuk memperoleh ilmu
3. Aksiologi: Pembahasan tentang kegunaan dan fungsi suatu ilmu.Ilmu dimulai dari adanya
masalah, kemudian dicari penjelasanya secara rinci danterurai.
Ilmu merupakan suatu penjelasan yang rasional serta sesuai dengan obyeknya.Penjelasan
yang sesuai artinya didukung oleh fakta empiric sebagai suatu kenyataan,sehingga dinyatakan
benar karena rasional dan sesuai kenyataan apa adanya.

8
G. Filsafat dan Konsep Administrasi Pendidikana.

a. Filsafat Administrasi
Filsafat: Upaya manusia untuk mengetahui secara benar tentang sesuatu
dengansedalam-dalamnya baik mengnai hakekat, fungsi, cirri, kegunaan, masalah dan
solusinya.
Administrasi: Keseluruhan proses kerja sama antara 2 orang atau lebih yang
didasarioleh rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.Salah satu pendapat mengenai filsafat Administrasi, yaitu menurut
S. P. Siagian bahwategak-rubuhnya suatu negara, maju-mundurnya peradaban
manusia serta timbultenggelamnya bangsa-bangsa di dunia tidak dikarenakan perang
nuklir atau malpetaka,akan tetapi tergantung pada baik-buruknya administrasi yang
dimiliki.
b. Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan dibadakan menjadi 2, yaitu;
1. Filsafat praktek pendidikan: Analisis kritis dan komprehensif tentang
bagaimanaseharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan manusia. Filsafat praktek pendidikan dibagi menjadi 2, yaitu: Filsafat
proses pendidikan Dan Filsafat social pendidikan.
2. Filsafat ilmu pendidikan: Analisis kritis komprehensif tentang pendidikan
sebagaisalah satu bentuk teori pendidikan yang dihasilkan melalui riset, baik
kualitatif maupun kuantitatif.

H. Filsafat Administrasi Pendidikan


Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang membahas pendidikan dari sudut
pandang kerjasama dalam proses mencapai tujuan pendidikan. Administrasi
pendidikandidefinisikan ilmu yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama antar
manusia dalam mengembangkan potensi peserta didik melalui perubahan sikap dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, secara efektif dan efisien.
(DadangSuhardan,2007)Batasan ruang lingkup atau bidang garapan Administrasi Pendidikan
meliputi;sumber daya manusia(SDM), sumber belajar, fasilitas, dan berbagai unsure
lainnya.Unsure-unsur tersebut secara sitematis dijalankan melalui 3 fungsi kegiatan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dan untuk mencapai keberhasilan
tersebutmemerlukan proses. Dalam kontek proses, bebrapa hal yang harus dipahami agar
tercapai proses pendidikan yang optimal adalah Hakekat pendidikan, subjek peserta didik,
guru dan tenaga kependidikkan.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN.

Paradigma baru pengembangan dalam pendidikan harus menekankan pada perubahan


cara berpikir dalam pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan.
Pendidikan harus mampu melawan berbagai tantangan dan permasalahan yang terjadi
dalam lingkungan kehidupan.
Paradigma baru dalam pendidikan mencakup berbagai aliran filsafat pendidikan,
seperti perenialisme, esensialisme, progresivisme, dan rekonstruksionisme.
Beberapa aliran filsafat pendidikan lainnya meliputi eksistensialisme, neo-Thomisme,
fenomenologisme, pragmatisme, analistisme, dan humanisme.
Filsafat administrasi pendidikan mencakup pendekatan berbasis teknologi, berbasis
nilai, dan kolaborasi antar pihak yang terlibat.

10
DAFTAR PUSTAKA

DR. H. Oong Komar, M. Pd. (2006). Filsafat Pendidikan Nonformal. Bandung.


Hal 146, 158-159.
https://www.scribd.com/doc/39792213/FILSAFAT-ADMINISTRASI-PENDIDIKAN

11

Anda mungkin juga menyukai