Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makalah ini akan membahas tentang Sistem Informasi Manajemen secara
umum dan manajemen Pariwisata secara khusus. Sistem informasi Manajemen
sendiri adalah kumpulan daripada elemen-elemen yang saling berhubungan satu
sama lain yang bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna
bagi pemakainya. Bagian yang akan kami bahas selanjutnya adalah manajemen
pariwisata dan sistemnya.
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan bagaimana seseorang yang belum
melakukan perjalanan wisata (calon wisatawan) beraktifitas untuk merencanakan,
meyiapkan, dan melaksanakan kegiatan wisata, hingga menjadi wisatawan, baik
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, dan lebih rinci juga akan
kami jelaskan bagaimana proses calon wisatawan mancanegara berwisata ke
Indonesia, dengan penggambaran sebuah sistem yang akan kami bahas di bab 2.
Pariwisata akan sangat berkaitan dengan sistem, karena pariwisata adalah
bagian dari sub sistem kehidupan secara menyeluruh. Pariwisata berkaitan dengan
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung brbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah.
Pariwisata memiliki hubungan dengan lingkungan pada suatu Negara. Karena
pariwisata tidak hanya berhubungan dengan wisatawan dan obyek wisata saja
tetapi juga saling berkaitan dengan masyarakat dan pemerintah.

1.2. Perumusan Masalah


Adapun masalah-masalah yang akan dibahas di bab 2 adalah:
1) Analisis sistem Pariwisata
2) Hubungan sistem pariwisata dengan lingkungan
3) Model dan penjelasan sistem informasi manajemen pariwisata
4) Data-Data yang Diperlukan dalam Suatu Perencanaan Pariwisata yang Dapat
Diakses Melalui Website.
5) Kelebihan dan kekurangan dari sistem manajemen pariwisata.
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini kami buat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan akan sistem manajemen pariwisata, dan bagaimana hubungannya
dengan lingkungan eksternal. Mengetahui bagaimana tahap-tahap yang dilakukan
oleh calon wisatawan dalam melakukan perjalanan wisatanya mulai dari
menyiapkan dokumen-dokumen perjalanan hingga wisatawan kembali ke Negara
atau daerah asalnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Analisis Sistem Pariwisata
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi
atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Atau disebut
juga dengan industry jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa
keramahan, tempat tinggal, makanan dan minuman dan jasa bersangkutan lainnya
seperti bank, asuransi dan keamanan, dll, dan juga menawarkan tempat istrihat,
budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Menurut Undang-undang

No.

10/2009 tentang

Kepariwisataan,

yang

dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang


didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,
pengusaha, dan Pemerintah.
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu
yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan
untuk berusaha (business) atau untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,
atau semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan
rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Dalam melakukan perjalanan wisata, wisatawan mengandalkan berbagai
media informasi seperti peta, brosur dan website. Peta memudahkan wisata dalam
menemukan tempat wisata dengan mudah. Keterbatasan informasi yang
ditampilkan ke dalam peta yang kecil menjadi kelemahan peta sebagai media
informasi yang tepat. Brosur menyediakan informasi yang cukup tentang suatu
objek wisata. Namun brosur juga memiliki kendala jika harus dihubungkan

dengan objek yang lain misalnya wisata candi dengan hotel murah, wisata air
dengan agen pariwisata dan sebagainya. Media website sebagai pemandu wisata
yang cepat dan akurat menjadi alternatif terakhir dalam meraih informasi.
Kurangnya pemberian informasi terkini dan jumlah website penyedia wisata yang
sangat banyak semakin membuat wisatawan bingung memilih tempat wisata yang
tepat.
Wisatawan mancanegara yang hendak melakukan perjalanan wisata ke dalam
negeri (Indonesia) tentu membutuhkan dokumen-dokumen perjalanan resmi
seperti paspor, visa, tiket, dan lain-lainnya. Semua dokumen-dokumen tersebut
tidak akan terlepas dari peran pemerintah untuk mengeluarkan dokumen resmi
tersebut, begitu juga dengan kerjasama antara pemerintah dengan pariwisata.
Pariwisata memberikan segala peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
destinasi wisata kepada wisatawan. Dan untuk memperoleh informasi mengenai
dokumen perjalanan, peraturan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
pariwisata, maka pihak yang terkait (dinas pariwisata dan pemerintah)
menyediakan berbagai informasi dalam bentuk website yang bisa di kunjungi
kapan saja dan dimana saja oleh wisatawan.
2.2. Hubungan sistem pariwisata dengan lingkungan
Meningkatnya pendapatan, aspirasi, dan kesejahteraan warga mengakibatkan
meningkatnya konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata dan bagi sebagian
masyarakat telah menjadi suatu bagian dari kebutuhannya. Pada masa-masa
liburan sekolah, banyak diantara warga yang mengisinya dengan berwisata ke
suatu daerah yang menjadi tujuannya. Untuk memudahkan para warga yang ingin
berwisata, dibutuhkan suatu pelayanan informasi yang serba cepat, efisien, dan

efektif mengenai tujuan wisata beserta obyek-obyek yang menarik yang ada serta
sarana transportasi yang bisa digunakan dalam mencapai tujuan.
Disamping kebutuhan para wisatawan terhadap informasi yang akurat dan
lengkap, terdapat pula pihak-pihak lainnya yang membutuhkan data beserta
informasi terkait, diantaranya yaitu pengelolaan industri kepariwisataan dan
pemerintahan karena memiliki peran dalam mengambil keputusan dan sebagai
penentu kebijakan di bidang kepariwisataan. Kebutuhan akan informasi ini
berbeda di setiap pihak, sesuai dengan kebutuhannya. Bagi para wisatawan,
kemudahan dalam pengaksesan akan membantunya dalam merencanakan
perjalanan wisatanya.
Sebagai pihak pengelola industri pariwisata beserta pihak pemerintah, dengan
keberadaan

Sistem

Informasi

Manajemen

yang

baik

akan

sangat

membantu dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya Sistem Informasi yang


terintegrasi dan dengan adanya dukungan sistem komputerisasi, manajemen data
pariwisata akan lebih mencapai sasarannya.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pariwisata akan berhubungan
dengan pemerintah, ekonomi, dan masyarakat. Dinas pariwisata mengumpulkan
data-data seputar pariwisata seperti:
a) Data

indutri

pariwisata,

antara

lain:

Hotel

dan

akomodasi,

Biro

travel/perjalanan wisata (transportasi), Jasa penjual makanan dan minuman


serta Jasa konsultan.
b) Data Tujuan Pariwisata, antara lain: Pesona alam, budaya, serta minat khusus,
Fasilitas, Aksesibilitas, Lingkungan, Kebijakan dan regulasi, Manajemen
destinasi, Komunikasi dan informasi.

Semua data-data yang ada di terbitkan oleh pengelola website dinas


pariwisata Indonesia, dalam bentuk informasi bagi pemakai atau pengunjung
website tersebut. Sehingga pembisnis maupun masyarakat dapat meng-akses
darimana saja ia berada.
Pariwisata berbasis Sistem Informasi berarti adanya suatu manajemen sistem
informasi kepariwisataan yang berbasis pengolahan data elektronik dimana
keberadaan Sistem Informasi Manajemen Pariwisata ini dapat pula dibuat suatu
sistem yang mendukung keputusan pariwisata. Dengan adanya sistem ini akan
memudahkan wisatawan dalam menentukan rencana perjalanan wisatanya, selain
itu bagi industri pariwisata dan bagi pemerintah, sistem informasi yang baik akan
sangat membantu dalam pengambilan keputusan.
2.3. Model dan penjelasan Sistem Informasi Manajemen Pariwisata
Menurut Mill dan Morison (1985) pariwisata terkait erat dengan aktivitas
perpindahan tempat yang merupakan sebuah sistem dimana bagian-bagian yang
ada tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait satu sama lain seperti jaring labalaba (spiders web). Sistem Pariwisata menurut Jordan (dalam Leiper, 2004)
adalah tatanan komponen dalam industri pariwisata dimana masing-masing
komponen saling berhubungan dan membentuk sesuatu yang bersifat menyeluruh.
Sedangkan Bertalanffy (dalam Leiper, 2004) mendefinisikan sistem sebagai
satu kesatuan elemen yang saling terkait satu sama lain didalamnya dan dengan
lingkungannya.

Hall

(2000)

menggambarkan

secara

umum

sistem

pariwisata mengandung 3 bagian penting yaitu (1) a set of element (entities),


(2) the set of relationships between the elements, (3) the set relationship between

those element and environment. Bagian-bagian penting inilah yang akan


menghasilkan suatu sistem yang saling terkait satu sama lain
Ada beberapa model sistem pariwisata yang dikenal. Mill dan Morison
(1985) mengembangkan sistem pariwisata model jaring laba-laba, dimana ada 4
subsistem yang terkandung di dalamnya, yaitu pasar (market), perjalanan (travel),
pemasaran (marketing) dan tujuan wisata (destination). Dimana masing-masing
komponen saling terkait satu sama lain. Pasar oleh Mill dan Morison dianalogikan
dengan konsumen yaitu bagian yang berkaitan erat dengan kegiatan perjalanan
karena konsumen/pasar adalah subyek atau pelaku perjalanan, dimana pasar
sangat berperan dalam melakukan pembelian perjalanan. Keputusan untuk
melakukan perjalanan/menjadi wisatawan tidak berkaitan erat dengan sistem
segmentasi pasar yang merupakan sebuah sistem tersendiri.
Sub sistem pasar terdiri dari komponen-komponen yang memiliki keterkaitan
satu sama lain, yaitu perilaku konsumen berupa kebutuhan, keinginan dan
motif yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Perjalanan adalah
aktivitas yang akan dilakukan konsumen. Seorang individu memutuskan
melakukan perjalanan karena 3 hal:
1) Jika

ia

menganggap

perjalanan

yang

dilakukan

sebelumnya

dapat

memuaskan keinginannya.
2) Menganggap perjalanan yang akan datang dapat memuaskan keinginannya.
3) Ada faktor di luar dirinya/eksternal yang mempengaruhi, baik itu teman,
keluarga, media, dan sebagainya.
Kombinasi ketiga faktor itu yang akan menentukan perilaku individu dalam
membeli produk perjalanan.(Mill and Morrison, 1985:9).

Perjalanan berkaitan erat dengan pasar (konsumen). Ketika seseorang


memutuskan akan melakukan perjalanan ia pasti sudah menentukan tempat
tujuan, kapan dan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu Miil dan Morison
menyebut perjalanan adalah segmen sistem pariwisata yang penting dan bertujuan
mendistribusikan

serta

menganalisis

pilihan-pilihan

wisatawan.

Dengan

demikian bisa diketahui keecenderungan dari variasi segmentasi perjalanan. Atau


dengan kata lain untuk mengetahui bentuk-bentuk permintaan perjalanan. Data
arus wisatawan domestik maupun internasional merupakan langkah awal untuk
mengetahui pergerakan wisatawan dalam melakukan perjalanan saat ini dan
melakukan prediksi pergerakan wisatawan yang akan datang. Dengan data
tersebut bisa diketahui trend dari perjalanan dan prospeknya dimasa yang
akan datang. Bentuk perjalanan merupakan kombinasi dari siapa yang melakukan
perjalanan, dimana, kapan dan bagaimana perjalanan dilakukan.
Perjalanan juga terkait erat dengan cara menuju (mode accessibility) apakah
melalui jalan darat dengan kereta api, mobil, maupun melalui udara (pesawat
terbang) atau melalui laut (kapal, kapal pesiar). Cara merencanakan perjalanan
(mode desain travel), cara mengoperasikan perjalan (mode operation travel) dan
cara memasarkan perjalanan (mode marketing travel). Obyek wisata atau tujuan
wisata merupakan subsistem pariwisata berikutnya. Tujuan wisata terdiri dari
atraksi wisata dan pelayanan, dimana masing-masing bagian saling mempengaruhi
untuk mewujudkan kepuasan wisatawan. Karena kepuasan konsumen akan
mempengaruhi sistem penjualan perjalanan serta terkait erat dengan aspek
pemasaran. Selanjutnya upaya untuk memasarkan obyek wisata dikemas dalam
strategi pemasaran dengan mempertimbangkan pasar. Begitu seterusnya.

Subsistem tujuan wisata memiliki tiga komponen yaitu: Pertama, kondisi


fisik destinasi yang terkait dengan iklim, keragaman atraksi baik yang alami
maupun buatan. Kedua, destinasi mix yaitu berupa komponen tipologi atraksi
(scope, kepemilikan, permanensi, serta kekuatan yang nampak), fasilitas,
infrastruktur, transportasi, dan hospitality. Ketiga, desain dan pembangunan
destinasi wisata (Mill and Morrison, 1985).
Seperti yang telah kita pelajari bersama bahwa Sistem Informasi Manajemen
itu mempunyai banyak ciri-ciri, yang di antaranya adalah sistem mempunyai
hubungan, sistem harus punya input dan output. Dalam sistem informasi yang kita
buat ini merupakan bentuk sistem pariwisata (terutama pariwisata Indonesia)
dengan berpedoman dengan ciri-ciri di atas. Adapun penjelasan yang lebih rinci
sebagai berikut:
Pertama, kami akan menjelaskan tentang manajemen dalam sistem pariwisata
yaitu Dinas Pariwisata. Seperti halnya telah kami jelaskan sebelumnya, bahwa
dinas pariwisata merupakan subsistem dari sistem pariwisata, yang berperan
menyajikan data-data mengenai berbagai macam hal yang berkaitan dengan
pariwisata Indonesia ke dalam pusat informasi (website). Dinas pariwisata yang
berhubungan langsung dengan pemerintah, yang menentukan semua peraturanperaturan tentang pariwisata Indonesia.
Dinas pariwisata merupakan subsistem yang berpengaruh terhadap subsistem
lainnya, karena susbistem ini yang melakukan pengambilan keputusan secara
keseluruhan tentang pariwisata Indonesia. Dan juga menentukan arah pariwisata
secara menyeluruh. Dan segala keputusan yang diambil oleh dinas pariwisata

kemudian di jadikan data dan dikelola dalam pusat informasi (website) yang
nantinya akan menjadi informasi untuk siapa saja yang memerlukannya.
Kedua, dalam sistem ini kami juga membuat subsistem yang kami sebut
dengan pusat informasi (website). Subsistem ini merupakan bagian yang sangat
penting, karena subsistem ini yang menyimpan semua data pariwisata maupun
informasi pariwisata yang di kelola oleh manajemen atau dinas pariwisata. Semua
subsistem dalam sistem pariwisata ini dapat berhubungan langsung dengan pusat
informasi, baik manajemen, input ataupun output. Subsistem ini dikelola oleh
manajemen atau dinas pariwisata.
Ketiga, adalah Input di sini kami menggunakan daftar calon wisatawan. Input
adalah data yang nantinya akan diproses menjadi output, input bisa berhubungan
langsung dengan pusat informasi, karena sebelum melakukan perjalanan wisata
calon wisatawan akan mencari informasi tentang destinasi wisata, dokumendokumen perjalanan wisata, tansportasi, akomodasi dan atau paket wisata lainnya.
Dengan meng-akses website semua informasi dapat diperoleh dengan mudah dan
cepat. Sehingga calon wisatawan dapat merencanakan perjalanan wisata seperti
apa yang akan dipilihnya dan persiapan apa saja yang akan dilakukan sebelum
berwisata.
Keempat, adalah proses menjadi wisatawan. Persiapan-persiapan yang
dilakukan oleh calon wisatawan sebelum melakukan perjalanan wisata. Apabila ia
menginginkan berwisata ke luar Negara atau luar Daerah, maka dokumen
perjalanan apa saja yang harus dimilikinya. Di sini kami menuliskan sub-sistem
dari proses tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

10

a) Identitas diri: adalah dokumen resmi yang dimiliki semua orang, salah satunya
KTP (Kartu Tanda Penduduk).
b) Paspor: adalah Dokumen perjalanan resmi yang dikeluarkan oleh lembaga
pemerintah suatu Negara. Paspor biasanya digunakan jika calon wisatawan
ingin berwisata ke luar Negara.
c) Visa: adalah dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah Negara memberikan
seseorang ijin untuk masuk Negara tersebut dalam suatu periode waktu dan
tujuan tertentu.
d) Tiket Perjalanan Wisata: Dokumen yang dibuat oleh perusahaan angkutan
perjalanan baik penerbangan, bis, kereta api maupun kapal laut untuk
menyatakan seseorang telah member kursi di angkutan.
e) Fiscal: adalah pajak perjalanan.
Proses pemeriksaan dokumen perjalanan tersebut wajib dilaksanakan karena
merupakan sesuatu hal yang penting bagi Negara yang akan ditinggalkan atau
Negara yang akan dikunjungi maupun Negara dilalui oleh wisatawan atau
penumpang bersangkutan.
Penerapan peraturan dan ketentuan CIQ (Costum, Immigration, Quarantine)
antara Negara satu dengan Negara lainnya tidak sama sehingga setiap orang yang
akan melakukan perjalanan antar Negara harus secara seksama mempelajarinya
agar perjalanan menjadi menyenangkan dan tanpa hambatan.
Terakhir, adalah outputs (Daftar Wisatawan Domestik dan Wisatawan
Mancanegara). Setelah melalui beberapa proses di atas maka calon wisatawan
dapat dikatakan wisatawan dan dapat melakukan perjalanan yang diharapkan.
Sistem outputs ini akan memberikan data-data wisatawan ke dalam pusat

11

informasi, yang menjadi informasi bagi manajemen untuk melihat perkembangan


pariwisata Indonesia saat ini, dan untuk menentuan arah kebijakan seperti apa
yang akan diambil untuk menjadikan pariwisata Indonesia lebih baik lagi. Di sini
ada feedback dari pusat informasi yang juga akan memberikan informasiinformasi tentang pariwisata Indonesia kepada wisatawan yang sedang melakukan
perjalanan wisata.
Demikian sistem ini bekerja sesuai dengan bagiannya masing-masing, akan
tetapi saling berhubungan satu sama lain dan menciptakan hubungan yang
harmonis. Agar terciptanya tujuan yang diinginkan.
2.4. Data-Data yang Diperlukan dalam Suatu Perencanaan Pariwisata yang
Dapat Diakses Melalui Website.
1) Data Perencanaan Pengembangan

Pengembangan wilayah yang menjadi tujuan wisata dan kebijakannya

Karakteristik di daerah yang menjadi obyek wisata

Pesona alam, aksesibilitas, fasilitas, SDM, dan informasi obyek wisata

Segmen pasar.

2) Data Wisatawan

Profil wisatawan

Jumlah pengunjung

Pendapatan devisa

Tinjauan geografis, demografis, psikografis, serta perilaku dari wisatawan

3) Data Industri Pariwisata

Hotel dan akomodasi.

12

Biro travel/perjalanan wisata (transportasi)

Jasa penjual makanan dan minuman

Jasa konsultan

4) Data Tujuan Pariwisata

Pesona alam, budaya, serta minat khusus

Fasilitas

Aksesibilitas

Lingkungan

Kebijakan dan regulasi

Manajemen destinasi

Komunikasi dan informasi

2.5. Kelebihan dan Kelemahan dari Pusat Informasi Berbasis Website.


a. Kelebihan :
1) Jangkauan pasar yang sangat luas.
Karena pengguna Internet yang begitu banyak dan semakin hari semakin
meningkat, tentu saja peluang bisnis di Internet semakin besar.
2) Bisa diakses oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.
Internet adalah dunia tanpa batas. Informasi Perusahaan atau Bisnis bisa
dilihat oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.
3) Akses Informasi yang sangat mudah.
Hanya dengan beberapa klik mouse, pengunjung bisa melihat informasi
tentang produk dan jasa.
4) Update Informasi yang fresh.
13

Melalui website, dapat memberikan Informasi terbaru dengan sangat


cepat.
5) Publikasi dan periklanan.

6) Proteks Brands.
Di Internet tidak mungkin terdapat 2 nama domain yang sama. Nama
Domain yang sudah dimiliki tidak dapat digunakan oleh instansi atau
perusahaan lain.
b. Kekurangan
1) Kesulitan utama secara teknis ada pada ketersediaan akses internet, serta
peralatan komputer dan jaringan yang kurang memadai.
2) Secara non teknis kesulitan ada pada ketersediaan data (content) dari Dinas
Pariwisata sendiri yang mana sangat membutuhkan kerjasama dan
keterbukaan dari setiap bidang dan seksi yang ada, sehingga data dapat
terintegrasi dengan baik.
3) Kemampuang SDM yang relatif masih rata-rata dan belum sampai pada
tingkat yang mahir khususnya penguasaan jarirngan komputer dan intern

14

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Pariwisata berbasis TI dalam hal ini berarti adanya suatu Sistem Informasi

Manajemen yang berbasis pada pengolahan data elektronik. Teknologi informasi


yang sangat bermanfaat adalah pembangunan Sistem Informasi Manajemen
Pariwisata. Dengan keberadaan SIM Pariwisata ini akan dapat juga dibuat Sistem
Pendukung Keputusan Pariwisata.
Manfaat sim bagi wisatawan adalah untuk memudahkan mereka menentukan
rencana perjalanan wisatanya dan bagi industri pariwisata dan pemerintah, adanya
sistem informasi yang baik sangat membantu mereka untuk tujuan pengambilan
keputusan. Suatu Sistem Informasi Manajemen dapat membantu kedua pihak
terakhir.
3.2.

Saran

1. Menurut kelompok kami, untuk menunjang keberhasilan sistem informasi


manajemen pariwisata pada Dinas kepariwisataan. Maka sangat dibutuhkan
hubungan yang harmonis dan saling mendukung antara sub-sub sistem dalam
Sistem Informasi Manajemen Pariwisata.

15

2. Ketersediaan akses internet, peralatan maupun SDM yang memiliki potensi


sangatlah

membantu

dalam

mempermudah

calon

wisatawan

untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan.


3. Harus selalu meng-update data setiap saat dan berupaya membangun

komunikasi dengan mitra bisnis terkait.

16

Anda mungkin juga menyukai