Anda di halaman 1dari 12

A.

IDENTITAS REVIEWER
Nama : MUSYARRAFAH ITSNAINI
Nim : 3004193041
Program Studi : Pasca Eksya
Mata Kuliah : Manajemen Risiko dan Bisnis Syariah
Tugas : Riview Journal.

B. KATA PENGANTAR
Puja dan puji kita kepada-Nya yang senantiasa selalu memberikan
limpahan rahmat dan karunia yang tak terhingga, sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas journal review ini. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi akhir zaman, dengan harapan kelak kita peroleh
syafaatnyadi hari kemudian.
Tugas ini ditulis sebagai tuntutan dan kewajiban dari mata kuliah
Mnajemen Risiko dan Bisnis Syariah. Hal ini bertujuan untuk memberikan sedikit
pemahaman kepada pembaca tentang merencanakan pembelajaran. Sumber
pengambilan data-data dalam tulisan ini adalah sepenuhnya berasal dari jurnal
yang ditulis oleh Ahmad Atabik. Oleh karena itu pembahasan dalam tulisan ini
akan lebih fokus kepada isi jurnal tersebut.
Sebagai hasil karya manusia biasa, penulis menyadari masih banyak
kesalahan serta kekurangan yang terdapat dalam penulisan journal review ini,
karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
dari pembaca. Kepada guru saya Bapak Dr. Sugianto, MA saya ucapkan
terimakasih yang tak terhingga. Semoga tugas ini mampu mendorong penulis
untuk menyelami kajian perencanaan pembelajaran lebih dalam lagi.

C. IDENTITAS JURNAL 1
Judul : Manajemen Pengelolaan Zakat Yang Efektif di Era
Kontemporer
Nama Jurnal : ZISWAF
Penulis : Ahmad Atabik
Edisi Terbit : Juni 2015

1
Vol :2
No :1
Hal : 40 - 62

D. DESKRIPSI JURNAL
Abstract:
This article describes the management of zakat in the contemporary era. The
author began with 1) the concept of zakat in Islam that includes understanding and
assorted well as scholarly opinion ‘about it. The scholars argue that zakat is a
wealth of content assets that meet the minimum requirements (nishab) and Waku
span of one year (haul) the rights and given to mustahiq (recipients). Also
discussed 2) of zakat profession, namely zakat imposed pda each job tau
professional expertise, whether done alone or shared with the people or
institutions, which bring in income (money) that meets the Nisab (the minimum
threshold to be able to pay zakat. 3) the core of this article describes the
management of zakat which is considered essential to the welfare of the Muslims,
then zakat must be properly managed gnats can gain the trust of the community.
In managing zakat can be through management. Zakat management-based
management can be done with the basic assumption that all activities associated
with the charity carried out in a professional manner. Zakat management in a
professional manner, needs to be done with the interrelations between the various
activities associated with the charity. 4) at the end of the building described in
managing zakat management by using the theory of James Stoner. The
management model includes the planning process (planning), organizing
(organizing), direction (actuating) and supervision (controlling). Stoner’s fourth
model can be applied in any activity with the concept of socialization zakat
management, collection, utilization and supervision.
Keywords: Management, Zakat, Profession

A. Pendahuluan
Zakat merupakan sebuah ibadah yang tercakup adalam rukun Islam ketiga.
Dari segi pelaksanaannya zakat merupakan kewajiban sosial bagi para aghniya’

2
(hartawan) setelah kekayaannnya memenuhi batas minimal (nishab) dan rentang
waktu setahun (haul). Di antara hikma disyariatkannya zakat adalah untuk
mewujudkan pemerataan keadilan dalam ekonomi. Sebagai salah stu aset—
lembaga—ekonomi Islam, zakat merupakan sumber dana potensial strategis bagi
upaya membangun kesejahteraan umat. Oleh karena itu al-Qur’an memberi rambu
agar zakat yang dihimpun disalurkan kepada mustahi (orang-orang yang benar-
benar berhak menerima zakat) (Rofiq, 2012: 259).
Kontroversi Zakat Penghasilan dan Profesi1. Pengertian Zakat Penghasilan
dan PrefesiZakat merupakan kewajiban yang perintahkan Allah kepada kaum
muslimin. Di masa kontemper ini, penghasilan seseorang dari pekerjaannya
terkadang lebih banyak dari apa yang dihasilkan oleh para petani dari hasil
panennya dan terkadang juga lebih banyak dari pedagang dari keuntungan yang
didapat. Maka ulama’ kontemporer mempunyai pemikiran atas kewajiban zakat
penghasilan ini meski ada perbedaan pendapat antar mereka dalam eksistensi
zakat jenis ini.Istilah zakat atas penghasilan atau zakat profesi sebenarnya baru
muncul pada abad modern ini. Oleh karena kebanyakan ulama kontemporer
berpendapat penghasilan juga wajib dikeluarkan sebagai zakat apabila telah
mencapai nishab setiap tahunnya.
Hal ini didasarkan atas dalil-dalil yang umum dari beberapa riwayat dari pafa
sahabat Rasulullah serta praktik para pemimpin Islam setelah kepemimpinan
Rasulullah sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Umar bi Abdul Aziz (Ridho,
2007: 49). Penghasil (salary, gaji dan pendapatan) merupakan hasil kerjaan
seseorang yang dilakukan secara rutin dalam dunia usaha, pendidikan,
perkantoran dan lainnya, berupa uang yang dibayarkan setiap bulannya atau upah
perjam sebagai imbalan atas kerja yang telah dilakukannya. Menurut Hafiduddin
(1998: 103) zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pda tiap pekerjaan tau
keahlian professional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun yang
dilakukan bersama dengan orang atau lembaga lain, yang mendatangkan
penghasilan (uang) yang memenuhi nisab (batas minimum untuk bisa membayar
zakat. Sebagai contoh profesi, profesi dokter, konsultan, advokasi, dosen, seniman
perancang busana dan lain sebagainya. Yang terpenting, profesi-profesi tersebut
menghasil uang yang halal dan baik.

3
Dalam bahasa Arab penghasilan juga dinamakan dengan kasb, ujrah, rawatib.
Kasb adalah segala bentuk usaha mencari rizki. Istilah dekat dan identik dengan
makna bahasa lain yaitu, iktisab atau mencari penghasilan. Ujroh dimaknai
dengan kompensasi yang jelas atas pekerjaan tertentu dengan akad (transaksi)
pertukaran. Kompensasi diperoleh seseorang dari kerja atau pelayanan yang
dilakukannya dengan syarat bahwa kerja dan pelayanan diberikan harus sesuai
dengan ketentuan syari’ah. Sedangkan rawatib (bentuk mufrodnya ratib) adalah
pengeluaran atau pembelanjaan tetap, atau dalam istilah para fuqaha’ yaitu upah
yang ditetapkan pada seseorang pada seseorang dengan sifat permanen (Ridho,
2007: 51).2.
Pendapat Ulama’ Kontemporer tentang Zakat Penghasilan dan Profesi
Menurut ulama’ fikih kontemporer, zakat penghasilan atau profesi merupakan
zakat yang diwajibkan oleh kaum muslimin dewasa ini. Maksudnya, belum
pernah terjadi pada masa Rasulullah Saw., apalagi hal itu juga masuk dalam bab
ijtihad, di mana tidak ada nash yang sharih dari al-Qur’an maupun al-Sunnah.
Maka para ulama’ pun mempunyai pendapat yang beragam tentang hal ini:Abu
Zahrah dan Abd Wahab Khalaf mewajibakan zakat atas penghasilan yang didapat
dari profesi dengan dasar pemikiran yang diambil oleh Abu Hanifah dan dua
sahabatnya Abu Yusuf dan Muhammad yang berpendapat bahwa perkiraan nisab
dilihat di awal haul dan akhir haul tanpa terpengaruh dengan bertambah atau
berkurangnya harta pada masa haul tersebut. Atas dasar pendapat tersebut, maka
kedua ulama kontemporer di atas menyimpulkan bahwa zakat penghasilan wajib
dikeluarkan setiap tahunnya selama mencapai nishab di awal dan akhir tahun.
Hal ini disandarkan oleh riwayat Imam Ahmad mengenai orang yang
mendapat penghasilan penyewaan rumah dan uang hasil penyewaan tersebut
mencapai nishabnya (Ridho, 2007: 51).
Pengelolaan Zakat Berbasis Manajemen
1. Konsep Dasar Pengelolaan Zakat
Pada dasarnya, konsep dasar pengelolaan zakat berangkat dari firman Allah
dalam al-Qur’an surat al-Taubah ayat 103 Ayat ini dapat dipahami bahwa kata
khudz (berbentuk fi’il amar) menunjukkan bahwa mengumpulkan zakat dari para
muzakki oleh amil zakat hukumnya wajib. Hal ini didasarkan oleh kaidah ushul

4
fiqih, bahwa fiil amar menunjukkan suatu perintah wajib al-ashlu fi al-amr
lilwujub. Maka, mengumpulkan zakat dari orang yang mengeluarkan zakat hukum
wajib (Hasan, 2011: 8).
Sebuah kewajiban bukanlah mudah dilaksanakan, begitu juga dalam
melaksanakan kewajiban mengumpulkan zakat. Apalagi dihadapkan pada
masyarakat yang mempunyai kultur dan karakter yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, mengumpulkan zakat membutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang.
Semua aktivitas dan faktor-faktor terkait dengan aktifitas tersebut mesti terencana,
teroganisir, bahkan terkontrol dan dievaluasi tingkat capaiannya. Dalam konteks
inilah manajemen untuk mengelola zakat sangat diperlukan agar pengelolaan itu
berjalan dengan baik dan sistematis serta tepat sasaran.
Para ulama mencoba untuk merumuskan tata cara mengelola zakat dengan
baik. Maka mereka mempunyai pandangan-pandangan tentang pengelolaan zakat
sebagai berikut:Pertama, para ulama’ sepakat bahwa yang berhak mengumpulkan
zakat pada harta tetap dan mendistribusikannya adalah pemimpin yang ada pada
suatu daerah kaum muslimin. Kedua, para ulama’ telah sepakat bahwa
pengumpulan dan pendistribusian zakat pada harta bergerak, baik berupa uang
maupun barang dagangan, dilakukan oleh pemimpin. Iman al-Razi ketika
menafsirkan surat al-Taubah ayat 60, ia menjelaskan bahwa zakat berada di
bawah pengelolaan pemimpin atau pemerintah.
Manajemen pengelolaan zakat yang dirasa penting untuk kesejahteraan umat
Islam, maka zakat harus dikelola dengan baik agas dapat mendapat kepercayaan
dari masyarakat. Dalam mengelola zakat bisa melalui manajemen. Pengelolaan
zakat berbasis manajemen dapat dilakukan dengan asumsi dasar bahwa semua
aktivitas yang terkait dengan zakat dilakukan secara professional. Pengelolaan
zakat secara professional, perlu dilakukan dengan saling keterkaitan antara
berbagai aktivitas yang terkait dengan zakat.

E. KEKHASAN DAN KEMUTAKHIRAN JURNAL

Jurnal ini secara khusus membahas mengenai manajemen dalam


pengelolaan zakat di era kontemporer/sekarang terkhusus pada zakat profesi dan
zakat bebasis manajemen menggunakan teori James Stoner secara profesional

5
sehingga jika ingin menerapkan nya langsung maka dapat menjadikan jurnal ini
sebagai referensi yang cukup kuat.

.
F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL
Kelebihan jurnal ini adalah menerangkan teori literasi zakat yang berbasis
manajemen di era kontomperer dengan terperinci sehingga menambah khazanah
literasi pembaca. Kelebihan jurnal ini memiliki teori yang lengkap, mulai dari
pendahuluan, kajian teori, dan sampai hasil penitian dan ditambah lagi dengan
kesimpulan diakhir jurnal ini. Adapun segala sesuatu pasti ada kekurangan agar
menjadi lebih baik lagi kedepannya, kelemahan jurnal ini hanya banyak
membahas tentang teori, tidak ada penelitian studi kasus yang akan diteliti
kemudian abstrak pada jurnal ini hanya menggunakan satu bahasa yakni bahasa
ingrris sehingga reviewer kesulitan dalam memahami dan pada jurnal ini pula
tidak terdapat email dan alamat dalam identitas jurnal.

G. REKOMENDASI
Jurnal ini sangat baik untuk dibaca dan menjadi bahan pertimbangan
bagi peneliti/akademisi berikutnya jika ingin melakukan penelitian yang serupa.
Karena perencanan pebelajaran sungguh sangat berpengaruh oleh peserta didik
sehingga membutuhkan pembelajaran yang terencana agar menjadi lebih baik
pula kepada pendidik dalam mengembangkan potensi anak.

H. IDENTITAS JURNAL 2
Judul : Manajemen Pengelolaan Wakaf Tunai di
Indonesia
Nama Jurnal : ZISWAF
Penulis : Ahmad Atabik
Pekerjaan : Dosen STAIN Kudus
Edisi Terbit : Juni 2014
Vol :1
No :1
Hal : 82-107

6
I. DESKRIPSI JURNAL
Abstract
This article describes the cash waqf management in Indonesia. A cash waqf
endowments performed person, group of people, and institutions or legal entities
in the form of cash. Endowments cash is still being debated among scholars’
whether legitimate or not, and the management of cash waqf professionally still a
discourse and not many people or institutions that can accept such endowments
models. This article also discusses the definition, the legal basis and the cash
endowments history. Also discussed about cash waqf as the foundation of
economic development of society by opening the rigidity of Muslims against this
cash waqf, also economic prospects waqf property; how the institution of waqf in
Islamic countries has been successful both in terms of the welfare society places
of worship, social, educational, health and other essential
infrastructure.Endowments cash in reality also has to serve as economic
empowerment; waqf potential as one of the instruments for the economic
empowerment of Muslims although management in Indonesia is still not good.
Yet judging by the numbers, waqf property in Indonesia is quite large. Most of the
endowment in the form or used for houses of worship, Islamic educational
institutions, public cemetery and others who averaged in the form of endowments
is not productive. Therefore, the existence of endowments in Indonesia today need
special attention, because the existing endowment for a generally still shaped
objects that do not move that basically have considerable potential as productive
lands are located to be managed productively.Kata kunci: Management,
Management, Cash Waqf, Indonesia
Kata kunci: Management, Management, Cash Waqf, Indonesia.
A. Pendahuluan
Diskursus tentang pengelolaan wakaf terutama wakaf tunai di Indonesia
terbilang masih sangat baru. Dalam sejarahnya, pengelolaan ini tidak lepas dari
periodesasi pengelolaan wakaf secara umum, yaitu: Pertama, periode tradisional;
yang masih menempatkan wakaf sebagai ajaran yang murni dalam kategori ibadah
mahdhah.

7
Wakaf yang berikan masih berupa benda-benda fisik yang tidak bergerak,
berupa tanah untuk tempat ibadah seperti masjid, mushalla dan sarana pendidikan.
Kedua, periode semi professional; pada periode ini pola pengelolaan wakaf
kondisinya masih relatif sama dengan periode sebelumnya, namun pada periode
ini sudah mulai ada pengembangan-pengembangan pengelolaan, yaitu
pemberdayaan wakaf secara produktif, meskipun masih secara sederhana.
Ketiga, periode professional; periode ini daya tarik wakaf sudah mulai
nampak dan dilirik untuk diberdayakan secara professional produktif.Untuk
membangun sebuah tatanan yang professional dibutuhkan sosialisasi strategis.
Wakaf tunai butuh disosialisasikan secara intensif agar wakaf tunai dapat diterima
dimasyarakat secara luas dan segera memberikan jawaban konkrit atas
permasalahan ekonomi selama ini. Memang, wakaf tunai masih menjadi
perdebatan dikalangan ulama’, dan pengelolaan wakaf tunai secara profesional
masih berupa wacana dan belum banyak pihak atau lembaga yang bisa menerima
model wakaf seperti itu. Namun, beberapa negera Islam telah berhasil
memberdayakan wakaf tunai secara maksimal dan telah terbukti dapat
mensejahterakan masyarakat muslim setempat.
Pada dasarnya wakaf tunai mempunyai manfaat yang tidak dimiliki oleh
wakaf benda tidak bergerak. Manfaat itu adalah wakaf tunai bisa bervariasi
jumlahnya sehingga seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa memulai
memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu menjadi tuan tanah terlebih
dahulu. Peralihan pemikiran dari wakaf barang mati ke wakaf tunai bisa mudah
dikelola dan dikembangakan asal modal asalnya disimpan rapat.
Wakaf tunai juga dapat membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan
Islam yang cash flownya terkadang kembang kempis. Dan dengan adanya wakaf
tunai umat Islam bisa mandiri dalam mengembangkan dunia pendidikan tanpa
harus terlalu tergantung pada anggaran pendidikan negara yang semakin lama
semakin terbatas (Tim Direktorat Pemberdayaan Wakaf, dalam Strategi
Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, 2007: 42).
Pengelolaan Wakaf Tunai
a. Mobilisasi Dana Wakaf

8
Telah dijelaskan di depan bahwa wakaf tunai merupakan salah satu usaha
untuk mengembangkan dan meningkatkan peran wakaf dalam bidang ekonomi.
Hal ini dimaksudkan bahwa wakaf tunai memiliki kekuatan yang bersifat umum
di mana setiap orang bisa menyumbangkan harta tanpa batas-batas tertentu.
demikian juga fleksibilitas wujud dan pemanfaatannya yang dapat menjangkau
seluruh potensi untuk dikembangkan.Pada dasarnya, Indonesia dengan penduduk
mayoritas muslim, sangat prospektif untuk mengembangkan potensi wakaf tunai,
karena secara ekonomi dengan model dan konsep wakaf tunai ini daya jangkau
mobilisasinya akan lebih merata ke sasaran masyarakat yang membutuhkan di
banding dengan konsep wakaf tradisional – konvensional, yaitu dengan bentuk
harta fisik yang biasanya dilakukan oleh keluarga yang mampu dan berada.
Ini semuanya bertujuan untuk memudahkan masyarakat untuk infaq dan
wakaf, maka dikembangkanlah wakaf tunai. Salah satu strategi wakaf tunai yang
dapat dikembangkan dalam memobilisasi wakaf tunai adalah model Dana Abadi
Umat (DAU), yaitu dana yang dikumpulkan dari berbagai sumber dengan
berbagai cara yang sah dan halal, kemudian dana yang terhimpun dengan volume
besar di investasikan dengan tingkat keamanan yang valid melalui lembaga
penjamin syari’ah yang paling tidak mencakup dua aspek pokok yaitu:
pertama, Aspek Keamanan; yaitu terjaminnya keamanan nilai pokok dana
Abadi sehingga tidak terjadi penyusutan dan pengurangan (jaminan keutuhan).
Kedua, Aspek Kemanfaatan atau Produktifitas; yaitu investasi dari dana
Abadi tersebut harus bermanfat dan produktif yang mampu mendatangkan hasil
atau pendapatan yang dijamin kehalalannya (incoming gererating allocation),
karena dari pendapatan inilah pembiayaan kegiatan dan program organisasi wakaf
dilakukan (Haq, 2012).
b. Manajemen Investasi Dana
Wakaf telah melalui sejarah yang sangat panjang, mulai dari zaman
Rasulullah pengelolaan wakaf terus berkembang.
c. Perluasan Pemanfaatan Dana
Dalam konsepnya, wakaf sering dianggap sebagai sumber aset yang
memberi pemanfaatan sepanjang masa. Namun permasalahan yang berkembang
kemudian adalah persoalan pengumpulan, pengelolaan dan pendayagunaan serta

9
pemanfaataan harta wakaf produktif di Indonesia yang membutuhkan penanganan
serius.
Pada realitasnya, pengelolaan wakaf tunai secara profesional masih berupa
wacana dan belum banyak pihak atau lembaga yang bisa menerima model wakaf
tunai ini. Wakaf tunai mempunyai manfaat yang tidak dimiliki oleh wakaf benda
tidak bergerak. Manfaat itu adalah wakaf tunai bisa bervariasi jumlahnya sehingga
seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa memulai memberikan dana
wakafnya tanpa harus menunggu menjadi tuan tanah terlebih dahulu. Peralihan
pemikiran dari wakaf barang mati ke wakaf tunai bisa mudah dikelola dan
dikembangakan asal modal asalnya disimpan rapat.
Wakaf tunai juga dapat membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan
Islam yang cash flownya terkadang kembang kempis. Pengeloaan wakaf di
Negara-negara Islam telah mengalami banyak kemajuan yang signifikan, baik
wakaf tidak bergerak maupun wakaf yang bergerak (tunai). Namun tidak terjadi
seperti itu di Indonesia. Padahal kalau dilihat jumlahnya, harta wakaf di seluruh
Indonesia terbilang cukup besar. Sebagian besar wakaf itu berupa atau digunakan
untuk rumah ibadah, lembaga pendidikan Islam, perkuburan umum dan lain-lain
yang rata-ratanya berupa wakaf tidak produktif.
Untuk memaksimalkan potensi wakaf, maka harta wakaf harus dikelola
dan diberdayakan dengan menegemen yang baik dan modern. Pemberdayaan
wakaf ini mutlak dperlukan dalam rangka menjalin kekuatan ekonomi umat demi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak. Sehingga potensi wakaf dapat
dimaksimalkan agar mempunyai peranan yang signifikan dalam tatanan ekonomi
nasional.
J. KEKHASAN DAN KEMUTAKHIRAN JURNAL
Jurnal ini secara khusus membahas mengenai Manajemen Pengelolaan
Wakaf Tunai di Indonesia sehingga kajian teori yang dibahas terperinci.

K. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL


Kelebihan jurnal ini adalah menerangkan kajian teori khususnya pada
biadang wakaf tunai di Indonesia yang terjadi dikalangan sekarang dan jurnal
inipun menerangkan teori literasi wakaf secara tunai yang berbasis manajemen di

10
era kontomperer dengan terperinci sehingga menambah khazanah literasi para
pembaca. Kelebihan jurnal ini memiliki teori yang lengkap, mulai dari
pendahuluan, kajian teori, dan sampai dengan kesimpulan pada akhir jurnal ini.
Adapun segala sesuatu pasti ada kekurangan agar menjadi lebih baik lagi
kedepannya, kelemahan jurnal ini hanya banyak membahas tentang teori, tidak
ada penelitian studi kasus pada lembaga yang menerapkan wakaf tunai yang akan
diteliti kemudian abstrak pada jurnal ini hanya menggunakan satu bahasa yakni
bahasa ingrris sehingga reviewer kesulitan dalam memahami dan pada jurnal ini
pula tidak terdapat email dan alamat dalam identitas jurnal.

L. REKOMENDASI
Jurnal ini sangat baik untuk dibaca dan menjadi bahan pertimbangan bagi
para ekonom islam/akademisi agar memberikan metode atau manajemen wakaf
yang lebih baik dengan menggunakan perencanan yang baik pula Karena segala
urusan yang terorganisir akan sampai kepada tujuan/target yakni mashlahat
kesejahteraan ummat.
WallahuA’lam

11
12

Anda mungkin juga menyukai