Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA PENGELOLA

ZAKAT DAN WAKAF


RAFIKA CHUDRIANA PUTRI (3004193069)
MUSYARRAFAH ITSNAINI (3004193041)
PENDAHULUAN

Perkembangan dunia zakat dan wakaf sebagai filantropi Islam kini semakin pesat dan memerlukan
kemampuan manajemen risiko yang baik agar bisa terus dipercaya oleh masyarakat.

Untuk mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi pada lembaga zakat dan wakaf dapat
diminimalisir melalui proses manajemen risiko yaitu: identifikasi terkait dengan resiko apa saja yang
mungkin muncul dalam aktivitas pengelolaan zakat, bagaimana dampaknya, dan bagaimana
memitigasi resiko maka akan mempermudah bagi lemabaga zakat dan wakaf tersebut mengambil
tindakan dan langkah yang tepat dan efektif.
A. LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT DAN LEMBAGA PENGELOLA
WAKAF

 1. BAZNAS
(Badan Amil
Zakat Nasional)
 sepenuhnya
mengacu pada
Undang-undang
Nomor 23 Tahun
2011 tentang
Pengelolaan Zakat.
2. LAZNAS (LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL)
Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat
atau swadaya. Keberadaan LAZ tetap dilindungi dan diberi kekuasaan untuk mengelola zakat oleh
pemerintah karena sebab cara inilah yang digunakan oleh pemerintah untuk tetap mendorong peran
serta masyarakat dalam mengelola zakat
3. UPZ(Unit Pengelola Zakat)
tugas mengumpulkan zakat untuk melayani muzakki, yang berada di desa atau kelurahan,
instansi-instansi pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.

 4. Lembaga Pengelola
Wakaf
 Badan Wakaf Indonesia
(BWI) adalah lembaga
negara independen yang
dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2004 tentang Wakaf.
Badan ini dibentuk dalam
rangka mengembangkan dan
memajukan perwakafan di
Indonesia.
Struktur Lembaga/Institusi Pengelola Zakat Di Indonesia
PENGELOLAAN RISIKO BAZ DAN LAZ.
 Dalam konteks pengelolaan zakat, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah
kredibilitas dan akuntabilitas institusi pengelola zakat. Hal yang harus dihindari
adalah munculnya ketidakpercayaan masyarakat akibat kesalahan dan pelanggaran
dalam pengelolaan zakat.
 Dunia perzakatan juga harus memiliki konsep yang jelas dalam memitigasi risiko yang
terjadi dalam pengelolaan dana zakat agar tidak menimbulkan kerugian atau akibat lain
yang ditimbulkan dari risiko yang terjadi dalam pengelolaan dana zakat.
B. RISIKO-RISIKO YANG DIHADAPAI LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT DAN WAKAF

 Berdasarkan pertemuan perdana International Working Group on


Zakat Core Principles (IWGZCP) akhir agustus 2014, telah
memaparkan bahwa terdapat empat jenis risiko yang telah
teridentifikasi di dalam dunia perzakatan yaitu, Pertama, risiko
reputasi dan kehilangan muzaki. Kedua, risiko penyaluran.
Ketiga, risiko operasional. Keempat, risiko transfer zakat antar
negara.
B. RISIKO-RISIKO YANG DIHADAPAI LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT DAN WAKAF
 Secara keseluruhan risiko institusi zakat dapat dikelompokkan ke
dalam 5 (lima) kategori risiko, yaitu: strategis, edukasi,
operasional, pelaporan dan kepatuhan. Dari lima kategori ini dapat
dipecah ke dalam 11 (sebelas) jenis risiko, yang dijabarkan lagi ke
dalam 36 sub-jenisi risiko diantaranya ;
1. RISIKO STRATEGIS
Risiko strategis bersifat menyeluruh karena dapat berdampak
pada seluruh kebijakan institusi zakat. Risiko strategis pada institusi
zakat umumnya timbul, antara lain karena institusi zakat menetapkan
strategi yang kurang sejalan dengan visi misi institusi zakat,
melaksanakan strategi institusi zakat yang tidak komprehensif,
mengambil keputusan yang tidak tepat
Identifikasi Risiko Reputasi Dampak

Belum optimalnya OPZ dalam (1)Rendahnya kinerja OPZ; (2)Menurunnya


menjalankan seluruh fungsi-fungsinya kredibilitas OPZ & kepercayaan masyarakat; (3)
(seperti edukasi, penghimpunan, dll.) Mematikan OPZ dalam jangka menengah dan
panjang

OPZ belum memiliki reputasi yang baik di (1)Masyarakat dapat berpeluang tidak
mata masyarakat mengenal OPZ, program beserta para penerima
manfaatnya dengan baik; (2)Berpengaruh terhadap
keabsahan ibadah zakat & sisi keberkahan yang
berkurang.
2. RISIKO EDUKASI
Risiko Identifikasi Risiko Dampak

edukasi eksternal Masyarakat belum paham (1)OPZ tidak/kurang


pentingnya menyalurkan zakat optimal dalam proses pengelolaan
melalui OPZ zakat; (2)Menghambat perkembangan
OPZ

edukasi internal Kebanyakan OPZ menjual produk Masyarakat menyalurkan sendiri


bukan mengedukasi zakat mereka kepada mustahik
Zakat
3. RISIKO OPERASIONAL

Risiko operasional Identifikasi Risiko Dampak


1. Risiko Dana Penghimpunan Harta yang dizakatkan berasal (1)Dana zakat OPZ
dari penghasilan nonhalal tercampur dana tidak halal;
(2)Pelanggaran syariah; (3) Harta
zakat menjadi tidak Sah
2. Risiko Dana Penyaluran Dana zakat disalurkan kurang adil Dana zakat disalurkan kurang adil
menjangkau daerah mustahik menjangkau
daerah mustahik
3. Risiko Dana Produktif Dana bergulir dari zakat kurang efektif (1)Program dana bergulir (untuk
karena mustahik tidak dibekali dengan tujuan produktif) kurang efektif;
keahlian yang dibutuhkan (2)Risiko dana bergulir macet dan
terjadi kerugian oleh karena tidak
dapat berputar kembali
4. Risiko Penghimpunan Dana Zakat Rencana penghimpunan 1)Realisasi penghimpunan
zakat OPZ terlalu optimis zakat meleset; (2) Berpengaruh secara
signifikan pada pelaksanaan program
di lapangan
5. Risiko Pengelolaan Dana Zakat Tingginya biaya operasional OPZ (1)Mengurangi proporsi
peruntukan dana zakat
ke mustahik; (2)Tidak
efisiennya pengelolaan
dana amil yang dapat
berpengaruh kepada
kepercayaan publik
6. Risiko Manajemen Penyaluran Dana Tumpang tindih penyaluran dana zakat (1)Terjadi ketidakadilan
dengan OPZ lain dalam penyaluran zakat; (2)Inefisiensi
Zakat alokasi dana; (3)Tidak terpenuhi
akuntabilitas dan transparansi
4. RISIKO AMIL
Identifikasi Risiko Amil Dampak

Belum efektifnya amil dalam melakukan Kurang efektifnya OPZ mengelola zakat
pendampingan pada sebuah proyek dan menurunnya kepercayaan masyarakat
pemberdayaan kaum dhuafa.  

Pekerjaan sebagai amil hanya pekerjaan OPZ memiliki SDM kelas 2


sampingan (second job)  
5. RISIKO MUZAKI DAN MUSTAHIK
Risiko Muzaki dan Mustahik Identifikasi Risiko Dampak
1. Risiko muzaki Banyak muzaki yang membayar zakat (1) Penghimpunan yang
secara musiman (Ramadhan) tidak stabil; (2) Pengaruh
terhadap kinerja penghimpunan dan
penyaluran; (3) Tingkat
layanan meningkat secara musiman
  Muzaki tidak tahu cara menghitung Jika hitungan zakat
besaran zakat berlebih, maka status
dana tersebut bukan zakat tetapi
infaq atau sedekah & jika hitungan
zakat kurang, maka masih ada hak
mustahik dalam dana muzaki
tersebut
1. Risiko Kehilangan Muzaki Muzaki kurang paham pentingnya (1) Penghimpunan yang tidak stabil;
membayar zakat melalui OPZ (2) Pengaruh terhadap kinerja
penghimpunan dan penyaluran;
  Kecenderungan muzaki membayar Penurunanpenghimpunan di
zakat secara mandiri lapangan
1. Risiko Mustahik Belum adanya indikator (1) Sulit menentukan
Pengukuran kesejahteraan mustahik; (2) Kegagalan
Mustahik identifikasiperkembangan
mustahik; (3) Ketepatan
penyaluran terganggu
  Mustahik tidak memiliki tanda (1) Mustahik tidak
pengenal/KTP dapat dilayani; (2) Sulit dalam
membuat laporan; (3) Risiko
validitas data mustahik
 
1. Risiko Kode Etik Amil belum memahami adab-adab Melanggar kode etik dan
mengumpulkan zakat (adil, jujur, Kepatuhan syariah
amanah,
6. Risiko Transfer Zakat Antarnegara
 Risiko transfer zakat antarnegara merupakan
potensi risiko apabila terjadi transfer zakat dari
negara surplus sebagai pemberi zakat dan
negara defisit sebagai penerima zakat
7. Risiko Hukum
 Risiko hukum merupakan kondisi yang dialami
oleh institusi zakat yang disebabkan karena
adanya perubahan regulasi atau hukum dari
regulator atau pemerintah yang dapat mengancam
posisi institusi zakat
C. Urgensi Manajemen Resiko Bagi Lembaga Pengelolaan Zakat Dan Wakaf

Secara umum, urgensi dari manajemen risiko pengelolaan zakat dapat dibagi menjadi lima hal berikut:
(1) Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator dan pihak terkait lainnya;
(2) Memastikan institusi zakat tidak mengalami opportunity loss baik yang bersifat unacceptable;
(3) Meminimalisasi opportunity loss dari berbagai risiko yang bersifat uncontrolled;
(4) Mengukur eksposur dan pemusatan risiko;
(5) Memastikan kepatuhan syariah dalam pengelolaan zakat, khususnya dalam mitigasi risiko.
Tidak jauh halnya dengan lembaga zakat, untuk terus menjaga kepercayaan yang diberikan
masyarakat ini, lembaga wakaf harus mampu menunjukan kualitas pengelolaannya secara baik dan
transparan. Salah satunya melalui manajemen risiko yang baik. Dengan dikelolanya risiko artinya
lembaga wakaf dapat meminimalisir, mencegah, dan menghindari terjadinya suatu ketidakpastian yang
menyebabkan kerugian pada aset wakaf. Sehingga manajemen risiko menjadi hal yang penting bagi
lembaga wakaf.
D. Proses Manajemen Resiko Pada Lembaga Pengelolaan Zakat Dan Wakaf

1. Proses Manajemen Risiko


Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko tersebut sehingga kita bisa
memperoleh hasil yang paling optimal. Proses manajemen risiko terbagi atas identifikasi
risiko, pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko.
2. Proses Manajemen Risiko Pada Lembaga Zakat
a. Identifikasi Risiko

Organisasi Pengelola Zakat dapat terbagi menjadi beberapa jenis: Sumber risiko institusi zakat
terdiri dari sebelas jenis risiko, yaitu risiko strategis, korporatisasi, edukasi, operasional, properti, amil
dan relawan, muzaki dan mustahik, transfer zakat antar negara, pelaporan, hukum, dan risiko
kepatuhan institusi zakat. Risiko strategis terdiri dari risiko visi misi, pencapaian tujuan dan risiko
reputasi. Risiko edukasi yang terdiri dari risiko edukasi eksternal yang berasal dari masyarakat,
pemerintah dan pihak eksternal lainnya serta edukasi internal institusi zakat.

Sementara risiko operasional terdiri dari risiko dana pengimpunan, dana penyaluran, dana
produktif, penghimpunan zakat, pengelolaan dana zakat, penyaluran zakat, infrastruktur jaringan/IT,
kerjasama mitra, pengembangan program, kepemimpinan, kompetisi, dan kejahatan/penipuan. Risiko
amil dan relawan yang terdiri dari risiko tata kelola amil dan risiko pengelolaan relawan, Risiko
properti terdiri dari risiko manusia, ekonomi dan bencana alam. Risiko Mustahik dan Muzaki terdiri
dari risiko Muzaki, kehilangan Muzaki, kepuasan Muzaki, risiko Mustahik, kehilangan Mustahik,
kepuasan Mustahik dan risiko kode etik. Sedangkan risiko kepatuhan terdiri dari risiko kepatuhan
syariah dan kepatuhan regulasi.
b. Pengukuran Risiko
Risiko-risiko yang sudah teridentifikasi sebelumnya kemudian dinilai dengan standar
pengukuran yang menjadi indikator ukuran risiko seperti pada tingkat kemungkinan dan
besaran dampak yaitu seberapa besar dampak yang diterima jika risiko tersebut terjadi.
c. Pengelolaan/Mitigasi Risiko

Strategi mitigasi merupakan tindakan yang berupa teknik, proses, prosedur untuk
mengurangi dampak risiko yang mungkin muncul dalam aktivitas entitas. Secara garis
besar, mitigasi risiko pada institusi zakat dapat dibagi menjadi lima tingkatan tanggapan
terhadap risiko, antara lain:
(1) menghilangkan risiko institusi zakat dengan menghapus bahaya tertentu yang muncul
dari aktivitas terkait institusi zakat, sehingga risiko tersebut tidak lagi menjadi ancaman
bagi institusi zakat;
(2) mengambil tindakan untuk tidak melakukan aktivitas yang memungkinkan terjadinya
risiko, sehingga institusi zakat lebih berhati-hati dalam mengelola zakat
(3) Mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko dan dampak kerusakan yang

dihasilkan oleh suatu aktivitas dalam institusi zakat dengan memindahkan risiko yang
muncul kepada pihak lainnya
(4) Mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko dan dampak risiko dengan membagi
risiko institusi zakat dengan pihak lain di luar institusi zakat
(5) Menerima risiko tersebut sebagai bagian penting dari aktivitas pengelolaan zakat

Risiko Pengelolaan Zakat


Identifikasi risiko lembaga zakat banyak merujuk pada identifikasi risiko lembaga non
profit. Adapun risiko dalam pengelolaan zakat yaitu :
 Risiko dalam Proses Menghimpun Dana
 Risiko dalam Proses Mengelola Dana
 Risiko dalam Proses Mendistribusikan Dana
3. Proses Manajemen Risiko Pada Lembaga Wakaf

Jika nazhir tersebut tidak bisa mengelola risiko dengan baik, maka pengelolaan wakaf tidak akan Berjalan

efektif. Dari sinilah seorang nazhir harus siap dan mampu mengelola kemungkinan-kemungkinan

terjadinya risiko. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui tiga tahap berikut ini:

Identifikasi risiko, Pengukuran dan Evaluasi Risiko dan Pengelolaan risiko

Beberapa risiko yang kemungkinan dapat terjadi dalam pengelolaan perwakafan dan mitigasi

yang dapat dilakukan, yaitu:


 Risiko Penghimpunan Harta Wakaf
 Risiko Reputasi
 Risiko Produktivitas Aset Wakaf
 Risiko Investasi

Anda mungkin juga menyukai