Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Perekonomian Tertutup Tanpa Kebijakan


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teori Ekonomi Makro Islam
Dosen Pengampu: Bpk Kartubi

Dibuat Oleh:
Nur Mariana : 1215210054

EKONONOMI SYARI’AH 4B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
NATUNA
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkatlimpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat padawaktunya. Makalah ini membahas Tentang “Perekonomian Tertutup Tanpa
Kebijakan”

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatanakan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telahmembantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yangsetimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis har
apkanuntuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Ranai, Juni 2023


.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. i
 
Daftar Isi ............................................................................................................................. i
 
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................
1
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Perekonomian Tertutup Tanpa Kebijakan
Pemerintah dalam Perspektif Ekonomi Konvensional ..................................... 2
a. Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi
Konvensional ............................................................................................ 2
b. Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Islam ............... 3
c. Penentu – Penentu Lain Konsumsi dan Tabungan .............................. 3
d. Fungsi Investasi Dengan pendekatan Ekonomi Konvensional ........... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................................
5
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 5

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................


6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
System Perekonomian yang ada di Indonesia begitu banyak, sehingga perlu adanya kebijakan-

kebijakan. Apabila suatu kegiatan usaha ekonomi yang kita lakukan tentu ada hal-hal yang harus

kita penuhi. Perekonomian suatu negara ada pembagian dua system, perekonomian tertutup dan

terbuka. Dalam perekonomian tertutup juga dikenal dengan kebijakan pemerintah atau tanapa

kebijakan pemerintah. Dan dalam hal ini kita akan membahas mengenai Perekonomian tertutup

tanpa kebijakan pemerintah. 

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Perekonomian Tertutup Tanpa Kebijakan Pemerintah


dalam Perspektif Ekonomi Konvensional

Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak berinteraksi dengan perekonomian -


perekonomian lain. Khususnya, perekonomian tertutup tidak terlibat dalam pedagangan
internasional., tidak juga terlibat pinjam meminjam secara internasional
Perekonomian tertutup artinya tidak mengenal hubungan luar negeri, sehingga tidak ada kegiatan
ekspor-impor. Perekonomian sederhana tidak mengenal keterlibatan pemerintah dalam kegiatan
perekonomian. Jadi, perekonomian tertutup sederhana adalah perekonomian yang melibatkan
dua pelaku, yaitu rumah tangga dan perusahaan (swasta). Perekonomian sederhana tidak mengenal
keterlibatan pemerintah dalam kegiatan  perekonomian.
Dalam membahas perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran, perekonomian
suatu Negara dapat digolongkan atas :
a. Perekonomian Tertutup (closed economy), yang meliputi atas perekonomian sederhana
(perekonomian dua sector) dan perekonomian tiga sector,
b. Perekonomian Terbuka (opened economy).

Pada bagian ini akan dibahas perekonomian dua sektor, yaitu perekonomian yang terdiri dari
pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen yang biasanya disebut dengan komsumsi dan
pengeluaran yang dilakukan rumah tangga produsen yang biasanya disebut dengan investasi.
Keseimbangan perekonomian sederhana atau dua sector dapat dituliskan dengan notasi berikut.                
Y = C+1         Persamaan ini mencerminkan kondisi antara output yang diproduksi (Y) sama
dengan output yang dijual (C+1).
Jika sebagian pendapatan digunakan untuk konsumsi dan sebagian pendapatan digunakan untuk
menabung (saving atau diberi notasi S) maka dapat ditulis:       Y=C+S

a. Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional

2
Dalam perhitungan pendapatan nasional, pendapatan yang dihasilkan rumah tangga konsumen
(household) merupakan sisi pendapatan sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga
(household) merupakan sisi pengeluaran

            Rasio perubahan pengeluaran konsumsi dengan perubahan pendapatan (MPC) lebih besar
nol mencerminkan pengeluaran konsumsi rumah tangga akan meningkat seiring dengan
meningkatnya tingkat pendapatan. Sedangkan perubahan pengeluaran konsumsi dengan perubahan
pendapatan (MPC) kurang dari satu mencerminkan kenaikan pengeluaran konsumsi akan selalu
lebih kecil dari kenaikan pendapatan.

            Selain itu, Keynes juga mengatakan bahwa Average Propensity to consume (APC) yang
merupakan perbandingan antara konsumsi yang dilakukan dengan tingkat pendapatan disposble  
(APC= C/Y) akan mengalami penurunan sebagai akibat kenaikan pendapatan. Yang menarik dari
pandangan Keynes yang lain yang menyatakan pendapatan merupakan penentu / determinan
konsumsi yang terpenting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Menurut Keynes
pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori.

b. Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Islam

Pembahasan funsgsi konsumsi dalam pendekatan ekonomi Islam banyak dilakukan para ahli
ekononu Islam. Pada bagian ini akan dibahas beberapa pandangan diantaranya yag terkait dengan
fungsi konsumsi.
1. Pandangan Fahim Khan tentang Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Mengacu pada pandangan Keynes yang menyatakan konsumsi yang dilakukan rumah tanngga
konsumen dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, Khan membagi tingkat pendapatan masyarakat
menjadi.

a. pendapatan yang berada diatas nisab (angka minimal asset yang terkena kewajiban zakat)
yang dinotasikan dengan Yu (upper classes/ golongan  kaya)
b. pendapatan yang berada dibawah nisab yang dinotasikan dengan YL (lower classes /
golongan miskin).

2. Panadangan Metwally tentang fungsi konsumsi dan tabungan

c. Penentu – Penentu Lain Konsumsi dan Tabungan

1. Kekayaan yang telah terkumpul

3
Sebagai akibat dari mendapat harta warisan, atau tabungan yang banyak sebagai akibat usaha di
masa lalu, maka seseorang berhasil mempunyaikekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti
itu ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar bagian dari
pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi di masa sekarang.
2. Suku bunga

Suku bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Pada
suku bunga yang rendah orang tidak begitu suka membuat tabungan karena mereka merasa lebih
baik melakukan pengeluaran konsumsi dari menabung.
3.      Sikap berhemat
Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada
masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih – lebihan dan mementingkan tabungan.
4.      Keadaan perekonomian
Dalam perekonomian yang tumbuh teguh dan tidak banyak pengangguran, masyarakat
berkecenderungan melakukan pengeluaran yang lebih aktif. Tetapi dalam perekonomian yang
lambat perkembangannya, tingkat pengangguran sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan
pendapatannya menjadi makin berhati -  hati.

d. Fungsi Investasi Dengan pendekatan Ekonomi Konvensional

Adalah pembelian barang yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi lebih banyak barang
dan jasa. Investasi adalah jumlah dari pembelian peralatan modal, persediaan, dan bangunan atau
struktur. Investasi pada bangunan mencakup pengeluaran untuk mendapatkan tempat tinggal baru.
Menurut kesepakatan bersama, pembelian tempat tinggal baru merupakan satu bentuk
pembelanjaan rumah tanggayang dikategorikan sebagai investasi dan bukan sebagai konsumsi.
Secara singkat investasi (investment) dapat didefinisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok
kapital yang ada. Istilah  lain dari investasi adalah pemupukan modal atau akumulasi modal.
Dengan demikian, di dalam makro ekonomi pengertian investasi tidak sama dengan modal. Dalam
makroekonomi, investasi memiliki arti yang lebih sempit yaitu jumlah yang dibelanjakan sektor
bisnis untuk menambahkan stok modal dalam periode tertentu. Sedangkan modal merupakan stok
ketika nilai uang dari gedung-gedung, mesin-mesin, dan inventaris lainnya adalah tetap pada suatu
waktu.  
Ada 3 bentuk pengeluaran investasi :
1. Investasi tetap bisnis (business fixed investment), yaitu pengeluaran investasi untuk pembelian
berbagai jenis barang modal  yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk
mendirikan berbagai jenis industry dan perusahaan

2.      Investasi residensial (residensial investment), yaitu pengeluaran untuk mendirikan rumah


tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, bangunan pabrik,dan bangunan lainnya.
3.      Investasi persedian (intervetory investment)  yaitu berupa pertambahan nilai stok barang-
barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang lain yang belum diproses  produksi
pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.

4
BAB III
PENUTUP

Perekonomian tertutup tanpa kebijakan pemerintah adalah Perekonomian dua sector yang
merupakan perekonomian yang terdiri dari pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen.
Investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
pelengkapan-pelengkapan produksi untuk menambah kemampuan untuk memproduksi barang-
barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.

5
DAFTAR PUSTAKA

o Huda, Nurul et al. Ekonomi Makro Islam. Pendekatan Teoritis. 2009. Kencana. Jakarta


o Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi: Teori Pengantar. 2006. Rajawali Pers. Jakarta
o Mankiw, N. Gregory. pengantar ekonomi makro. Terjemahan ( chiswan sungkono). 2006.
Salemba Empat. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai