Anda di halaman 1dari 8

TANTANGAN EKONOMI BAGI PRESIDEN

JOKOWI

A. Pengurangan Subsidi Energi

Presiden Jokowi tidak ada pilihan selain harus terus menurunkan subsidi energi,
khususnya BBM atau premium. Selama bulan januari-juni 2014, subsidi BBM sudah
menghabiskan kouta yang ditetapkan di dalam APBN-P 2014, yaitu sebesar 22,9 juta
kilolitre dan nilai subsidi BBM juga terus naik setiap tahun. Hal ini jelas tidak hanya
mengancam pemerintah bangkrut, tetapi juga membuat perekonomian Indonesia bisa
semakin lemah ( antara lain karena tidak adanya dana APBN tersedia untuk misalnya
pembangunan infrastruktur dan membiayai kegiatan-kegiatan produktif lainnya ) dan
semakin tidak sehat ( tingkat efsiensi pemakaian sumber daya alam, dalam hal ini BBM
semakin tidak efisien ).
B. Kesejahteraan Buruh ( Tuntutan Kenaikan Upah )

Dalam beberapa tahun belakangan ini, isu upah minimum menjadi semakin penting,
tidak hanya dari sudut pandang ekonomi dan sosial melainkan juga dari sisi politik.
Bahkan isu ini semakin terpolitisir, alasannya sederhana banyak permasalahan selama ini
dalam penentuan upah minimum di Indonesia yang terutama dari pihak pekerja atau buruh
dianggap memberikan mereka hidup layak. Penentuan upah minimum di Indonesia sudah
menjadi suatu hal yang sangat krusial dilihat dari segi sosial, ekonomi maupun politik,
namun hal ini tidak mudah dilakukan. Yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah
adalah bahwa walaupun penentuan upah minimum yang didasarkan pada biaya kehidupan
minimum atau KHL adalah penting, tingkat produktivitas tenaga kerja harus dianggap
sebagai variabel kunci.

Jika upah terlalu tinggi, tidak diikuti oleh tingkat produktivitas yang tinggi, berarti
biaya produksi tinggi yang selanjutnya perusahaan rugi, yang pada akhirnya perusahaan
tutup dan jika semua perusahaan tutup, maka laju pertumbuhan output agregat atau PDB
negatif. Jika upah terlalu rendah, produktivitas juga rendah atau menurun yang pada
akhirnya sama juga dampaknya terhadap ekonomi.

Idealnya, harus ada siklus antara tingkat upah dan volume produksi, kenaikan upah
harus dibarengi dengan kenaikan produktivitas pekerja, dan jika ini terjadi, maka
pendapatan masyarakat bertambah, yang berarti selanjutnya permintaan pasar meningkat
yang mendorong perusahaan menaikkan volume produksinya dan menaikkan upah
pekerjaannya.
C. Pertumbuhan Kesempatan Kerja

Tantangan berikutnya yang juga sangat berat bagi Presiden Jokowi adalah bagaimana
meningkatkan laju pertumbuhan kesempatan kerja. Data terakhir yang ada menunjukkan bahwa
pada tahun 2013, persisnya per Agustus, jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia sebanyak
110,8 juta orang, berkurang sebanyak 3,2 juta orang disbanding keadaan pada Februari 2013,
yakni 114,0 juta orang atau berkurang 10 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2012.

Ada sejumlah isu penting terkait dengan kondisi kesempatan kerja atau pasar tenaga kerja di
tanah air yang perlu mendapatkan perhatian serius :

1. besarnya elastisitas kesempatan kerja dari pertumbuhan ekonomi (umum disebut elastisitas
penciptaan lapangan kerja), yang selama ini relatif kecil. Semakin kecilnya elastisitas
kesempatan kerja tentu bisa menjadi sebuah masalah serius dinegara seperti Indonesia dengan
jumlah penduduk yang sangat besar dan tumbuh terus setiap tahun, yang berarti jumlah angkatan
kerja juga besar dan tumbuh terus setiap tahun.
2. Penyebaran kesempatan kerja menurut sektor ekonomi. Struktur lapangan pekerjaan menurut
sektor ekonomi di Indonesia tidak pernah berubah banyak, dimana sektor pertanian ( termasuk
pertenakan, kehutanan, dan perikanan , sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa, dan
sektor industri pengolahan secara berurutan merupakan penyumbang terbesar kesempatan kerja
di Indonesia.

3. Penyebaran kesempatan kerja menurut wilayah atau provinsi. Menurut bappenas, selama
periode 2012-2014, perkiraan kebutuhan tenaga kerja paling besar bukan di Jawa, melainkan di
Kalimantan yakni mencapai 1.742.550 jiwa dengan rencana investasi mencapai Rp 779 triliun.

4. peran sector informal disalam penyediaan lapangan kerja di Indonesia. Data yang ada
menunjukkan bahwa jumlah pekerja disektor informal jauh lebih besar dari pada di sector
formal, dan ini bukan salah satu keunikan Indonesia, melainkan salah satu keunikan negara-
negara sedang berkembang (NSB), khususnya dari kelompok negara miskin atau berpenghasilan
rendah perkapita.
5. tingkat pengangguran, khususnya pengangguran terbuka. Jika dilihat dari jumlah orang yang
menganggur secara penuh (yang disebut pengangguran terbuka) setiap tahun mulai dari tahun
1996 hingga tahun 2013 membaik. bahkan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2013 jauh
lebih baik jika dibandingkan pada tahun 2005 yan waktu itu pesentasenya sempat menyentuh
angka diatas 11% dan cenderung menurun terus paling tidak pada bulan februari 2014 atau
mencapai 10,85 juta jiwa.

D. Pembangunan Sektor Pertanian

Dalam sektor pertanian, Indonesia sudah lama mengalami kerugian besar karena seharusnya
Indonesia kalau bukan negara teratas, masuk di dalam kelompok negara-negara besar didunia
dalam produksi pertanian, baik komoditas mentah maupun produk-produk olahannya. Dalam hal
pertanian, Presiden Jokowi menghadapi tiga tantangan besar. Pertama, bagaimana Indonesia bisa
mandiri dalam pengadaan komoditas-komoditas pertanian khususnya untuk kebutuhan pokok
seperti beras, jagung, gandum, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Kedua, bagaimana Indonesia bisa
menjadi salah satu negara besar
mengekspor tidak hanya komoditas-komoditas mentah pertanian namun juga produk-
produk turunannya. Ketiga, bagaimana petani Indonesia bisa sejahtera. Salah satu
indikator yang umum digunakan untuk mengukur perkembangan kesejahteraan petani
adalah nilai tukar petani ( NTP ), yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang
diterima petani ( It ) terhadap indeks harga yang dibayar petani ( Ib ), merupakan salah
satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani pedesaan.

E. Pengurangan ULN

Mengurangi ketergantugan ekonomi Indonesia atau keuangan pemerintah terhadap


utang luar negeri ( ULN ) juga merupakan suatu tantangan berat bagi Presiden Jokowi.
Dikatakan tantangan berat karena dari sejak awal era orde baru hingga sekarang ini
Indonesia masih belum bisa melepaskan atau mengurangi ketergantungan pada ULN.
Kesimpulan
 Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu keputusan
ekonomi dapat mempengaruhi jalannya politik disuatu negara begitu
juga sebaliknya dengan suatu kebijakan politik dapat mempengaruhi
jalannya perekonomian disuatu negara.

Anda mungkin juga menyukai