PEMBAHASAN
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran. Nanga
(2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang
mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang
yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8).
Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian
yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International
Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu:
v Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang
selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari
pekerjaan.
v Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan
pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang
dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan
lain/tambahan (BPS, 2001: 4).
v Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
v Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain (BPS, 2000: 14).
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
b) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur
ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya
kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran
pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya. Contohnya : Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk
sementaramenganggur. Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang
lebih baik
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi
jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya: pada musim panen,
para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
e) Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang
yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka
mereka tidak bekerja lagi.
f) Pengangguran Politis
Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsungatau tidak,
mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalahsehingga
menimbulkan PHK.
g) Pengangguran Deflatoir
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Sejak 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus menaik, dari 4,18 juta
menjadi 11,35 juta. Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia muda, pengangguran
juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di daerah
perkotaan. Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada penganggur wanita dan
pengaggur terdidik.
Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisa
diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu.Sektor di hulu yang banyak
berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor kependudukan,
pendidikan dan ekonomi.
Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan setengah
pengangguran. Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan dari 2,0
persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-2009. Demikian juga
pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari
periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan
ekonomi menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanya
mencapai 4,1 persen. Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat baik
di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan
industri.
Untuk itu perlu diupayakan cara mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut:
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani
orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per-kapita.
Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun
dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan meningkat, dengan
catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.
1. Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut sebelum
sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan
salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka
pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.
1. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya.
Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah masyarakat.
Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri
(minder) karena statusnya yang tidak jelas.
Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di Jakarta 29 Juni
2004. Lima orang tokoh dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perwakilan
pengusaha, perwakilan perguruan tinggi, menandatangani deklarasi tersebut, merekaadalah
Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal; Walikota Pangkal Pinang Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung H. Zulkarnaen Karim; Palgunadi; T. Setyawan,ABAC; pengusaha; DR. J.P. Sitanggang,
UPN Veteran Jakarta; Bambang Ismawan, Bina Swadaya, LSM; mereka adalah sebagian kecil
dari para tokoh yang memandang masalah ketenagakerjaan di Indonesia harus segera
ditanggulangi oleh segenap komponen bangsa.
Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk membangun kepekaan
dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta masyarakat seluruhnya untuk
berupaya mengatasi pengangguran.
Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan
Kesempatan Kerja.
kondisi Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai
dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan
dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :
c) Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis
dan rinci.
f) Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha
atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan
proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa
dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL
Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
h) Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga
terampil.Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu
karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.Juga
kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya
informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan
yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD
1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan
pengangguran menjadi komitmen nasional.
Ketidakmerataan pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik juga sangat
berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di Indonesia. Semua permasalahan hal diatas tampaknya
sudah dipahami oleh pembuat kebijakan (Decision Maker). Namun hal yang tampaknya kurang
dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan atau pengangguran bersifat multidimensi,
sehingga juga memerlukan cara pemecahan yang multidimensi pula.
3.2 Saran
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah. Pemerintah harus
bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan, serta menjalankan
kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat hasil yang maksimal.
Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk
bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-
masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas
dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya
pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia.
https://zenaoke.wordpress.com/2012/04/17/makalah-pengangguran/
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memperoleh informasi dan data yang
cukup sehingga permasalahan yang telah dikemukakan pada rumusan masalah dapat
digambarkan dengan jelas melalui informasi yang diperoleh. Adapun tujuan penulisan makalah
ini ialah :
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi pengannguran menurut Sadono Sukirno, pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan namun belum
dapat memperolehnya.
Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak, pengangguran adalah orang yang tidak
bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan
nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah
makro ekonomi yang paling utama.
Pengangguran disebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang, kebutuhan
jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, penyediaan dan
pemanfaatan tenaga kerja tidak seimbang.
3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas maka saya dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :
Peningkatan pada mobilitas modal dan tenaga kerja dan segera memindahkan kelebihan
tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang
kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan kerja (lowongan)
kerja yang kosong dan mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami
pengangguran.
http://tiktikaia.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengangguran.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pokok perekonomian Indonesia adalah masalah pengangguran.
Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan,
kriminalitas dan masalah - masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah
angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi
yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar
dan kompleks.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan
pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan
kerja, yang disebabkan antara lain: perusahaan yang menutup / mengurangi bidang usahanya
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat
inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain - lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran ?
2. Apa saja macam-macam dari pengangguran ?
3. Apa penyebab terjadinya pengangguran ?
4. Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia ?
5. Apa dampak yang diakibatkan dari pengangguran ?
6. Bagaimana cara mengatasi pengangguran ?
7. Apa pengaruh inflasi terhadap pengangguran ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui arti dari pengangguran.
b. Untuk mengetahui macam - macam dari pengangguran.
c. Untuk mengetahui penyebab dari pengangguran.
d. Untuk mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia.
e. Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan pengangguran
f. Untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran.
Nanga ( 2005 : 249 ) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang
yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak
sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai
orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan ( BPS, 2001 : 8 ).
Menurut Sudono Sukirno pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian
yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International
Labor Organization ( ILO ) memberikan definisi pengangguran yaitu :
Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang
selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari
pekerjaan.
Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan
pekerja mandiri ( berusaha sendiri ) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang
dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan
lain / tambahan ( BPS, 2001: 4 ).
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional ( SAKERNAS ) menyatakan bahwa
:
Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang
masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu namun
tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain ( BPS, 2000: 14 ).
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah - masalah
sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengangguran adalah
penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau menyiapkan suatu usaha baru.
B. Macam-Macam Pengangguran
Ada beberapa macam pengangguran yang digolongkan berdasarkan lama waktu dan
penyebab terjadinya, antara lain:
1. Macam Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja
a. Pengangguran terbuka ( open unemployment ), yakni tenaga kerja yang benar-benar tidak
memiliki pekerjaan (sama sekali tidak bekerja). Pengangguran ini terjadi karena tidak adanya
lapangan pekerjaan atau karena ketidak sesuaian lapangan kerja dengan latar belakang
pendidikan dan keahlian tenaga kerja.
b. Setengah menganggur ( under unemployment ), yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi bila di
ukur dari sudut jam kerja, pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal.
c. Pengangguran terselubung (disguised unemployment) yakni tenaga kerja yang bekerja tapi tidak
sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan S1
pertanian bekerja sebagai tenaga pembukuan, atau seorang insinyur teknik, bekerja sebagai
pelayan restoran.
1. Perubahan struktural
Seperti disebutkan Reynold, masters dan Moser jenis pengangguran ini terjadi karena tidak
sepadan/ketidak cocokan antara kulifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan
persyaratan yang diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi.
Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi konstribusi sektoral terhadap produksi nasional
(regional). Bila sektor industri memberikan konstribusi paling besar terhadap PDB dibanding
dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian tersebut adalah industri, atau sebaliknya
(Sadono Sukirno) katakanlah dalam suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur ekonomi
dari pertanian ke sektor industri. Dampak selanjutnya, adalah dibutuhkannya kualifikasi
pekerjaan yang cocok disektor industri. Ketika persyaratan ini tidak terpenuhi, maka tenaga kerja
yang ada menjadi tidak terpakai, kecuali terjadi penyesuaian kualifikasi seperti yang dibutuhkan.
2. Pengaruh Musim
Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi sektor terjadi juga pada
sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana sektor jasa tansportasi dan pariwisata
menjadi sangat sibuk dibanding dengan hari-hari biasa. Begitu pula hari menjelang, sedang dan
bulan suci Ramadhan, nampak permintaan antara barang dan jasa meningkat dan selanjutnya
akan membawa dampak otomatis terhadap permintaan tenaga kerja disektor yang bersangkutan.
3. Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat).
Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang lengkap tentang lowongan kerja.
Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mendapat lowongan pekerjaan tersebut.
Pilihannya adalah tidak bekerja. Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.
Investasi merupakan komponen aggregate demand yang mempunyai daya ungkit terhadap
perluasan tenaga kerja. Perubahan investasi membawa dampak output (pendapatan). Secara
otomatis meningkatnya output akan membutuhkan sumberdaya untuk proses produksi (modal,
tenaga kerja, dan input lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat
dengan adanya peningkatan dan pengeluaran otonom tadi.
Keahlian dan produktifitas sangan erat. Orang yang memiliki keahlian akan memiliki
produktifitas tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya pada aktivitas ekonomi produktif.
Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan dengan cara diantaranya adalah melalui
pendidikan, atihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat
pembinaan motifasi kerja.
6. Diskriminasi
Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat pendidikan, ekonomi,
hukum, agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan dan pengembangan SDM tidak diberikan
seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber SDM. Dan dalam
jangka panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.
Bila kendala-kendala diatas bisa dieleminir atau bahkan dapat ditemukan pemecahannya, maka
persoalan pertumbuhan penduduk tidak akan terlalu jadi masalah. Bahkan boleh jadi bisa
menjadi pendorong pembangunan.
Inflasi yang tinggi akan mendorong produsen melakukan efesiensi terhadap industrinya, seperti
merasionalkan tenaga kerja atau melakukan perampinagan organisasi perusahaannya yang
berakibat semakin bertambahnya jumlah pengangguran. Penawaran tenaga kerja semakin
bertambah sedangkan permintaan terhadap tenaga kerja kian berkurang. Tenaga kerja yang
menganggur terpaksa harus mau menerima uapah yang rendah tiadak jarang pula lebih rendah
nilainya dari pada harga barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya.
2. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat
tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
3. Pengangguran di sebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan
kerja, struktur lapangan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan
penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja
wanita salam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia, penyediaan dan pemanfaatan tenaga
kerja antar daerah tidak seimbang.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas maka saya dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat
dan sektor ekonomi yang kekurangan.
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang
kosong.
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
http://astosetio.blogspot.co.id/2015/02/makalah-pengangguran.html
BAB I
PENDAHULUAN
Tetapi hal ini tidak saja membuat pemerintah dan masyarakat lega, namun juga menimbulkan
masalah baru yang hingga kini belum dapat terselesaikan. Masalah yang tiap tahun bertambah
rumit, dan makin banyak saja masyarakat yang menjalani profesi ini, yaitu pengangguran.
Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan,
kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah
angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi
yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar
dan kompleks.
Jika masalah pengangguran yang demikian pelik dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar
kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial. yang terjadi tidak saja menimpa para
pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa orangtua yang kehilangan
pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup. Indikator masalah sosial bisa dilihat dari begitu
banyaknya anak-anak yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan
maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan
memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.
Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi sektor terjadi juga pada
sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana sektor jasa tansportasi dan pariwisata
menjadi sangat sibuk dibanding dengan hari-hari biasa. Begitu pula hari menjelang, sedang dan bulan
suci Ramadhan, nampak permintaan antara barang dan jasa meningkat dan selanjutnya akan membawa
dampak otomatis terhadap permintaan tenaga kerja disektor yang bersangkutan.
2.3.2 Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat).
Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang lengkap tentang lowongan kerja. Sehingga
mereka kehilangan kesempatan untuk mendapat lowongan pekerjaan tersebut. Pilihannya adalah tidak
bekerja. Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.
Investasi merupakan komponen aggregate demand yang mempunyai daya ungkit terhadap
perluasan tenaga kerja. Perubahan investasi membawa dampak output (pendapatan). Secara otomatis
meningkatnya output akan membutuhkan sumberdaya untuk proses produksi (modal, tenaga kerja, dan
input lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat dengan adanya peningkatan
dan pengeluaran otonom tadi.
Keahlian dan produktifitas sangan erat. Orang yang memiliki keahlian akan memiliki produktifitas
tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya pada aktivitas ekonomi produktif. Untuk meningkatkan
keahlian dapat dilakukan dengan cara diantaranya adalah melalui pendidikan, atihan, magang,
pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan motifasi kerja.
2.3.5 Diskriminasi
Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat pendidikan, ekonomi, hukum,
agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan dan pengembangan SDM tidak diberikan seluas-luasnya
kepada publik, dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber SDM. Dan dalam jangka panjang
kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang
tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi
Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan lagi ditambah
dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran
terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan
tinggi).
2.3.8 Pemalas
Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia adalah budaya
malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan menyogok
untuk mendapatkan pekerjaan.
Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor bapak. Dengan
demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut,
bapak bisa pecat saya. Adakah yang berani mengambil resiko seperti itu? Kami yakin sedikit sekali.
Padahal kalau dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa
menimba pengalaman sebanyak-banyaknya. Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat
pengalaman kerja 3 bulan.
Menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Diharapkan dengan demikian para lulusan sekolah ataupun
perguruan tinggi tidak hanya memiliki tujuan sebagai pegawai saja, namun lebih baik apabila mereka
membuat usaha-usaha yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga dengan demikian membantu
pemerintah dalam mengatasi jumlah pengangguran yang kian banyak. Dan bisa kita lihat akhir-akhir ini,
sudah banyak sekali lulusan muda berbakat yang sukses melakukan kegiatan usaha.
Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah keterampilan, dan
meningkatkan pendidikan.
Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat atau
sector ekonomi yang kekurangan
2.6.5 Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan
kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen
memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas
khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.Mendorong
terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong
terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai
teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD,
BUMS dan pihak lainnya.
2.6.6 Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan,
khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas
transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai
jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
2.6.7 Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis
dan rinci.
2.6.8 Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis
perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman
Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang
pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
2.6.9 Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang
belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik
para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan
dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga
kerja daerah setempat.
2.6.10 Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau
hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses
produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan
secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia
untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
2.6.11 Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia dini)
yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan
sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk
dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
2.6.12 Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi secara
ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal
itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
2.6.13 Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem
pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.
Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap
menghadapi dunia kerja.
2.6.14 Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak
geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat
potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu
dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
3.1.1 Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya.
3.1.2 Secara umum pengangguran dapat dibedakan menjadi 2 golongan, menurut lama waktu kerja
(pengangguran terselubung, setengah menganggur, terbuka) dan menurut penyebabnya
(pengangguran konjungtural, structural, friksional, musiman, teknologi, dan siklus)
3.1.3 Pengangguran disebabkan oleh beberapa hal seperti laju pertumbuhan penduduk yang besar,
minimnyaa lapangan pekerjaan, malasmencari pekerjaan, dll.
3.1.4 Melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri, membuat angka pengangguran
bertambah. BPS melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak
7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
7,24 juta jiwa
3.1.5 Pengangguran menyebabkan munculnya kemiskinan, gangguan psikologi, tindak kejahatan dan
kriminal, dan menyebabkan tingkat pendapatan nasional menurun.
3.1.6 Pengangguran dapat dikurangi dengan beberapa cara seperti memperluas lapangan pekerjaan,
mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah keterampilan,
meningkatkan pendidikan , dll.
3.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan penulis adalah sebaiknya pemerintah mengeluarkan kebijakan
tertentu yang dapat mengurangi jumlah pengangguran dan memberikan penyuluhan, pembinaan
serta pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan kompetensi
kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah,
masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran yang
terjadi di Indonesia.
http://ngurahobelixs.blogspot.co.id/2016/06/makalah-pengangguran-di-indonesia.html