Anda di halaman 1dari 7

BAB 6 PENGANGGURAN

Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung


dan merupakan masalah yang paling berat.

A. Kehilangan Pekerjaan, Perolehan Pekerjaan, dan Tingkat


Pengangguran Alamiah
Dalam bagian ini kita akan mengembangkan sebuah model dinamika angkatan-kerja
yang menunjukkan hal-hal faktor-faktor penentutingkat pengangguran alamiah.
Notasi L menunjukkan angkatan kerja, E jumlah orang yang bekerja, dan U jumlah
pengangguran. Karena setiap orang dalam usia kerja bervariasi antara bekerja atau
menganggur, maka angkatan kerja adalah jumlah orang yang bekerja dan
menganggur:
L=E+U

Dalam notasi ini, tingkat pengangguran adalah U / L. Untuk melihat apakah yang
menentukan tingkat pengangguran, kita asumsikan bahwa angkatan kerja L adalah tetap dan
memfokuskan pada perubahan individu dalam angkatan kerja di antara yang bekerja E atau
menganggur U.

Notasi s menunjukkan tingkat pemutusan kerja, bagian dari tenaga kerja yang kehilangan
pekerjaanya setiap bulannya. Notasi f menunjukkan tingkat perolehan pekerjaan, bagian dari
pengangguran yang mendapatkan pekerjaan setiap bulannya.

Jika tingkat pengangguran tidak naik atau turun yaitu, jika pasar tenaga kerja berada dalam
kondisi mapan maka jumlah orang yang mendapatkan pekerjaan harus sama dengan jumlah
orang yang kehilangan pekerjaan. Jumlah orang yang memperoleh pekerjaan adalah fU dan
jumlah orang yang kehilangan pekerjaan adalah sE, sehingga kita bisa menulis kondisi mapan
sebagai

fU =SE

Dari definisi angkatan kerja, kita ketahui bahwa E = L U; yaitu, jumlah orang yang bekerja
sama dengan angkatan kerja dikurangi jumlah pengangguran. Jika kita mengganti ( L U )
untuk E dalam kondisi mapan, kita peroleh
fU = s ( L U )
Untuk mendapatkan tingkat pengangguran, kita bagi kedua sisi persamaan ini dengan L untuk
mendapatkan
F U/ L = s ( 1 U/ L )

Cari U / L

U /L= s /s +f

Persamaan ini bisa juga ditulis

U/ L=

1 / 1+ f / s

Persamaan ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kondisi mapan U / L bergantung


pada tingkat pemutusan kerja s dan tingkat perolehan kerja f. Semakin tinggi tingkat
pemutusan kerja, semakin tinggi tingkat pengangguran. Semakin tinggi tingkat perolehan
kerja, semakin rendah tingkat pengangguran.
Contoh Soal :
1 persen dari para pekerja kehilangan pekerjaan setiap bulannya ( s = 0,01 ) . Ini berarti
bahwa rata-rata pekerjaan berlangsung selama 100 bulan, atau kira-kira 8 tahun. Lebih lanjut,
anggaplah bahwa sekitar 20 persen dari para pengangguran memperoleh pekerjaan setiap
bulannya ( f = 0,20 ), yang menyatakan rata-rata pengangguran berlangsung selama 5 bulan.
Jadi, tingkat pengangguran kondisi mapan adalah
U/L=
=

0,01 / 0,01 + 0,20


0,476

Tingkat pengangguran dalam contoh ini adalah sekitar 5 persen

Model tingkat pengangguran alamiah ini memiliki implikasi yang jelas tetapi penting bagi
kebijakan publik. Semua kebijakan yang bertujuan menurunkan tingkat pengangguran
alamiah akan menurunkan tingkat pemutusan kerja atau meningkatkan tingkat perolehan
pekerjaan.

B. Pencarian Kerja dan Pengangguran Friksional


Pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan orang untuk mencari pekerjaan
disebut pengangguran friksional. Pengangguran friksional tidak bisa di elakkan dalam
perekonomian yang sedang berubah. Para ekonom menyebut perubahan komposisi
permintaan antarindustri atau wilayah sebagai pergeseran sektoral, karena pergeseran
sektoral selalu terjadi, dan

karena diperlukan waktu bagi para pekerja untuk beralih

pekerjaan, maka pengangguran friksional selalu terjadi.

C. Kebijakan Publik dan Pengangguran Friksional


Program pemerintah lainnya secara tidak sengaja meningkatkan pengangguran friksional.
Salah satunya adalah Asuransi Pengangguran. Menurut program ini, para penganggur bisa
mengambil sebagian dari upah mereka selama periode tertentu setelah mereka kehilangan
pekerjaan.

Dengan

mengurangi

kesulitan

ekonomi

para

pengangguran,

asuransi

pengangguran meningkatkan jumlah pengangguran friksional dan meningkatkan tingkat


pengangguran alamiah.

D. Kekakuan Upah Rill dan Pengangguran Struktual


Kekakuan Upah adalah gagalnya upah melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga
kerja sama dengan permintaanya. Upah tidak selalu fleksibel kadang-kadang upah rill
tertahan diatas tingkat kliring pasar ( market- clearing level ) atau tingkat ekuilibrium.
Ketika upah rill berada di atas tingkat yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan,
jumlah tenaga kerja yang di tawarkan melebihi jumlah yang di minta. Kekakuan upah rill
mengurangi tingkat perolehan kerja dan mempertinggi tingkat pengangguran.
Pengangguran yang disebabkan oleh kekakuan upah dan penjatahan pekerjaan disebut
pengangguran struktual. Para pekerja tidak dipekerjakan bukan karena mereka aktif
mencari pekerjaan yang paling cocok dengan keahlian mereka, tetapi karena ada

ketidakcocokan mendasar antara jumlah pekerja yang menginginkan pekerjaan dan jumlah
pekerjaan yang tersedia

E. Undang Undang Upah Minimum


Undang-undang upah minimum menentapkan tingkat upah minimal yang harus di bayar
perusahaan kepada para karyawannya. Bagi sebagian pekerja upah minimum ini tidak
berpengaruh karena mereka menikmati upah di atas upah minimum. Bagi sebagian lainnya,
terutama yang tidak terdidik dan kurang berpengalaman, upah minimum meningkatkan upah
mereka di atas tingkat ekuilibriumnya. Karena itu upah minimum mengurangi jumlah tenaga
kerja yang diminta perusahaan.

F. Serikat Pekerja dan Posisi Tawar Menawar Kolektif


Penyebab kekakuan upah yang kedua adalah kekuatan monopoli serikat pekerja. Upah
pekerja yang bergabung dalam serikat pekerja tidak ditentukan oleh ekuilibrium penawaran
dan permintaan, tetapi oleh posisi tawar-menawar kolektif antara pimpinan serikat pekerja
dan manajemen perusahaan. Serikat pekerja tidak hanya meningkatkan upah tetapi juga
meningkatkan kekuatan posisi tawar-menawar pekerja pada banyak hal lain seperti jam kerja
dan kondisi kerja. Pada perusahaan orang dalam biasanya berusaha mempertahankan upah
tetap tinggi dan orang luar menentang pemberian upah yang tinggi karena pada upah yang
lebih rendah mereka bisa di pekerjakan.

G.Upah Efisiensi
Teori upah efisiensi mengajukan penyebab ketiga dari kekakuan upah selain undang-undang
upah minimum dan pembentukan serikat pekerja. Teori ini menyatakan upah yang tinggi
membuat para pekerja lebih produktif. Pengaruh upah terhadap efisiensi pekerja untuk
memangkas upah meskipun terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja .
Teori upah efisiensi kedua menyatakan bahwa upah yang tinggi menurunkan perputaran
tenaga kerja.

Teori upah efisiensi ketiga menyatakan bahwa kualitas rata-rata dari tenaga kerja perusahaan
bergantung pada upah yang dibayar kepada karyawannya.
Teori upah efisiensi keempat menyatakan bahwa upah yang tinggi meningkatkan upaya
pekerja

H.Pengalaman pada Pasar Tenaga Kerja AS


DURASI PENGANGGURAN
Pengangguran jangka panjang cenderung menjadi pengangguran struktual. Bukti tentang
durasi pengangguran ini memiliki implikasi penting terhadap kebijakan publik. Jika
tujuannya adalah memperkecil tingkat pengangguran alamiah, maka kebijakan harus di
tunjukkan pada pengangguran jangka panjang, karena mereka menunjukkan jumlah
pengangguran yang besar.

I. Tren dalam Pengangguran AS


Tingkat pengangguran alamiah di Amerika Serikat tidak pernah stabil.
Demografis
Perubahan demografis ini tidak bisa sepenuhnya menjelaskan tren pengangguran karena tren
yang sama muncul pada kelompok-kelompok demografis yang tetap.
Pergeseran Sektoral
Semakin besar jumlah realokasi sektoral, semakin besar pula tingkat pemutusan hubungan
kerja dan semakin tinggi tingkat pengangguran friksional.
Produktivitas
Pasar tenaga kerja produktivitas yang tinggi menunjukkan peningkatan permintaan tenaga
kerja dan upah rill yang lebih tinggi, namun pengangguran tetap.

J. Transisi Masuk dan Keluar dari Angkatan Kerja


Pengangguran ini tidak menunjukkan masalah sosial. Sebagai individu menginginkan
pekerjaan, tetapi setelah mencarinya dan belum juga berhasil, mereka menyerah. Para
pekerja yang putus asa ini dianggap keluar dari angkatan kerja dan tidak di tampilkan
dalam data statistik pengangguran. Meskipun pengangguran mereka tidak dapat diukur, hal
ini tetap menjadi masalah sosial.

K. Pengalaman pada Pasar Tenaga Kerja : Eropa


Meningkatnya Pengangguran di Eropa
Gunjangan terbaru adalah turunnya permintaan terhadap para pekerja tidak terlatih
dibandingkan para pekerja terlatih. Ketika upah para pekerja tidak terlatih turun, semakin
besar para pekerja memandang program tunjangan sebagai pilihan terbaik mereka. Akibatnya
adalah peningkatan pengangguran.
Variasi Pengangguran di Eropa
Eropa bukan merupakan pasar tenaga kerja tunggal, tetapi lebih merupakan kumpulan pasar
tenaga kerja nasional, tidak hanya terpisah oleh batas-batas negara, namun juga oleh
perbedaan budaya dan bahasa.
Fakta pertama: cukup besarnya variasi tingkat pengangguran antara satu negara
dengan negara lainnya.
Fakta Kedua : Bahwa banyaknya variasi pada tingkat pengangguran disebabkan oleh
pengangguran jangka panjang
Tingkat pengangguran dapat dibagi menjadi dua bagian persentase angkatan kerja
yang menganggur lebih dari setahun.
Tingkat pengangguran jangka panjang menunjukkan variasi antarnegara yang lebih
besar dari pada tingkat pengangguran jangka pendek.
Tingkat pengangguran nasional berkorelasi dengan variasi kebijakan pasar tenaga
kerja.
Tingkat pengangguran lebih tinggi pada negara dengan asuransi pengangguran yang
lebih besar.

L. Meningkatnya Waktu Luang di Eropa


Hipotesis ini konsisten dengan dua fakta yakni :
( 1 ) Penduduk Eropa membayar pajak yang lebih tinggi dari pada AS
( 2 ) Tingkat pajak di Eropa meningkat signifikan selama beberapa dekade terakhir ini

Anda mungkin juga menyukai