Dalam notasi ini, tingkat pengangguran adalah U / L. Untuk melihat apakah yang
menentukan tingkat pengangguran, kita asumsikan bahwa angkatan kerja L adalah tetap dan
memfokuskan pada perubahan individu dalam angkatan kerja di antara yang bekerja E atau
menganggur U.
Notasi s menunjukkan tingkat pemutusan kerja, bagian dari tenaga kerja yang kehilangan
pekerjaanya setiap bulannya. Notasi f menunjukkan tingkat perolehan pekerjaan, bagian dari
pengangguran yang mendapatkan pekerjaan setiap bulannya.
Jika tingkat pengangguran tidak naik atau turun yaitu, jika pasar tenaga kerja berada dalam
kondisi mapan maka jumlah orang yang mendapatkan pekerjaan harus sama dengan jumlah
orang yang kehilangan pekerjaan. Jumlah orang yang memperoleh pekerjaan adalah fU dan
jumlah orang yang kehilangan pekerjaan adalah sE, sehingga kita bisa menulis kondisi mapan
sebagai
fU =SE
Dari definisi angkatan kerja, kita ketahui bahwa E = L U; yaitu, jumlah orang yang bekerja
sama dengan angkatan kerja dikurangi jumlah pengangguran. Jika kita mengganti ( L U )
untuk E dalam kondisi mapan, kita peroleh
fU = s ( L U )
Untuk mendapatkan tingkat pengangguran, kita bagi kedua sisi persamaan ini dengan L untuk
mendapatkan
F U/ L = s ( 1 U/ L )
Cari U / L
U /L= s /s +f
U/ L=
1 / 1+ f / s
Model tingkat pengangguran alamiah ini memiliki implikasi yang jelas tetapi penting bagi
kebijakan publik. Semua kebijakan yang bertujuan menurunkan tingkat pengangguran
alamiah akan menurunkan tingkat pemutusan kerja atau meningkatkan tingkat perolehan
pekerjaan.
Dengan
mengurangi
kesulitan
ekonomi
para
pengangguran,
asuransi
ketidakcocokan mendasar antara jumlah pekerja yang menginginkan pekerjaan dan jumlah
pekerjaan yang tersedia
G.Upah Efisiensi
Teori upah efisiensi mengajukan penyebab ketiga dari kekakuan upah selain undang-undang
upah minimum dan pembentukan serikat pekerja. Teori ini menyatakan upah yang tinggi
membuat para pekerja lebih produktif. Pengaruh upah terhadap efisiensi pekerja untuk
memangkas upah meskipun terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja .
Teori upah efisiensi kedua menyatakan bahwa upah yang tinggi menurunkan perputaran
tenaga kerja.
Teori upah efisiensi ketiga menyatakan bahwa kualitas rata-rata dari tenaga kerja perusahaan
bergantung pada upah yang dibayar kepada karyawannya.
Teori upah efisiensi keempat menyatakan bahwa upah yang tinggi meningkatkan upaya
pekerja