Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PERPAJAKAN DAN

POLITIK PAJAK
FUNGSI PAJAK
Secara Umum:

 Fungsi Budgeter
sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran - pengeluaran
pemerintah. Misal: dimasukkannya pajak dalam
APBN sebagai penerimaan dalam negeri

 Fungsi Reguler (mengatur)


sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. Misal:
pajak yang tinggi dikenakan kepada minuman
keras, dengan tujuan untuk mengurangi konsumsi
minuman keras
Hukum Pajak

Hukum Pajak Formal :


Peraturan-peraturan mengenai cara-cara untuk
menjelmakan hukum material menjadi suatu
kenyataan.
Memuat cara-cara penyelenggaraan penetapan
suatu utang pajak, kontrol oleh pemerintah
terhadap penyelenggaraannya, kewajiban Wajib
Pajak (sebelum dan setelah menerima ketetapan
pajak), kewajiban pihak ketiga dan prosedur
pemungutannya
Untuk melindungi fiskus dan WP, memberi jaminan
hukum pajak material akan dapat diselenggarapan
setepat-tepatnya.
Contoh : UU KUP, UU PPSP, UU PP
 Hukum Pajak Material :
mengatur norma-norma yang menerangkan
keadaan-keadaan, perbuatan-perbuatan, dan
peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan
pajak;
siapa-siapa yang harus dikenakan pajak, apa objek
pajaknya dan berapa besar pajaknya.
Hukum yang mengatur segala sesuatu tentang
timbul, besar dan hapusnya utang pajak serta
mengatur hubungan antara pemerintah dengan
Wajib Pajak
Contoh : UU PPh, UU PPN&PPn BM, UU Bea
Materai
 POLITIK PAJAK

Pajak sebagai realitas politik dimana pajak sebagai


regulator (pengatur), yaitu memainkan peran untuk
membatasi kepemilikan kaum kaya serta
melindungi dan mendorong kaum yang lemah
secara ekonomi melalui pembagian penghasilan.
PENGGOLONGAN PAJAK

PAJAK

Pihak yang
Sasaran memungut Sifat

Tak
Objektif Subjektif Daerah Pusat Langsung
Langsung
PENGGOLONGAN PAJAK
Peanggung jawab,
Peanggung jawab,
pembayar, dan pemikul Berdasarkan Sifat
pajak adalah orang yang
sama
 Pembayarannya ditanggung
sendiri oleh WP
 Tidak dapat dialihkan
PAJAK LANGSUNG  Dikenakan berulang-ulang

Peanggung jawab, Contoh : PPh dan PBB


pembayar, dan pemikul
pajak bisa orang yang
berbeda
 Dapat dialihkan kepada pihak
lain
 Hanya dikenakan pada hal atau
PAJAK TIDAK peristiwa tertentu saja
LANGSUNG Contoh : PPN , PPn-BM, Bea
Materai, Cukai, dsb.
PENGGOLONGAN PAJAK
Berdasarkan Sasaran Pengenaanya

 Pertama-tama memperhatikan
keadaan pribadi Wajib Pajak
(subjeknya)
 Pengenaan pajak berdasarkan
PAJAK SUBJEKTIF keadaan objektifnya sesuai
gaya pikul

contoh : Pajak Penghasilan (PPh)

 Pertama-tama melihat
PAJAK OBJEKTIF objeknya.
 Setelah itu dicari subjek yang
menjadi penanggung pajak.

Contoh : Pajak Bumi dan


Bangunan, PPN.
PENGGOLONGAN PAJAK
Berdasarkan pihak yang memugut

A K
J
T
SA A
P RA H
A E
PU

D
K
JA

PAJAK PAJAK
PA

KABUPATEN /
PROVINSI KOTA
PAJAK PUSAT

Pajak Penjualan atas Barang


Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Mewah (PPn BM)

Pajak Bumi dan Bangunan


Bea Materai Bea Perolehan Hak Atas Tanah
(PBB)
dan Bangunan (BPHTB)
PAJAK DAERAH

DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA


• Pajak Kendaraan Bermotor • Pajak Hotel
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan • Pajak Restoran
Kendaraan di Atas Air • Pajak Hiburan
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor • Pajak Reklame
• Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air • Pajak Penerangan Jalan
Bawah Tanah dan Air Permukaan. • Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan
• Pajak Rokok C
• Pajak Parkir.
• Retribusi Daerah
• Retribusi Jasa Umum
• Retribusi Jasa Usaha
• Retribusi Perizinan Tertentu.
Sistem Pemungutan Pajak

 Withholding Tax System


 Self Assessment System

Official Assesment System


Withholding Tax System
 Suatu sistem perpajakan dimana pihak ketiga diberi
kepercayaan (kewajiban), atau diberdayakan
(empowerment) oleh undang-undang perpajakan untuk
memotong pajak penghasilan sekian persen dari
penghasilan yang dibayarkan kepada wajib pajak
 Pihak ketiga inilah yang menjadi pemeran utama.
 Fiskus akan berperan jika terjadi gejala pemotong pajak
tidak atau tidak sepenuhnya melaksanakan
kewajibannya untuk memotong pajak.
2 Tipe Pajak yang dipotong pihak
ketiga dalam Withholding Tax System

Withholding tax
yang bertipe final
Withholding tax yang kredit
Withholding tax yang pajaknya tidak lagi
diperhitungkan atau dikreditkan
bersifat proporsional dengan pajak terutang atas
(sementara) seluruh penghasilan.
Withholding tax yang kredit pajaknya dapat
diperhitungkan sesudah akhir tahun dengan
jumlah pajak penghasilan yang terutang atas
seluruh penghasilan.
Self Assessment System

 Adalah suatu sistem perpajakan yang memberi


kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan
melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya.
 5M
 Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
Menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang
Menyetor pajak tersebut ke Bank Persepsi/Kantor Pos dan
Giro
Melaporkan penyetoran tsb ke DJP
Menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang melalui
Pengisian Surat Pemberitahuan dengan baik dan benar.
Official Assesment System

 Suatu sistem perpajakan yang mana inisiatif untuk


memenuhi kewajiban perpajakan berada di pihak fiskus.
 Fiskus yang aktif sejak mencari Wajib Pajak untuk
diberikan NPWP sampai kepada penetapan jumlah
pajak yang terutang melalui penetapan jumlah pajak
yang terutang melalui penerbitan surat keterangan
pajak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai