Anda di halaman 1dari 26

TAX

INCIDENCE
KELOMPOK 3

Adi Yully Prasetyo (2301180950)


Andre Tamasca Rudianto (2301180966)
Deka Shara Ancilia (2301181007)
Indah Yullia Hady Putri (2301181062)
Rahmi Anggraeni (2301181128)
Ria Ariyatin (2301181139)
Risang Adhi Pradana (2301181145)
POKOK BAHASAN
Tax Incidence

Tiga Hukum Insiden Pajak


1
(Staturory vs Economic)

2 The Tax Incidence Extensions

3 Keseimbangan Umum pada Insiden Pajak


TAX INCIDENCE

 adalah teori untuk menilai pihak mana yang sesungguhnya


menanggung beban pajak (apakah konsumen atau produsen)

 Tax Incidence yaitu mengidentifikasi pihak yang menderita beban


suatu pajak karena Wajib Pajak (yaitu orang yang membayar
pajak kepada pemerintah) mungkin dapat menggeserkan beban
pajak tersebut sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain.
TIGA HUKUM INSIDEN PAJAK

Terdapat tiga aturan tentang insiden pajak :

1. Hukum tidak secara akurat menjelaskan siapa yang benar-benar dikenakan pajak
2. Pihak yang dikenakan pajak tidak relevan dengan pendistribusian beban pajak
3. Pihak yang dibebani pajak adalah pihak yang memiliki inelastisitas permintaan dan
penawaran
TIGA HUKUM INSIDEN PAJAK

1. Beban wajib pajak (dalam undang-undang) tidak menggambarkan siapa yang benar-benar
menanggung pajak.

Aturan pertama yang paling penting dalam insiden pajak adalah hukum pajak tidak menjelaskan
secara akurat siapa yang sebenarnya yang benar-benar menaggung pajak.

• Kejadian hukum (Statutary incidence) adalah beban pajak ditanggung oleh pihak yang
membayar pajak kepada pemerintah.
Contoh, pemerintah bisa mengenakan pajak sebesar 50 c pergalon terhadap pemasok bensin.

• Kejadian ekonomi (Economic incidence) adalah beban pajak diukur dengan perubahan
sumber daya yang tersedia untuk setiap pelaku ekonomi sebagai akibat dari perpajakan.
Contoh, apabila kemudian pomp bensin membebankan pajak terhadap pembeli sebesar 25 c,
maka berarti konsumen menanggung beban pajak setengahnya.
TIGA HUKUM INSIDEN PAJAK

1. Beban wajib pajak (dalam undang-undang) tidak menggambarkan siapa yang benar-benar
menanggung pajak.

Ketika pajak dikenakan pada produsen dalam pasar kompetitif, produsen akan menaikkan harga
sampai batas tertentu agar keuntungannya tidak menurun. Batas tertentu tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Beban pajak produsen = harga sebelum pajak – harga sesudah terkena pajak + pembayaran
pajak oleh produsen

Selanjutnya ketika pajak akan dikenakan pada konsumen dalam pasar kompetitif, konsumen tidak
akan bersedia membayar pajak seluruhnya, maka harga akan jatuh sampai batas tertentu, yaitu :

Beban pajak konsumen = harga sesudah pajak - harga sebelum pajak + pembayaran pajak
dari konsumen.
TIGA HUKUM INSIDEN PAJAK
1. Beban wajib pajak (dalam undang-undang) tidak menggambarkan siapa yang
benar-benar menanggung pajak.

Sebagai ilustrasi perhatikan gambar di bawah ini :

Pajak Konsumen = (harga sesudah


pajak- harga sebelum pajak) + pajak
yang telah dibayar konsumen
Menjadi : ($1.80-$1.50) + 0 = $ 30c

Pajak Produsen = (harga sebelum


pajak – harga sesudah pajak) + pajak
yang telah dibayar produsen
Menjadi : ($1.50-$1.80) + $0,50 = 20c
TIGA HUKUM INSIDEN PAJAK

2. Pihak yang dikenakan pajak tidak relevan dengan pendistribusian beban pajak

Hal ini terjadi apabila semua pajak dibebankan pada satu pihak saja misalnya pada konsumen
sehingga harga yang harus dibayar oleh konsumen adalah $ 2.00 yang berarti komsumen
membayar pajak sebesar 50 c dan perodusen membaya 0 c
TIGA HUKUM INSIDEN PAJAK

3. Pihak yang dibebani pajak adalah pihak yang memiliki inelastisitas permintaan dan
penawaran

a. Pada barang yang permintaannya inelastis sempurna, maka semua pajak dibebankan pada
konsumen.
TIGA HUKUM INSIDEN PAJAK

3. Pihak yang dibebani pajak adalah pihak yang memiliki inelastisitas permintaan dan
penawaran

b. Pada barang yang elastis sempurna, maka semua pajak ditanggung oleh produsen karena
apabila harga dinaikkan, konsumen akan tidak membeli barang tersebut.
TAX INCIDENCE EXTENSIONS
1. Insiden pajak di pasar faktor produksi

Pengaruh pajak pada pasar faktor produksi sebenarnya sama dengan pengaruh pajak pada
pasar barang. Satu-satunya perbedaan adalah konsumen pada pasar faktor produksi adalah
perusahaan (mereka yang meminta faktor produksi seperti tenaga kerja) dan produsen dari
pasar faktor produksi adalah individu itu sendiri (mereka yang menyediakan faktor
produksi, dalam hal ini tenaga kerja).Sebagai contoh pasar tenaga kerja seperti gambar
berikut.
TAX INCIDENCE EXTENSIONS
1. Insiden pajak di pasar faktor produksi
Keterangan
Panel (a) :
• D=Demand (Permintaan)
• S1=Supply (Penawaran Sebelum pajak)
• S2=Supply (Penawaran Setelah Pajak)
• Titik A= Ekuilibrium Sebelum Pajak
• Titik B=Ekuilibrium Setelah Pajak
• Titik C=Penghasilan Netto Pekerja
Panel (b) :
D1= Demand (Permintaan Sebelum Pajak)
D2= Demand (Permintaan Setelah Pajak)
S= Supply (Penawaran)
Titik A= Ekuilibrium Sebelum Pajak
Titik B= Penghasilan Bruto Pekerja
Titik C= Ekuilibrium Setelah Pajak
TAX INCIDENCE EXTENSIONS
1. Insiden pajak di pasar faktor produksi
Rintangan upah dalam menyesuaikan harga
Upah minimum : Jumlah minimum yang diamanatkan secara hukum bahwa para pekerja harus dibayar
untuk setiap jam kerja.
Penjelasan :
- Misalkan upah minimum sebesar $5.15 per jam
- Panel (a), upah minimum tidak mempengaruhi analisis. Walaupun
upah naik sebesar $5.65, para pekerja akan membayar pajak $1
kepada pemerintah, dan mereka mendapatkan upah bersih
setelah dikurangi pajak sebesar $4.65
- Panel (b), kurva penawaran tetap pada S1, kurva permintaan turun
ke D2, namun perusahaan tidak bisa menurunkan upah pada titik
$4.65, karna akan melanggar peraturan upah minimum.
- Jadi perusahaan akan membayar sebesar $6.15 jumlah tenaga
kerja di pasar turun sebesar H3, dimana kurva permintaan yang
baru memotong garis upah minimum.
TAX INCIDENCE EXTENSIONS
2. Insiden pajak di pasar kompetitif yang tidak sempurna
a.Pasar Monopoli
Pada pasar monopoli, perusahaan adalah price makers bukan price takers. Jadi, pendapatan marginal
ditentukan oleh para monopolist bukan ditentukan oleh pasar.
Monopoli adalah kondisi pasar ekonomi dimana satu penjual mendominasi seluruh pasar.
Sebagai contoh pasar tenaga kerja seperti gambar berikut
TAX INCIDENCE EXTENSIONS
2. Insiden pajak di pasar kompetitif yang tidak sempurna
a.Pasar Monopoli

1. Panel (a) monopoly market


Keterangan
• S= Supply ( Permintaan)
• D= Demand (Penawaran)
• MR1 = Pendapatan Marginal
• Titik A = (Cost Revenue=marginal revenue)
• Titik A’ = Titik Permintaan(Harga naik, Permintaan sedikit)
• Titik A” = Titik Penawaran (Harga turun, Permintaan Naik)
TAX INCIDENCE EXTENSIONS
2. Insiden pajak di pasar kompetitif yang tidak sempurna
a.Pasar Monopoli
2. Perpajakan di pasar monopoli, yaitu pemerintah
membebankan pajak pada konsumen terlihat pada Panel (b)
tax on consumers

• Pajak ini menyebabkan kurva permintaan turun ke D2 dan


pendapatan Marginal turun ke MR2, Kuantitas Produk turun ke
Q2 da Harga turun ke P2

• Para monopolist ikut menanggung sebagian pajak, sama


dengan yang dilakukan pada pasar kompetitif : para monopolist
akan tetap mendapatkan harga yang lebih rendah pada P2, jadi
ia akan tetap menanggung beban pajak.
TAX INCIDENCE EXTENSIONS
2. Insiden pajak di pasar kompetitif yang tidak sempurna

b. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang mana perusahaan mempunyai kekuatan untuk
menetapkan harga tetapi tidak sekuat pada pasar monopoli. Para ahli ekonomi
mengamsusikan peraturan yang sama pada beban pajak yang dibebankan pada kedua
pasar tersebut, walaupun pasar oligopoli akan membutuhkan usaha yang lebih besar.
TAX INCIDENCE EXTENSIONS

3. Anggaran beban pajak yang terseimbangkan


Untuk lebih memahami kata-kata di atas, perhatikan contoh berikut:
 Anggap permintaan terhadap bensin sangat inelastis, jadi harga bensin untuk para konsumen
akan naik secara penuh dengan jumlah peningkatan pajak ini.
 Pada waktu yang sama, 80% dari pendapatan yang dihasilkan dari penarikan pajak ini akan
dikeluarkan untuk perbaikan jalan itu sendiri.
 Jadi, akan salah jika kita berkata para pengemudi yang akan menanggung pajak gas terebut
secara penuh : the do pay the tax, tetapi mereka juga akan mendapatkan imbalan yang sama,
yaitu jalan yang lebih baik untuk mengemudi.
Pengenaan pajak tersebut dan imbalan yang diterima disebut balance budget tax incidence.
KESEIMBANGAN UMUM PADA INSIDEN PAJAK
KESEIMBANGAN UMUM PADA INSIDEN PAJAK

Efek dari Pengenaan Pajak Restoran : Contoh Ekuilibrium Umum


Contoh Pengenaan Pajak Restoran di Kota Lexington :
Jumlah permintaan (demand) terhadap restoran di Lexington
bersifat elastis sempurna, jadi harga tidak dapat dinaikkan
ketika dikenakan pajak restoran. Oleh karena pengenaan
pajak sebesar $1 atas konsumsi makan di restoran,
suplai/persediaan turun dari S1 ke S2, dan jumlah
pertemuan persediaan dan permintaan turun ke Q2
(sejumlah 950). Harga (produk) makan di restoran tetap
pada $20, jadi pihak restoran sebagai pembayar pajak
restoran, menanggung penuh beban pajak yang dikenakan.
KESEIMBANGAN UMUM PADA INSIDEN PAJAK

Efek dari Pengenaan Pajak Restoran : Contoh Ekuilibrium Umum


Insiden Pajak Restoran di Kota Lexington
terhadap Tenaga Kerja vs Modal :
Jika beban pajak restoran yang dikenakan
ditanggung penuh oleh pihak restoran, hal ini
akan dibebankan pada faktor2 produksi yang
digunakan restoran. Pada panel (a), persediaan
tenaga kerja untuk restoran di Lexington elastis
sempurna, jadi ketika permintaan untuk tenaga
kerja turun ke D2, hal ini tidak dapat
mempengaruhi gaji pegawai. Gaji tidak berubah
dan pegawai sama sekali tidak menanggung
beban pajak. Pada panel (b), persediaan modal
untuk restoran di Lexington adalah inelastis jadi
ketika permintaan terhadap modal turun ke D2,
rate of return (RoR) terhadap modal yang
ditanamkan turun sepenuhnya sejumlah pajak
yang dikenakan dari r1 ke r2.
KESEIMBANGAN UMUM PADA INSIDEN PAJAK

3 Permasalahan untuk Dipertimbangkan pada Model Analisis Ekuilibrium Umum Insiden Pajak

• Dampak dari Jangka Waktu Tertentu pada Insiden Pajak :


Jangka Pendek Vs Jangka Panjang

Faktor-faktor yang permintaan atau persediaannya bersifat inelastis, baik pada jangka
pendek atau jangka panjang menanggung beban pajak pada jangka panjangnya.
KESEIMBANGAN UMUM PADA INSIDEN PAJAK

3 Permasalahan untuk Dipertimbangkan pada Model Analisis Ekuilibrium Umum Insiden Pajak

• Efek dari Cakupan Pengenaan Pajak pada Insiden Pajak

Cakupan pengenaan pajak berpengaruh pada analisis insiden pajak karena hal tersebut menentukan
elastisitas faktor apa yang relevan pada analisis : pengenaan pajak yang cakupannya lebih luas akan
lebih sulit untuk dihindari penanggungannya daripada pengenaan pajak yang lebih sempit, jadi respon
dari produsen dan konsumen terhadap pengenaan pajak akan lebih kecil dan inelastis.
KESEIMBANGAN UMUM PADA INSIDEN PAJAK

3 Permasalahan untuk Dipertimbangkan pada Model Analisis Ekuilibrium Umum Insiden Pajak
• Pengaruh pada Pasar Produk Lain (Spillovers)

Pertimbangkan pajak makanan pada restoran di negara bagian Massachusetts. Harga Setelah pajak
yang lebih tinggi memiliki 3 efek pada barang lain juga:
1. Konsumen mempunyai pendapatan lebih rendah, sehingga kemungkinan akan membeli lebih
sedikit jumlah produk (the income effect).
2. Konsumen mungkin akan meningkatkan konsumsi atas produk barang atau jasa yang
merupakan substitusi dari produk makan di restoran karena telah relatif lebih murah
dibandingkan makanan restoran yang dikenakan pajak (the substitution effect).
3. Konsumen juga mungkin akan mengurangi konsumsi atas barang atau jasa (contohnya jasa
parkir valet) yang merupakan produk komplemen dari makanan di restoran karena berkurangnya
konsumsi atas makanan di restoran tersebut (the complementary effect).
Thank you! 

Anda mungkin juga menyukai