Anda di halaman 1dari 14

DASAR-DASAR

PERPAJAKAN
1. Adi Wicaksono
kel 1
2. Akmal Setyono
3. Amrita Aurora

Anggota : 4. Arya Pratama


5. Bintang Putri S.
Pengertian
Pendapatan Pajak

Pajak adalah pungutan wajib dari


rakyat untuk negara. Pendapatan
pajak yaitu setiap sen uang pajak yang
dibayarkan rakyat akan masuk dalam
pos pendapatan negara dan
penggunaannya untuk membiayai
belanja pemerintah pusat maupun
daerah demi kesejahteraan
masyarakat.
Klasifikasi
Pajak
Pajak Berdasarkan Pihak
Penanggung
Pajak Berdasarkan Sifatnya ·Pajak Langsung
>pajak penghasilan(PPh), Pajak bumi dan
bangunan (PBB), pajak kendaraan
·Pajak Subjektif bermotor
>Pajak penghasilan (PPh)
·Pajak Objektif ·Pajak Tidak Langsung
>Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan >pajak pertambahan nilai, pajak ekspor,
PPnBM. pajak bea masuk.

Pajak Berdasarkan Pihak Pemungut


·Pajak Negara (Pusat)
>Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Bea Meterai.Bea
Masuk (impor), Bea Masuk Tambahan (impor), dan Cukai.

·Pajak Daerah
>Pajak kendaraan bermotor, pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, dll.
Jenis-Jenis Pajak
Q1 Q2

Berdasarkan sifatnya Berdasarkan golongannya

· Pajak Subjektif · Pajak Langsung


Pajak Subjektif adalah pajak yang pertama kali harus Pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh
memperhatikan kondisi/keadaan Wajib Pajak seorang Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak
memang benar-benar ada, atau sasaran yuridiksi dapat dibebankan kepada pihak lain.
pemajakannya jelas.
· Pajak Tidak Langsung
· Pajak Objektif Pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeserkan
Pajak Objektif adalah pajak yang pada awalnya kepada pihak lain.
memperhatikan objek yang menyebabkan timbulnya
kewajiban membayar/timbulnya utang pajak,
kemudian baru dicari subjeknya baik orang pribadi
maupun badan.
Q3

Berdasarkan wewenangnya

· Pajak Pusat · Pajak Daerah


Ø Pajak Penghasilan (PPh) Ø Provinsi
Ø Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 1. Pajak Kendaraan Bermotor
Ø Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Ø Bea Meterai 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor
Ø Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 4. Pajak Air Permukaan
· 5. Pajak Rokok

Ø Kabupaten
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak sarang Burung Walet
10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
Sistem Pemungutan Pajak
Official Assessment Self Assessment
Dalam sistem ini fiscus memiliki wewenang untuk melakukan Suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan
pemungutan pajak serta menentukan besarnya utang pajak besarnya pajak yang terutang oleh seseorang berada pada kedua belah
orang pribadi dan badan dengan cara mengeluarkan surat pihak yaitu wajib pajak dan fiscus. Mekanisme dari sistem ini yaitu
ketetapan pajak, yang merupakan bukti timbulnya suatu utang wajib pajak menghitung sendiri besarnya pajak yang terutang pada
pajak oleh karena itu pada sistem ini mengakibatkan wajib akhir tahun pajak lalu kemudian fiscusmenetapkan besarnya pajak
pajak bersifat pasif. yang terutang pada akhir tahun pajak.
ex:PBB ex : PPN dan PPh

Witholding Tax
Suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang berada pada pihak
ketiga dan bukan fiscus maupun wajib pajak itu sendiri. Pada
masa tersebut besarnya angsuran pajak ditentukan oleh wajib
pajak yang bersangkutan dan oleh pihak ketiga berdasarkan
suatu anggapan, sedangkan besarnya pajak terutang yang
sesungguhnya ditetapkan oleh fiscus
ex: pembayaran pajak melalui pemotongan gaji karyawan
Ketentuan Umum Perpajakan
(KUP)
PEMBAGIAN HUKUM PERPAJAKAN ADA 2 YAITU
HUKUM PAJAK MATERIAL HUKUM PAJAK FORMAL
Objek Cara hukum pajak menjadi kenyataan
Subjek Pendaftaran
Tarif Pembukuan
Timbulnya Pemeriksaan
Penagihan
Hak dan Kewajiban Pajak
Penyidikan
Sanksi
HUKUM PAJAK MATERIAL

Hukum pajak yang memuat tentang ketentuan-ketentuan terhadap keadaan


yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yang akan dikenakan pajak (subjek pajak)
dan siapa yang dikecualikan dengan pajak serta berapa jumlah yang harus
dibayar (tarif pajak).
Contoh wujud dari hukum pajak materiil adalah pajak penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan
PPnBM).
Pembahasan Dasar Hukum
Memuat keadaan-keadaan perbuatan- UU No. 7 Tahun 1983 tentang PPh, diubah
perbuatan dan peristiwa-peristiwa hukum yang terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008
harus dikenakan Pajak UU No. 8 Tahun 1983 tentang PPN & PPnBM,
siapa- siapa yang harus dikenakan pajak? diubah terakhir dengan UU No. 42 Tahun 2009
Berapa besar pajaknya? UU No. 12 Tahun 1985 tentang PBB, diubah
dah diingat. dengan UU No. 12 Tahun 1994
UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai
Segmen
UU No. 7perusahaan
Tahun 2021 tentang UU Harmonisasi
besar paling
Peraturan banyak
Perpajakan*)
menyumbang
pendapatan, yaitu
sebesar 40%.
Hukum Pajak Formal Dasar Hukum
Merupakan hukum pajak yang memuat Undang-Undang No.28 Tahun 2007 Tentang
peraturan-peraturan mengenai cara-cara Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
melaksanakan dan mempertahankan hukum Undang-Undang No.19 Tahun 2000 Tentang
pajak material. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Undang-
Hukum pajak formal memuat : Undang No.14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan
Peraturan peraturan mengenai cara- cara untuk Pajak
menjelmakan hukum pajak material menjadi Undang-Undang No.19 Tahun 2000 Tentang
suatu kenyataan Segmen perusahaan
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Undang-
Memuat cara-cara penyelenggaraan mengenai besar paling
Undang banyak
No.14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan
penetapan suatu hutang Pajak (termasuk menyumbang
Pajak
sanksi) UU No. 7 Tahun 2021 tentang UU Harmonisasi
pendapatan, yaitu
Kontrol Pemerintah terhadap penyelenggaraan Peraturan Perpajakan*)
pemungutan Pajak (hak & kewajiban) sebesar 40%.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai