Anda di halaman 1dari 25

Perpajakan I

Modul ke

02
Dasar dan Penggolongan Pajak

Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Oleh :
Program Studi Dr. Diana Sari, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA
S1 Akuntansi Citra Mariana, S.Pd., M.Ak..
Diah Andari, S.E., M.Acc., Ak.
Hafied Noor Bagja, S.H., M.Kn.
Radhi Abdul H.R.,SE.,M.M.,Ak.,CA.,BKP.,CSRA.
Yoga Tantular Rachman, S.E., M.Si.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dasar dan Penggolongan Pajak
Pendekatan Pajak
• Segi Ekonomi:
Dalam pendekatan ini, pajak-pajak akan dinilai dalam fungsinya dan dikaji dampaknya
terhadap masyarakat, penghasilan seseorang, pola konsumsi, harga pokok, permintaan dan
penawaran

• Segi Pembangunan
Dalam pendekatan ini pajak-pajak akan dinilai dalam funsinya dan dikaji dampaknya
terhadap pembangunan. Pajak baru bermanfaat terhadap pembangunan kalau jumlah
pajaknya lebih besar dari pengeluaran rutin sehinga terdapat public saving yang dapat
digunakan untuk pembangunan
Pendekatan Pajak

• Segi Penerapan Praktis


Dalam pendekatan ini yg diutamakan adalah penerapannya, siapa yang dikenakan, apa yang
dikenakan, berapa besarnya, bagaimana cara menghitungnya, tanpa banyak menghiraukan segi
hukumnya, termasuk kepastian hukumnya.

• Segi Hukum
Pendekatan ini menitik beratkan pada perikatan,hak dan kewajiban wajib pajak, subyek pajak
dalam hubungannya dengan subyek hukum, hak penguasa untuk mengenakan pajak, timbulnya
utang pajak, hapusnya utang pajak, penagihan pajak dengan paksa, sanksi administratif maupun
sanksi pidana, penyidikan,, pembukuan, keberatan, banding, ordonansi kepatutan, dan
kedaluwarsa
Definisi Hukum Pajak

Hukum Pajak adalah Suatu kumpulan peraturan -peraturan yg mengatur hubungan


antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan masyarakat sebagai pembayar pajak.

Dalam Hukum Pajak diatur mengenai;


• Siapa yg menjadi Subjek Pajak & Wajib Pajak
• Obyek apa saja yang menjadi Objek Pajak
• Kewajiban wajib pajak terhadap pemerintah
• Timbul & hapusnya utang pajak
• Cara penagihan pajak
• Cara mengajukan keberatan dan banding
Kedudukan Hukum Pajak

• Hukum perdata
Adalah yaitu mengatur hubungan antara satu individu dengan individu yang lain

• Hukum publik
Adalah yaitu mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya, dan dibagi lagi
menjadi :
o hukum tata negara
o hukum administrasi
o hukum tata usaha
o hukum pajak
o hukum pidana
Sehingga hukum pajak masuk dalam hukum publik.
Jenis Hukum Pajak
• Hukum Pajak Material;
Yaitu memuat norma – norma yang angkan tentang keadaan, perbuatan, obyek pajak, subyek pajak.
Contoh
– Undang Undang Nomor : 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang Undang Nomor
: 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan,
– Undang Undang Nomor : 8 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang Undang Nomor
: 18 Tahun 2000 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah,
– Undang Undang Nomor : 12 Tahun 1985 sebagaimana diubah dengan Undang Undang
Nomor : 12 Tahun 2000 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan,

• Hukum Pajak Formal;


yaitu memuat tata cara bagaimana hukum materiil tersebut dilaksanakan. Contoh : UU Nomor 6 Tahun
1983 sebagaimana Diubah Terakhir Dengan UU Nomor 28 Tahun 2007Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan,
Hubungan serta Pengaruh Hukum Pajak terhadap Hukum Perdata

Hukum Pajak mencari dasar kemungkinan pemungutan pajak atas dasar peristiwa
(kematian, kelahiran), keadaan (kekayaan), perbuatan (jual beli, sewa menyewa) yang
diatur dalam Hukum Perdata
Lex specialis derogat lex generale (Peraturan yg khusus mengalahkan peraturan yg
umum)
Ketentuan dalam Hukum Pajak mengenyampingkan ketentuan dalam Hukum Perdata
Dasar Hukum Pemungutan Pajak

LANDASAN HUKUM PERPAJAKAN

Pasal 23 A amandemen UUD 1945 yang berbunyi:


“Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan Undang-undang”

UU FORMAL & UU MATERIIL


PERPAJAKAN
Syarat pemungutan pajak

Syarat Keadilan  artinya pemungutan pajak harus adil.


Syarat Yuridis  berdasarkan UU.
Syarat ekonomis  pemungutan pajak tidak mengganggu kelancaran kegiatan
ekonomi, sehingga tidak menimbulkan kelesuan ekonomi masyarakat.
Syarat finansiil  efisien dalam biaya pemungutannya.
Syarat sederhana  sistem pemungutan pajak harus sesederhana mungkin
sehingga memudahkan masyarakat untuk memenuhi kewajibannya.
Teori – Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak

• Teori asuransi  asumsi bahwa negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak – hak
rakyatnya, oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan suatu premi asuransi karena
memperoleh jaminan perlindungan tersebut,
• Teori Kepentingan  pajak yang dibebankan kepada rakyat tersebut berdasarkan kepentingan masing
– masing orang kepada negara,
• Teori Gaya Pikul  beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak yang dibayar
harus sesuai daya pikul masing – masing orang.
• Teori Bakti  pemungutan pajak didasarkan pada hubungan antara rakyat dengan negaranya,
sebagai warga yang berbakti maka rakyat harus selalu menyadari bahwa membayar pajak adalah
suatu kewajiban,
• Teori Asas Daya Beli  artinya bahwa memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga –
rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara yang selanjutnya negara akan menyalurkan
kembali dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat.
Hierarki Hukum Pajak
Undang-Undang Perpajakan di Indonesia
Undang
No. Materi Perubahan 1 Perubahan 2 Perubahan 3 Perubahan 4
Undang
Ketentuan Umum dan Tata No. 6 No. 9 No. 16 No. 28 UU No. 16
1 Cara Perpajakan (KUP)
Tahun 1983 Tahun 1994 Tahun 2000 Tahun 2007 Thn 2008
Pajak Penghasilan (PPh) No. 7 No. 7 No. 10 No. 17 No. 36
2 Tahun 1983 Tahun 1991 Tahun 1994 Tahun 2000 Tahun 2008
Pajak Pertambahan Nilai dan
No. 8 No. 11 No. 18 No. 42
3 Pajak Penjualan atas Barang
Tahun 1983 Tahun 1994 Tahun 2000 Tahun 2009
Mewah (PPN & PPnBM)

4 Pajak Bumi dan Bangunan No. 12 No. 12


(PBB) Tahun 1985 Tahun 1994
5 Bea Materai (BM) No. 13
 
Tahun 1985
6 Pengadilan Pajak (PP) No. 14
Tahun 2002
7 Penagihan Pajak dengan Surat No. 19 No. 19
Paksa (PPSP) Tahun 1997 Tahun 2000
8 Bea Perolehan Hak atas Tanah No. 21 No. 20
dan Bangunan (BPHTB) Tahun 1997 Tahun 2000
Pemungutan Pajak
Sistem Pemungutan Pajak

Official Self Witholding


Assessment Assessment System

 Wewenang berada
 Wewenang berada  Wewenang berada
ditangan Wajib Pajak
ditangan pemerintah di pihak ketiga yang
untuk menentukan
(fiskus) untuk menen- ditetapkan oleh
pajaknya sendiri
tukan besarnya pajak Peraturan Perpajakan
 Wajib pajak bersifat
yang terutang untuk melaksanakan
aktif (menghitung,
pemotongan
memperhitungkan,
 WP bersifat pasif. dan pemungutan
membayar dan
(hanya menunggu) pajak
melaporkan sendiri
besarnya pajak yang
 Utang pajak timbul  Utang pajak timbul
harus dibayar)
setelah dikeluarkan tanpa menunggu surat
 Utang pajak timbul
surat ketetapan pajak ketetapan pajak
tanpa menunggu surat
oleh fiscus
ketetapan pajak
Penggolongan Jenis Pajak

PAJAK

Berdasarkan
Berdasarkan
Golongan
Berdasarkan Sifat Wewenang
Pemungut
Penggolongan Jenis Pajak

Menurut Golongannya

Pajak Langsung
Pajak Tidak Langsung
Pajak yang bebannya
Pajak yang bebannya
harus dipikul sendiri oleh
dapat dilimpahkan kepada
wajib pajak dan tidak dapat
pihak lain dan hanya
dilimpahkan kepada pihak
dikenakan pada hal-hal
lain serta dikenakan secara
tertentu/ peristiwa-peristiwa
berulang-ulang pada
tertentu saja,
waktu-waktu tertentu,
misalnya; PPN
misalnya :PPh
Penggolongan Jenis Pajak
Menurut Sifatnya

Pajak Objektif
Pajak Subjektif
Jenis pajak yang dikenakan
Jenis pajak yang dikenakan dengan memperhatikan
dengan memperhatikan objeknya baik berupa keadaan,
keadaan pribadi wajib pajak perbuatan, atau peristiwa
(subjeknya).Setelah diketahui yang menyebabkan timbulnya
keadaan subjeknya barulah kewajiban membayar pajak.
diperhatikan keadaan Setelah diketahui objeknya
objektifnya sesuai daya pikul barulah dicari subjeknya yang
apakah dapat dikenakan mempunyai hubungan hukum
pajak atau tidak dengan objek yang telah
misalnya: PPh diketahui,
Misalnya: PPN
Penggolongan Jenis Pajak

C. Menurut Pemungutnya

PAJAK PUSAT PAJAK DAERAH

adalah pajak yang wewenang pemungut- aadalah pajak yang wewenang


annya ada pada pem pusat yg pemungutan-nya ada pada Pemerintah
pelaksanaan-nya dilakukan oleh Daerah yg pelaksanaan-nya dilakukan oleh
Departemen Keuangan melalui DJP. Dinas Pendapatan Daerah.

Pajak Daerah dibagi menjadi:

•Pajak Daerah Tingkat I

•Pajak Daerah Tingkat II


Utang Pajak

Pengertian Utang Pajak


• Yaitu sejumlah ttt uang yg harus dibayar oleh masyarakat (khususnya WP)
akibat adanya keadaan, perbuatan atau peristiwa yg harus dilunasi dgn
mekanisme yg berlaku dlm jangka waktu yg telah ditetapkan.
• Adanya Utang Pajak berhubungan dengan adanya kewajiban masyarakat
kepada Negara berdasarkan UU.
• Kewajiban pemotongan, pemungutan dan pembayaran pajak sangat
tergantung pd saat terutangnya pajak.
• Hukum pajak Indonesia sebenarnya mendahulukan saat terutangnya pajak pd
saat diakuinya kewajiban atau hak atas transaksi ekonomis (accrual basis).
• Namun, apabila transaksi ekonomis telah dilaksanakan secara tunai, maka
saat terutangnya pajak mengujuti saat penerimaan atau pengeluaran uang.
Timbulnya Utang Pajak
Ada 2 ajaran /pendapat mengenai timbulnya utang pajak:
1. Ajaran Material:
Utang pajak timbul karena berlakunya UU Perpajakan sehubungan dengan keadaan, perbuatan, atau peristiwa.
(self assessment system dan withholding system.)
Contoh: Pajak Penghasilan, PPN & PPnBM; karena dalam segmen ini utang pajak timbul tanpa harus menunggu
adanya ketetapan atau penagihan dari fiskus.

 2. Ajaran Formil:


Utang pajak timbul karena adanya ketetapan pajak yang dikeluarkan Fiskus (Kantor Pelayanan Pajak). (official
assessment system.)
Contoh: Pajak Bumi dan Bangunan: karena dlm segmen ini utang pajak timbul jika sudah ada penetapan dari
fiskus
Hapusnya Utang Pajak

Utang Pajak dapat dihapuskan dengan cara atau alasan sebagai berikut;
1. Pembayaran
2. Kompensasi
3. Daluwarsa
4. Pembebasan
5. Penghapusan
Perlawanan Terhadap Pajak
Penagihan Utang Pajak
Terima Kasih Atas Perhatiannya

Tim Dosen
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Anda mungkin juga menyukai