Sistem Pengendalian
Manajemen
Modul 3 :
Perilaku Organisasi
03
Ekonomin & Bisnis Akuntansi S1 --- Dr. Syafrizal Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA.
Dr. Silviana.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA
Drs. Rudy Lizwaril.,S.E.,M.M.,Ak.,CA,
CPMA.,CPA, CTA,CPAI,PIA,ASEAN,CPA, AB
H.R. Ferry Mulyawan M.,S.E.,M.Si.,Ak
Syakieb Arsalan .,S.E.,M.M
Robertus Ary Novianto.,S.E.,M.M.,Ak., CA.,
CTA., CPA., QIA
Abstract Kompetensi
Sistem pengendalian manajemen merupakan Mahasiswa memiliki kemampuan :
upaya mempengaruhi manusia-manusia dalam 1. Keselarasan tujuan (Goal Congruence)
organisasi agar mereka dapat berperilaku 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
mendukung pencapaian tujuan organisasi. Dalam keselarasan tujuan sistem pengendalian
kenyataannya, tujuan organisasi (yaitu tujuan manajamen
yang ditetapkan oleh pimpinan puncak) tidak 3. Pengendalian Formal
selamanya selaran dengan tujuan individu 4. Jenis-jenis Organisasi
(orang-orang) dalam organisasi. Oleh karena itu, 5. Fungsi Kontroler
system pengendalian manajemen yang baik
harus mampu mendorong terpainya keselarasan
pencapaian tujuan antara tujuan organisasi
dengan tujuan manusia-manusia (individu)
dalam organisasi. Dengan kata lain system
pengendalian manajemen yang baik dapat
mendorong tercapainya goal congruence yaitu
tercapainya keselarasan pencapaian tujuan antara
tujuan organisasi dengan individu dalam
organisasi
I. KESELERASAN TUJUAN
Sistem pengendalian manajemen merupakan upaya mempengaruhi manusia-
manusia dalam organisasi agar mereka dapat berperilaku mendukung pencapaian
tujuan organisasi. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi (yaitu tujuan yang
ditetapkan oleh pimpinan puncak) tidak selamanya selaran dengan tujuan individu
(orang-orang) dalam organisasi. Oleh karena itu, system pengendalian manajemen
yang baik harus mampu mendorong terpainya keselarasan pencapaian tujuan antara
tujuan organisasi dengan tujuan manusia-manusia (individu) dalam organisasi.
Dengan kata lain system pengendalian manajemen yang baik dapat mendorong
tercapainya goal congruence yaitu tercapainya keselarasan pencapaian tujuan antara
tujuan organisasi dengan individu dalam organisasi.
Dalam proses pencapaian goal congruence, tindakan-tindakan orang-orang
dalam organisasi diarahkan agar dapat mencapai tujuan individu mereka dan
sekaligus mencapai tujuan organisasi. Namun demikian, harus disadari bahwa goal
congruence secara sempurna dapat dikatakan tidak mungkin tercapai karena tujuan
organisasi dengan tujuan individu seringkali bertentangan.
Setidak-tidaknya, melalui system pengendalian yang memadai, tindakan-
tindakan individu dalam organisasi tidak bertentangan dengan atau melawan
kepentingan utama organisasi. Dalam mengevaluasi praktik-praktik pengendalian
manajemen, dua pertanyaan paling penting yang harus dijawab adalah:
1) Tindakan apa yang dapat memotivasi anggota organisasi (khususnya para
manajer) untuk mencapai kepentingan mereka?
2) Apakah tindakan anggota organisasi telah mendukung pencapaian kepentingan
organisasi?
Aspek perilaku dan goal gongruence merupakan dua hal yang menjadi satu
kesatuan tak terpisahkan. Keduanya menyatu dalam sistem pengendalian manajemen.
Individu-individu dalam organisasi harus didorong atau dimotivasi agar mereka selalu
bekerja dan memberikan yang terbaik dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Namun demikian, tujuan individual anggota organissi tidak boleh diabaikan. Pimpinan
organisasi harus dapat memperoleh keyakinan bahwa tujuan individu para anggota
organisasi dapat tercapai juga. Denngan demikian, hubungan dialogis terjadi antara
aspek perilaku individu dalam organisasi dengan goal congruence. Aspek perilaku yang
menghasilkan goal congruence akan meningkatkan kualitas perilaku individu dalam
mencapai tujuan organisasi, demikian sebaliknya dan seterusnya.
Goal Congruence dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi goal congruence dapat dikelompokkan dalam dua kelompok faktor yaitu
faktor formal dan factor informal. Faktor-faktor tersebut menyangkut berbagai hal
yang timbul berdasarkan kebijakan dan/atau aturan yang ditetapkan dan disahkan dalam
organisasi oleh pejabat yang berwenang dalam organisasi. Sebaliknya, faktor informal
menyangkut berbagai hal yang tidak disahkan dengan kebijakan dan/atau aturan yang
ditetapkan dan dishkan dalam organisasi oleh pejabat yang berwenang dalam organisasi
EKSTERNAL
FACTORS
INFORMAL FACTOR
THAT INFLUENCE
GOAL CONGRUENCE
CULTURE
INTERNAL
MANAGEMENT STYLE
FACTORS
THE INFORMAL
ORGANIZATION
PERCEPTION AND
COMMUNICATION
PHYSICAL CONTROLS
RULES MANUALS
SYSTEM SAFEGUARDS
THE FORMAL
CONTROL SYSTEM
FORMAL
CONTROL
PROCESS
Suatu organisasi yang berskala besar yang memiliki unit unit bisnis biasanya
mempunyai Controller pusat (Corporate Controller) dan Controller di Unit Bisnis
(Business Unit Controller). Pada dasarnya fungsi kedua tipe controller tersebut adalah
sama, yang membedakan adalah lingkup kerjanya.
Corporate Corporate
Controller Controller
Merchant, K. A., & Van der Stede, W. A. (2007). Management control systems:
performance measurement, evaluation and incentives. Pearson Education