Disusun Oleh :
Feby Loardi Oei (1313008)
Jessica (1313015)
pengendalian
digunakan untuk
menciptakan kondisi
yang
memotivasi organisasi, di mana organisasi terdiri dari manajer dan karyawan yang
harus dimotivasi dan dituntun agar melakukan apa yang diinginkan pimpinannya
untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Untuk
memahami
sebuah
sistem
pengendalian
manajemen
dibutuhkan
3. MCS Defininition
Terkait dengan pembahasan di buku, MCS (Sistem Pengendalian
Manajemen) adalah secara luas sebagai segala sesuatu yang harus dilakukan
manejer untuk membantu memastikan bahwa strategi dan rencana organisasi
dapat dilaksanakan, bahwa jika kondisi berubah, hal itu bisa dimodifikasi. Oleh
sebab itu, MCS di fokuskan pada implementasi dan pelaksanaan strategi tersebut.
Sedangkan istilah Pengendalian Manajemen itu terpisah, Manajemen yaitu
sebagai proses melibatkan penentuan tujuan, formulasi strategi dan pengendalian
manajemen. Dan Pengendalian merupakan bagian akhir dari proses manajemen
(mengendalikan proses manajemen).
Dalam definisi MCS memang begitu banyak definisi yang bisa di artikan
secara sangat luas, seperti yang telah di definisikan dari berbagai pendapat para
ahli dan MCS tetap saja berfokus pada tujuan yang akan di capai oleh perusahaan.
Bagaimana hasil dan strategi apa yang digunakan, sehingga dalam artian paling
luas, sistem pengendalian dapat dipandang memiliki dua fungsi dasar :
pengdendalian strategis dan pengendalian manajemen. Manajemen yang baik
berarti bahwa manajemen merasa cukup yakin bahwa tidak akan terjadi kejutan
yang tidak menyenangkan. Label di luar pengendalian digunakan untuk
menggambarkan situasi mana adanya probabilitas terjadinya kinerja yang buruk,
apakah pada seluruh bagian atau kinerja khusus saja. Akan tetapi, meski
dalam
pelaksanaan
pengendalian
manajemen
meliputi
kegiatan
sistem
pengendalian
manajemen
juga
diartikan
sebagai
hal
yaitu:
struktur
organisasi,
aliran
informasi,
pusat
manajer harus mengerti lebih baik peluang dan ancaman pasar perusahaan,
kekuatan dan kelemahannya.
Di dalam artikel telah dijelaskan beberapa tujuan kontrol perencanaan,
yaitu:
perilaku.
dilakukan hanya untuk memutuskan kegiatan masa depan atau apakah proses
melibatkan membangun komitmen karyawan untuk rencana ini.
4.2 Cybernetic control
Kaitannya dengan bab 10 tentang pengukuran kinerja dan pengaruhnya,
karena Cybernetic control digambarkan sebagai suatu sistem dimana standar
penilaian kinerja ditentukan, sistem pengukuran kinerja yang ditetapkan,
perbandingan yang dibuat berdasarkan standar yang ada, umpan balik antara
kinerja actual dan
tersebut.
Pengendalian cybernetic meliputi sistem insentif dan sistem penganggaran
keuangan formal yang mempunyai keterikatan dengan sistem pengendalian
tersebut. Ukuran kinerja yang menggunakan suatu sistem pengawasan formal
mungkin meliputi ukuran keuangan seperti pendapatan netto, penghasilan maupun
target biaya, seperti halnya juga tentang siklus jangka waktunya. Dalam banyak
kasus sistem insentif dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan merupakan
suatu komponen umpan balik dari sistem pengendalian tersebut. Dalam banyak
perusahaan, sistem insentif menjadi bagian dari proses cybernetic control karena
merupakan suatu komponen kunci umpan balik untuk memproses tujuan utama
suatu sistem penganggaran yaitu ketetapan informasi yang bermanfaat untuk
monitoring dan memoivasi personil.
4.3 Reward and Compensation Controls
karena
Oleh
karena
itu,
ada
kebutuhan
untuk
penelitian
untuk
Prosedur
yang
bersifat
formal
dan
standar
pengoperasian
disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk dalam hal ini adalah
proses pengembangan system.
Contoh control administratif yaitu: Pemisahan tugas-tugas dalam
pekerjaan, dengan tujuan agar tak seorangpun yang dapat menguasai suatu proses
yang lengkap. Sebagai contoh, seorang pemrogram harus diusahakan tidak
mempunyai akses terhadap data produksi (operasional) agar tidak memberikan
kesempatan untuk melakukan kecurangan.
Kontrol nilai yang mendekati kontrol personel ini merupakan kontrol yang
paling baik diterapkan apabila dapat dilaksanakan dan diterima dengan benar. Hal
ini disebabkan karena pengendalian yang baik harus mempertimbangkan waktu,
risiko, biaya dan manfaatnya, dimana kontrol nilai akan memberikan semua
manfaat dari hal-hal yang perlu untuk dipertimbangkan tersebut, apabila
terlaksana dan diterima dengan baik.
Kontrol berbasis simbol adalah ketika organisasi membuat pernyataan
yang jelas, seperti desain gedung atau ruang kerja dan kode pakaian, untuk
mengembangkan tipe budaya tertentu (Schein,1997). Pengendalian ini menurut
kami adalah salah satu pengendalian yang cukup efektif, karena akan membentuk
suatu budaya atau kebiasaan yang baik dalam diri karyawan secara perlahan tanpa
harus menggunakan pendekatan yang lebih keras.
Pengendalian sebelumnya merupakan pendekatan yang digunakan untuk
membuat karyawan menyerap nilai-nilai dan kebiasaan yang diinginkan agar
mereka berperilaku sesuai dengan keinginan perusahaan, namun kontrol personil
berikut ini lebih berperan pada perencanaan dan pengelolaan yang dilakukan
manajemen atau perusahaan untuk menciptakan keadaan yang diinginkan melalui
pendekatan yang lebih eksternal dan usaha yang lebih maksimal.
banyak organisasi
target
dan
back.
standard
Feed
yang
back
ini
akan
dicapai, dan
berdasarkan
kepada
konsisten atau sesuai dengan tujuan dari organisasi dimana manajer berusaha
untuk mengarahkan perilaku manajemen.
Meskipun begitu tipologi sistem pengendalian manajemen ini tidak secara
jelas memberitahu mengenai perbedaan antar sistem informasi untuk pengambilan
keputusan dan MCS. Sehinggga tipologi sistem pengendalian manajemen ini tidak
boleh terlalu sempit
diperhatikan dan terlihat dalam hubungan dengan kontrol lainnya yang dapat
mengaburkan yang lainnya.
5. Paper Reflection
Makalah ini berusaha untuk meyakinkan bahwa sistem pengendalian
manajemen tidak dapat dijalankan hanya sendiri-sendiri melainkan sebagai sebuah
paket dan perusahaan dapat memakai lebih dari satu sistem pengendalian
manajemen dan menggabungkannya sesuai dengan kondisi perusahaan.
Jadi perusahaan bisa memakai pengendalian budaya sebagai kerangka
kontekstualnya lalu menggunakan pengendalian perencanaan, pengendalian
sibernatik dan pengendalian penghargaan dan kompensasi yang sesuai dengan
kondisi perusahaan yang berubah-ubah saat ini. Dan kemudian menggunakan
kontrol administratif untuk membuat struktur mengenai bagaimana pengendalian
perencanaan, pengendalian sibernatik dan pengendalian penghargaan dan
kompensasi ini dilakukan agar menjadi efektif dan saling membantu satu sama
lain dalam hal mendorong perilaku karyawan agar sesuai dan sejalan dengan
tujuan perusahaan.
Selanjutnya ada 2 hal yang akan dibahas lebih lanjut setelah kita
mengetahui bahwa sistem pengendalian manajemen sebagai satu paket yaitu yang
pertama adalah bagaimana pengaturan paket sistem pengendalian manajemen ini,
dan yang kedua adalah bagaimana sistem dalam paket berhubungan satu sama
lain. Kemudian pengaturan dan hubungan antara sistem ini perlu ditangani
terhadap resiko hasil dan atau kinerja yang mereka hasilkan.
penelitian
potensial.
Pertama,
cara
penulis
dalam
Pengendalian Administrative,
Sistem
Pengendalian
Manajemen
yaitu
Perencanaan,
sibernatik,
Pengendalian Manajemen, dan yang kedua adalah bagaimana sistem dalam paket
berhubungan satu sama lain. Kedua konfigurasi dan hubungan antara sistem perlu
ditangani terhadap resiko hasil dan atau kinerja yang mereka hasilkan. Dalam
Tema Pertama yaitu konfigurasi paket Sistem Pengendalian membahas mengenai
elemen apa yang terkandung dalam paket Sistem Pengendalian Manajemen dalam
suatu organisasi. Elemen yang terkandung dalam Sistem Pengendalian
Manajemen memiliki hubungan yang saling terkait jadi tidak bisa dipisahpisahkan. Dari tema yang pertama ini kita dapat memperoleh informasi tentang
operasi dari banyak sistem. Namun saat ini sedikit sistem dalam operasi benarbenar dikonfigurasi. Selanjutnya, seperti karya oleh van der meer-kooistra dan
scapens dan langfield-smith menunjukkan hubungan dengan pelaku eksternal juga
perlu dikontrol. Dengan demikian, paket pengendalian yang kemungkinan akan
menjadi yang paling efektif dalam berbagai jenis hubungan dan pengaturan
merupakan masalah penting dan mendesak untuk suatu komunitas bisnis.
Dilihat dari paparan di atas, bagian ini membahas mengenai dua tema yang
menjadi peluang besar dalam penelitian SPM :
1. Apa yang sebenarnya terkandung dalam paket SPM suatu organisasi ?
2. Bagaimana sistem dalam paket SPM berhubungan satu sama lain ?
Kedua bentuk dan hubungan antara sistem SPM tersebut perlu ditangani
terhadap hasil dan kinerja yang mereka hasilkan.
Tema II. Bagaimana sistem dalam paket SPM berhubungan satu sama lain ?
Setiap sistem dalam paket SPM saling berhubungan dan berdampak satu
sama lain. Misalkan, dua bentuk kontrol cybernetic, seperti anggaran dan BSC,
digabungkan dengan struktur organisasi tertentu. Seorang peneliti mempelajari
efektivitas BSC dan menyimpulkan bahwa itu adalah sukses. Namun, mungkin
anggaran yang sebenarnya memicu kinerja.