Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

MANAGEMENT CONTROL SYSTEMS AS A PACKAGE OPPORTUNITIES,


CHALLENGES AND RESEARCH DIRECTION
AKUNTANSI B

Disusun Oleh :
Feby Loardi Oei (1313008)

Clara Phitoyo (1313042)

Vivian Lie (1313011)

Steffy Marcelina (1313068)

Jessica (1313015)

Stifani Neotama Chendra


(1313069)

Fanny Hamdani (1313035)

Winda Jayanti (1313077)

Lidya Kendek Bumbungan


(1313037)

Maritha Win Palette (1313105)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR
2016

1. Why study management control systems as a package?


Suatu

pengendalian

digunakan untuk

menciptakan kondisi

yang

memotivasi organisasi, di mana organisasi terdiri dari manajer dan karyawan yang
harus dimotivasi dan dituntun agar melakukan apa yang diinginkan pimpinannya
untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Untuk

memahami

sebuah

sistem

pengendalian

manajemen

dibutuhkan

pengetahuan tentang lingkungan organisasi di mana sistem itu diterapkan. Ada


dua unsur penting dalam SPM adalah lingkungan pengendalian dan proses
pengendalian. Dasar dari semua proses pengendalian adalah pemikiran untuk
mengarahkan suatu variabel, atau sekumpulan variabel, untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Di sini variabel dapat berupa manusia, mesin, organisasi.

Ada beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pengendalian


manajemen yaitu:
a. Perilaku organisasi.
Proses pengendalian manajemen berpengaruh terhadap pencapaian suatu
tujuan tertentu. Hal ini berkaitan dengan perilaku anggota dalam suatu
organisasi. Perilaku organisasi berkaitan dengan motivasi yang diperlukan
dalam mencapai prestasi yang tinggi.
b. Pusat pertanggungjawaban
Suatu organisasi dibagi ke dalam beberapa pusat pertanggungjawaban.
Adanya pusat pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi tujuan yang
telah ditetapkan manajemen puncak.

2. Challenges in Studying MCS as A Package

Banyak perusahaan menekankan pada satu bentuk pengendalian


manajemen pada satu waktu tertentu, tapi seringkali mengubah penekanan
tersebut ke bentuk yang lain karena kebutuhan, kemampuan, dan lingkungan yang
berubah. Sebagai konsekuensinya, pertumbuhan perusahaan mengarahkan

pengendalian manajemen terhadap prosedur formalisasi yang meningkat untuk


tujuan akuntabilitas tindakan dan/atau perkembangan sistem informasi yang lebih
terperinci untuk tujuan pengendalian hasil. Selain pertumbuhan, banyak faktor
situasional lainnya yang menyebabkan perusahaan mengadaptasi sistem
pengendalian manajemen mereka pada perubahan lingkungan.

Ada tiga faktor situasional yang penting: ketidakpastian lingkungan,


strategi organisasi, dan multinasional.

3. MCS Defininition
Terkait dengan pembahasan di buku, MCS (Sistem Pengendalian
Manajemen) adalah secara luas sebagai segala sesuatu yang harus dilakukan
manejer untuk membantu memastikan bahwa strategi dan rencana organisasi
dapat dilaksanakan, bahwa jika kondisi berubah, hal itu bisa dimodifikasi. Oleh
sebab itu, MCS di fokuskan pada implementasi dan pelaksanaan strategi tersebut.
Sedangkan istilah Pengendalian Manajemen itu terpisah, Manajemen yaitu
sebagai proses melibatkan penentuan tujuan, formulasi strategi dan pengendalian
manajemen. Dan Pengendalian merupakan bagian akhir dari proses manajemen
(mengendalikan proses manajemen).
Dalam definisi MCS memang begitu banyak definisi yang bisa di artikan
secara sangat luas, seperti yang telah di definisikan dari berbagai pendapat para
ahli dan MCS tetap saja berfokus pada tujuan yang akan di capai oleh perusahaan.
Bagaimana hasil dan strategi apa yang digunakan, sehingga dalam artian paling
luas, sistem pengendalian dapat dipandang memiliki dua fungsi dasar :
pengdendalian strategis dan pengendalian manajemen. Manajemen yang baik
berarti bahwa manajemen merasa cukup yakin bahwa tidak akan terjadi kejutan
yang tidak menyenangkan. Label di luar pengendalian digunakan untuk
menggambarkan situasi mana adanya probabilitas terjadinya kinerja yang buruk,
apakah pada seluruh bagian atau kinerja khusus saja. Akan tetapi, meski

pengendalian manajemen yang baik tetap memberikan probibalitas kegagalan


yang sama karena pengendalian yang sempurna yang tidak pernah kecuali
mungkin terjadi pada keadaan yang tidak biasa. Pengendalian yang sempurna
membutuhkan kepastian bahwa semua sistem pengendalian dapat di lakukan
dengan sangat mudah dan individu dalam perusahaan harus selalu melakukan
tindakan yang terbaik.
Dalam sistem pengendalian manajemen, ada berbagai jenis pengendalian
manajemen yang dapat digunakan, jadi perusahaan dapat menambah atau
mengganti pengendalian hasil yang telah ada dengan tujuan untuk membuat
karyawan bertindak sesuai dengan yang di harapkan perusahaan. Salah satu jenis
pengendalian, pengendalian tindakan adalah memastika karyawan melakukan
(atau tidak melakukan) tindakan tertentu yang dinilai dapat menguntungan
(merugikan) perusahaan, dalam hal ini pengendalian tindakan berhubungan
langsung pada tindakan nyata yang di ambil seorang manajer diinginkan (tidak
diinginkan) dan untuk mestikan tindakan tersebut terjadi (atau tidak terjadi).
Kedua, pengendalian personel, didesain untuk membuat karyawan dapat
membuat tugas yang diinginkan dengan memuaskan secara mandiri karena
mereka adalah karyawan yang berpengalaman, jujur, dan pekerja keras,
melakukan tugas dengan baik dengan kata lain punya kepekaan diri sendiri mana
yang harus dipilih dan mana yang tidak di kerjakan. Terakhir, pengendalian
budaya diciptakan guna membentuk norma perilaku perusahaan dan guna
mendorong karyawan untuk memantau dan mempengaruhi perilaku antara satu
karyawan dan karyawan lain.
Pengendalian tindakan, personel dan budaya adalah bagian dari sistem
pengendalian manajemen yang saling berkaitan dan sangat penting, dalam hal ini
merupakan pendorong dalam mencapai tujuan dari perusahaan, karena membatasi
tindakan manajer dan semua karyawan dalam melakukan hal-hal yang tidak di
inginkan (di luar batas perusahaan). Di mana setiap organisasi harus
menggunakan semua bagian dari sistem pengendalian manajemen.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, pendefinisian MCS merupakan hal


yang sulit. Banyak pakar yang memiliki anggapan yang berbeda beda
terhadapnya. Namun, semua para ahli tersebut menuju pada satu kesimpulan
bahwa MCS adalah sebuah sistem yang mengontrol, bukan sebuah sistem yang
digunakan sebagai pendukung penarikan keputusan. Dalam sistem informasi yang
digunakan untuk menarik keputusan oleh manajer maupun bawahan manajer
harus terdapat control yang memastikan apakah keputusan tersebut mengarah
pada strategi dan tujuan perusahaan dengan memperhatikan masalah manajerial
yang sering terjadi, yaitu masalah perilaku karyawan. Di dalam MCS it sendiri
terdapat banyak pengendalian pengendalian yang dapat diterapkan oleh
perusahaan terhadap karyawan, baik dari pengendalian hasil, tindakan, personal
maupun budaya seperti yang dijelaskan di atas. Dalam masing masing
pengendalian ini, dapat dilihat peran MCS itu sendiri, di mana dia mengontrol
perilaku dan aktivitas di dalam perusahaannya bukan sebagai pendukung
penarikan keputusan.
Seperti yang kita ketahui bahwa di dalam pengendalian perusahaan
terdapat dua pengendalian, yaitu pengendalian manajemen (MCS) dan
pengendalian operasinal. Pengendalian manajemen mengarah pada pengendalian
kegiatan secara menyeluruh demi mendapatkan keyakinan bahwa strategi
perusahaan telah dijalankan secara efektif dan efisien. Sedangkan pengendalian
operasional hanya menyangkut tugas-tugas tertentu telah dilaksanakan secara
efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen, pengendalian
manajemen merupakan penerapan semua fungsi manajemen. Dikatakan demikian,
karena

dalam

pelaksanaan

pengendalian

manajemen

meliputi

kegiatan

perencanaan operasional perusahaan, pengorganisasian kegiatan, koordinasi


kegiatan, pengendalian kegiatan dan pembinaan pelaksana kegiatan.
Konsep

sistem

pengendalian

manajemen

juga

diartikan

sebagai

manajemen secara keseluruhan. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem


yang menyeluruh ke semua aspek kegiatan perusahaan. Dalam proses
pengendalian manajemen terdapat beberapa bagian kegiatan yaitu penyusunan

program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran kegiatan, serta


pelaporan dan analisis kegiatan. Sedangkan dalam struktur perusahaan terdapat
beberapa

hal

yaitu:

struktur

organisasi,

aliran

informasi,

pusat

pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang, serta tolok ukur prestasi


dan motivasi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa, MCS itu bukan sistem tunggal yang
digunakan hanya sebagai pendukung penarikan keputusan melainkan sebuah
sistem kompleks yang didesain dan dikoordinasi secara intensif, yang terdiri dari
banyak pengendalian yang mengontrol kegiatan perusahaan agar mencapai tujuan
perusahaan itu sendiri. Inilah alasan mengapa MCS disebut sebagai package.
4. A New MCS Package Conceptual Framework
4.1 Planning Control
Dari artikel di atas dapat dikaitkan dengan Perencanaan dan Penganggaran
di dalam Sistem Pengendalian Manajemen di mana Sistem perencanaan dan
penganggaran merupakan elemen penting biaya dari pengendalian hasil keuangan.
Sistem perencanaan dan penganggaran hanya menghasilkan satu output berwujud
-rencana tertulis yang mengkasifikasikan ke mana organisasi akan dituju,
bagaimana caranya ke sana dan hasil apa yang diharapkan. Tetapi kebanyakan
keuntungan organisasional dari perencanaan dan penganggaran datang dari proses
pengembangan perencanaan. Proses tersebut memaksa orang untuk berpikir
mengenai masa depan, menyediakan ide-ide dan perencanaan-perencanaan
mereka dengan hati-hati, untuk mendiskusikan ide-ide dan perencanaanperencanaan mereka dengan orang lain dalam organisasi, dan untuk berkomitmen
untuk mencapai tujuan-tujuan yang akan menjalankan kepentingan organisasi.
Salah satu tujuan dari sistem perencanaan dan penganggaran adalah
Perencanaan di mana Perencanaan merupakan pembuatan keputusan lebih lanjut.
Sistem ini berupa pengendalian tindakan yang kuat yang memaksa manajer untuk
berpikir ke depan dan membuat keputusan lebih lanjut. Dalam berpikir ke depan,

manajer harus mengerti lebih baik peluang dan ancaman pasar perusahaan,
kekuatan dan kelemahannya.
Di dalam artikel telah dijelaskan beberapa tujuan kontrol perencanaan,
yaitu:

Menetapkan tujuan dari bidang fungsional organisasi, sehingga


mengarahkan usaha dan

perilaku.

Ia menyediakan standar yang harus dicapai dalam kaitannya dengan


tujuan, dan menjelaskan tingkat usaha dan perilaku yang diharapkan dari
para anggota organisasi.

Perencanaan dapat mengaktifkan koordinasi melalui menyelaraskan


serangkaian tujuan di seluruh bidang fungsional organisasi, sehingga
mengendalikan kegiatan kelompok dan individu untuk memastikan
mereka sejalan dengan hasil organisasi yang diinginkan.

Sehingga dari kaitan yang dimiliki oleh pengendalian perencanaan dalam


artikel tersebut, pengendalian perencanaan berkaitan dengan perencanaan
strategis. Perencanaan strategis, terkadang disebut rencana jangka panjang,
termasuk yang berhubungan dengan proses pemikiran secara luas mengenai misi
organisasi.

Menurut Merchant dan Van der Stede (2007) mengatakan perencanaan


sekarang dan penganggaran bersama-sama sebagai sistem kontrol hasil keuangan.
Namun ,perencanaan dapat dilakukan dengan mengacu sedikit pada biaya. Dalam
perencanaan strategis, manajemen dapat membuat strategis proyek dan inisiatif
lainnya, yang semuanya mungkin efektif dalam mengarahkan apa yang dilakukan
orang.

Perencanaan mungkin memiliki peran utama dalam mengarahkan perilaku


karyawan, kita memperlakukannya sebagai suatu sistem yang terpisah dari MCS
tipologi. Hal ini penting bagi para peneliti untuk memahami apakah perencanaan

dilakukan hanya untuk memutuskan kegiatan masa depan atau apakah proses
melibatkan membangun komitmen karyawan untuk rencana ini.
4.2 Cybernetic control
Kaitannya dengan bab 10 tentang pengukuran kinerja dan pengaruhnya,
karena Cybernetic control digambarkan sebagai suatu sistem dimana standar
penilaian kinerja ditentukan, sistem pengukuran kinerja yang ditetapkan,
perbandingan yang dibuat berdasarkan standar yang ada, umpan balik antara
kinerja actual dan

informasi yang disediakan untuk menjelaskan perbedaan

tersebut.
Pengendalian cybernetic meliputi sistem insentif dan sistem penganggaran
keuangan formal yang mempunyai keterikatan dengan sistem pengendalian
tersebut. Ukuran kinerja yang menggunakan suatu sistem pengawasan formal
mungkin meliputi ukuran keuangan seperti pendapatan netto, penghasilan maupun
target biaya, seperti halnya juga tentang siklus jangka waktunya. Dalam banyak
kasus sistem insentif dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan merupakan
suatu komponen umpan balik dari sistem pengendalian tersebut. Dalam banyak
perusahaan, sistem insentif menjadi bagian dari proses cybernetic control karena
merupakan suatu komponen kunci umpan balik untuk memproses tujuan utama
suatu sistem penganggaran yaitu ketetapan informasi yang bermanfaat untuk
monitoring dan memoivasi personil.
4.3 Reward and Compensation Controls

Berkaitan dengan bab

3 dengan pengendalian tindakan

karena

pengendaliannya berdasarkan atas penghargaan dan kompensasi yang diberikan


fokus pada memotivasi dan meningkatkan kinerja individu dan kelompok dalam
organisasi dengan mencapai keselarasan antara tujuan dan kegiatan mereka dan
orang-orang dari organisasi. Argumen dasar adalah bahwa kehadiran imbalan dan
kompensasi menyebabkan peningkatan usaha, dibandingkan dengan tidak adanya
imbalan eksplisit dan kompensasi.

Meskipun imbalan sering dikaitkan dengan kontrol cybernetic, organisasi


juga menyediakan penghargaan dan kompensasi untuk alasan lain. Ini termasuk
mempertahankan karyawan dan mendorong kontrol budaya, melalui penghargaan
kelompok.

Oleh

karena

itu,

ada

kebutuhan

untuk

penelitian

untuk

mempertimbangkan alternatif penghargaan dan kompensasi, tujuan mereka


dimaksudkan untuk dihubungkan dengan berbagai kontrol.

4.4 Administrative Controls


Ditujukan kepada pengandalian dari sisi orang yang akan melakukan
pekerjaan, dengan mengendalikan metode kerja dengan harapan orang tersebut
akan mematuhinya dan memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk
menyelesaikan pekerjaan secara aman.
Jenis pengendalian ini antara lain yaitu perekrutan pegawai secara berhatihati, yang diikuti dengan orientasi, pembinaan, dan pelatihan yang diperlukan
serta supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula cara melakukan kontrol
kalau pegawai melakukan penyimpangan terhadap yang diharapkan.
Mempublikasikan kebijakan kontrol yang membuat semua pengendalian
system dapat dilaksanakan dengan jelas dan serius oleh semua pihak dalam
organisasi.

Prosedur

yang

bersifat

formal

dan

standar

pengoperasian

disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk dalam hal ini adalah
proses pengembangan system.
Contoh control administratif yaitu: Pemisahan tugas-tugas dalam
pekerjaan, dengan tujuan agar tak seorangpun yang dapat menguasai suatu proses
yang lengkap. Sebagai contoh, seorang pemrogram harus diusahakan tidak
mempunyai akses terhadap data produksi (operasional) agar tidak memberikan
kesempatan untuk melakukan kecurangan.

4.5 Cultural Control

Kontrol berbasis nilai lebih terlihat sebagai kontrol yang mendekati


kontrol personel, kontrol berbasis simbol mendekati kode etik/peraturan-peraturan
yang ditetapkan perusahaan, dan kontrol klan mendekati imbalan kelompok
menurut pandangan saya. Jadi melalui 3 aspek ini, pengendalian budaya memiliki
pendekatan personel dan pendekatan kelompok di dalamnya.

Kontrol nilai yang mendekati kontrol personel ini merupakan kontrol yang
paling baik diterapkan apabila dapat dilaksanakan dan diterima dengan benar. Hal
ini disebabkan karena pengendalian yang baik harus mempertimbangkan waktu,
risiko, biaya dan manfaatnya, dimana kontrol nilai akan memberikan semua
manfaat dari hal-hal yang perlu untuk dipertimbangkan tersebut, apabila
terlaksana dan diterima dengan baik.
Kontrol berbasis simbol adalah ketika organisasi membuat pernyataan
yang jelas, seperti desain gedung atau ruang kerja dan kode pakaian, untuk
mengembangkan tipe budaya tertentu (Schein,1997). Pengendalian ini menurut
kami adalah salah satu pengendalian yang cukup efektif, karena akan membentuk
suatu budaya atau kebiasaan yang baik dalam diri karyawan secara perlahan tanpa
harus menggunakan pendekatan yang lebih keras.
Pengendalian sebelumnya merupakan pendekatan yang digunakan untuk
membuat karyawan menyerap nilai-nilai dan kebiasaan yang diinginkan agar
mereka berperilaku sesuai dengan keinginan perusahaan, namun kontrol personil
berikut ini lebih berperan pada perencanaan dan pengelolaan yang dilakukan
manajemen atau perusahaan untuk menciptakan keadaan yang diinginkan melalui
pendekatan yang lebih eksternal dan usaha yang lebih maksimal.

4.6 Why this typology?


Typology yang dibuat dalam gambar atau bagan 1 menaruh pengendalian
budaya pada bagian paling atas untuk mengindikasikan bahwa pengendalian
budaya adalah sebuah pengendalian yang luas dan lamban untuk berubah yang
menyebabkan ia kemudian menjadi kerangka kontekstual bagi pengendalian
lainnya. Pengendalian budaya merupakan pengendalian yang luas karena
pengendalian ini berusaha menciptakan dasar dalam diri seseorang, menciptakan
sebuah norma yang akan menjiwai dan diikuti oleh karyawan dan menjadikannya
sebagai sebuah kebijakan sehingga tidak perlu paksaan dalam melakukannya.
Di bagian tengah terdapat perencanaan, sibernetika, dan kontrol
penghargaan dan kompensasi

yang terkait erat dengan

banyak organisasi

kontemporer. Dan paling bawah yaitu kontrol administratif yang membuat


struktur mengenai bagaimana kontrol-kontrol diatas dilakukan. Pengendalian
perencanaan ingin mengarahkan usaha dan perilaku karyawan agar sesuai dengan
tujuan perusahaan. Salah satu bagian dari pengendalian perencanaan ini adalah
membuat penganggaran (pengendalian secara finansial)

yaitu bagaimana kita

merencanakan biaya-biaya dan pendapatan dimasa mendatang agar dapat


mencapai tujuan organisasi.
Sementara dalam model sibernetika ini, kita harus mengukur dan
mengawasi

target

kemudian memberikan feed

dan
back.

standard
Feed

yang
back

ini

akan

dicapai, dan

berdasarkan

kepada

perbandingan antara tindakan aktual dan standard. Penghargaan dan kompensasi


berfokus untuk memotivasi dan meningkatkan performa individu maupun grup di
dalam organisasi dengan mencapai target yang telah ditentukan.
Sistem pengendalian administratif mengontrol tingkah laku karyawan
melalui koordinasi antara individu dan grup, monitoring antara tingkah laku dan
siapa yang akan membuat tingkah laku karyawan bisa dikendalikan.
Tujuan dari tipologi ini sama dengan tujuan utama dari sistem
pengendalian manajer sendiri yaitu untuk memastikan bahwa perilaku karyawan

konsisten atau sesuai dengan tujuan dari organisasi dimana manajer berusaha
untuk mengarahkan perilaku manajemen.
Meskipun begitu tipologi sistem pengendalian manajemen ini tidak secara
jelas memberitahu mengenai perbedaan antar sistem informasi untuk pengambilan
keputusan dan MCS. Sehinggga tipologi sistem pengendalian manajemen ini tidak
boleh terlalu sempit

karena ada resiko beberapa pengendalian dapat tidak

diperhatikan dan terlihat dalam hubungan dengan kontrol lainnya yang dapat
mengaburkan yang lainnya.
5. Paper Reflection
Makalah ini berusaha untuk meyakinkan bahwa sistem pengendalian
manajemen tidak dapat dijalankan hanya sendiri-sendiri melainkan sebagai sebuah
paket dan perusahaan dapat memakai lebih dari satu sistem pengendalian
manajemen dan menggabungkannya sesuai dengan kondisi perusahaan.
Jadi perusahaan bisa memakai pengendalian budaya sebagai kerangka
kontekstualnya lalu menggunakan pengendalian perencanaan, pengendalian
sibernatik dan pengendalian penghargaan dan kompensasi yang sesuai dengan
kondisi perusahaan yang berubah-ubah saat ini. Dan kemudian menggunakan
kontrol administratif untuk membuat struktur mengenai bagaimana pengendalian
perencanaan, pengendalian sibernatik dan pengendalian penghargaan dan
kompensasi ini dilakukan agar menjadi efektif dan saling membantu satu sama
lain dalam hal mendorong perilaku karyawan agar sesuai dan sejalan dengan
tujuan perusahaan.
Selanjutnya ada 2 hal yang akan dibahas lebih lanjut setelah kita
mengetahui bahwa sistem pengendalian manajemen sebagai satu paket yaitu yang
pertama adalah bagaimana pengaturan paket sistem pengendalian manajemen ini,
dan yang kedua adalah bagaimana sistem dalam paket berhubungan satu sama
lain. Kemudian pengaturan dan hubungan antara sistem ini perlu ditangani
terhadap resiko hasil dan atau kinerja yang mereka hasilkan.

Hal ini didapatkan sesuai pengalaman penulis dan review dengan


makalah-makalah lainnya yang ikut membantu menegaskan hal ini lebih lanjut.
Dalam memeriksa gagasan antara hubungan yang lateral di dalam
organisasi guna mengembangkan kerangka kerja untuk merancang mekanisme
pengendalian dalam konteks tersebut. Perbedaan utama antara pendekatan
tradisional dan bentuk organisasi baru, seperti kolaborasi, adalah perlunya
kerjasama dan koordinasi. Dari Refleksi paper ini dapat menimbulkan sejumlah
kesempatan

penelitian

potensial.

Pertama,

cara

penulis

dalam

mengkonseptualisasikan paket Sistem Pengendalian Manajemen dalam studi


mereka berbeda-beda yang berarti bahwa penulis mencoba untuk membangun
seperangkat temuan yang menantang. Paket dalam sebuah Sistem Pengendalian
Manajemen seperti Rencana Pengendalia,

Pengendalian Administrative,

Pengendalian Budaya , Pengendalian Cybernatic, Pengendalian Penghargaan/


Kompensasi sebenarnya berhubungan satu sama lain sehingga tidak dapat
dipisahkan. Sementara Sistem Pengendalian Manajemen sebagai suatu paket
maka mulailah dikembangkan gagasan struktur. Banyaknya pekerjaan yang
diperlukan untuk menyelidiki aspek ini sehingga berfungsi sebagai mekanisme
penataan. Struktur yang

memberikan latar belakang untuk tata kelola atau

pengendalian, sebenarnya beroperasi sebagai sistem kontrol yang digunakan oleh


manajer, yang beroperasi sebagai sistem informasi dan yang merupakan proses
operasional organisasi.
6. Peluang penelitian

Dalam penelitian ini dibahas tentang lima kelompok pengendalian dalam


paket

Sistem

Pengendalian

Manajemen

yaitu

Perencanaan,

sibernatik,

penghargaan/kompensasi, administratif dan budaya. Lima kelompok pengendalian


dalam paket Sistem Pengendalian Manajemen ini berfungsi untuk mengendalikan
perilaku karyawan. Peneliti menguraikan beberapa peluang besar untuk penelitian
bersama dengan

dua tema utama. Pertama adalah konfigurasi paket Sistem

Pengendalian Manajemen, dan yang kedua adalah bagaimana sistem dalam paket

berhubungan satu sama lain. Kedua konfigurasi dan hubungan antara sistem perlu
ditangani terhadap resiko hasil dan atau kinerja yang mereka hasilkan. Dalam
Tema Pertama yaitu konfigurasi paket Sistem Pengendalian membahas mengenai
elemen apa yang terkandung dalam paket Sistem Pengendalian Manajemen dalam
suatu organisasi. Elemen yang terkandung dalam Sistem Pengendalian
Manajemen memiliki hubungan yang saling terkait jadi tidak bisa dipisahpisahkan. Dari tema yang pertama ini kita dapat memperoleh informasi tentang
operasi dari banyak sistem. Namun saat ini sedikit sistem dalam operasi benarbenar dikonfigurasi. Selanjutnya, seperti karya oleh van der meer-kooistra dan
scapens dan langfield-smith menunjukkan hubungan dengan pelaku eksternal juga
perlu dikontrol. Dengan demikian, paket pengendalian yang kemungkinan akan
menjadi yang paling efektif dalam berbagai jenis hubungan dan pengaturan
merupakan masalah penting dan mendesak untuk suatu komunitas bisnis.
Dilihat dari paparan di atas, bagian ini membahas mengenai dua tema yang
menjadi peluang besar dalam penelitian SPM :
1. Apa yang sebenarnya terkandung dalam paket SPM suatu organisasi ?
2. Bagaimana sistem dalam paket SPM berhubungan satu sama lain ?

Kedua bentuk dan hubungan antara sistem SPM tersebut perlu ditangani
terhadap hasil dan kinerja yang mereka hasilkan.

Tema I. Apa yang sebenarnya terkandung dalam paket SPM suatu


organisasi ?
Paket pengendalianlah yang kemungkinan akan menjadi paling efektif
dalam berbagai jenis hubungan dan pengaturan paket SPM, yang juga merupakan
masalah penting dan mendesak bagi komunitas bisnis. Dimana seperti yang kita
ketahui, pengendalian manajemen merupakan fungsi penting dalam organisasi.
Kegagalan dalam pengendalian manajemen akan membawa kerugian finansial
yang besar, rusaknya reputasi, dan mungkin dapat membawa kegagalan bagi
organisasi.

Namun, peneliti menemukan bahwa beberapa pengendalian tidak


diperlukan untuk memahami perilaku organisasi, dan penelitian lainnya dapat
mengungkap kontrol baru yang nantinya dapat ditambahkan ke teori SPM.
Oleh karena itu, peneliti akuntansi menghabiskan banyak waktu mempelajari
inovasi dalam praktek, dimana mereka berusaha mamahami apa yang
menciptakan nilai dalam organisasi dan bagaimana mengelola pemicu nilai
tersebut, dimana salah satu alternatifnya ialah BSC.

Tema II. Bagaimana sistem dalam paket SPM berhubungan satu sama lain ?
Setiap sistem dalam paket SPM saling berhubungan dan berdampak satu
sama lain. Misalkan, dua bentuk kontrol cybernetic, seperti anggaran dan BSC,
digabungkan dengan struktur organisasi tertentu. Seorang peneliti mempelajari
efektivitas BSC dan menyimpulkan bahwa itu adalah sukses. Namun, mungkin
anggaran yang sebenarnya memicu kinerja.

Ketika peneliti mempelajari dampak dari langkah-langkah kinerja tertentu,


mereka menyimpulkan bahwa mereka tidak efektif ketika adanya ketidakcocokan
dengan unsur-unsur lain dari paket kontrol yang bermasalah.
Dengan memeriksa semua elemen dalam paket, dan hubungan antara mereka, kita
lebih cenderung untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari efektivitas
elemen setiap sistem.

Anda mungkin juga menyukai