KELOMPOK 14 :
DOSEN PENGAMPU :
Dra. Sri Dewi Edmawati, M.Si, Akt
Adapun terdapat empat karakteristik dari behavioral ketika akan merancang MACS.
Karakteristik pertama, memasukkan kode etik perusahaan dalam rancangan MACS
Karakteristik kedua, menggunakan gabungan ukuran kualitatif jangka pendek dan jangka
panjang dan ukuran kualitatif dalam mengukur kinerja (atau pendekatan Balanced
Scorecard). Karakteristik ketiga, memberikan kuasa kepada karyawan untuk terlibat dalam
pembuatan keputusan dan perancangan MACS. Karakteristik yang terakhir,
mengembangkan system insentif yang tepat untuk memberikan penghargaan atas suatu
kinerja
Karyawan bekerja sesuai dengan tujuan yang ditentukan oleh perusahaan dan tujuan
karyawan adalah untuk mendapatkan uang. Sehingga, karyawan bekerja dengan mengikuti
berbagai prosedur yang telah ditetapkan. Penggerak karyawan dalam menjalankan
pekerjaannya adalah dengan motivasi Motivasi ini dapat dibangun dengan cara, dihormati,
diakui kontribusinya, dan sebagainya.
Desain MACS yang baik akan dapat memengaruhi kinerja karyawan berdasarkan
kode etis yang ditetapkan. Manajer akan bertugas memastikan kode etik dalam desain
MACS, pelaksanaan dan pengawasannya. Unsur-unsur dari sistem kendali etika yang efektif
disajikan bersama dengan model keputusan spesifik yang dapat diterapkan ketika mencoba
untuk menyelesaikan masalah etika. Masalah Perilaku dan Organisasi dalam Akuntansi
Manajemen dan Organisasi menghabiskan banyak waktu untuk menentukan bagaimana
memotivasi karyawan. Salah satu caranya adalah menyelaraskan tujuan karyawan dengan
tujuan organisasi.
Pengembangan dan penggunaan jenis ukuran kinerja yang tepat terkait langsung
dengan karakteristik perilaku, yang melibatkan penggunaan campuran ukuran kinerja
kualitatif dan kuantitatif jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini disebut dengan
pendekatan Balanced Scorecard. Memberdayakan karyawan untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan dan desain MACS. Penghargaan intrinsik dan ekstrinsik digunakan
oleh organisasi untuk memotivasi karyawan. Memberdayakan karyawan untuk terlibat
dalam desain MACS membutuhkan dua elemen dasar, yaitu mengizinkan karyawan terlibat
dalam pembuatan keputusan dan memastikan karyawan memahami informasi yang mereka
gunakan dan hasilkan.
Agar fungsi MACS dapat berjalan baik, karyawan harus secara konstan di belajar
ulang sebagai sistem dan perubahan pengukuran kinerja. Tanpa pembaharuan berkelanjutan
dari edukasi, perusahaan tidak dapat menguasai pasar atau bahkan go-internasional.
Sehingga dapat diketahui, bahwa MACS yang baik, tergantung pada bagaimana perusahaan
dapat menerapkan sistem itu dalam setiap karyawannya.
Pengendalian manajemen tidak Hanya terbatas pada pengukuran kinerja, tetapi juga
berkaitan dengan fungsi pengawasan, penetapan standar, pemberlakuan kode etik, termasuk
upaya mendorong, memberi kesempatan, dan bertindak memaksa bagi kepentingan terbaik
organisasi. Kegiatan pengendalian manajemen bersifat single feedback loop yang berupa
upaya pengukuran kinerja, membandingkan kinerja aktual dengan pengendalian manajemen
harus didukung dengan struktur organisasi yang sesuai, manajemen sumber daya manusia,
dan Standar, dan apabila diperlukan Mengambil tindakan korektif. Pengendalian manajemen
juga lebih Bersifat proaktif dibandingkan reaktif Karena dirancang untuk mencegah
Masalah yang memberikan efek buruk Bagi Organisasi. Oleh karena itu, Lingkungan yang
kondusif. Fokus pengendalian manajemen adalah Pertanggungjawaban, Pada unit-unit
organisasi sebagai pusat sistem Sehingga Memerlukan struktur organisasi yang Sesuai
dengan desain sistem Pengendalian. Proses Pengendalian manajemen di sektor publik,
terdiri dari:
Strategi memiliki makna bagaimana Organisasi menggunakan sumber daya yang dimliki
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
C. Perencanaan
f. Evaluasi kinerja
Kinerja dapat dilakukan dengan penerapan reward and punishment sebagai upaya
mendorong perilaku Selain adanya penilaian kinerja, evaluasi pegawai agar sesuai dengan
kepentingan organisasi. Dengan catatan penerapan reward and punishment tidak hanya
bentuk uang. Berkaitan dengan kompensasi dalam Dua hal yang perlu dipahami dalam
Pengendalian strategik berkaitan dengan strategi organisasi
Pelaksanaan sistem Pengendalian manajemen pada organisasi publik adalah
Perbedaan pengendalian strategik (control system) dan pengendalian Manajemen
(management control). Pengaruh lingkungan yang dinamis, Sehingga adanya upaya analisis
apakah masih bisa Menyesuaikan perkembangan yang ada.Isu-isu pengendalian strategik
mengarah pada masalah-masalah eksternal Organisasi. Sementara pengendalian Manajemen
lebih kepada proses pengendalian yang berkesinambunga Tentang masalah internal
organisasi Apakah para pegawai senantiasa
Berperilaku sesuai yang diharapkan dan timbulnya masalah aspek perilaku pada
pengendalian manajemen, antara lain:
a. Kurangnya arahan dari atasan (lack of direction) Hal ini berkaitan dengan kondisi
pegawai tidak memahami ара yang diinginkan organisasi, sehingga salah satu fungsi
sistem manajemen adalah bagaimana memaksimalkan kontribusi pegawai terhadap
kepentinga Pencapaian tujuan organisasi.
b. Masalah motivasi karena ketidakselaran antara tujuan individu dan tujuan organisasi
c. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman (personal limitation)
Oleh karena itu, pengendalian Manajemen diharapkan menjadi Jembatan bagi keselarasan
tujuan organisasi (Goal Congruence), baik dalam bentuk pengendalian formal maupun
informal.
Pengendalian formal misalnya sistem aturan dan reward and punishment, sementara
pengendalian informal dapat dalam bentuk kultur organisasi, gaya manajemen
((management style), dan gaya komunikasi (communication style).
Reaction kelompok kami terkait topik ini, yakni setuju akan topik ini sebab :
- Dengan pengimplementasian MACS, dapat menghasilkan informasi yang membantu
pengambil keputusan menilai apakah sebuah organisasi mencapai tujuannya.
Mengingat pentingnya kontrol dalam akuntansi manajemen dan pengendalian yang
mengacu pada seperangkat prosedur, alat, kinerja ukuran, sistem, dan insentif yang
digunakan organisasi untuk membimbing dan memotivasi semua karyawan untuk
mencapai tujuan organisasi.
- MACS dapat memadukan prinsip etika dalam menghadapi masalah dalam perusahaan.
Kerangka etika tertanam dalam perancangan sistem sangat penting karena akan
mempengaruhi perilaku semua pengguna. Selain membina perilaku etis dan
pengambilan keputusan, desain MACS adalah bagaimana memotivasi perilaku yang
sesuai di tempat kerja saat merancang pekerjaan dan tugas spesifik.
- Melibatkan karyawan dalam perancangan MACS. Mendorong partisipasi karyawan
memiliki manfaat dua kali lipat bagi organisasi. yaitu dapat memperlihatkan moral
yang lebih baik dan rasa puas yang besar. Selain itu, dapat bekerja dengan porsi yang
utama, memiliki informasi yang superior, dan pemahaman sehubungan dengan
bagaimana bekerja dengan kecakapan yang terbaik dan dengan konsekuensi,
bagaimana meningkatkan produk dan proses.
- MACS design mempertimbangkan sistem hadiah yang paling sesuai untuk memotivasi
karyawan.
- MACS dapat membantu pengambil keputusan menentukan apakah strategi dan sasaran
organisasi, bisnis, dan tingkat operasional terpenuhi. Penerapan sistem MACS
dimaksudkan agar dapat menjaga organisasi tetap terkendali, dimana MACS dapat
mengembangkan tujuan organisasi, memilih kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan,
dan langkah-langkah seleksi untuk menentukan seberapa baik tujuan terpenuhi,
penerapan rencana, mengukur dan mengevaluasi tingkat kinerja sistem saat ini,
membandingkan umpan balik tentang tingkat kinerja sistem saat ini, serta mengambil
tindakan yang tepat untuk mengembalikan sistem ke keadaan dalam kendali.