Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perusahaan pada hakekatanya terdiri dari kumpulan orang-orang dan peralatan


operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian tujuan dalam memaksimalkan
keuntungan dan berhasil atau tidaknya suatu misi perusahaan untuk mencapai
tujuan atau Pengendalian mutu oleh individu-individu yang menjalankan
manajemen yang dilaksanakan perusahaan.

Masalah Manajemen itu akan selalu ada bila perusahaan masih menjalankan
manajemen pengendalian mutu yang baik. Jadi manajemen pengendalian mutu
sangat penting bagi seorang manajer dalam menentukan otoritas tertinggi untuk
menggerakkan karyawan. Agar dapat melakukan aktivitas atau bekerja secara
efektif bagi perusahaan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Seorang
manajer dalam menggerakkan orang-orang untuk mendapatkan sesuatu haruslah
mempunyai ilmu pengetahuan dan seni, agar orang mau melakukannya. Untuk
itulah diperlukan suatu wadah yang dapat menghimpun setiap orang, wadah itulah
yang disebut dengan organisasi.

Perusahaan yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur


kemungkinan besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan
tugasnya dengan efektif. Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak
mempunyai organisasi yang baik dan teratur. Sehingga dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan akan mengalami
hambatan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya rasa tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Mutu dan Manajemen Mutu?


2. Apa saja syarat penggunaan Manajemen Mutu?

3. Bagaimana Sistem dalam manajemen mutu?

4. Bagaimana cara mengendalikan manajemen mutu?

5. Apa saja Dimensi mutu Produk dan Jasa?

6. Bagaimana mendefinisikan mutu yang kita inginkan dalam barang dan jasa?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional

2. Agar pembaca dapat mengetahui lebih jelas tentang Manajemen Mutu dalam
penerapannya di bidang perekonomian dan bisnis.

3. Sebagai sarana penambah wawasan bagi mahasiswa dan seluruh pembaca.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MUTU DAN MANAJEMEN MUTU

Mutu (kualitas) didefinisikan sebagai ciri dan karakter menyeluruh dari suatu
produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk
memuaskan kebutuhan tertentu. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat
mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan
kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.

Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk.
Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa
gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat diukur
dari segi estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan
waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada kerapihan
penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya
waktu penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.

Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang


menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam
rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran
yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan
mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas
yang di maksud diatas adalah :

Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.

Proses management proyek itu sendiri.

Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak
belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan
kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di
lapangan.

B. SYARAT PENGGUNAAN MANAJEMEN MUTU

Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam
konteks konstruksi beberapa akan di jelaskan.

1. Inspeksi

Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk


memeriksa apakah standard spesifikasi udah di capai.

2. Quality control

Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang
digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya
mencakup monitoring, mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi
penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai
efektivitas ekonomi.

C. SISTEM MANAJEMEN MUTU

Sistem manajemen mutu memiliki definisi yaitu sebagai suatu sistem untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu disamping itu juga
berguna sebagai suatu sistem manajemen untuk menetapkan kebijakan dan sasaran
serta untuk mencapai sasaran itu. Terdapat persyaratan umum yang harus
diperhatikan oleh suatu organisasi dalam sistem manajemen mutu yaitu :

Menetapkan sistem manajemen mutu

Mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Mengimplementasikan sistem manajemen mutu

Memelihara sistem manajemen mutu dan

Ke empat elemen ini harus selalu diperhatikan dan terus menerus melakukan
perbaikan guna keefektifannya. Adapun fungsi dari manajemen dalam sistem
manajemen mutu yaitu berupa POAC (Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling)

Planning, atau proses perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.

Organizing, atau dalam bahasa Indonesia perorganiasasian merupakan proses


menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa
semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi
Actuating,atau pelaksanaan dan implementasi, perencanaan dan pengorganisasian
yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu
maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya
manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah
disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan.

Controlling, proses pengawasan dan pengendalian adalah proses yang dilakukan


untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis
yang dihadapi.

D. CARA MENGENDALIKAN MANAJEMEN MUTU

Pengendalian Mutu ada 4 bagian untuk menjadikan Pengendalian Mutu yang baik
Antara lain :

1. Sumber Daya Manusia

Meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia memerlukan pengelolaan yang


sistematis dan terarah, agar proses pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Ini berarti bahwa manajemen Sumber Daya Manusia
merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan, besar atau
kecil, apapun jenis industrinya (Schuller and Jackson, 1997:32), aspek Manajemen
Sumberdaya Manusia menduduki posisi penting dalam suatu perusahaan/organisasi
karena setiap organisasi terbentuk oleh orang-orang, menggunakan jasa mereka,
mengembangkan keterampilan mereka, mendorong mereka untuk berkinerja tinggi,
dan menjamin mereka untuk terus memelihara komitmen pada organisasi
merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi (De
Cenzo&Robbin, 1999:8).
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu pengakuan terhadap
pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat
menentukan dalam suatu organisasi, dan perlu terus dikembangkan sehingga
mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi maupun bagi
pengembangan dirinya. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang
akan menentukan pada kinerja organisasi, ketepatan memanfaatkan dan
mengembangkan Sumber Daya Manusia serta mengintegrasikannya dalam suatu
kesatuan gerak dan arah organisasi akan menjadi hal penting bagi peningkatan
kapabilitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk lebih memahami
bagaimana posisi Manajemen SDM dalam konteks organisasi diperlukan
pemahaman tentang makna Manajemen SDM itu sendiri, agar dapat mendudukan
peran Manajemen SDM dalam dinamika gerak organisasi.

2. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini
berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan;
produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar,
pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan
memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan
dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap
membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia.
Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan
memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program
pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha Pemasaran.

Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta
keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan pelanggan
yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga
biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan
mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap industri tidak
punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total (Total Quality
Management).

Konsep Pemasaran

a. Kebutuhan , Keinginan dan Permintaan

Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia


adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan
tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir
dalam hayati kondisi manusia. keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari
kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial.
Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan
kemampuan serta kesediaan membelinya.

b. Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada
kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam
membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan
produk tersebut.

c. Nilai, Biaya dan Kepuasan

Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk untuk
memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang
akan memberi kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya
tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam
ini termasuk harga.

d. Pertukaran,Transaksi dan Hubungan

Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi manusia tidak
cukup untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul saat orang memutuskan
untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran
adalah salah satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang
dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan
bukan kejadian sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu
pertukaran bila mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika
persetujuan tercapai maka disebut transaksi. Untuk kelancaran dari transaksi, maka
hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan, distributor, penyalur dan
pemasok akan membangun suatu ikan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan
mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah
menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan serta
menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga yang wajar secara
kesinambungan.

e. Pasar

Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau
keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah
pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.

f. Pemasaran dan Pemasar

Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar,


pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang
mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar
adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan
sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran
daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah
calon pembeli.

3. Produksi

Menurut Suardi (2001), untuk mempertahankan mutu produk pangan sesuai


dengan yang diharapkan konsumen dan mampu bersaing secara global, maka
mengacu secara umum dapat ditempuh upaya-upaya berikut, khususnya yang
menyangkut hubungan antar penjamin mutu, yaitu:

a. Pengadaan bahan baku.

Baik bahan penolong maupun bahan tambahan industri harus direncanakan dan
dikendalikan dengan baik. Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu
Persyaratan-persyaratan dan kontrak pembelian,

Pemilihan pemasok yang baik,

Kesepakatan tentang jaminan mutu

Kesepakatan tentang metoda-metoda verifikasi

Penyelesaian perselisihan mutu

Perencanaan dan pengendalian pemeriksaan, dan

Catatan-catatan mutu penerimaan bahan.

Pengadaan bahan baku, jika melihat kinerja penjamin mutu, merupakan tanggung
jawab dari quality control, yaitu pada bagian produksi. Baik atau buruknya bahan
baku yang digunakan akan berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan sehingga
dapat menjadi evaluasi untuk quality control.

b. Pengendalian Produksi.

Pengendalian produksi dilakukan secara terus menerus meliputi kegiatan antara


lain:

Pengendalian bahan dan kemampuan telusur, dengan inti kegiatan adalah


inventory system, dengan tujuan pengendalian kerusakan bahan,

Pengendalian dan pemeliharaan alat

Proses khusus, yaitu proses produksi yang kegiatan pengendaliannya


merupakan hal yang sangat penting terhadap mutu produk, dan

pengendalian dan perubahan proses.

c. Pengemasan.

Pengemasan dilakukan dengan benar dan memenuhi persyaratan teknis untuk


kepentingan distribusi dan promosi. Dalam industri pangan, pengemasan
merupakan tahap terakhir produksi sebelum didistribusikan. Pengemasan berfungsi
sebagai:
Wadah untuk memuat produk

Memelihara kesegaran dan kemantapan produk selama penyimpanan dan


distribusi

Melindungi pangan dari kontaminasi lingkungan dan manusia

Mencegah kehilangan selama pengangkutan dan distribusi, dan

Media komunikasi atau promosi.

d. Penyimpanan dan Penanganan Produk Jadi.

Penyimpanan dan penanganan produk jadi bertujuan untuk mencegah kerusakan


akibat vibrasi, shock, abrasi, korosi, pengaruh suhu, Rh, sinar dan sebagainya
selama penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan.

e. Pemeriksaan dan Pengujian Selama Proses dan Produk Akhir.

Tujuan utama adalah untuk mengetahui apakah item atau lot yang dihasilkan
memenuhi persyarakatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Quality
control memegang peran pada tahap ini, karena pengujian produk akhir akan
menjadi penentu keputusan produk jadi.

f. Keamananan dan Tanggung Jawab Produk.

Karakteristik mutu keamanan dalam industri pangan semakin hari semakin penting
karena banyak kasus yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena
itu perlu dikembangkan metode atau peraturan tentang praktek pengolahan pangan
yang baik. Pada bagian ini quality manajement menjadi bagian utama yang
bertanggung jawab. Produk yang dihasilkan bukan hanya menjadi tanggung jawab
bagian produksi, namun juga semua pihak yang terkait produksi termasuk bagian
administrasi, atau keamanan.

Dokumentasi Sistem Mutu

Perusahaan harus membangun dan mempertahankan suatu sistem mutu tertulis


(terdokumentasi), dengan pengertian hal ini akan menjamin produk-produknya
sesuai dengan persyaratan tertentu. Sistem mutu tertulis ini membuat jaminan mutu
bersifat lebih melembaga sebab dokumentasi ini dilakukan menyeluruh terhadap
pedoman, prosedur dan instruksi kerja. Sistem mutu tertulis bukan sekedar
merupakan sesuatu yang diinginkan saja tetapi harus dikerjakan di lapangan.

4. Keuangan

Manajemen Keuangan adalah untuk memahami tentang apa yang terjadi


disekeliling kita untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis dan juga
menjelaskan berbagai fakta dan informasi.

E. DIMENSI MUTU PRODUK DAN JASA

Ada enam dimensi spesifikasi mutu produk secara umum, sebagai berikut :

1) Kinerja (Performance)

Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada labelnya, misalnya isi, berat,
kekentalan, komposisi, lama hidup penggunaan, dan lain sebagainya yang
menunjukkan keterangan akan produk tersebut. Ini merupakan dimensi suatu
produk.

2) Keistimewaan (Types of Features)

Produk bermutu yang mempunyai keistimewaan khusus dibandingkan dengan


produk lain. Misalnya, konsumen pembeli handphone sering mencari yang
mempunyai keistimewaan seperti touch screen, android, memiliki MP3, memilliki
TV dan lain sebagainya.

3) Kepercayaan dan Waktu (Reliability and Durability)

Produk yang bermutu baik adalah produk yang mempunyai kinerja yang konsisten
baik dalam batas-batas perawatan normal. Misalnya, radio yang bermutu baik,
secara konsisten dapat menangkap banyak gelombang siaran luar negeri dengan
suara dalam waktu 3 sampai dengan 5 tahun setelah dibeli (durability). Begitu juga
dengan kartu-kartu modem dari berbagai merek yang memiliki kecepatan bagus
dalam waktu pemakaian beberapa lama, dan akan kembali normal setelah habis
masa tersebut.

4) Mudah dirawat dan diperbaiki (Maintainability and Serviceability)


Produk bermutu baik harus memenuhi kemudahan untuk diperbaiki atau dirawat.
Dimensi ini merupakan ukuran mudahnya dirawat sehingga barang tersebut dapat
beroperasi secara baik. Misalnya, sepeda motor yang baik , salah satu dimensi
mutunya adalah mudah dirawat oleh setiap mekanik karena ketersediaan suku
cadangnya di pasar bebas.

5) Sifat Khas (Sensory Characteristic)

Untuk beberapa jenis produk mudah dikenali dari wanginya, bentuknya, rasanya,
atau suaranya. Dimensi ini memberikan citra tersendiri pada produk tersebut.
Misalnya, ayam goreng KFC yang memiliki aroma dan rasa yang khas.

6) Penampilan dan Citra Etis

Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi konsumen atas suatu
produk. Misalnya, pelayanan yang cepat dan ramah di salah satu bank. Pelayanan
yang cepat di warung pecel lele Cengger AyaM.

Dalam organisasi nonprofit seperti dalam industri jasa semisal bank dan
pendidikan juga memiliki beberapa dimensi pokok yang menjadi penentu kualitas
penyelenggaraan dalam industri jasa tersebut (pendidikan).

1. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang


dijanjikan secara tepat waktu, akurat, dan memuaskan.

2. Daya tangkap (responsiveness), yaitu kemampuan para tenaga kependidikan


untuk membantu peserta didik dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

3. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, respek


terhadap pelanggan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para tenaga
kependidikan; bebas dari bahaya, risiko, dan keragu-raguan.

4. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang


baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

5. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, tenaga


kependidikan, dan sarana komunikasi.
Kelima dimensi di atas berdasarkan tingkatan relatifnya di mata pelanggan.
Pelanggan menggunakan dimensi-dimensi tersebut untuk menilai kualitas jasa
pada sebuah organisasi pendidikan. Ini hanya salah satu gambaran mutu dalam
sebuah organisasi.

F. DEFENISI MUTU DALAM BARANG DAN JASA

Mendefenisikan mutu dalam barang dan jasa dapat kita lihat dalam Karakteristik
mutu di bidang jasa yang dimana berbeda dengan produk yang cenderung lebih
sulit disebabkan oleh subjektifitas para pelanggan (pengguna) jasa. Perbedaan
antara mutu produk (barang) dan mutu jasa adalah:

a) Metode: Mutu jasa ditentukan oleh pelanggan dan pemberi jasa, karena jasa
diberikan secara langsung dari orang ke orang. Produk tidak mempunyai
karakteristik kedekatan pelanggan dengan produsen, tidak terdapat nilai konsistensi
atau terjebak dalam persamaan jenis yang absolut dalam pemberian jasa

b) Waktu: Jasa harus diberikan tepat waktu dan jasa digunakan atau
dikonsumsi tepat pada saat jasa diberikan, maka kontrol mutu selalu datang
kemudian. Untuk menilai pelanggan terpuaskan apa tidak dilakukan dengan
memanfaatkan interaksi personal yang akrab dalam pemberian jasa sehingga
pemberi jasa akan mendapatkan umpan balik dan evaluasi.

c) Pada jasa tidak bisa ditambal atau diperbaiki, sehingga standar jasa adalah
baik sejak awal. Standar ini memang sulit tercapai, tapi harus selalu menjadi tujuan
utama.

d) Jasa lebih cenderung mirip proses dari pada produk. Cara jasa sampai ke
tempat tujuan lebih penting dari pada apa jasanya.

e) Staf senior pada jasa biasanya jauh dari pelanggan. Kebanyakan pelanggan
tidak pernah memiliki akses kepada manajer senior (kepala sekolah). Mutu
merupakan pandangan awal yang mewarnai pandangan pelanggan terhadap
keseluruhan organisasi, dan kemudian organisasi harus menemukan cara untuk
memotivasi pekerja garis depan agar selalu menyampaikan hal terbaik kepada
pelanggan.

f) Keberhasilan produktifitas dalam jasa sulit diukur. Satu-satunya indikator


prestasi yang penting dalam jasa adalah kepuasan pelanggan. Indikator lunak (Soft)
seperti kepedulian, kesopanan, perhatian, keramahan, dan suka membantu
merupakan hal terpenting dalam pikiran pelanggan. Indikator ini tidak bisa diraba,
sehingga mempersulit jasa dalam melakukan evaluasi. Pelanggan akan menilai
mutu dengan cara membandingkan apa yang mereka harapkan dengan apa yang
mereka terima.

Karakteristik di atas merupakan beberapa ciri ketika seseorang ingin menilai


apakah barang atau produk itu bermutu atau tidak. Penulis melihat bahwa
karakteristik di atas merupakan bagaimana melihat kualitas dalam sebuah
organisasi atau industri jasa, karena lebih menekankan pada pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan demi memuaskan para pelanggan.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Kepuasan merupakan satu kata yang cukup representatif ketika kita berbicara
tentang mutu atau kualitas. Mutu adalah barang atau jasa yang memiliki nilai
sangat bagus dan berharga. Secara fisik barang yang bermutu dicerminkan dengan
kata-kata baik, indah, benar, istimewa, dan lain sebagainya. Dalam sebuah
organisasi nonprofit biasanya mutu dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan
kepada pelanggan oleh seseorang atau sebuah organisasi sehingga pelanggang
merasa puas, tanpa adanya keluhan atas pelayanan yang didapat dari organisasi
tersebut.

Setiap orang dapat mengartikan mutu sesuai persepsi masing-masing. Hal ini
dikarenakan mutu belum memiliki arti yang tetap sehingga para pakar masih
mengartikan mutu sesuai persepsi dan bidangnya.

Manajemen mutu sangat di perlukan di dalam Perusahaan, Perusahaan yang


mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur kemungkinan besar tidak
akan mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan tugasnya dengan efektif.
Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak mempunyai organisasi yang baik
dan teratur. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan
oleh pimpinan kepada bawahan akan mengalami hambatan.

B. SARAN

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam apa yang
penulis tulis, baca, dan pahami. Oleh karena itu untuk menjadikan makalah yang
penulis sajikan ini lebih baik, penulis memerlukan kritik dan saran dari para
pembaca yang budiman sebagai salah satu tanggung jawab ilmiah penulis. Semoga
apa yang penulis tulis bermanfaat bagi sumua pihak yang membutuhkan. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

http://pakguruonline.pendidikan.net/mpmbs4.html
http://Fandy Tjiptono & Anatasia Diana, Total Quality Manajemen. Andi offset
yogyakrta.html

Wahyu Ariani Dorothea, Manajemen Kulitas, Andi offset yogyakrta .

ttp://kamasanpost.blogspot.com/2008/02/manajemen-peningkatan-mutu-
berbasis.html

http://contoh makalah Sistem manajemen mutu _ MdK16.html

http//Manajemen Kualitas (Quality Management) _ WIJAYA BLOG's.html

http://permanas.wordpress.com/2008/03/05/strategi-pemasaran-dan-
pengendalian-mutu-produk/

http://teori-kualitasmutu.html

CONTOH KE 2

Meningkatkan Jumlah dan Mutu Produksi : Intensifikasi, Ekstensifikasi,


Diversifikasi, Rasionalisasi

Meningkatkan Jumlah (Kuantitas) dan Mutu (Kualitas) Produksi bagi Produsen


mutlak dilakukan. Jika dahulu kebutuhan manusia akan barang kebutuhan bisa
dibilang sederhana, semakin kedepan seiring dengan berkembangnya peradaban
maka semakin komplek juga kebutuhan yang diperlukan.

Oleh karena itu dalam kegiatan ekonomi, khususnya produsen harus mengikuti tren
ini. Namun demikian meskipun diperlukan peningkatan mutu dan jumlah produksi
barang, dalam penerapannya seorang produsen harus tetap memperhatikan etika
ekonomi agar kegiatan ekonomi tidak merugikan bagi pelaku ekonomi.

Cara meningkatkan jumlah dan mutu produksi sebagai berikut :

1. Dengan Cara Intensifikasi


Pengertian intensifikasi adalah sebuah usaha untuk meningkatkan mutu (kualitas)
dan jumlah (kuantitas) hasil produksi dengan cara meningkatkan produktivitas dan
cara kerja.

Contoh Intensifikasi adalah tanaman buah. Intensifikasi dapat dilakukan


pemupukan unsur N yang tercukupi, penyiraman yang tepat, pembersihan gulma
pengganggu teratur, pemangkasan dahan, dan lain-lain sehingga produksi buah
meningkat dari sebelumnya.

2. Dengan Cara Ekstentifikasi

Pengertian ekstensifikasi adalah sebuah usaha untuk meningkatkan mutu (kualitas)


dan jumlah (kuantitas) hasil produksi dengan cara menambah faktor produksi.

Contoh Ekstensifikasi adalah tanaman buah dengan melakukan kultur jaringan.


Anda pernah memperhatikan durian impor dari Thailand, setelah makan daging
buahnya coba anda tanam biji duriannya dan tunggu apakah dapat tumbuh menjadi
bibit. Tentu tidak bisa karena buah durian dari Thailand itu adalah produk buah
hasil rekayasa tanaman sehingga pengembangbiakannya tidak secara konvensional
lagi dengan biji. Bandingkan dengan buah durian lokal, jika biji dibuang ditanah
pasti akan tumbuh. Kultur jaringan adalah metode untuk dapat melakukan produksi
masal sebuah tanaman dengan hasil maksimal dan seragam sehingga dengan
pemanfaatan teknologi ini produksi tanaman buah dapat meningkat.

3. Dengan Cara Diversifikasi

Pengertian ekstensifikasi adalah sebuah usaha untuk meningkatkan mutu (kualitas)


dan jumlah (kuantitas) hasil produksi dengan cara pengembangan jenis produksi.

Contoh diversifikasi, coba anda perhatikan produk minuman energi yang tertata
rapi di toko-toko dan minimarket. Berbagai jenis kemasan dan rasa tersedia, nah
itulah yang dinamakan metode diversifikasi. Dengan mengembangkan varian yang
lebih banyak maka pilihan konsumen lebih banyak, jika setiap varian itu laku
dipasar maka dengan sendirinya produksi akan naik. Jarang kita temukan produsen
yang hanya memiliki satu varian produksi. Mulai dari lektronik sampai makanan
satu produsen pasti memiliki jenis varian yang banyak dengan tujuan mengikuti
selera konsumen sekaligus membidik sekmen konsumen yang berbeda-beda.
4. Dengan Cara Rasionalisasi

Pengertian ekstensifikasi adalah sebuah usaha untuk meningkatkan mutu (kualitas)


dan jumlah (kuantitas) hasil produksi dengan cara penerapan sistem manajemen
yang efektif dan penggunaan teknologi.

Contoh rasionalisasi, coba anda tebak berapa miliar rupiah yang harus
digelontorkan untuk membuat sebuah supermarket konvensional. Cara
rasionalisasi adalah dengan merubah supermarket konvensional menjadi
supermarket atau toko online. Dengan metode ini maka akan merampingkan
jumlah karyawan dan akan mengurangi biaya yang super banyak lainnya, bahkan
jika anda menguasai pembuatan blog maka pembuatan toko online menjadi tanpa
biaya. Tidak percaya...? Jika tidak percaya kirim email aja ke saya, jika mau serius
belajar membuat blog atau situs untuk toko online, untuk instansi, untuk
perusahaan dan lain-lain saya bersedia mengajari (GRATIS) garansi Profesional
tidak akan kalah dengan website harga jutaan dalam pembuatannya, tapi ini khusus
yang serius lho ya...karena saya tidak mau apa yang saya ajarkan menjadi
nganggur karena anda tidak bisa mengelolanya. Dengan metode online cukup
sediakan gudang, karyawan pengemas, karyawan pengirim dan customer service
semua beres dan dapat dimonitor dengan mudah. Penggunaan manajemen efektif
dan teknologi yang saya contohkan maka akan meningkat produksi, mengapa...?
Karena biaya-biaya dapat ditekan dan dialihkan untuk produksi jadi dengan
sendirinya produksi akan naik.

Okelah cukup sekian penjelasan saya tentang Cara Meningkatkan Jumlah


(Kuantitas) dan Mutu (Kualitas) Produksi...Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai