MANAGEMENT PROYEK SI
DOSEN PENGAMPU :
EDO ARRIBE,S.Kom
DISUSUN OLEH :
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas menjadi salah satu acuan bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk membuat
strategi yang handal. Karena bagaimanapun juga kualitas lebih baik dibandingkan dengan
kuantitas.
terpadu (total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan
performansi secara terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level
operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan
Sebuah perusahan tidak akan terlepas dari Manejemen Kualitas. Pentingnya kualitas
untuk daya tarik dari sebuah produk suatu perusahan merupakan bukti dari pentingnya
manajemen kualitas. Kualiatas menjadi salah satu setrategi utama bagi perusahaan sebagai
PEMBAHASAN
yang dilakukan oleh setiap fungsi manajemen yang ada dalam organisasi untuk meningkatkan
kinerja dalam artian kualitas kerja dan hasil kerja. Meningkatkan kinerja di sini tidak hanya
pada satu kegiatan atau bagian tertentu saja tetapi pada setiap level operasi atau proses dan
dalam setiap area kerja fungsional dari suatu organisasi. Karena manajemen kualitas
menyangkut semua kegiatan dari semua orang, semua bagian, semua fungsi yang ada dalam
organisasi, maka tanggung jawab terkait manajemen kualitas ada pada semua orang, semua
bagian, semua fungsi dari semua level manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen
puncak (top management), dan implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.
tetapi tidak setiap sekumpulan kegiatan dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas.
Sekumpulan kegiatan baru dapat dikatakan sebagai sekumpulan kegiatan yang berkaitan
dengan manajemen kualitas bilaManajemen puncak menjadikan kualitas sebagai bagian dari
agenda kerja. Kalau manajemen puncak tidak memasukkan kualitas sebagai bagian dari
agenda yang harus diwujudkan, maka apapun yang dilakukan tidak bisa disebut sebagai
manajemen kualitas. Bagaimanapun, tidak logis bila di satu sisi manajemen puncak
menginginkan kinerja yang lebih baik untuk semua fungsi dan level di bawahnya , sementara
di sisi lain mereka tidak mencantumkan kualitas sebagai sesuatu yang harus dicapai dan
dikerjakan. Sekumpulan kegiatan baru dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas bila
manajemen puncak menjadikan kualitas sebagai sasaran dalam rencana bisnis dan
menjabarkannya dalam sasaran dan rencana tahunan yang tersosialisasi sampai tingkat
pengambil tindakan. Dengan demikian program pelatihan, pengukuran kinerja, evaluasi, dan
sistem imbalan diselenggaran dalam rangka membangun sistem yang mendukung semangat
peningkatan kualitas.
Model atau cara ini digunakan menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada
proses bisnis . Ini membangun dasar pondasi yang mana Continous Quality Management
Model meneruskan mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan proses
untuk mendapatkan suatu kualitas yang diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah
yang khusus yang mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.
Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa
yaitu :
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa
2. Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan
agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring,
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai ciri dan karakter menyeluruh
dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk
memuaskan kebutuhan tertentu. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan
ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar
terpadu (total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan
performansi secara terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level
operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan
aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas,
kualitas (quality assurance) dan peningkatan kualitas (quality improvement). Tanggung jawab
untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari manajemen, tetapi harus dikendalikan
oleh manajemen puncak (top management), dan implementasinya harus melibatkan semua
anggota organisasi.
Mengapa inti bisnis dalam era globalisasi yang akan datang harus berfokus pada
kualitas? Karena kualitas dalam era globalisasi telah menjadi harapan dan keinginan semua
orang khususnya pelanggan. Oleh karena itu, para pelaku bisnis dan produsen harus terus
berusaha mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas sejalan dengan trend globalisasi.
Bahkan banyak perusahaan yang secara progresif mencari pola manajemen yang dianggap
paling efektif untuk menyiasati kualitas dalam era globalisasi. Pola manajemen kualitas yang
dianggap paling efektif tersebut harus mampu menjadi strategi kompetisi yang paling dapat
diandalkan.
Ada tiga komponen utama dari manajemen mutu. Mereka adalah pengendalian mutu,
jaminan mutu dan peningkatan kualitas. Manajemen mutu berfokus pada kualitas produk dan
layanan yang ditawarkan oleh organisasi serta sarana yang berkualitas ini tercapai. Karena ini
menggunakan jaminan kualitas dan pengendalian proses dan produk dalam upaya untuk lebih
konsisten.
organisasi mempertahankan kualitas yang baik baik dalam produksi produk dan aspek
kepuasan pelanggan. Ini adalah bagian penting dari manajemen mutu keseluruhan karena
yang mereka memproduksi memenuhi atau melebihi standar yang ditetapkan yang akan
menyamai kualitas tertinggi dalam semua proses pada akhirnya. Hal ini penting karena
membantu eksekutif perusahaan tahu persis apa yang terjadi sehingga perbandingan dapat
dibuat dengan apa yang akan terjadi sehingga tercipta keseimbangan yang baik.
mereka layanan dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Setiap kali terjadi masalah atau
ketika perubahan diperlukan peningkatan kualitas memainkan peran penting dalam membuat
mereka semua terjadi dengan cara yang mempromosikan produktivitas dan profitabilitas.
terlebih dahulu mendapatkan pemahaman yang baik tentang apa kualitas yang baik dan
bagaimana hal itu telah berkembang selama bertahun-tahun dalam bisnis mereka. Mereka
juga harus memahami prinsip-prinsip yang digunakan sehingga mereka akan lebih mampu
untuk membuat perbedaan yang benar dalam hal peningkatan produk dan layanan dan
evaluasi.
Ada standar manajemen mutu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat
kualitas yang telah datang yang diharapkan di berbagai industri. Hal ini juga membantu
eksekutif dalam memahami tujuan sebenarnya dari manajemen mutu sehingga kemudian
dapat digunakan dalam cara yang terbaik untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.
Pengawasan kualitas yang baik akan membantu dalam kelancaran proses produksi,
sehingga aktivitas produksi akan dapat mencapai sasarannya. Dengan adanya pengawasan
kualitas kemungkinan dapat mengurangi biaya-biaya yang diperlukan yaitu dengan cara
memperkecil jumlah kerusakan dan pemborosan yang terjadi dalam produksi dan dapat
dihindari.
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas pengawasan kualitas
merupakan usaha tercapainya tujuan dalam pengawasan produksi. Jadi pengawasan kualitas
mempunyai hubungan yang erat dengan pengawasan produksi dan tidak adanya pengawasan
terhadap kualitas akan mengakibatkan perusahaan berjalan tidak efisien yang pada akhirnya
proses produksi tidak akan berjalan lancar. Dalam melaksanakan kegiatan proses produksi
biasanya terdapat beberapa pilihan dalam hal peralatan proses produksi yang akan dipakai,
mulai dari penentuan tempat operasi, perencanaan gedung yang sesuai, sampai kepada
penentuan dan pilihan mesin-mesin serta fasilitas produksi lainnya. Sehingga rancangan
produksi barang yang akan diproses tidak terlepas dari standar kualitas produk perusahaan,
yang akan memudahkan untuk melakukan pengawasan produk akhir. Memang perlu disadari
bahwa tidak ada produk yang sempurna dan mempunyai spesifik produk yang sama dengan
apa yang ditentukan dalam standar. Tetapi dengan adanya batasan-batasan pengawasan dan
batasan toleransi tertentu dapat diambil keputusan apakah produk tersebut layak untuk
dipasarkan.
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil oleh keputusan dalam perencanaan penentuan
Setelah ditentukan dan disesuaikan keinginan konsumen dengan kendala teknologi, maka
bahan baku produksinya harus tersedia dan terpelihara kualitasnya. Hal ini dilaksanakan oleh
staf pengamat produksi. Pemeriksaan hanya mengecek keefektifan pekerja bagian produksi
Untuk mencapai standar kualitas perlu dilakukan suatu pengawasan, karena kualitas produk
dapat mempengaruhi luasnya pasar perusahaan. Meskipun dari setiap produk tidak memiliki
keseragaman kualitas, tetapi pada dasarnya produk itu mempunyai batasan yang telah
ditetapkan. Dengan adanya batasan kualitas dapat mengurangi pemborosan dan penurunan
terhadap biaya produksi, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Selain itu juga
dapat menekan jumlah kerusakan produk. Jangan sampai produk yang dihasilkan mempunyai
perbedaan kualitas antara produk yang satu dengan produk yang lainnya, sehingga perbedaan
Pengawasan kualitas menentukan komponen mana yang rusak dan menjaga agar
bahan-bahan untuk masa mendatang jangan sampai rusak. Pengawasan kualitas merupakan
alat bagi manajemen dalam memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan
kualitas yang sudah tinggi, dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Dalam menjalankan
pengawasan tersebut sering dipergunakan metode statistik yang disebut Statistical Quality
Salah satu proses operasional yang penting dalam aspek produksi untuk mencapai
Pengawasan tidak dapat diadakan tanpa adanya perencanaan, sebaliknya perencanaan dapat
dilakukan tanpa pengawasan. Hanya dalam hal yang disebut terakhir maka pelaksanaan
rencana yang telah digariskan tidak dapat dijamin. Pengawasan berusaha untuk memberikan
agar pelaksanaan rencana itu sesuai dengan apa yang telah ditentukan.
Dimuka telah dinyatakan bahwa pengawasan tidak dapat dipisahkan dari rencana atau
Dalam suatu kegitan produksi di suatu perusahaan mungkin saja terjadi penyimpangan
atau kesalahan dari apa yang diharapkan atau direncanakan sebelummnya. Dengan adanya
pengawasan produksi maka dapat dicari sebab-sebab timbulnya penyimpangan, berapa besar
penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan pengawasan menurut George R. Terry (1980 : 23) adalah
lebih sederhana.
Tercapainya kegiatan yang dibutuhkan pada titik yang minimum, sehingga dapat
dan lancar dengan biaya yang minimal pada tingkat hasil tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dan mengevaluasi kualitas yang dilakukan oleh setiap fungsi manajemen yang ada dalam
organisasi untuk meningkatkan kinerja dalam artian kualitas kerja dan hasil kerja.
untuk mendapatkan suatu kualitas yang diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah
yang khusus yang mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.
Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa
yaitu :