Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAGEMENT PROYEK SI

“PROJECT QUALITY MANAGEMENT”

DOSEN PENGAMPU :

EDO ARRIBE,S.Kom

DISUSUN OLEH :

ANA AL RAMADANI (190402069)

ROZZY FEBRIANI (190402096)

ANDRA SURYA KURNIAWAN (A90402065)

ANDI SUBADRYO (190402056)

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah organisasi atau perusahaan tentu memerlukan setrategi untuk

mengembangkan bisnisnya dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Manajemen

Kualitas menjadi salah satu acuan bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk membuat

strategi yang handal. Karena bagaimanapun juga kualitas lebih baik dibandingkan dengan

kuantitas.

Pada dasarnya manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas

terpadu (total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan

performansi secara terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level

operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan

semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.

Sebuah perusahan tidak akan terlepas dari Manejemen Kualitas. Pentingnya kualitas

untuk daya tarik dari sebuah produk suatu perusahan merupakan bukti dari pentingnya

manajemen kualitas. Kualiatas menjadi salah satu setrategi utama bagi perusahaan sebagai

nilai jual untuk konsumen atau pelanggan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah manajemen kualitas?

2. Apa itu manajemen kualitas?

3. Bagaimana proses manajemen model?

4. Apa syarat penggunaan dalam quality management?

5. Apa arti dan tujuan dari manajemen kualitas?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kualitas

Mendiskusikan manajemen kualitas dalam konteks organisasi, maka manajemen

kualitas bisa dikatakan merupakan sekumpulan kegiatan seperti merencanakan kualitas,

mengorganisasi kualitas, mengkoordinasi kualitas, mengendalikan dan mengevaluasi kualitas

yang dilakukan oleh setiap fungsi manajemen yang ada dalam organisasi untuk meningkatkan

kinerja dalam artian kualitas kerja dan hasil kerja. Meningkatkan kinerja di sini tidak hanya

pada satu kegiatan atau bagian tertentu saja tetapi pada setiap level operasi atau proses dan

dalam setiap area kerja fungsional dari suatu organisasi. Karena manajemen kualitas

menyangkut semua kegiatan dari semua orang, semua bagian, semua fungsi yang ada dalam

organisasi, maka tanggung jawab terkait manajemen kualitas ada pada semua orang, semua

bagian, semua fungsi dari semua level manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen

puncak (top management), dan implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.

Yang perlu diketahui, meski manajemen kualitas menyangkut sekumpulan kegiatan,

tetapi tidak setiap sekumpulan kegiatan dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas.

Sekumpulan kegiatan baru dapat dikatakan sebagai sekumpulan kegiatan yang berkaitan

dengan manajemen kualitas bilaManajemen puncak menjadikan kualitas sebagai bagian dari

agenda kerja. Kalau manajemen puncak tidak memasukkan kualitas sebagai bagian dari

agenda yang harus diwujudkan, maka apapun yang dilakukan tidak bisa disebut sebagai

manajemen kualitas. Bagaimanapun, tidak logis bila di satu sisi manajemen puncak

menginginkan kinerja yang lebih baik untuk semua fungsi dan level di bawahnya , sementara

di sisi lain mereka tidak mencantumkan kualitas sebagai sesuatu yang harus dicapai dan

dikerjakan. Sekumpulan kegiatan baru dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas bila
manajemen puncak menjadikan kualitas sebagai sasaran dalam rencana bisnis dan

menjabarkannya dalam sasaran dan rencana tahunan yang tersosialisasi sampai tingkat

pengambil tindakan. Dengan demikian program pelatihan, pengukuran kinerja, evaluasi, dan

sistem imbalan diselenggaran dalam rangka membangun sistem yang mendukung semangat

peningkatan kualitas.

B. Proses Manajemen Model

Model atau cara ini digunakan menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada

proses bisnis . Ini membangun dasar pondasi yang mana Continous Quality Management

Model meneruskan mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan proses

dalam meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.

Penggunaan kualitas dalam proyek konstruksi

Management kualitas yang terpadu merupakan pendekatan yang umum di gunakan

untuk mendapatkan suatu kualitas yang diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah

yang khusus yang mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.

Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa

yaitu :

· Kualitas dari penerangan dan keputusan dari klien

· Kualitas dari proses disain

· Kualitas Material dan komponen

· Kualitas dari kumpulan proyek

· Kualitas dari kegiatan management proyek

· Management proyek sebagai rata rata dari peningkatan kualitas proyek

C. Syarat Penggunaan dalam Quality Management


Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam konteks

konstruksi beberapa akan di jelaskan.

1. Inspeksi

Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa

apakah standard spesifikasi udah di capai.

2. Quality control

Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan

agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring,

mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak

perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.

Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai ciri dan karakter menyeluruh

dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk

memuaskan kebutuhan tertentu. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan

ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar

tolak ukur dan cara pengendaliannya.

D. Arti dan Tujuan Dari Manajemen Kualitas

Pada dasarnya manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas

terpadu (total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan

performansi secara terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level

operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan

semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.

ISO 8402 (quality vocabulary) mendefinisikan manajemen kualitas sebagai semua

aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas,

tujuan-tujuan dan tanggung jawab, serta mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti


perencanaan kualitas (quality planning), pengendalian kualitas (quality control), jaminan

kualitas (quality assurance) dan peningkatan kualitas (quality improvement). Tanggung jawab

untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari manajemen, tetapi harus dikendalikan

oleh manajemen puncak (top management), dan implementasinya harus melibatkan semua

anggota organisasi.

Mengapa inti bisnis dalam era globalisasi yang akan datang harus berfokus pada

kualitas? Karena kualitas dalam era globalisasi telah menjadi harapan dan keinginan semua

orang khususnya pelanggan. Oleh karena itu, para pelaku bisnis dan produsen harus terus

berusaha mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas sejalan dengan trend globalisasi.

Bahkan banyak perusahaan yang secara progresif mencari pola manajemen yang dianggap

paling efektif untuk menyiasati kualitas dalam era globalisasi. Pola manajemen kualitas yang

dianggap paling efektif tersebut harus mampu menjadi strategi kompetisi yang paling dapat

diandalkan.

E. Tujuan Manajemen Kualitas/Mutu

Ada tiga komponen utama dari manajemen mutu. Mereka adalah pengendalian mutu,

jaminan mutu dan peningkatan kualitas. Manajemen mutu berfokus pada kualitas produk dan

layanan yang ditawarkan oleh organisasi serta sarana yang berkualitas ini tercapai. Karena ini

menggunakan jaminan kualitas dan pengendalian proses dan produk dalam upaya untuk lebih

konsisten.

Kontrol kualitas adalah proses mengendalikan berbagai elemen yang membantu

organisasi mempertahankan kualitas yang baik baik dalam produksi produk dan aspek

kepuasan pelanggan. Ini adalah bagian penting dari manajemen mutu keseluruhan karena

membantu untuk menentukan tingkat kualitas yang dicapai.


Jaminan Kualitas memungkinkan pemimpin organisasi untuk mengetahui bahwa apa

yang mereka memproduksi memenuhi atau melebihi standar yang ditetapkan yang akan

menyamai kualitas tertinggi dalam semua proses pada akhirnya. Hal ini penting karena

membantu eksekutif perusahaan tahu persis apa yang terjadi sehingga perbandingan dapat

dibuat dengan apa yang akan terjadi sehingga tercipta keseimbangan yang baik.

Peningkatan kualitas adalah proses yang membantu organisasi meningkatkan produk

mereka layanan dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Setiap kali terjadi masalah atau

ketika perubahan diperlukan peningkatan kualitas memainkan peran penting dalam membuat

mereka semua terjadi dengan cara yang mempromosikan produktivitas dan profitabilitas.

Sebelum manajemen mutu benar dapat dilaksanakan pemimpin organisasi harus

terlebih dahulu mendapatkan pemahaman yang baik tentang apa kualitas yang baik dan

bagaimana hal itu telah berkembang selama bertahun-tahun dalam bisnis mereka. Mereka

juga harus memahami prinsip-prinsip yang digunakan sehingga mereka akan lebih mampu

untuk membuat perbedaan yang benar dalam hal peningkatan produk dan layanan dan

evaluasi.

Ada standar manajemen mutu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat

kualitas yang telah datang yang diharapkan di berbagai industri. Hal ini juga membantu

eksekutif dalam memahami tujuan sebenarnya dari manajemen mutu sehingga kemudian

dapat digunakan dalam cara yang terbaik untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.

F. Perencanaan Standar Kualitas, Penentuan dan Pengawasannya

Pengawasan kualitas yang baik akan membantu dalam kelancaran proses produksi,

sehingga aktivitas produksi akan dapat mencapai sasarannya. Dengan adanya pengawasan

kualitas kemungkinan dapat mengurangi biaya-biaya yang diperlukan yaitu dengan cara
memperkecil jumlah kerusakan dan pemborosan yang terjadi dalam produksi dan dapat

dihindari.

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas pengawasan kualitas

merupakan usaha tercapainya tujuan dalam pengawasan produksi. Jadi pengawasan kualitas

mempunyai hubungan yang erat dengan pengawasan produksi dan tidak adanya pengawasan

terhadap kualitas akan mengakibatkan perusahaan berjalan tidak efisien yang pada akhirnya

proses produksi tidak akan berjalan lancar. Dalam melaksanakan kegiatan proses produksi

biasanya terdapat beberapa pilihan dalam hal peralatan proses produksi yang akan dipakai,

mulai dari penentuan tempat operasi, perencanaan gedung yang sesuai, sampai kepada

penentuan dan pilihan mesin-mesin serta fasilitas produksi lainnya. Sehingga rancangan

produksi barang yang akan diproses tidak terlepas dari standar kualitas produk perusahaan,

yang akan memudahkan untuk melakukan pengawasan produk akhir. Memang perlu disadari

bahwa tidak ada produk yang sempurna dan mempunyai spesifik produk yang sama dengan

apa yang ditentukan dalam standar. Tetapi dengan adanya batasan-batasan pengawasan dan

batasan toleransi tertentu dapat diambil keputusan apakah produk tersebut layak untuk

dipasarkan.

Adapun langkah-langkah yang perlu diambil oleh keputusan dalam perencanaan penentuan

standar kualitas adalah:

 Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing,

 Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk,

 Kualitas harus sesuai dengan harga jual,

 Perlu tim yang berkecimpung dalam bidang-bidang:

 penjualan yang mewakili konsumen

 teknik yang mengatur desain dan kualitas

 pembelian yang menentukan kualitas bahan


 produk yang menentukan biaya produksi berbagai kualitas alternatif,

Setelah ditentukan dan disesuaikan keinginan konsumen dengan kendala teknologi, maka

bahan baku produksinya harus tersedia dan terpelihara kualitasnya. Hal ini dilaksanakan oleh

staf pengamat produksi. Pemeriksaan hanya mengecek keefektifan pekerja bagian produksi

dalam menghasilkan barang sesuai dengan standar kualitas.

Untuk mencapai standar kualitas perlu dilakukan suatu pengawasan, karena kualitas produk

dapat mempengaruhi luasnya pasar perusahaan. Meskipun dari setiap produk tidak memiliki

keseragaman kualitas, tetapi pada dasarnya produk itu mempunyai batasan yang telah

ditetapkan. Dengan adanya batasan kualitas dapat mengurangi pemborosan dan penurunan

terhadap biaya produksi, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Selain itu juga

dapat menekan jumlah kerusakan produk. Jangan sampai produk yang dihasilkan mempunyai

perbedaan kualitas antara produk yang satu dengan produk yang lainnya, sehingga perbedaan

kualitas produk akan dapat teratasi.

Pengawasan kualitas menentukan komponen mana yang rusak dan menjaga agar

bahan-bahan untuk masa mendatang jangan sampai rusak. Pengawasan kualitas merupakan

alat bagi manajemen dalam memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan

kualitas yang sudah tinggi, dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Dalam menjalankan

pengawasan tersebut sering dipergunakan metode statistik yang disebut Statistical Quality

Control(pengawasan penetapan mutu).

Salah satu proses operasional yang penting dalam aspek produksi untuk mencapai

tujuan perusahaan tersebut adalah dengan pengawasan produksi(production control).

Pengawasan tidak dapat diadakan tanpa adanya perencanaan, sebaliknya perencanaan dapat

dilakukan tanpa pengawasan. Hanya dalam hal yang disebut terakhir maka pelaksanaan
rencana yang telah digariskan tidak dapat dijamin. Pengawasan berusaha untuk memberikan

agar pelaksanaan rencana itu sesuai dengan apa yang telah ditentukan.

Dimuka telah dinyatakan bahwa pengawasan tidak dapat dipisahkan dari rencana atau

tujuan tertentu, maka dalam pengawasan perlu diketahui :

 Tujuan yang telah ditetapkan.

 Cara menilai atau mengukur aktivitas yang dijalankan.

 Cara membandingkan aktivitas dengan pedoman yang telah ditentukan.

 Cara untuk mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai.

Dalam suatu kegitan produksi di suatu perusahaan mungkin saja terjadi penyimpangan

atau kesalahan dari apa yang diharapkan atau direncanakan sebelummnya. Dengan adanya

pengawasan produksi maka dapat dicari sebab-sebab timbulnya penyimpangan, berapa besar

penyimpangan dan kesalahan tersebut dan kemungkinan-kemungkinan untuk memperkecil

dan menghindari serta mencari kemungkinan tentang dasar-dasar perbaikan atas

penyimpangan-penyimpangan tersebut.

Adapun yang dimaksud dengan pengawasan menurut George R. Terry (1980 : 23) adalah

mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan , menentukan sebab-sebab penyimpangan dan

mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.

Perusahaan yang melaksanakan fungsi pengawasan produksi ini akan memperoleh

beberapa keuntungan antara lain :

 Dapat membantu tercapainya operasi produksi yang efisien.

 Membantu merencanakan prosedur pengerjaan yang kacau dan sembarangan menjadi

lebih sederhana.

 Tercapainya kegiatan yang dibutuhkan pada titik yang minimum, sehingga dapat

dilakukan penghematan dalam penggunaan tenaga kerja dan bahan.


 Jadi pengawasan produksi membantu pelaksanaan operasi produksi agar lebih efisien

dan lancar dengan biaya yang minimal pada tingkat hasil tertentu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen kualitas bisa dikatakan merupakan sekumpulan kegiatan seperti

merencanakan kualitas, mengorganisasi kualitas, mengkoordinasi kualitas, mengendalikan

dan mengevaluasi kualitas yang dilakukan oleh setiap fungsi manajemen yang ada dalam

organisasi untuk meningkatkan kinerja dalam artian kualitas kerja dan hasil kerja.

Management kualitas yang terpadu merupakan pendekatan yang umum di gunakan

untuk mendapatkan suatu kualitas yang diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah

yang khusus yang mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.

Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa

yaitu :

1. Kualitas dari penerangan dan keputusan dari klien

2. Kualitas dari proses disain

3. Kualitas Material dan komponen

4. Kualitas dari kumpulan proyek

5. Kualitas dari kegiatan management proyek

6. Management proyek sebagai rata rata dari peningkatan kualitas proyek


iii

Anda mungkin juga menyukai