Anda di halaman 1dari 20

Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada

upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi.
Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta
komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat
memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai
dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat
dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau
jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh
anggota dalam organisasi.
Pengertian Mutu
Dugaan dan penafsiran yang sering timbul bahwa "mutu" diartikan sebagai sesuatu yang :
- Unggul dan bermutu tinggi
- Mahal harganya
- Kelas, tingkat atau bernilai tinggi
Dugaan dan penafsiran tersebut di atas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam menganalisa
dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh berbeda dengan kebiasan
mendefinisikan "mutu" dengan cara membandingkan satu produk dengan produklainnya.
Misalnya jam tangan Seiko lebih baik dari jam tangan Alba.
Kedua pengertian mutu tersebut pada dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat
diramalkan dan diandalkan, disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh
pelanggan (custumer).
Secara singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan atau
kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan.
Mutu Harus Berfokus pada Kebutuhan Pelanggan
Prinsip mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam manajemen
mutu, pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Pelanggan internal (di dalam organisasi)
- Pelanggan eksternak (di luar organisasi)
Pada pengertian manajemen tradisional, yang dimaksud pelanggan adalah pelanggan eksternal
(di luar organisasi). Mengapa pelanggan internal menjadi perhatian manajemen mutu?
Jawabnya, adalah apabila pribadi yang ada di dalam organisasi tersebut dilayani dengan baik,
otomatis mereka akan melayani pelanggan eksternal secara baik pula.
Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam
arti bahwa pelanggan internal, missal guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari
petugas TU, Kepala Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi
keinginan siswa.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MUTU
Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan
melaksanakan kebijakan mutu. Pencapaian mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan
dan partisipasi seluruh anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada
pada pimpinan puncak. Untuk melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju
keberhasilan, diperlukan prinsip-prinsip dasar yang kuat. Prinsip dasar manajemen mutu terdiri
dari 8 butir, sebagai berikut:
1. Setiap orang memiliki pelanggan
2. Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem
3. Semua sistem menunjukkan variasi
4. Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi
5. Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
6. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
7. Manajemen berdasarkan fakta dan data
8. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put
Sasaran Mutu merupakan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan proses pada suatu
Perusahaan / Organisasi. Seperti diketahui bahwa Kebijakan Mutu yang telah ditentukan bisa
sebagai pembuka jalan dalam pembuatan Sasaran Mutu, itu merupakan salah satu cara
termudah, walaupun bisa saja menggunakan masukan dari tingkatan bawah (bottom-up) atau
cara - cara lainnya. Semua cara - cara tersebut setidaknya harus sesuai dengan fokus kepada
pelanggan dan dikomunikasikan ke semua tingkatan dalam Perusahaan / Organisasi.
Pembuatan Sasaran Mutu ini terbagi menjadi dua yaitu Sasaran Mutu untuk tingkatan
Perusahaan / Organisasi dan Sasaran Mutu untuk tingkatan / fungsi terkait.
Metode Pembuatan Sasaran Mutu dalam ISO 9001 mempunyai prinsip SMART yaitu harus
Specific (Spesifik), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), Time-

Bound (Batas waktu).


Specific : target yang ditentukan haruslah spesifik / jelas, misal: Produk NG Untuk Pengecatan.
Measurable : harus terukur, ex: Produk NG untuk Pengecatan 3 %
Achievable: Target yang ditentukan haruslah yang masuk akal bisa dicapai, ex: Standar
kapasitas produksi sesuai hasil analisa yang telah ditetapkan untuk bagian Pengecatan adalah
1400 / bulan. Dalam hal ini tidaklah mungkin menetapkan sampai 2000 / bulan dengan waktu
normal yang telah ditetapkan.
Relevant: Sasaran mutu yang ditetapkan harus relevan/sesuai dengan proses / fungsi terkait.
Ex: Bagian PPC setidaknya mempunyai Sasaran Mutu "Ketepatan Waktu Pembuatan Rencana
Produksi" bukannya mempunyai sasaran mutu "Tidak ada Kesalahan Pengujian".
Time Bound : harus mempunyai batas waktu yang jelas, ex: Produk NG untuk Pengecatan 3
% / bulan
Sasaran Mutu yang telah dibuat ini pastinya harus diukur / dianalisa dalam suatu laporan
Analisa Data sesuai waktu yang ditetukan dalam pencapaiannya
Pengertian ISO 9000 Sistem Standar Manajamen Mutu
ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen Mutu / kualitas.
ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan - persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan
penilaian dari suatu sistem manajemen mutu.
ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa). ISO 9001:2000
hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas.
Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem
manajemen kualitas internasional, akan berkualitas baik (standar).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Quality Management Systems (ISO 9001:2000) adalah:
1. Merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek - praktek standar untuk manajemen
sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa)
terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu
tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.
Manfaat Penerapan ISO 9001:2000 adalah :
1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang
terorganisasi dan sistematik.
2. Meningkatkan brand image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global.
3. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi
yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan
pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik.
4. Sistem terdokumentasi dengan baik
5. Sebagai sarana pelatihan - pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan
manajer organisasi melalui prosedur - prosedur dan instruksi - instruksi yang terdefinisi secara
baik.
6. Meningkatkan Kinerja karyawan
7. Menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas oleh pelanggan.
8. Terjadi perubahan positif dalam budaya kerja. dll
ISO 9001 : 2000 berisi standard / elemen yang memungkinkan organisasi / industry dalam
melakukan perbaikan yang berkesinambungan ( Continual Improvement ) pada :
1. Proses yang terkait dengan pelangan
2. Sistem Kepemimpinan / Leadership

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Manajemen sumber daya


Perbaikan dan peningkatan proses
Sistem manajemen
Sistem perbaikan yang berkesinambungan
Pengambilan keputusan yang Factual
Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok

PENGERTIAN MUTU: gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang/jasa, yang


menunjukan kemampuannya dalam memuaskan konsumen sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan.
Memenuhi persyaratan konsumen/pelanggan
Sesuai dengan kegunaan
Memuaskan pelanggan pada biaya kompetitif
Resultante dari karakteristik produk dan jasa pemasaran,
Rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk
Dan jasa yang digunakan memenuhi harapan konsumen/
Pelanggan
MANAJEMEN MUTU (QUALITY MANAGEMENT): Untuk mengantisipasi persaingan, aspek mutu
perlu selalu di evaluasi dan direncanakan (perbaikan/peningkatan) melalui penerapan fungsifungsi manajemen mutu
MANAJEMEN MUTU TERPADU (TOTAL QUALITY MANAGEMENT) / TQM: bukan hanya fungsi
produksi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap mutu tetapi tanggung jawab
terhadap mutu tidak cukup dibebankan kepada bagian tertentu saja, tetapi sudah menjadi
tanggung jawab seluruh individu di perusahaan .
MANAJEMEN MUTU:
semua aktifitas dari keseluruhan fungsi manajemen yang menetapkan kebijakan mutu, tujuan
dan tanggung jawab perusahaan, serta melaksanakannya dengan cara seperti perencanaan
mutu, pengendalian mutu, pemastian mutu dan peningkatan mutu di dalam sistem mutu.
SISTEM MUTU:
Struktur organisasi, prosedur, proses dan sumberdaya yang diperlukan untuk menerapkan
manajemen mutu.
MANAJEMEN MUTU --> KEGIATANNYA
SISTEM MUTU --> WADAHNYA
TUJUAN AUDIT MUTU: Dilihat dari dampak globalisasi:
Produk bermutu
Persyaratan yang dituntut pasar
Batas antar negara tidak ada
Dituntut kesamaan standar terhadap mutu
Catatan: untuk konsistensi mutu produk yang dihasilkan perlu pengendalian mutu (quality
control)
PENGENDALIAN MUTU: Dilihat dari aktifikasi inspeksi :
Memeriksa produk
Menerima memakai syarat
Menerima tidak memakai syarat
Pada awalnya ISO 9000 sebagai tuntutan pasar ternyata memberikan nilai tambah:
Peningkatan produktifitas
Peningkatan efisiensi
Penurunan biaya
Peningkatan kepuasan pelanggan
Maka dirasakan sebagai kebutuhan perusahaan.
Awal 1987 s/d maret 1990 --> 95.187 sertifikat
50 % perusahaan di inggris

20 % perusahaan di eropa
sisanya afrika, asia barat, asia tenggara
Indonesia :
1996 --> ada 170 perusahaan
2001 --> 3000 perusahaan
Seri standar iso 9000 ini terdiri dari klausul klausul yang mengatur mulai tanggung jawab
manajemen terhadap mutu sampai dengan hal hal teknis yang menyangkut :
Pembelian bahan baku
Perencanaan mutu
Pengendalian proses
Pengujian produk akhir
Pelayanan pelanggan dll
Seri ISO 9000 dibedakan atas:
ISO 9001 --> ada 20 klausul
ISO 9002 --> 19 klausul
ISO 9003 --> 16 klausul
Sertifikasi yang diperoleh di audit setiap 6 bulan oleh badan sertifikasi (auditor)
ISO 9001 ; ISO 9002 ; ISO 9003 --> Kategori Kontraktual
Perusahaan memerlukan bukti pengakuan dari pihak ketiga dalam bentuk sertifikat dari badan
sertifikasi dalam penerapan standar diperlukan lembaga pendukung seperti :
Konsultan
Lembaga Sertifikasi
Lembaga Akreditasi
Laboratorium Penguji, dsb
TUGAS II
Documenting of ISO 9001 with IWA-2: Guidelines for The Application of QMS ISO 9001 in
Education
Tujuan
Memahami secara benar, konseptual, dan komprehensif tentang persyaratan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001
Memahami kebijakan-kebijakan Lembaga Pendidikan yang perlu dituangkan dalam dokumen
SMM ISO 9001 berdasar panduan IWA-2
Memahami langkah-langkah untuk membentuk dan mengembangkan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001 berdasar panduan IWA-2
Memahami kebutuhan sumber daya untuk menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
berdasar panduan IWA-2
Memahami bentuk-bentuk implementasi SMM ISO 9001 berdasar panduan IWA-2 pada
Lembaga Pendidikan
Memahami Continuous Quality Improvement dalam implementasi SMM ISO 9001 berdasar
panduan IWA-2 pada Lembaga Pendidikan
Memahami proses sertifikasi dan lembaga sertifikasi Sistem Manajemen Mutu di Indonesia &
Internasional
OHSAS 18000
Kegiatan ekonomi dan produktivitas, selain berdampak pada lingkungan, pada gilirannya akan
berdampak pada personil-personil dalam dan/atau luar organisasi tergantung luasnya
pengaruh kerusakan lingkungan yang terjadi.
Sejak tahun 1950, Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization, ILO) dan
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) telah berbagi definisi mengenai
kesehatan kerja. Dalam revisi terakhir tahun 1995, definisi dari kesehatan kerja (occupational
health) adalah, "Occupational health should aim at: the promotion and maintenance of the
highest degree of physical, mental and social well-being of workers in all occupations; the
prevention amongst workers of departures from health caused by their working conditions; the
protection of workers in their employment from risks resulting from factors adverse to health;
the placing and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his
physiological and psychological capabilities; and, to summarize, the adaptation of work to man

and of each man to his job."


Standar OHSAS 18000 merupakan spesifikasi dari sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja internasional untuk membantu organisasi mengendalikan resiko terhadap
kesehatan dan keselamatan personilnya.
Standar ini diterbitkan oleh komite teknis yang terdiri dari badan standardisasi nasional,
lembaga sertifikasi dan para konsultan, diantaranya adalah: National Standards Authority of
Ireland, Standards Australia, South African Bureau of Standards, British Standards Institution,
Bureau Veritas Quality International, Det Norske Veritas, Lloyds Register Quality Assurance,
National Quality Assurance, SFS Certification, SGS Yarsley International Certification Services,
dan lain sebagainya.
Spesifikasi dan persyaratan diatur dalam OHSAS 18001 dan pedomannya diberikan pada
OHSAS 18002. Revisi terakhir adalah tahun 2007. Standar ini juga kompatibel dengan ISO
9000 dan ISO 14000. Umumnya, ke-3 standar ini diaplikasikan sebagai integrated system.
Iso 9000
ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang
dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang standardisasi. ISO 9000
pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization
Technical Committee (ISO/TC) 176.[1] ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk standarstandar sistem manajemen mutu.[1] ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap
lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan
relevan untuk organisasi.[1] Revisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun
1994 dan tahun 2000.[1]
adanya satu set prosedur yang mencakup semua proses penting dalam bisnis;
adanya pengawasan dalam proses pembuatan untuk memastikan bahwa sistem menghasilkan
produk-produk berkualitas;
tersimpannya data dan arsip penting dengan baik;
adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk mencari unit-unit yang rusak,
dengan disertai tindakan perbaikan yang benar apabila dibutuhkan;
secara teratur meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem kualitas itu sendiri.
Sebuah perusahaan atau organisasi yang telah diaudit dan disertifikasi sebagai perusahaan
yang memenuhi syarat-syarat dalam ISO 9001 berhak mencantumkan label "ISO 9001
Certified" atau "ISO 9001 Registered".
Sertifikasi terhadap salah satu ISO 9000 standar tidak menjamin kualitas dari barang dan jasa
yang dihasilkan. Sertifikasi hanya menyatakan bahwa bisnis proses yang berkualitas dan
konsisten dilaksanakan di perusahaan atau organisasi tersebut.
Walaupan standar-standar ini pada mulanya untuk pabrik-pabrik, saat ini mereka telah
diaplikasikan ke berbagai perusahaan dan organisasi, termasuk perguruan tinggi dan
universitas.

Kumpulan Standar dalam ISO 9000


ISO 9000 mencakup standar-standar di bawah ini:
ISO 9000 - Quality Management Systems - Fundamentals and Vocabulary: mencakup dasardasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi terminologi dari Sistem Manajemen Mutu
(SMM).
ISO 9001 - Quality Management Systems - Requirements: ditujukan untuk digunakan di
organisasi manapun yang merancang, membangun, memproduksi, memasang dan/atau
melayani produk apapun atau memberikan bentuk jasa apapun. Standar ini memberikan daftar
persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi apabila mereka hendak memperoleh
kepuasan pelanggan sebagai hasil dari barang dan jasa yang secara konsisten memenuhi
permintaan pelanggan tersebut. Implementasi standar ini adalah satu-satunya yang bisa
diberikan sertifikasi oleh pihak ketiga.
ISO 9004 - Quality Management Systems - Guidelines for Performance Improvements:
mencakup perihal perbaikan sistem yang terus-menerus. Bagian ini memberikan masukan
tentang apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sistem yang telah terbentuk lama.
Standar ini tidaklah ditujukan sebagai panduan untuk implementasi, hanya memberikan
masukan saja.

Masih banyak lagi standar yang termasuk dalam kumpulan ISO 9000, dimana banyak juga
diantaranya yang tidak menyebutkan nomor "ISO 900x" seperti di atas. Beberapa standar
dalam area ISO 10000 masih dianggap sebagai bagian dari kumpulan ISO 9000. Sebagai
contoh ISO 10007:1995 yang mendiskusikan Manajemn Konfigurasi dimana di kebanyakan
organisasi adalah salah satu elemen dari suatu sistem manajemen.
ISO mencatat "Perhatian terhadap sertifikasi sering kali menutupi fakta bahwa terdapat banyak
sekali bagian dalam kumpulan standar ISO 9000 ... Suatu organisasi akan meraup keuntungan
penuh ketika standar-standar baru diintegrasikan dengan standar-standar yang lain sehingga
seluruh bagian ISO 9000 dapat diimplementasikan".
Sebagai catatan, ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003 telah diintegrasikan menjadi ISO 9001.
Kebanyakan, sebuah organisasi yang mengumumkan bahwa dirinya "ISO 9000 Registered"
biasanya merujuk pada ISO 9001.
Iso 14000
Secara sederhana bisa dijelaskan ISO seri 14000 adalah Sistem Manajemen Lingkungan
dimana suatu organisasi menerapkan sistem manajemen untuk mengelola permasalahan yang
terkait dengan lingkungan (pencemaran, penggunaan sumber daya / energi, pelestarian
lingkungan, dll). untuk membantu upaya pelestarian lingkungan jadi perusahaan bukan hanya
berkonsentrasi terhadap mutu produk/ jasanya namun juga berupaya memberikan kontribusi
terhadap pelestarian lingkunan dari segi produk/ jasa / proses produksi yang aman bagi
lingkungan.
ISO 14000 series merupakan seperangkat standar internasional bidang manajemen lingkungan
yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh dunia dalam meningkatkan
efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya. Perumusan standar ISO 14000 series
diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap pencapaian Pembangunan Berkelanjutan
yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992. Wakil pihak pemerintah, dunia
usaha, pakar, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam perumusan standar
tersebut. ISO 14000 series mencakup beberapa kelompok perangkat pengelolaan lingkungan,
a.l. Sistem Manajemen Lingkungan, Audit Lingkungan, Evaluasi Kinerja Lingkungan, Ekolabel,
dan Kajian Daur Hidup Produk. Penerapan standar tersebut bersifat sukarela. Standar yang
paling populer adalah ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan yang menjadi dasar sertifikasi
ISO 14001.
Siapa yang dapat dan perlu menerapkan standar ISO 14000 tersebut?
Semua organisasi dari beragam jenis kegiatan, beragam ukuran, berbeda lokasi, pada
prinsipnya dapat menerapkan standar ISO 14000, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Beberapa pihak organisasi perlu dan berkepentingan untuk menunjukkan kepada pihak lain
(mitra usaha, konsumen, masyarakat, investor, dll) bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan
organisasi yang bersangkutan. mengikuti standar yang diakui secara internasional, seperti ISO
14000. Faktor pendorong utama dalam penerapan standar ISO 14000 di seluruh dunia adalah
semakin meningkatnya kepedulian berbagai pihak terhadap pentingnya upaya pelestarian
fungsi lingkungan hidup. Di satu sisi, pihak organisasi ybs dapat secara proaktif menerapkan
standar ISO 14000 untuk meningkatkan citra organisasi dan meningkatkan daya saingnya,
sementara di sisi lain banyak organisasi lain merasa perlu menerapkan standar ISO 14000
untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan mitra usaha.
Apa saja manfaat penerapan standar ISO 14000 ?
Penerapan standar ISO 14000 berpotensi untuk, antara lain :
1)Meningkatkan citra organisasi
2)Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi
3)Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan
lingkungan
4)Mengurangi resiko usaha
5)Meningkatkan efisiensi kegiatan
6)Meningkatkan daya saing
7)Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak
berkepentingan
8)Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan,
pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
Bagaimana Peran Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam penerapan ISO 14000 di
Indonesia ?
Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di Indonesia, KLH menyadari
potensi penerapan standar ISO 14000 bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup
Indonesia serta peningkatan peran serta dunia usaha untuk secara pro-aktif mengelola
lingkungan. Oleh karena itu, KLH mendorong dan memfasilitasi penerapan standar ISO 14000
di Indonesia. Berbagai seminar, lokakarya, pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan

sejak tahun 1995, yang dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan standar ISO 14000
di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan populasi para praktisi dalam bidang tersebut serta
dengan pendekatan pemberdayaan pihak swasta yang kompeten, maka KLH mengharapkan
agar peran motor penggerak penerapan standar ISO 14000 tersebut dilanjutkan oleh pihak
swasta. Hal ini konsisten dengan latar belakang pengembangan standar ISO 14000 yang
dimotori oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman.
Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 tersebut, KLH pada saat
ini mempunyai unit kerja Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi. Fokus perhatian
yang diberikan adalah efektifitas penerapan SML, baik yang dengan sertifikasi ISO 14001
maupun yang tidak.
Bagaimana kedudukan dan kaitan ISO 14000 dengan peraturan perundang-undangan
lingkungan hidup ?
Penerapan ISO 14000 tidak menggantikan peraturan perundang-undangan pengelolaan
lingkungan. Walaupun bersifat sukarela, penerapan ISO 14000 diharapkan dapat melengkapi
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan oleh organisasi
pelaksana kegiatan/usaha. KLH senantiasa membuka dialog dengan berbagai pihak
berkepentingan, khususnya para praktisi yang terlibat langsung dalam penerapan standar ISO
14000, untuk meningkatkan sinergi dari penerapan standar ISO 14000 dan pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan
Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak (dunia usaha, Pemerintah, masyarakat) di Indonesia
terhadap sertifikasi ISO 14001 ?
Pada saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 230 sertifikat ISO 14001 yang diberikan oleh
berbagai Lembaga Sertifikasi kepada beragam organisasi di Indonesia. Di bandingkan dengan
negara lain, jumlah ini masih relatif kecil. Salah satu kendala yang dikemukakan oleh dunia
usaha adalah biaya sertifikasi. Terkait dengan hal ini, banyak organisasi usaha yang tertarik
untuk mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan namun tidak melakukan sertifikasi.
Sementara itu, dari pihak Pemerintah dan masyarakat pada umumnya masih belum memahami
standar ISO 14000 dan sertifikasi ISO 14001. Oleh karena itu, program sosialisasi perlu
semakin ditingkatkan.
Sejauhmana penerapan standar ISO 14000 dapat memberikan kontribusi terhadap isu-isu
lingkungan populer yang sedang kita hadapi saat ini atau terhadap upaya pelestarian LH pada
umumnya?
Kita perlu memahami bahwa penerapan standar ISO 14000 tidak akan secara langsung dan
segera memberikan hasil nyata perbaikan kinerja lingkungan dan pelestarian lingkungan hidup.
Potensi perbaikan bersifat bertahap, namun sistematis dan berkelanjutan, serta efisien. Proses
bertahap inilah yang diharapkan dapat mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development).
Terkait dengan isu lingkungan populer saat ini, pihak-pihak terkait dapat menerapkan standar
ISO 14000 yang relevan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungannya.
Standar ISO 14000 merupakan investasi bersama, yang merupakan hasil rumusan para pakar
dan praktisi berpengalaman di seluruh dunia. Seyogyanya kita di Indonesia dapat
memanfaatkan standar tersebut dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan bersama.
Isu-isu penting apa saja yang dihadapi dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
?
Standar ISO 14001 adalah satu-satunya standar dalam ISO seri 14000 yang dapat dijadikan
persyaratan sertifikasi, namun penerapan standar ISO 14001 tidak secara otomatis harus
mendapatkan sertifikasi. Standar ISO 14001 memuat komponen dan proses berjalannya
sistem manajemen terhadap aspek lingkungan dari kegiatan, produk atau jasa suatu
organisasi. Suatu organisasi yang menerapkan SML mengikuti standar ISO 14001 dapat
mengajukan permohonan sertifikasi ISO 14001 kepada Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi.
Lembaga Sertifikasi selanjutnya akan mengevaluasi kesesuaian SML organisasi yang
bersangkutan dengan standar ISO 14001 dan juga efektivitas SML tersebut.
1. Banyak pihak mempunyai persepsi yang kurang tepat terhadap SML dan sertifikasinya, a.l.
sbb: Standar SML menggunakan pendekatan proses perbaikan secara sistematis dan
berkelanjutan. Standar tersebut tidak memuat tingkat kinerja lingkungan tertentu. Oleh karena
itu, sertifikasi ISO 14001 tidak senantiasa bermakna bahwa kinerja lingkungan organisasi yang
bersangkutan. lebih baik daripada organisasi lain yang tidak mempunyai sertifikat ISO 14001.
2. Sertifikasi ISO 14001 tidak diberikan oleh pihak Pemerintah, tetapi oleh Lembaga Sertifikasi
yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi yang berwenang, mengikuti aturan main yang
disepakati secara internasional. Oleh karena itu, Lembaga Sertifikasi-lah yang
bertanggungjawab langsung menjamin ketepatan pemberian sertifikat ISO 14001.

3. Apabila ada situasi ketidaktaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan


pengelolaan lingkungan, sertifikat ISO 14001 tidak secara otomatis dicabut oleh Lembaga
Sertifikasi yang memberikan. Namun, berdasarkan SML organisasi yang bersangkutan. harus
segera melakukan tindakan perbaikan dan mencegah terulangnya ketidaktaatan tersebut.
Lembaga Sertifikasi akan mengevaluasi efektivitas proses perbaikan tersebut.
4. Perolehan sertifikat ISO 14001 bukan merupakan tujuan akhir penerapan SML, namun
merupakan salah satu tahap awal dalam mewujudkan proses perbaikan secara sistematis dan
berkelanjutan. Organisasi yang menerapkan SML tanpa sertifikasi pun dapat juga mewujudkan
proses yang sama.
8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU versi ISO
Prinsip ini berasal dari para ahli Internasional di dalam Technical Committee 176 Quality
Management and Quality Assuransce
Sebagai dasar dalam merevisi standar ISO 9000:2000
Dapat digunakan sebagai kerangka kerja ( framework untuk Pedoman Peningkatan Organisasi )
Delapan Prinsip tersebut yaitu :
1. Customer Focused Organisation
2. Leadership
3. Involvement of People
4. Process Aproach
5. System Approach to Management
6. Continual Improvement
7. Factual Approach to Decision Making
8. Mutually Beneficial Supplier-Relationship
Prinsip 1 : CUSTOMER FOCUSED ORGANISATION
( FOKUS PADA PELANGGAN )
Perusahaan tergantung pada pelanggannya, maka haruslah mengerti apa keinginan pelanggan
saat itu dan masa yang akan datang.
Temu-kenali apa keperluan pelanggan dan berusahalah untuk memenuhi bahkan melebihi
harapan-harapan pelanggan.
( Organizations depend on their customer and therefore should understand current and future
needs , meet customer requirements and strive to exeed customer expectations )
Penerapan khusus Prinsip 1 :
- Teliti pahami kebutuhan dan harapan pelanggan
- Pastikan bahwa sasaran organisasi sejalan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan
- Komunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan ke seluruh organisasi
- Ukur kepuasan pelanggan lalu ambil tindakan dari hasil pengukuran
- Kelola secara sistematis hubungan dengan pelanggan
- Buatlah keseimbangan pendekatan antara kepuasan pelanggan dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya seperti : pemilik modal, karyawan, pemasok, masyarakat dan
pemerintah.
Prinsip 2 : LEADERSHIP
( KEPEMIMPINAN )
Para pimpinan menetapkan / membangun kesatuan arah dan tujuan organisasi . Pimpinan
harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal yang mendukung, sehingga SDM nya
sepenuhnya berdaya-upaya dalam mencapai tujuan / sasaran-sasaran organisasi.
( Leaders establish unity of purpose and direction of the organization . They should create and
maintain the internal environment in which people can fully involved in achieving the
organizations objectives ).
Penerapan khusus Prinsip 2 :
- Pertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan , termasuk pelanggan.
- Tetapkan dan jelaskan visi organisasi ke depan agar setiap orang mengerti tujuan .
- Tentukan sasaran dan target yang menantang dan sosialisasikan
- Ciptakan dan sokong nilai-nilai kebersamaan, kejujuran dan model tugas yang etis pada
semua level organisasi
- Lengkapi semua orang dengan sumberdaya yang diperlukan ( misalnya : pelatihan sesuai
keperluan bidang tugas ), dan beri kebebasan bertindak dengan penuh tanggungjawab.
- Beri semangat kebesaran hati dan pengakuan terhadap konstribusi setiap orang
Prinsip 3 : INVOLVEMENT OF PEOPLE
( Keterlibatan sumberdaya manusia )
Sumberdaya manusia pada semua level ( tingkatan ) adalah faktor penting dari suatu
organisasi, dan keterlibatan sepenuhnya dari mereka memungkinkan kemampuan mereka
digunakan untuk keuntungan organisasi.
( People at all levels are the essence of an organization and their full involvement enables their

abilities to be used for the organizations benefit )


Penerapan khusus Prinsip 3 :
- Upayakan setiap orang memahami pentingnya konstribusi dan peran mereka
- Upayakan setiap orang mengenali batasan kinerja serta lingkup tanggung-jawab mereka
- Upayakan setiap orang mengetahui permasalahan kerja mereka dan termotivasi untuk
menyelesaikannya
- Ajak setiap orang aktif melihat peluang untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan
pengalaman mereka
- Fasilitasi agar setiap orang bebas berbagi pengetahuan / pengalaman dan berinovasi
- Budayakan agar setiap orang secara terbuka mendiskusikan permasalahan
Prinsip 4 : PROCESS APPROACH
( Pendekatan Proses )
Hasil yang diinginkan tercapai dengan lebih efisien bila aktivitas dan sumber-sumber yang
terkait diatur dengan baik sebagai sebuah proses.
( A desire result is achieved more efficiently when related resources and activities are managed
as a process )
Penerapan khusus Prinsip 4 :
- Secara sistematis menentukan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang
diinginkan
- Menganalisa dan mengukur kapabilitas aktivitas-aktivitas kunci .
- Mengidentifikasi interface aktivitas-aktivitas kunci di dalam dan di antara fungsi-fungsi
organisasi
- Upayakan agar proses lebih singkat dan efektif , tidak berbelit-belit
- Menekankan pada faktor-faktor seperti sumberdaya, metode dan material untuk memperbaiki
aktivitas kunci pada organisasi
- Hilangkan birokrasi , serta eliminir fungsi-fungsi organisasi yang tugasnya saling tumpang
tindih
- Mengevaluasi resiko, konsekwensi, dan dampak aktivitas pada pelanggan / pemasok ataupun
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Prinsip 5 : SYSTEM APPROACH TO MANAGEMENT
( Pendekatan Sistem pada Manajemen )
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan suatu system dari proses-proses yang saling
terkait, untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan yang objektif pada perusahaan dengan
efektif dan efisien.
( Identifying, understanding and managing system of interrelated processes for a given
objective improves the organizations effectiveness and efficiency )
Penerapan khusus Prinsip 5 :
- Penyusunan system untuk mencapai sasaran organisasi dengan lebih efektif dan efisien
- Memahami keadaan saling ketergantungan diantara proses-proses pada sistem
- Pendekatan struktur yang harmonis dan integrasi proses-proses , dengan tugas yang tidak
saling tumpang tindih
- Memberi pemahaman terbaik pada tugas-tugas / tanggung-jawab yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan bersama, serta mengurangi hambatan lintas fungsional
- Menargetkan dan menentukan bagaimana aktivitas khusus dalam suatu sistem akan
beroperasi
Prinsip 6 : CONTINUAL IMPROVEMENT
( Perbaikan yang kontinu )
Perbaikan yang berkesinambungan harus menjadi pekerjaan yang permanen dari organisasi
( Continual Improvement should be a permanent objective of the organization )
Penerapan khusus Prinsip 6 :
- Laksanakan secara konsisten pendekatan organisasi untuk kontinuitas perbaikan performansi
- Sediakan dan kirim SDM untuk pelatihan terhadap metode dan alat perbaikan
berkesinambungan
- Laksanakan perbaikan yang kontinu pada produk, proses dan sasaran system
- Tetapkan tujuan dan sasaran sebagai pedoman, dan ukur pencapaian untuk perbaikan yang
berkesinambungan
- Beri penghargaan dan pengakuan terhadap perbaikan
Prinsip 7 : FACTUAL APPROACH TO DECISION MAKING
( Pendekatan factual untuk pengambilan keputusan )
Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan analisa data dan informasi
( Effective decisions are based on the analysis of data and information )
Penerapan khusus Prinsip 7 :
- Pastikan bahwa data dan informasi cukup akurat dan dapat dipercaya
- Sediakan data yang dapat diakses oleh yang membutuhkan
- Analisa data dan informasi dengan menggunakan metode yang valid
- Buat keputusan dan ambil tindakan berdasarkan analisis factual, seimbang dengan

pengalaman intuisi
Prinsip 8 : MUTUALLY BENEFICAL SUPPLIER RELATIONSHIPS
( Hubungan kerjasama yang saling membutuhkan dengan Supplier )
Perusahaan dan Pemasok nya ( Supplier / Vendor ) adalah saling membutuhkan. Mempunyai
kerjasama yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan kedua belah pihak
untuk menciptakan nilai keberhasilan.
( An organization and its supplier are interdependent, and a mutually beneficial relationship
enhance the ability of both to create value )
Penerapan khusus Prinsip 8 :
- Tetapkan hubungan yang seimbang antara keuntungan jangka pendek dengan
mempertimbangkan jangka panjang
- Sinergikan keahlian dan sumberdaya secara berpasangan dengan pemasok
- Identifikasi dan pilih pemasok-pemasok kunci
- Susun pengembangan bersama , untuk fleksibilitas dan kecepatan merespon perubahan
kebutuhan pasar
- Berikan semangat, dorongan dan penghargaan atas peingkatan dan prestasi pemasok
Siklus demings
PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" (Indonesia:Rencanakan, Kerjakan,
Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang
umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards
Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering
juga disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus
Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian
kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi PDCA menjadi PDSA ("Plan, Do, Study,
Act") untuk lebih menggambarkan rekomendasinya.
Diposkan oleh penjaga kedamaian di 00.54 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Minggu, 13 Februari 2011

Rizky Rachman Wismawansyah (224307002)


Pengertian Mutu
Dugaan dan penafsiran yang sering timbul bahwa "mutu" diartikan sebagai sesuatu yang :
- Unggul dan bermutu tinggi
- Mahal harganya
- Kelas, tingkat atau bernilai tinggi
Dugaan dan penafsiran tersebut di atas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam menganalisa
dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh berbeda dengan kebiasan
mendefinisikan "mutu" dengan cara membandingkan satu produk dengan produklainnya.
Misalnya jam tangan Seiko lebih baik dari jam tangan Alba.
Kedua pengertian mutu tersebut pada dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat
diramalkan dan diandalkan, disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh
pelanggan (custumer).
Secara singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan atau
kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan.
Mutu Harus Berfokus pada Kebutuhan Pelanggan
Prinsip mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam manajemen
mutu, pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Pelanggan internal (di dalam organisasi)
- Pelanggan eksternak (di luar organisasi)
Pada pengertian manajemen tradisional, yang dimaksud pelanggan adalah pelanggan eksternal
(di luar organisasi). Mengapa pelanggan internal menjadi perhatian manajemen mutu?
Jawabnya, adalah apabila pribadi yang ada di dalam organisasi tersebut dilayani dengan baik,
otomatis mereka akan melayani pelanggan eksternal secara baik pula.
Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam
arti bahwa pelanggan internal, missal guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari
petugas TU, Kepala Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi
keinginan siswa.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MUTU
Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan
melaksanakan kebijakan mutu. Pencapaian mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan

dan partisipasi seluruh anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada
pada pimpinan puncak. Untuk melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju
keberhasilan, diperlukan prinsip-prinsip dasar yang kuat. Prinsip dasar manajemen mutu terdiri
dari 8 butir, sebagai berikut:
1. Setiap orang memiliki pelanggan
2. Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem
3. Semua sistem menunjukkan variasi
4. Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi
5. Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
6. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
7. Manajemen berdasarkan fakta dan data
8. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put
Pengertian ISO 9000 Sistem Standar Manajamen Mutu
ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen Mutu / kualitas.
ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan - persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan
penilaian dari suatu sistem manajemen mutu.
ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa). ISO 9001:2000
hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas.
Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem
manajemen kualitas internasional, akan berkualitas baik (standar).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Quality Management Systems (ISO 9001:2000) adalah:
1. Merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek - praktek standar untuk manajemen
sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa)
terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu
tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.
Manfaat Penerapan ISO 9001:2000 adalah :
1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang
terorganisasi dan sistematik.
2. Meningkatkan brand image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global.
3. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi
yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan
pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik.
4. Sistem terdokumentasi dengan baik
5. Sebagai sarana pelatihan - pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan
manajer organisasi melalui prosedur - prosedur dan instruksi - instruksi yang terdefinisi secara
baik.
6. Meningkatkan Kinerja karyawan
7. Menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas oleh pelanggan.
8. Terjadi perubahan positif dalam budaya kerja. dll
ISO 9001 : 2000 berisi standard / elemen yang memungkinkan organisasi / industry dalam
melakukan perbaikan yang berkesinambungan ( Continual Improvement ) pada :
1. Proses yang terkait dengan pelangan
2. Sistem Kepemimpinan / Leadership
3. Manajemen sumber daya
4. Perbaikan dan peningkatan proses
5. Sistem manajemen
6. Sistem perbaikan yang berkesinambungan
7. Pengambilan keputusan yang Factual

8. Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok


OHSAS 18000
Standar OHSAS 18000 merupakan spesifikasi dari sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja internasional untuk membantu organisasi mengendalikan resiko terhadap
kesehatan dan keselamatan personilnya.
Standar ini diterbitkan oleh komite teknis yang terdiri dari badan standardisasi nasional,
lembaga sertifikasi dan para konsultan, diantaranya adalah: National Standards Authority of
Ireland, Standards Australia, South African Bureau of Standards, British Standards Institution,
Bureau Veritas Quality International, Det Norske Veritas, Lloyds Register Quality Assurance,
National Quality Assurance, SFS Certification, SGS Yarsley International Certification Services,
dan lain sebagainya.
Spesifikasi dan persyaratan diatur dalam OHSAS 18001 dan pedomannya diberikan pada
OHSAS 18002. Revisi terakhir adalah tahun 2007. Standar ini juga kompatibel dengan ISO
9000 dan ISO 14000. Umumnya, ke-3 standar ini diaplikasikan sebagai integrated system.
IWA (international Workshop Agreement)
Sebuah Internasional baru Workshop Agreement (IWA) yang diterbitkan oleh Organisasi
Internasional untuk Standarisasi (ISO) memberikan rekomendasi untuk upaya kesiapsiagaan
darurat dan unsur-unsur umum untuk sebuah, family, standar internasional yang akan
alamat ini kebutuhan global. Dikembangkan di luar adat struktur komite teknis ISO, sebuah
IWA memungkinkan untuk respon yang lebih cepat dengan kebutuhan pasar yang mendesak.
IWA 5:2006, Darurat Kesiapan, diciptakan melalui diskusi pada lokakarya yang
diselenggarakan oleh American National Standards Institute dan New York University, AOS
International Center for Enterprise Preparedness menanggapi panggilan dalam komunitas
standar untuk segera deliverable di daerah ini.
Rekaman/Catatan Wajib
1. Rekaman Tinjauan Manajemen (5.6.1)
2. Rekaman yang sesuai Pendidikan, Pelatihan, keterampilan, dan Pengalaman (6.2.2 e)
3. Bukti bahwa proses realisasi dan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan (7.1 d)
4. Hasil tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk dan tindakan yang timbul dari
tinjauan ( 7.2.2)
5. Masukan desain dan pengembangan yang berkaitan produk (7.3.2)
6. Rekaman hasil tinjauan desain dan pengembangan dan tindakan apapun yang perlu (7.3.4)
7. Rekaman hasil verifikasi desain dan pengembangan dan tindakan apapun yang perlu (7.3.5)
8. Rekaman hasil validasi desain dan pengembangan dan tindakan apapun yang perlu (7.3.6)
9. Rekaman hasil tinjauan perubahan desain dan pengembangan dan tindakan apapun yang
perlu (7.3.7)
10. Rekaman hasil evaluasi supplier dan tindakan apapun yang perlu yang muncul dari hasil
evaluasi tersebut ( 7.4.1)
11. Rekaman yang dibutuhkan organisasi untuk memperagakan validasi proses jika keluaran
yang dihasilkan tidak dapat diverifikasi (7.3.5)
12. Identifikasi produk yang khas apabila mampu telusur dipersyaratkan (7.5.3)
13. Rekaman jika milik pelanggan hilang, rusak, atau ditemukan tidak layak pakai (7.5.4)
14. Dasar yang digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi peralatan pengukuran ketika standar
pengukuran internasional atau nasional tidak tersedia (7.6 a)
15. Rekaman validasi hasil pengukuran sebelumnya jika peralatan ditemukan tidak memenuhi
persyaratan (7.6)
16. Rekaman hasil kalibrasi dan verifikasi dari peralatan pengukuran ( 7.6)
17. Hasil internal audit dan tindakan follow up nya (8.2.2)
18. Rekaman yang menunjukan orang yang berwenang melepas produk untuk penyerahan
kepada pelanggan 8.2.4
19. Rekaman ketidaksesuaian produk dan tindakan berikutnya yang diambil, termasuk konsesi
yang diperloleh (8.3)
20. Hasil tindakan perbaikan (8.5.2)
21. Hasil tindakan pencegahan (8.5.3)
ISO / IEC 21000
ISO / IEC 21000 (MPEG-21) seri Standar Internasional mendefinisikan kerangka terbuka untuk
pengiriman multimedia dan konsumsi, dengan kedua pencipta konten dan konsumen konten

sebagai titik fokus. Visi untuk MPEG-21 adalah untuk menetapkan kerangka kerja multimedia
untuk mengaktifkan dan transparan ditambah penggunaan sumber daya multimedia di
berbagai jaringan dan perangkat yang digunakan oleh komunitas yang berbeda.
ISO / IEC TR 2100-1:2004 menggambarkan lingkungan multimedia yang didasarkan atas
penggunaan jaringan di mana-mana dan ditujukan untuk mendorong model bisnis baru untuk
perdagangan konten digital.
ISO / IEC 21000-2:2005 menetapkan representasi seragam dan fleksibel abstraksi dan
interoperable untuk menyatakan struktur dan susunan Produk Digital.
ISO/IEC 21000-3:2003 provides a simple but flexible mechanism to: ISO / IEC 21000-3:2003
menyediakan mekanisme sederhana namun fleksibel untuk:
Unik mengidentifikasi Produk Digital dan bagiannya (termasuk sumber daya)
Unik mengidentifikasi IP terkait dengan Produk Digital (dan bagiannya), untuk abstraksi
misalnya
Unik mengidentifikasi Skema Deskripsi
menghubungkan Produk Digital dengan informasi terkait seperti metadata deskriptif (nonnormatif).
Diposkan oleh penjaga kedamaian di 10.14 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

TUGAS MANAJEMEN MUTU RIO RIZKY MAGHFIRA


224307040
RIO RIZKY MAGHFIRA
224307040
Pengertian Mutu
Dugaan dan penafsiran yang sering timbul bahwa "mutu" diartikan sebagai sesuatu yang :
- Unggul dan bermutu tinggi
- Mahal harganya
- Kelas, tingkat atau bernilai tinggi
Dugaan dan penafsiran tersebut di atas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam menganalisa
dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh berbeda dengan kebiasan
mendefinisikan "mutu" dengan cara membandingkan satu produk dengan produklainnya.
Misalnya jam tangan Seiko lebih baik dari jam tangan Alba.
Kedua pengertian mutu tersebut pada dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat
diramalkan dan diandalkan, disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh
pelanggan (custumer).
Secara singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan atau
kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan.
Mutu Harus Berfokus pada Kebutuhan Pelanggan
Prinsip mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam manajemen
mutu, pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Pelanggan internal (di dalam organisasi)
- Pelanggan eksternak (di luar organisasi)
Pada pengertian manajemen tradisional, yang dimaksud pelanggan adalah pelanggan eksternal
(di luar organisasi). Mengapa pelanggan internal menjadi perhatian manajemen mutu?
Jawabnya, adalah apabila pribadi yang ada di dalam organisasi tersebut dilayani dengan baik,
otomatis mereka akan melayani pelanggan eksternal secara baik pula.
Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam
arti bahwa pelanggan internal, missal guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari
petugas TU, Kepala Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi
keinginan siswa.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MUTU
Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan

melaksanakan kebijakan mutu. Pencapaian mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan


dan partisipasi seluruh anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada
pada pimpinan puncak. Untuk melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju
keberhasilan, diperlukan prinsip-prinsip dasar yang kuat. Prinsip dasar manajemen mutu terdiri
dari 8 butir, sebagai berikut:
1. Setiap orang memiliki pelanggan
2. Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem
3. Semua sistem menunjukkan variasi
4. Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi
5. Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
6. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
7. Manajemen berdasarkan fakta dan data
8. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put
Sasaran Mutu merupakan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan proses pada suatu
Perusahaan / Organisasi. Seperti diketahui bahwa Kebijakan Mutu yang telah ditentukan bisa
sebagai pembuka jalan dalam pembuatan Sasaran Mutu, itu merupakan salah satu cara
termudah, walaupun bisa saja menggunakan masukan dari tingkatan bawah (bottom-up) atau
cara - cara lainnya. Semua cara - cara tersebut setidaknya harus sesuai dengan fokus kepada
pelanggan dan dikomunikasikan ke semua tingkatan dalam Perusahaan / Organisasi.
Pembuatan Sasaran Mutu ini terbagi menjadi dua yaitu Sasaran Mutu untuk tingkatan
Perusahaan / Organisasi dan Sasaran Mutu untuk tingkatan / fungsi terkait.
Metode Pembuatan Sasaran Mutu dalam ISO 9001 mempunyai prinsip SMART yaitu harus
Specific (Spesifik), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), TimeBound (Batas waktu).
Specific : target yang ditentukan haruslah spesifik / jelas, misal: Produk NG Untuk
Pengecatan.
Measurable : harus terukur, ex: Produk NG untuk Pengecatan 3 %
Achievable: Target yang ditentukan haruslah yang masuk akal bisa dicapai, ex: Standar
kapasitas produksi sesuai hasil analisa yang telah ditetapkan untuk bagian Pengecatan adalah
1400 / bulan. Dalam hal ini tidaklah mungkin menetapkan sampai 2000 / bulan dengan waktu
normal yang telah ditetapkan.
Relevant: Sasaran mutu yang ditetapkan harus relevan/sesuai dengan proses / fungsi terkait.
Ex: Bagian PPC setidaknya mempunyai Sasaran Mutu "Ketepatan Waktu Pembuatan Rencana
Produksi" bukannya mempunyai sasaran mutu "Tidak ada Kesalahan Pengujian".
Time Bound : harus mempunyai batas waktu yang jelas, ex: Produk NG untuk Pengecatan 3
% / bulan
Sasaran Mutu yang telah dibuat ini pastinya harus diukur / dianalisa dalam suatu laporan
Analisa Data sesuai waktu yang ditetukan dalam pencapaiannya

PENGERTIAN ISO
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari badanbadan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140 negara. ISO
merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang
berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi
dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan
internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang
ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan
kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar
internasional.
ASAL MULA NAMA ISO
Banyak pihak melihat adanya suatu ketidakcocokan antara nama lengkap International
Organization for Standardization dengan kependekannya ISO, dimana IOS dianggap lebih
tepat. Anggapan itu benar bila penetapan nama didasarkan pada kependekannya. Yang
sebenarnya, istilah ISO bukan merupakan kependekan, tapi merupakan nama dari organisasi
internasional tersebut. ISO berasal dari Bahasa Latin (Greek) isos yang mempaunyai arti
sama (equal). Awalan kata iso- juga banyak dijumpai misalnya pada kata isometric,
isomer, isonomy, dan sebagainya.

Dari kata sama (equal) menjadi standar inilah ISO dipilih sebagai nama organisasi yang
mudah untuk dipahami. ISO sebagai nama organisasi juga dalam rangka menghindari
penyingkatan kependekannya bila diterjemahkan ke dalam bahasa lain dari negara anggota,
misalnya IOS dalam bahasa Inggris, atau OIN (Organisation Internationale de Normalisation)
dalam bahasa Perancis, atau OSI (Organsiasi Standardisasi Internasional) dalam bahasa
Indonesia. Dengan demikian apapun bahasa yang digunakan, organisasi ini namanya tetap
ISO.
KEBUTUHAN STANDAR INTERNASIONAL
Dengan adanya standar-standar yang belum diharmonisasikan terhadap teknologi yang sama
dari beberapa negara atau wilayah yang berbeda, kiranya dapat berakibat timbulnya semacam
technical barriers to trade (TBT) atau hambatan teknis perdagangan. Industri-industri
pengekspor telah lama merasakan perlunya persetujuan terhadap standar dunia yang dapat
membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut dalam proses perdagangan internasional.
Dari timbulnya permasalahan inilah awalnya organisasi ISO didirikan.
Standardisasi internasional dibentuk untuk berbagai teknologi yang mencakup berbagai bidang,
antara lain bidang informasi dan telekomunikasi, tekstil, pengemasan, distribusi barang,
pembangkit energi dan pemanfaatannya, pembuatan kapal, perbankan dan jasa keuangan, dan
masih banyak lagi. Hal ini akan terus berkembang untuk kepentingan berbagai sektor kegiatan
industri pada masa-masa yang akan datang.
Perkembangan ini diperkirakan semakin pesat antara lain karena hal-hal sebagai berikut :
1. Kemajuan dalam perdagangan bebas di seluruh dunia
2. Penetrasi teknologi antar sektor
3. Sistem komunikasi di seluruh dunia
4. Standar global untuk pengembangan teknologi
5. Pembangunan di negara-negara berkembang
Standardisasi industri adalah suatu kenyataan yang diperlukan di dalam suatu sektor industri
tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang dihasilkan harus memenuhi suatu standar yang
telah dikenal. Standar seperti ini perlu disusun dari kesepakatan-kesepakatan melalui
konsensus dari semua pihak yang berperan dalam sektor tersebut, terutama dari pihak
produsen, konsumen, dan seringkali juga pihak pemerintah. Mereka menyepakati berbagai
spesifikasi dan kriteria untuk diaplikasikan secara konsisten dalam memilih dan
mengklasifikasikan barang, sarana produksi, dan persyaratan dari jasa yang ditawarkan.
Tujuan penyusunan standar adalah untuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran, dan alih
teknologi melalui :
1. Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang layak
2. Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan, dan pengurangan limbah
3. Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai komponen untuk
menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik
4. Penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan kegunaan barang dan
jasa
5. Peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan pemeliharaannya
6. Pengguna (konsumen) lebih percaya pada barang dan jasa yang telah mendapatkan jaminan
sesuai dengan standar internasional. Jaminan terhadap kesesuaian tersebut dapat diperoleh
baik dari pernyataan penghasil barang maupun melalui pemeriksaan oleh lembaga independen.
Prosedur Wajib dalam ISO 9001
Di dalam klausul 4.2.1 Standar ISO 9001 : 2008 berisi :
4.2.1 General
a) The quality management system documentation shall include
b) documented statements of a quality policy and quality objectives,
c) a quality manual,
d) documented procedures and records required by this International Standard, and
e) documents, including records, determined by the organization to be necessary to ensure the
effective
f) planning, operation and control of its processes.
Terdapat beberapa prosedur wajib yang dipersyaratkan oleh ISO 9001, yang dapat terlihat
melalui kata-kata documented procedures dalam Standar ISO 9001 tersebut
Prosedur-prosedur wajib apa sajakah itu?
Berikut adalah prosedur wajib dalam ISO 9001 : 2008 :
1. Prosedur pengendalian dokumen (please see 4.2.3)
2. Prosedur pengendalian rekaman (please see 4.2.4)
3. Prosedur Internal Audit (please see 8.2.2)

4. Prosedur Penanganan Produk Tidak Sesuai (please see 8.3)


5. Prosedur Tindakan Perbaikan (please see 8.5.2)
6. Prosedur Tindakan Pencegahan (please see 8.5.3)
6 prosedur tersebut merupakan prosedur yang wajib ada dan dipersyaratkan dalam penerapan
Sistem Manajemen Mutu di suatu organisasi.
Selain 6 prosedur wajib tersebut, diperlukan prosedur-prosedur lainnya untuk memastikan
proses yang berjalan di dalam organisasi berjaland engan baik, terutama untuk memberikan
kepuasan kepada pelanggan.
Untuk menyediakan prosedur wajib yang berkaitan dengan kegiatan organisasi, diperlukan
penyusunan bussiness map yang tepat, sehingga dokumen yang ada bersifat tepat guna.

Dokumen apa saja yang dipersyaratkan oleh standar ISO 9001:2008?


Berikut ini adalah dokumen ISO 9001:2008
1. Manual Mutu atau Pedoman Mutu (Quality Manual)
Manual mutu atau pedoman mutu adalah sebuah dokumen yang berisi pernyataan dan
komitmen perusahaan tentang penerapan ISO 9001: 2008. Biasanya manual mutu dibuat
dengan menginterpretasikan klausul-klausul ISO 9001:2008 yang disesuaikan dengan
penerapan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. .Manual mutu dibuat sebagai pedoman
penerapan ISO 9001: 2008 di suatu perusahaan.
2. Struktur Organisasi dan Business Process Mapping
Struktur organisasi menunjukkan hierarki yang ada di suatu perusahaan secara global. Adapun
business process mapping mampu menjelaskan interaksi antar bagian yang ada di perusahaan
mulai dari pesanaan pelanggan sampai produk atau jasa diterima pelanggan. Kedua dokumen
ini nantinya akan dijadikan pedoman yang penting dalam penyusunan job description dan juga
prosedur kerja ISO 9001.
3. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu
Kebijakan mutu adalah sebuah dokumen yang berisi pernyataan komitmen perusahaan terkait
penerapan sistem manajemen mutu di perusahaan nya. Adapun sasaran mutu adalah targettarget yang hendak dicapai oleh perusahaan. Sasaran mutu harus terarah dan terukur. Dalam
pengertian, memiliki target yang jelas (dalam bentuk angka). Misalkan: Perolehan benefit Rp.
1 Milyar sampai akhir tahun 2010, Zero accident, maksimal 3 keluhan pelanggan per tahun,
dan sebagainya.
4. Prosedur Kerja
Prosedur kerja adalah dokumen yang berisi panduan pelaksanaan suatu pekerjaan. Prosedur
kerja yang baik seharusnya memenuhi ketentuan berikut:
a) Mampu menjelaskan tujuan pembuatan prosedur serta ruang lingkup penerapan prosedur
kerja tersebut
b) Tidak mengandung istilah-istilah yang multitafsir. Sehingga perlu dijelaskan makna istilah
yang dimaksud.
c) Mampu menjelaskan langkah-langkah pekerjaan dengan jelas beserta pihak-pihak yang
bertanggung jawab menjalankan pekerjaan tersebut.
d) Memastikan bahwa semua rekaman mutu (form atau bukti lainnya) yang dibutuhkan
senantiasa diisi
Jika kita baca standar ISO 9001, maka jelas bahwa prosedur kerja yang wajib dimiliki oleh
setiap organisasi yang ingin menerapkan ISO 9001 hanya ada enam prosedur saja, yaitu:
1. Prosedur Pengendalian Dokumen
2. Prosedur Pengendalian Rekaman Mutu
3. Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai (Non-Conforming Product)
4. Prosedur Prosedur Internal Audit
5. Prosedur Tindakan Perbaikan
6. Prosedur Tindakan pencegahan
Adapun prosedur lain seperti misalnya prosedur pembelian, prosedur penerimaan order
pelanggan, prosedur produksi, dan prosedur lainnya tidak wajib dibuat selama sautu organisasi
dapat menjamin bahwa tanpa adanya prosedur, kegiatan yang ada dapat tetap dijalankan
dengan terarah dan terkontrol. Perlu dicatat, untuk kegiatan selain enam kegiatan di atas yang
wajib dimiliki prosedurnya, ada beberapa kegiatan yang memang tidak diwajibkan adanya
prosedur kerja, namun diwajibkan adanya rekaman mutu (baca standar ISO 9001).

5. Instruksi Kerja
Instruksi kerja ISO 9001 dibuat untuk menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang lebih detail
daripada prosedur kerja atau bisa jadi menjelaskan detail kegiatan untuk tiap tahapan kegiatan
yang disebutkan di prosedur kerja. Instruksi kerja hanyalah dokumen untuk membantu
memahami prosedur kerja ISO 9001 dengan baik. Tidak ada ketentuan dari ISO 9001 untuk
membuat instruksi kerja.
6. Rekaman Mutu
Rekaman mutu adalah dokumen yang dapat menunjukkan bukti dilaksanakannya suatu
pekerjaan. Rekaman mutu dapat berupa formulir (form), foto, video, atau rekaman data
computer (softcopy). Namun lazimnya adalah berupa form. Contohnya form surat permohonan
pembelian, form checkseet pemeriksaan mesin, dan sebagainya.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa ada beberapa kegiatan yang diwajibkan memiliki rekaman
mutu seperti kegiatan seleksi dan evaluasi supplier, evaluasi kepuasan pelanggan, dan
sebagainya.
Demikianlah beberapa dokumen yang wajib dimiliki oleh suatu organisasi. Jika perusahaan
anda butuh bantuan dalam mengembangkan dokumen serta mengimplementasikan ISO 9001,
maka jangan sungkan untuk menghubungi kami, Konsultan ISO 9001 independen termurah
dan terpercaya.
STANDAR ISO 9001.
ISO 9001 kini telah mencapai versi tahun 2008. Tidak lama lagi, ISO 9001:2000 tidak berlaku
lagi. Tepatnya pada 15 November 2010. Artinya, semua perushaan yang kini memegang
sertifikat ISO 9001:2000 diwajibkan melakukan upgrade ke ISO 9001:2008. Sebenarnya, ISO
9001:2008 dan ISO 9001:2000 menggunakan sistem penomoran yang sama untuk mengatur
standar. Akibatnya, standar baru terlihat sama persis seperti standar lama. Namun, beberapa
klarifikasi dan modifikasi yang penting telah dilakukan. Perubahan ini dirangkum di bawah ini.
PROSES OUTSOURCING / SUBKONTRAKTOR / SUPPLIER
Pendekatan proses terus menjadi pusat penting ISO 9001. Dikarenakan outsourcing telah
menjadi semakin umum selama beberapa tahun terakhir, ISO 9001 standar baru telah
memperluas pembahasannya untuk proses outsourcing (lihat ISO 9001 Bagian 4.1).
Standar baru mempertegas bahwa proses outsourcing adalah masih merupakan bagian dari
Sistem Manajemen Mutu perusahaan anda meskipun itu dilakukan oleh pihak yang berada di
luar organisasi Anda. Standar baru ini menekankan kebutuhan untuk memastikan bahwa
proses outsourcing mematuhi semua persyaratan dan kebutuhan pelanggan dan persyaratan
hukum. Meskipun tanggung jawab untuk proses mungkin telah dilakukan oleh pihak luar
namun demikian, perusahaan anda tetap bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
semuanya sesuai dengan kebutuhan pelanggan, peraturan dan persayaratan undang-undang
yang berlaku.
Dalam ISO 9001:2000, disebutkan bahwa proses outsourcing harus dikendalikan. ISO
9001:2008 tidak cukup sampai di situ. Melainkan anda juga harus menjelaskan jenis, sifat dan
tingkat kontrol yang dilakukan. ISO 9001: 2008 juga ingin Anda berpikir hati-hati tentang
bagaimana Anda akan mengontrol proses outsourcing . Bagaimana Anda memilih untuk
mengendalikan proses outsourcing harus dipengaruhi oleh dampak potensial yang bisa terjadi
pada produk Anda, baik hal itu dilakukan sendiri ataupun melibatkan pemasok (supplier), baik
itu tidak tertulis dalam dokumen kontrak atau anda masukkan ketentuan tersebut dalam
kontrak.
DOKUMENTASI
ISO 9001:2008, Klausul 4.2.1, memperjelas bahwa dokumensatasi sistem manajemen mutu
(SMM) tidak hanya berupa catatan / rekaman mutu yang diperlukan oleh standar ISO tetapi
juga semua catatan / rekaman mutu yang harus dimiliki oleh perusahaan Anda untuk dapat
merencanakan, mengoperasikan, dan mengontrol proses sistem manajemen mutu. Jadi
standar terbaru telah memperluas definisi dokumentasi mencakup semua rekaman proses
sistem manajemen mutu.
Bagian 4.2.1 menjelaskan bahwa dokumen tunggal dapat berisi beberapa prosedur atau
beberapa dokumen dapat digunakan untuk menggambarkan satu prosedur. Meskipun ini selalu
menjadi pilihan, standar baru menjelaskan kemungkinan ini secara eksplisit.
ISO 9001:2000 Bagian 4.2.3 memberi kesan bahwa semua dokumen eksternal harus
diidentifikasi dan dikendalikan. Ini sekarang telah diklarifikasi. ISO 9001:2008 mengatakan
bahwa Anda hanya perlu mengidentifikasi dan mengontrol dokumen eksternal yang memang
dibutuhkan dalam merencanakan dan mengoperasikan sistem manajemen mutu. Dengan kata
lain, hanya dokumen eksternal yang relevan yang perlu dikendalikan, bukan semuanya.

PERWAKILAN MANAJEMEN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE)


ISO 9001: 2000, Bagian 5.5.2, memungkinkan Anda untuk menunjuk setiap anggota
manajemen untuk mengawasi Sistem Manajemen Mutu. Sejak lama standar tidak secara
eksplisit mengatakan bahwa wakil manajemen harus menjadi anggota perusahaan Anda
sendiri, sehingga kadang-kadang ada beberapa perusahaan yang mengangkat orang luar
sebagai perwakilan manajemen ISO. kelemahan ini sekarang telah ditutup.
ISO 9001 2008 sekarang mempertegas bahwa wakil manajemen harus menjadi anggota
perusahaan atau merupakan orang dalam perusahaan, bukan outsourcing.
KOMPETENSI
Meskipun kedua standar lama dan baru menekankan pentingnya kompetensi, ISO 9001:2000
tidak secara jelas mengatakan siapa yang dibicarakan. ISO 9001:2008 memperjelas bahwa
personel Sistem Manajemen Mutu harus memiliki kompetensi. ISO 9001:2008, dalam klausul
6.2.1, menjelaskan bahwa tugas apapun yang terkait sistem manajemen mutu baik secara
langsung atau tidak langsung yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk memenuhi
persyaratan dan mutu produk harus dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi yang
sesuai.
INFRASTRUKTUR
Untuk ISO 9001 : 2000 (Klausul 6.3) istilah infrastruktur termasuk bangunan, ruang kerja,
peralatan, perangkat lunak, utilitas, dan dukungan layanan seperti transportasi dan
komunikasi. ISO 9001:2008
telah menambahkan sistem informasi ke daftar dukungan layanan. Kedua standar lama dan
baru mengharapkan Anda untuk menyediakan infrastruktur (termasuk sistem informasi) yang
Anda butuhkan untuk memastikan persyaratan produk terpenuhi.
LINGKUNGAN KERJA
Menurut ISO 9001: 2000, Klausul 6.4, Anda diharapkan mengelola lingkungan kerja yang
dibutuhkan organisasi Anda dalam rangka untuk dapat memastikan bahwa semua persyaratan
produk terpenuhi. Namun, klausul ini gagal untuk menunjukkan dengan tepat apa maksud dari
yang mereka bicarakan. Masalah ini sekarang telah diselesaikan. ISO 9001 2008 mengatakan
bahwa istilah "lingkungan kerja" mengacu pada kondisi kerja. Kondisi kerja di sini meliputi
kondisi fisik dan kondisi lingkungan seperti kebisingan, suhu, kelembaban, pencahayaan, dan
cuaca. Menurut standar baru, semua kondisi tersebut perlu dikelola untuk membantu
memastikan bahwa persyaratan produk terpenuhi.
PERSYARATAN PELANGGAN
Menurut ISO 9001 2000, Klausul 7.2.1, Anda diharapkan untuk mengidentifikasi persyaratan
pengiriman dan pasca pengiriman dari pelanggan. Dikarenakan beberapaorang, tidak yakin
tentang apa yang dimaksud pasca pengiriman. Standar baru telah berusaha untuk
mengklarifikasi ini. Menurut ISO 9001:2008, pasca pengiriman termasuk hal-hal seperti
jaminan asuransi, kewajiban kontrak (seperti pemeliharaan), dan jasa tambahan (seperti daur
ulang dan pembuangan akhir).
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN DESIGN
Kedua standar lama dan baru berharap organisasi untuk merencanakan dan melakukan
kegiatan review perencanaan dan pengembangan desain produk, verifikasi, dan validasi
(Bagian 7.3.1). Sementara masing-masing dari tiga kegiatan melayani tujuan yang berbeda.
ISO 9001 2008 membuat jelas bahwa ketiga kegiatan tersebut dapat dilakukan dan dicatat
secara terpisah atau digabung selama itu bisa dilakukan untuk produk dan perusahaan anda.
KELUARAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN
Klausul 7.3.3 ISO 9001 2000 menginginkan Anda untuk memastikan bahwa proses desain dan
pengembangan menghasilkan informasi (Output) untuk bagian pembelian, produksi dan
pelayanan. ISO 9001:2008 sekarang juga mengatakan bahwa keluaran desain dan
pengembangan dapat mencakup informasi yang menjelaskan bagaimana produk dapat
disimpan selama produksi dan penyediaan layanan.
MONITORING DAN PENGUKURAN PERALATAN
Jika ISO 9001:2008, Klausul 7.6, mengacu pada kebutuhan untuk mengontrol "equipment"
yang digunakan untuk pemantauan (monitoring) dan pengukuran, standar lama berbicara
tentang "devices". Karena istilah "Devices" dapat merujuk ke hampir semua jenis mesin,. ISO

9001:2008 telah menghapus kata yang ambigu dengan penggunaan kata "equipment". Baik
standar lama maupun yang baru ingin Anda untuk mengkonfirmasi bahwa software yang Anda
gunakan untuk proses pemantauan dan pengukuran mampu melakukan pekerjaan . Selain
persyaratan ini, standar baru menyarankan (dalam catatan) bahwa konfigurasi dan verifikasi
software dapat dilakukan untuk memastikan hasil software selalu sesuai.. Namun, ini bukan
keharusan, hanya sebuah pernyataan yang menjelaskan bagaimana kesesuaian perangkat
lunak dapat terus dipertahankan.
KEPUASAN PELANGGAN
Kedua standar lama dan baru ingin Anda untuk memantau dan mengukur kepuasan pelanggan
(persepsi). Sebuah catatan baru dari ISO 9001 2008, Klausul 8.2.1, menjelaskan bahwa ada
banyak cara untuk memantau dan mengukur kepuasan pelanggan. Anda bisa menggunakan
survey kepuasan pelanggan. Anda bisa mengumpulkan data kualitas produk (pasca
pengiriman), daftar klaim garansi, memeriksa laporan dealer, Mempelajari pujian dan kritikan
pelanggan, dan menganalisa hilang nya kesempatan bisnis.
REKAMAN INTERNAL AUDIT
Kedua standar lama dan baru melihat kebutuhan untuk menetapkan prosedur untuk
menentukan bagaimana internal audit harus direncanakan, dilakukan, dilaporkan, dan dicatat
(Bagian 8.2.2). Namun, standar lama tidak secara eksplisit menyatakan bahwa catatan audit
benar-benar harus dipertahankan. pengawasan ini sekarang telah diperbaiki. ISO 9001:2008
sekarang secara eksplisit mengatakan bahwa Anda harus mempertahankan catatan kegiatan
audit internal dan hasil audit.
PENGUKURAN DAN MONITORING PROSES
Kedua standar lama dan baru mengharapkan Anda untuk memonitor dan mengukur proses
Sistem manajemen mutu. Sebuah catatan baru untuk ISO 9001:2008, Klausul 8.2.3, ingin
Anda mempertimbangkan dampak setiap proses pada efektivitas system manajemen mutu
Anda dan dampaknya pada kemampuan Anda untuk memenuhi persyaratan produk (Ketika
Anda membuat keputusan tentang apa jenis proses monitoring dan metode pengukuran yang
harus digunakan).
Tugas dan Tanggung Jawab Management Representative
Pada dasarnya, seorang MR bertanggung jawab atas pelaksanaan 6 prosedur wajib yang meliputi prosedur
pengendalian dokumen, prosedur pengendalian rekaman mutu, prosedur pengendalian produk tidak sesuai, prosedur
tindakan perbaikan, prosedur tindakan pencegahan, dan prosedur audit internal. Berikut kami sajikan tugas dan
tanggung jawab management representative :

Berkoordinasi dengan Badan Sertifikasi

Mewakili manajemen selama sertifikasi dan audit surveillance

Mempromosikan kesadaran tentang persyaratan pelanggan

Menyiapkan dan merevisi dokumen SMM (Manual yaitu Kualitas, Prosedur sistem mutu dan dokumentasi
lainnya).

Memastikan kepatuhan semua fungsi sesuai standar ISO 9001:2000.

Mempersiapkan Tinjauan Manajemen Jadwal Pertemuan dan melakukan Rapat Management Review

Mempersiapkan jadwal Audit, Melakukan Audit Internal menyiapkan laporan audit, Menulis laporan
Ketidaksesuaian ..

Berkomunikasi dengan Top Management pada isu-isu Kualitas / Ketidaksesuaian & laporan Audit

Mengukur & Mengawasi kinerja proses.

Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan.

Membuat ISO / kesadaran Kualitas untuk rekan dengan pelatihan internal.

Review Kebijakan mutu secara berkala

Waktu ke waktu meninjau semua fungsi, untuk memeriksa pelaksanaan yang efektif dari sistem Manajemen
Mutu.

Anda mungkin juga menyukai