Anda di halaman 1dari 13

Manajemen Mutu dan Standardisasi Bisnis

KELOMPOK 10
Danisya Nayla Az-Zahra, Sukma Ayu, Andi Khairil Abrar

KONSEP DASAR
Mutu merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan
suatu proyek konstruksi terutama olehpemilik proyek (owner) terhadap produk
dan jasa layanan (pengusaha). Dalam konteks ini mutu dianggap sebagai salah
satu elemen kunci dari metode dan teknik manajemen. Sebagaikonsekuensinya,
sistem manajemen mutu harus diterapkan baik di tingkat perusahaan (corporate
level) maupun di proyek (Project level). (FAOZAN, 2015)
Project Management Institute (PMI, 2000) menyatakan bahwa manajemen
mutu proyek merupakan proses untuk meyakinkan bahwa proyek akan memenuhi
harapan dan kebutuhan, termasuk semua kegiatan dari semua fungsi manajemen
yang menentukan kebijakan, tujuan dan tanggung jawab mutu, dan
mengimplementasikannya sedemikian hingga seperti perencanaan mutu (quality
planning), penjaminan mutu(quality assurance), pengendalian mutu (quality
control) dan penyempurnaan mutu (quality improvement). ISO 9000 adalah salah
satu standar sistem manajemen mutu internasional yang dapat diterapkan baik
indumanufaktur maupun jasa konstruksi untuk penyempurnaan mutu prosedur dan
produk. Adapun tahapan yang diperlukan untuk menerapkan standar sistem
manajemen mutu ISO 9000 adalah mulai dari tahap persiapan implementasi
hingga sampai kepada tahap sertifikasi. Sertifikasi ISO9000 dalam industri
konstruksi telah di percaya secara meluas oleh banyak negara termasuk Indonesia,
dan jumlah sertifikat untuk perusahaan konstruksi bertambah dari tahun ke tahun.
Dalam lingkungan bisnis yang rumit dan kompetitif secara global sekarang
ini, tujuan-tujuan organisasi, seperti pertumbuhan dan profitabilitas, telah
digabungkan dengan manajemen risiko baru yang tidak dapat dilakukan.
Organisasi-organisasi kini memilih untuk beroperasi dalam kerangka kerja
manajemen risiko yang komprehensif, yang melindungi marjinal keuntungan dan
kepentingan-kepentingan lain stakeholder yang kritis. Banyak organisasi yang
membuahkan sukses dalam mencapai hasil ini dengan mengimplementasikan
suatu pendekatan manajemen terpadu melalui suatu Sistem Manajemen Bisnis,
yang diakui di seluruh dunia sebagai ISO 9000. 
Pendekatan ISO 9000 memberikan suatu kerangka kerja yang
komprehensif untuk menjadi tempat tumpuan proses-proses yang membantu
untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan utama bisnis. ISO 9000 telah mendapat
pengakuan luas secara internasional karena telah mengeluarkan hampir sejuta
sertifikat ke seluruh dunia. Sistem-sistem manajemen yang memenuhi persyaratan
bisnis ISO 9000 telah diterapkan di segala macam industri, dari organisasi-
organisasi manufaktur sampai ke layanan profesional. Tingkat pengakuan dan
penerimaan ini merupakan cermin dari fleksibilitas dan nilai praktis yang telah
terbukti dan yang telahdiberikan kepada berbagai macam bisnis.

MANAJEMEN MUTU DAN STANDARDISASI BISNIS


Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang
menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu. Pencapaian mutu yang
diinginkan memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh anggota organisasi,
sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada pada pimpinan puncak. Untuk
melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju keberhasilan,
diperlukan prinsip-prinsip dasar yang kuat. Prinsip dasar manajemen mutu
terdiri dari 8 butir, sebagai berikut:
1. Setiap orang memiliki pelanggan
2. Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem
3. Semua sistem menunjukkan variasi
4. Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi
5. Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
6. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
7. Manajemen berdasarkan fakta dan data
8. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put
SISTEM MANAJEMEN MUTU
1. Sistem Manajemen Mutu juga berarti:
• Suatu tatanan yang menjamin tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran mutu
yang direncanakan. 
• Sistem manajemen mutu, tatanan yang menjamin kualitas output dan
proses pelayanan/produksi.
2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 “Persyaratan standar yang
digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai”
3. Mutu
Pengertian Mutu
• Arti konvensional mutu adalah: gambaran karakteristik langsung dari
suatu produk (dari segi performa, reabilitas, mudah digunakan,
estetis,dll).
• Arti stratejik : segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Pengertian MUTU (ISO 9000:2000)

“Derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi


persyaratan”.

• Derajat: Kategori / peringkat yang diberikan pada persyaratan mutu,


yang dapat berbeda pada suatu produk / proses / sistem yang memiliki
kegunaan fungsional yang sama.
• Karakteristik: bisa diberikan pada produk/ proses / sistem dalam
wujud kualitatif atau kuantitatif.
• Inheren: sesuatu yang diberikan atau ditambahkan sesuai persyaratan.
• Persyaratan: kebutuhan atau harapan yang dinyatakan.
4. Persepsi salah tentang Mutu
• Bermutu adalah standar tinggi yang sulit dicapai
• Mutu hanya dapat dilihat dari hasil kerja
• Mutu hanya menjadi tanggungjawab bagian tertentu
• Mutu terbatas pada produk barang atau produk fisik
• Bermutu berarti “mahal”

STANDARDISASI BISNIS SISTEM MUTU


1. Manfaat Penerapan Sistem Mutu
ISO 9001: 2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi
untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan
untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau
jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana
organisasi yang di-kontrak itu bertanggung Jawab untuk menjamin kualitas dari
produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu,
sebagaimana ditentukan oleh organisasi.
ISO 9001: 2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak
menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk (barang dan
atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001: 2000, sehingga
kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO
9001: 2000 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Dengan
demikian apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah
memenuhi standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena
seyogianya manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem
manajemen kualitasnya yang telah memenuhi standar internasional, bukan produk
berstandar internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO
9001: 2000. 
Bagaimanapun diharapkan, biasanya tidak selalu bahwa produk yang
dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional akan berkualitas
baik (standar).

2. Yang perlu diperhatikan dalam sertifikasi sistem manajemen ISO


9001:2000
a. Audit Internal
Audit Internal merupakan kegiatan yang sangat penting dan merupakan
keharusan dalam penerapan standar ISO 9001:2000, yang bertujuan
untuk memantau sistem mutu dengan melakukan verifikasi kesesuaian
dan keefektifitan kegiatan penerapan standar acuan serta kebijakan-
kebijakan yang sudah ditentukan. Kegiatan audit internal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab wakil manajemen (WM).
b. Surveilen
Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pihak lembaga
sertifikasi, kegiatan surveilen diprogramkan akan dilakukan setidaknya
dua kali dalam setahun oleh lembaga sertifikasi.
c. Evaluasi Kerja
Evaluasi kerja ini dilakukan sebagai wahana bagi organisasi dalam
memperoleh masukkan dari mitra kerja dalam memberikan
pelayanannya.
Evaluasi dilakukan melalui beberapa cara antara lain :
1. Wawancara langsung dengan mitra kerja.
2. Mengirimkan daftar isian (kuesioner) kepada mitra kerja yang telah
mendapatkan pelayanan.
d. Tinjauan Manajemen
Tinjauan Manajemen ini dilakukan dalam bentuk rapat lengkap yang
dipimpin langsung oleh pimpinan puncak.
Materi-materi pokok yang untuk dilakukan pengkajian antara lain :
1. Kegiatan audit internal
2. Tindakan perbaikan
3. Hasil evaluasi kerja
4. Isue-isue lain yang berkaitan dengan penerapan ISO 9001:2000
Standardisasi menjadi sangat penting, karena sebagai pembeli atau
pengguna suatu produk,tentunya kita akan kecewa bila produk yang telah dibeli
tersebut ternyata memiliki kualitas yang buruk,tidak layak pakai. Sebaliknya bila
produk yang dibeli telah memenuhi keinginan dan harapan, kita akan merasakan
kenyamanan tersebut sebagai hal yang wajar.
Sistem mutu seperti ISO 9000,TS 16949, QS 9000, Six Sigma, dan
Malcolm Baldridge adalah suatu sistem yang teruji dan terbukti luas di dunia.
Salah satu keuntungan penerapan suatu sistem mutu tersebut yaitu tidak perlu lagi
membuat suatu standar sistem mutu yang baru, yang perlu dilakukan hanyalah
mengadaptasi sistem tersebut untuk disesuaikan dengan model bisnis dan kondisi
perusahaan. 

ISO 9001:2008
a. Pengertian ISO 9001:2008
ISO kepanjangan dari International Standardization Of Organization
(organisasi internasional untuk standardisasi). Sejak awal berdirinya, ISO
memfokuskan diri pada pengembangan standar khusus untuk produk.
Kemudian pada pertengahan tahun 1980-an, ISO mulai bergerak pada
standar yang berkaitan dengan sistem, yang pada akhirnya dikenal sebagai
seri standar ISO 9000. Pada tahun 1987, ISO menyelesaikan dan
menerbitkan seri standar ISO 9000-nya, seri ini mempersatukan hampir
semua elemen yang terdapat pada The British Standards Institution
(BSI)yang dikenal dengan nama BS 5750 ke dalam standar ISO 9001
(salah satu bagian dari seri ISO 9000:2000).
ISO 9000:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen
kualitas.
Persyaratan-persyaratan dan rekomendasi dalam ISO 9001:2000
diterapkan
pada manajemen organisasi yang memasok produk, sehingga akan
mempengaruhi bagaimana produk itu didesain, diproduksi, dirakit,
ditawarkan, dan lain-lain. (Ara Hidayat, 2010)
ISO 9001:2008 merupakan serangkaian standar mutu yang
dikembangkan oleh sebuah komite yang bekerja di bawah Organisasi
Internasional untuk standardisasi (International Organization for
Standardization)
Secara umum tidak muncul adanya persyaratan baru pada standar ini

dibandingkan versi sebelumnya. ISO 9001:2008 ini merupakan versi ke-4,


yang mana versi-1 diterbitkan pada tahun 1987, versi ke-2 pada tahun
1994,
sedangkan versi ke-3 diterbitkan pada tahun 2000. Yang merupakan revisi
yang menyeluruh termasuk didalamnya mengenai persyaratan baru yang
lebih memfokuskan pada pelanggan serta merefleksikan pengembangan
dalam manajemen mutu. Bila dibandingkan dengan versi 2000, ISO
9001:2008 merupakan penyesuaian terhadap standar yang ada dan
bukanperbaikan menyeluruh.

b. Prinsip-Prinsip Sistem Manajemen ISO


Secara prinsip sebenarnya siapa saja dapat menerapkan sistem
manajemen ISO 9001:2008, termasuk di lingkungan lembaga pendidikan.
Sistem ini merupakan sistem manajemen yang menekankan kepada
kepuasan pelanggan. (Mulyono, 2010)
Delapan prinsip manajemen kualitas yang menjadi landasan
penyusunan ISO 9001:2008 adalah:

1. Fokus pelanggan (Costumer Focus), organisasi tergantung pada


pelanggan, karena itu manajemen organisasi harus memahami
kebutuhan
pelanggan sekarang dan akan datang, harus memenuhi kebutuhan
pelanggan dan giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan.
2. Kepemimpinan (Leadership), pemimpin organisasi menetapkan
kesatuan
tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan
memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat

secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dalam konteks


TQM, pemimpin perlu memiliki karakteristik pribadi yang mencakup
dorongan, motivasi untuk pemimpin, kejujuran, dan integritas,
kepercayaan diri, inisiatif, kreativitas, fleksibilitas, kemampuan kognitif

serta pengetahuan dan charisma.39


3. Pelibatan orang (Involvement of People), orang pada semua tingkat
merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan
keterlibatan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.
4. Pendekatan proses (Process Approach), suatu hasil yang diinginkan
akan
tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan semua sumber daya
yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses.
5. Pendekatan sistem pada manajemen (System Approach To
Management), pemahaman dan pengelolaan dari proses-proses yang
saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada
efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.
6. Perbaikan berkelanjutan (Continual Improvement), peningkatan terus-
menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi
tujuan
tetap dari organisasi.
7. Pendekatan Fakta Dalam Pengambilan Keputusan (Factual Approach to

Decision Making), keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan


pada
analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab
masalah
sehingga masalah-masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif.
8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan (Mutually Beneficial
Supplier Relationship), suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling
tergantung dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan
meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah.
Perkembangan dunia pendidikan yang semakin mengglobal
mengakibatkan semakin meningkatnya persaingan di segala bidang
termasuk
lembaga pendidikan. Kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan
lembaga pendidikan sudah dirasakan perlu untuk menggunakan prinsip-
prinsip manajemen yang modern berorientasi pada mutu. Sistem
manajemen
mutu ISO 9001:2008 merupakan sistem yang mendasar pada standar
manajemen mutu internasional dan sistem mutu untuk jaminan mutu dalam
perencanaan, produksi, instalasi dan layanan. (Suranto, 2009)
STUDI KASUS

Pada tahun 1930 an salah satu negara Asia yaitu Jepang mendirikan pabrik
mobil yang bermerek Toyota. Yang didirikan oleh Kichiro Toyota. Mobil
pabrikan Toyota ini terus meningkatkan produksinya hingga mencapai puncaknya
pada tahun 1970 an hingga sekarang sangat diminati oleh seluruh masyarakat.

Kini Toyota telah menjelma menjadi perusahaan mobil terbesar di dunia,


melibas pabrikan raksasa seperti General Motor, Volkswagen ataupun Peugeot.
Salah satu dimensi kunci yang membuat nama Toyota menjadi demikian harum
barangkali adalah kualitas produk yang dihasilkannya.

Darinya kita mengenal konsep seperti Toyota Lean Manufacturing, Kaizen


(perbaikan berkelanjutan) ataupun juga “just in time inventory”. Dari sinilah
kemudian, kita juga mengenal beragam merk mobil dengan kualitas kelas dunia,
mulai dari sang legenda Toyota Camry, Toyota Fortuner hingga Lexus.

Tentunya perusahaan Toyota mempunyai beberapa prinsip dan manajemen


mutu yang baik sebagai kunci yang menjadikan Toyota seperti apa yang kita kenal
saat ini.

Dengan penerapan suatu sistem mutu prinsip dan filosofi, tentunya akan
membawa dampak positif bagi bisnis, yaitu meningkatkan dan menjamin mutu
dari produk atau layanan yang dihasilkan sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau layanan yang di
sediakan. Mutu suatu produk/layanan dapat dijamin karena sistem secara otomatis
akan berusaha mengontrol dan mencegah setiap potensi timbulnya
ketidaksesuaian atau penyimpangan pada seluruh tahapan supply chain. Hal ini
juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yaitu akan terhindarnya
pemborosan anggaran, meminimalkan biaya-biaya, dan pada akhirnya adalah
meningkatnya keuntungan perusahaan secara signifikan.
RANGKUMAN

Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang


menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu. Pencapaian mutu yang diinginkan
memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh anggota organisasi, sedangkan
tanggung jawab manajemen mutu ada pada pimpinan puncak. Untuk
melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju keberhasilan, diperlukan
prinsip-prinsip dasar yang kuat.
ISO 9001: 2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak
menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk (barang dan
atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001: 2000, sehingga
kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO
9001: 2000 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Dengan
demikian apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah
memenuhi standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena
seyogianya manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem
manajemen kualitasnya yang telah memenuhi standar internasional, bukan produk
berstandar internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO
9001: 2000. 
PERTANYAAN DISKUSI
1. jelaskan bagaimana manajemen mutu yang efektif yang baik di suatu
perusahaan?
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A. (2006). Panduan Cepat Menguasai Teknologi Informasi dan
Komunikasia.
Ara Hidayat, I. M. (2010). Pengelolaan Pendidikan. 324.
FAOZAN, A. (2015). STANDARISASI MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
ISLAM. 5.
Mulyono. (2010). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.
pendidikan, 306.
Nugroho, A. (2006). E-Commerce Memahami Perdagangan Modern Dunia Maya.
Suranto. (2009). Manajemen Mutu Dalam Pendidikan (QM in Education). 154.
Terry, G. R., & Aksara, J. B. (2000). Guide to Management(Prinsip-prinsip
Manajemen.

Anda mungkin juga menyukai