TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Studi pustaka dilakukan untuk menambah referensi terkait dengan penelitian
mengenai penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2015 pada
PT. Jaya Kusuma Sarana (JKS). Dalam tinjauan pustaka ini, membahas hal-hal
sebagai berikut ; pengertian kualitas, sistem manajemen mutu, pengenalan ISO
9000 dengan sejarahnya, sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, klausul-klausul
ISO 9001:2015 serta manfaat penerapannya, perbedaan antara ISO 9001:2008
dengan ISO 9001:2015, pengenalan kontraktor PT. JKS, membahas kajian tentang
penerapan ISO 9001 versi 2008 dan 2015 serta teori validitas maupun reliabilitas.
Dengan adanya tinjauan pustaka akan dapat memperjelas maksud dan tujuan dari
penelitian yang dilakukan.
2.2 Kualitas
Kualitas memiliki definisi yang berbeda menurut beberapa ahli. Adapun
definisi kualitas menurut para ahli (Yamit, 2004) antara lain :
1. W. Edwards Deming
Menurut Edwards Deming kualitas merupakan suatu produk yang diciptakan
atas dasar kebutuhan dan kesesuaian pasar atau permintaan konsumen.
2. Joseph M. Juran
Menurut Joseph M. Juran, kualitas merupakan keseuaian suatu produk maupun
jasa terhadap fungsinya sehingga dapat difungsikan sesuai harapan pelanggan.
3. Philip B. Crosby
Menurut Crosby definisi kualitas adalah kesesuaian suatu produk dengan
persyaratan yang ditetapkan sebelumnya sehingga memenuhi kepuasan
pelanggan.
Dari beberapa definisi kualitas yang dikemukakan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa kualitas produk maupun jasa merupakan adanya suatu
permintaan dari konsumen yang diproduksi sesuai persyaratan serta standar yang
diinginkan oleh pelanggan sehingga produk yang dihasilkan dapat digunakan
sesuai fungsinya. Menurut Juran (1989) kualitas memiliki fungsi sebagai berikut :
4
5
konsistensi pekerja untuk melakukan pekerjaan yang sama dalam masa kerja
yang telah ditentukan.
6. Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability)
Produk yang diciptakan semestinya dilengkapi cara penggunaan, cara
penyimpanan maupun cara penggunaan produk dalam kemasan atau dengan
memberikan garansi terhadap produk tertentu. Sedangkan pada jasa perawatan
dan kemudahan yang dimaksud adalah sistem kerja yang dapat dipahami oleh
pekerjanya.
7. Estetika (aesthetics)
Estetika sering disebut keindahaan suatu produk sehingga mampu menarik
minat konsumen untuk membeli. Dalam hal jasa estetika merupakan tampilan
dari seni pelayanan yang baik dengan pelanggan.
8. Kegunaan yang Sesuai (Perceived Quality)
Kegunaan suatu produk maupun jasa dikatakan berfungsi optimal jika
memenuhi sebagaimana yang dipromosikan sebelumnya.
Kualitas tidak hanya ditentukan oleh ketepatan waktu penyelesaian
pekerjaan maupun spesifikasi yang ditetapkan saja, hal yang paling utama
menjadi penentu kualitas adalah tingkat kepuasan pelanggan. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai kualitas yang disyaratkan
adalah dengan menerapkan suatusistem manajemen mutu.
Keterangan :
1. Versi ISO 9001:1987 ; merupakan standar sistem manajemen yang
memuat tentang prosedur yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas
organisasi.
2. Versi ISO 9000:1994 ; lebih menekankan pada quality assurance melalui
tindakan pencegahan sebagai evaluasi dari pemeriksaan pada produk
dengan melakukan pembuktian penerapan prosedur-prosedur yang
terdokumentasi.
3. Versi ISO 9001:2000 ; merupakan sistem manajemen mutu yang berbasis
PDCA (Plan, Do, Check, Action) dan pendekatan proses dimana
organisasi menetapkan, mengelola, mengevaluasi serta melakukan
peningkatan mutu secara terus menerus.
4. Versi ISO 9001: 2008 ; merupakan sistem manajemen mutu yang tetap
menggunakan konsep PDCA dan peningkatan proses. ISO 9001:2008
mengalami hanya sedikit revisi dimana masih tetap menggunakan prinsip-
prinsip yang ada pada ISO 9001:2000. Hanya saja dari 20 klausul
sebelumnya, dikelompokan dan disederhanakan menjadi 8 klausul.
5. Versi ISO 9000:2015 ; merupakan sistem manajmen mutu revisi terbaru
lanjutan dari versi 2008 dengan tetap mengadopsi konsep PDCA dan
pendekatan proses. ISO 9001:2015 menekankan pada pemikiran berbasis
risiko, kepemimpinan, pemahaman mengenai konteks organisasi,
dokumentasi informasi serta dilakukan perubahan pada beberapa istilah.
Hingga saat ini ISO 9001 telah mengalami 4 kali revisi dan akan terus
berkembang untuk menyempurnakan sistem manajemen mutu yang ada di
dalamnya. Pada bagian berikut ini dijelaskan mengenai ISO 9001:2015.
1. Ruang Lingkup
Dalam ISO 9001:2008 masih diperbolehkan untuk melakukan pengecualian
penerapan terhadap beberapa klausul. Namun dalam ISO 9001:2015 tidak
mengizinkan adanya klausul yang dikecualikan atau tidak diterapkan.
2. Referensi Normatif
Dalam ISO 9001:2015 menambahkan “layanan” setelah “produk” karena
istilah produk dan jasa dibedakan dengan jelas untuk menghindari kerancuan.
3. Istilah dan Definisi
Dalam ISO 9001:2015 terdapat penambahan kata layanan di belakang kata
produk dengan tujuan untuk memperjelas maknanya.
4. Konteks Organisasi
Klausul 4 pada ISO 9001:2008 langsung membahas tentang persyaratan
sistem manajemen mutu dan dokumennya. Sedangkan dalam ISO 9001:2015
hanya membicarakan konteks organisasi dan membahas tentang manajemen
risiko dimana organisasi menetapkan hubungan antar proses, isu internal dan
eksternal, serta hubungan dengan berbagai pihak yang terlibat.
5. Kepemimpinan
15
Secara umum, isi dari klausul 5 dalam ISO 9001:2015 tidak jauh berbeda
dengan ISO 9001:2008 yang membicarakan tentang kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh top management. Persyaratan seperti kebijakan mutu dan
sasaran mutu tetap diwajibkan. Sedangkan manual mutu tidak diwajibkan
pada ISO 9001:2015. Klausul ini juga tidak mewajibkan adanya wakil
manajemen sebagai pihak yang mengawal penerapan ISO 9001, karena
tanggung jawab tersebut diserahkan pada setiap pimpinan pada masing-
masing divisi.
6. Perencanaan
Klausul ini merupakan klausul baru yang memuntut setiap organisasi untuk
mengenali risiko maupun peluang yang mungkin merugikan maupun
menguntungkan perusahaan. Disamping itu organisasi wajib memenuhi
sasaran mutu dengan merencanakan tindakan yang sesuai.
7. Dukungan
Pada klausul ini, membahas semua hal yang berhubungan dengan dukungan.
Mulai dari dokumen, infrastuktur, sumber daya manusia, kompetensi,
sosialisasi dan komunikasi, hingga alat ukur, semua termuat dalam klausul ini.
8. Operasional
Klausul 8 ISO 9001:2015 membahas seluruh aspek operasional mulai dari
perencanaan produk atau jasa, pelaksanaan produksi atau penyediaan jasa,
hubungan dengan pelanggan dan pihak ketiga, penyimpanan dan perlindungan
produk atau jasa sampai penanganan masalah selama proses operasional.
9. Evaluasi Kinerja
Seluruh hal yang berkaitan dengan evaluasi dikumpulkan pada klausul ini
seperti audit internal, pengukuran dan pemantaun proses dan kepuasan
pelanggan, analisis dan evaluasi proses, sampai tinjauan manajemen.
10. Peningkatan
Konsep peningkatan dalam ISO 9001:2015 menggunakan pendekatan berbasis
risiko sehingga dengan demikian dapat diidentifikasi risiko-risiko yang dapat
merugikan dan kemudian ditentukan tindakan-tindakan untuk peningkatan
sistem manajemen mutu perusahaan.
16
4. Pendekatan Proses
Dalam ISO 9001:2008, menggunakan pendekatan proses berdasarkan siklus
PDCA (Plan, Do, Check, Action). Sedangkan ISO 9001:2015 menggunakan
pendekatan proses berdasarkan siklus PDCA yang berbasis risiko, memahami
dan mengelola proses-proses yang telah direncanakan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian sasaran mutu organisasi.
5. Peningkatan
Organisasi harus selalu melakukan peningkatan sistem manajemen mutu yang
telah diimplementasikan dengan memberikan dan memanfaatkan fasilitas
untuk pemberdayaan sumber daya manusia maupun sumber daya lain yang
diperlukan, serta dengan menciptakan inovasi-inovasi baru untuk mendukung
keberhasilan peningkatan sistem manajemen mutu sehingga memperoleh hasil
yang optimal.
6. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan hasil analisis dan evaluasi
yang sebelumnya pernah dilakukan.
7. Manajemen Hubungan
Berbeda dengan ISO 9001:2008 yang hanya menjalin kerjasama saling
menguntungkan dengan pemasok, dalam ISO 9001:2015 menjaga hubungan
dengan seluruh pihak terkait baik internal organisasi maupun pihak eksternal
yang meliputi pemasok serta pelanggan.
Disamping perbedaan dari segi klausul maupun prinsip, ISO 9001:2015 juga
memiliki perbedaan dari segi terminology seperti yang disajikan dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3 : Perbedaan Terminology ISO 9001:2008 dengan ISO 9001:2015
No. Terminology ISO 9001:2008 No. Terminology ISO 9001:2015
1 Produk 1 Produk dan layanan
2 Pengecualian 2 Tidak digunakan
3 Wakil manajemen 3 Tidak digunakan
4 Dokumentasi, manual mutu, prosedur 4 Dokumentasi Informasi
terdokumentasi
5 Lingkungan kerja 5 Lingkungan untuk proses operasional
6 Alat pantau dan ukur 6 Pemantauan dan pengukuran sumber daya
7 Pembelian produk 7 Produk dan layanan yang disediakan pihak
eksternal
8 Supplier 8 Penyedia eksternal
Sumber : Tricker, 2016
19
1 Susilawati, et al. Survei kuesioner Kontraktor di Daerah - Penerapan ISO 9000 dapat meningkatkan Melalui analisa diagram
(2005) Surabaya dan gresik konsistensi dalam pelaksanaan dan kepentingan kinerja didapatkan hasil bahwa
memperbaiki sistem manajemen mutu prinsip pertama yang perlu diperhatikan
perusahaan. yaitu fokus terhadap kepuasan pelanggan
yang nantinya dapat dijadikan acuan
penyusunan strategi.
- Hambatan yang paling besar yaitu waktu
yang diperlukan untuk penerapan relatif
singkat serta adanya standar yang kurang
jelas.
2 Lukman, (2010) Survei kuesioner Proyek PT. PP (Persero) - Penerapan ISO 9001 membawa dampak Untuk tetap menjaga kualitas, maka strategi
Tbk. Cabang V Jateng & yang baik bagi pelanggan maupun yang dapat dilakukan adalah memperkecil
DIY yang ada di Semarang karyawan, menyelesaikan proyek sesuai frekuensi terjadinya rework dalam proses
rencana serta dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan dengan cara menambah tenaga
proyek. pengawas yang sesuai untuk memonitor
proses pelaksanaan konstruksi
3 Santosa, et al.(2013) Survey kuesioner Proyek Apartemen & - Penerapan ISO 9001:2008 termasuk Pelaksanaan penerapan ISO 9001:2008
Shopping Archade Sea kategori sangat baik dengan nilai 85,69%. pada PT. Tunas Jaya Sanur memerlukan
Sentosa Hotel Kendala yang masih ditemukan adalah perubahan
faktor SDM , prosedur kerja, material dan dari budaya verbal menjadi tertulis.
form atau dokumen tidak mencapai 100% Perlu adanya komitmen dari manajemen
puncak untuk secara berkesinambungan
pada setiap proyek yang dilaksanakan oleh
perusahaan.
22
Lanjutan Tabel 2.4 : Penerapan ISO 9001:2008 dan ISO 9001:2015 serta Strategi Terkait
No. Nama Peneliti Metode Pengumpulan Lokasi Penelitian Hasil Penelitian Strategi
Data
4 Pangemanan, dan Survei kuesioner 8 Perusahaan Kontraktor di - Faktor Kepemimpinan, kesadaran mutu, Strategi yang dapat dilakukan untuk
Tarore, (2013) Kota Manado kompetensi SDM, komitmen manajemen, mempertahankan efektivitas ISO 9001:2008
tanggung jawab manajemen, iklim kerja, yaitu memberikan perhatian terhadap
evaluasi berkesinambungan dan budaya seluruh faktor yang membawa pengaruh
organisasi berpengaruh positif terhadap positif terutama faktor kepemimpinan yang
efektivitas penerapan ISO 9001:2008 diharapkan lebh tegas dan terbuka terhadap
aspirasi karyawan.
5 Wiramandiri, (2014) Survey Koesioner 14 Perusahaan Pada Sektor - Kondisi profit cenderung lebih baik saat Strategi yang dapat dilakukan untuk
Konstruksi, Mining, Retail, perusahaan menerapkan sertifikasi ISO meningkatkan profitabilitas perusahaan
dan Trading yang terdaftar 9001:2008 yaitu dengan konsisten dalam menerapkan
dalam bursa Efek Indonesia sistem manajemen mutu
6 Rica, dan Pujawan, Scoring System Laboratorium Baristand - Terdapat beberapa kinerja yang masih perlu Mencari solusi terhadap kinerja yang masih
(2016) Industri Surabaya di evaluasi antara lain : Pengujian tepat perlu ditingkatkan agar dapat memenuhi
waktu, fleksibilitas dalam pengujian, waktu persyaratan.
pengiriman bahan, jumlah komplain dan
kehadiran pegawai.
7 Sindhuwinata, dan Risk Priority Number Perusahaan Manufaktur - Sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 Perlu melakukan perbaikan secara
Felecia, (2016) (RPN) Multinasional te;ah diterapkan sebesar 86% dan perlu berkelanjutan untuk memastikan jalannya
ditingkatkan kembali untuk perbaikan sistem manajemen mutu yang efektif
secara berkelanjutan guna memastikan
jalannya sistem manajemen mutu yang
efektif
23
Lanjutan Tabel 2.4 : Penerapan ISO 9001:2008 dan ISO 9001:2015 serta Strategi Terkait
No. Nama Peneliti Metode Pengumpulan Lokasi Penelitian Hasil Penelitian Strategi
Data
8 Yunita, dan Survey Koesioner Satuan Kerja Pelaksanaan - Penerapan dikatakan baik dan pengguna Beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan
Soekiman, (2017) Jaringan Sumber Air, Balai jasa konstruksi sudah merasa puas. antara lain kecepatan dalam merespon
Besar Wlayah Sungai permintaan pemilik proyek ketepatan waktu
Ciliwung Cisadane penyelesaian proyek, menyelesaikan
kekurangan saat serah terima hasil
pekerjaan
9 Nasrulloh, dan Observasi dan Kontraktor PT. Waringin - Tingkat kesesuaian penerapan ISO Perusahaan perlu konsisten dan tegas dalam
Suryanto, (2013) Checklist Megah 9001:2008 ditinjau dari elemen pemantauan menetapkan dan menerapkan prosedur K3,
dan pengukuran proses maupun produk melakukan pemeliharaan peralatan, dan
sudah cukup baik, dan Sertifikasi ISO membuat jadwal pemeliharaan peralatan
9001:2008 mempunyai dampak positif yang digunakan di proyek, melakukan
dimana kondisi perusahaan semakin checklist pekerjaan di lapangan, serta
membaik dengan semakin banyak proyek membuat struktur organisasi yang bersifat
yang diperoleh. permanen pada setiap proyek yang
dikerjakan.
24
25
sama. Berikut merupakan beberapa jenis reliabilitas (Shi, 2008 dalam Swarjana,
2016) :
1. Test-retest reliability merupakan metode pengukuran menggunakan instrumen
yang sama dilakukan dua kali pada orang yang sama dengan rentang waktu
dua minggu setelah pengukuran pertama. Perbedaan jawaban hanya
diperbolehkan < 20% yang artinya tingkat hubungan antar test tahap 1 dengan
test tahap 2 harus lebih dari 80%. Jika memenuhi kriteria tersebut, maka
instrumen dapat dikatakan reliabel.
2. Parallel form reliability merupakan pengukuran menggunakan dua istrumen
yang memiliki maksud sama untuk mengetahui tingkat pemahaman responden
terhadap instrumen.
3. Internal consistency reliability/split-half reliability merupakan salah satu cara
untuk menguji konsistensi antar item pertanyaan pada instrumen dengan cara
membagi setiap item pertanyaan menjadi dua bagian melalui software
statistik.
4. Interrater reliability merupakan metode pengukuran yang dilaksanakan
melalui observasi, wawancara maupun pengukuran lainnya terhadap beberapa
orang yang melakukan pekerjaan yang sama. Kemudian jawaban tersebut
dibandingkan dan jika jawaban tersebut mengahasilkan jawaban sama maka