Anda di halaman 1dari 9

p- ISSN : 2407 – 1846

POSTER 001 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK INFRASTRUKTUR


JARINGAN IRIGASI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

Nofi Aditya
Program Studi Magister Teknik Sipil, Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Pascasarjana dan Doktor Universitas Katolik Parahyangan
Jl. Merdeka No.30 Bandung
email : nofi.aditya24@gmail.com

ABSTRAK
Untuk mendukung pencapaian produksi pangan nasional, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat menyediakan anggaran yang cukup besar untuk keperluan pembangunan dan rehabilitasi
infrastruktur jaringan irigasi. Pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur jaringan irigasi diharapkan memiliki
kinerja yang baik sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai pendukung evaluasi dari kinerja
proyek-proyek tersebut diperlukan sebuah sistem pengukuran kinerja yang memiliki indikator-indikator yang lebih
baik terintegrasi dan mengakomodir kepuasan dan kontribusi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Pada penelitian ini digunakan metode performance prism (prisma kinerja) yaitu suatu metode yang terintegrasi dan
mengakomodasi keinginan dan kontribusi pihak-pihak yang terlibat pada proyek infrastruktur jaringan irigasi yaitu
Kementerian PUPR sebagai Pengguna Jasa, Kontraktor, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, Auditor,
Petani dan Pemerintah Daerah ke dalam bentuk objective (tujuan bersama). Perumusan objective dilakukan dengan
pengolahan data yang diperoleh dengan cara wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan proyek. Kemudian dilakukan analisa strategi, proses dan kapabilitas dari pihak pengelola proyek
(pengguna jasa, kontraktor dan konsultan) sebagai pelaksana teknis dan pelaksana anggaran proyek-proyek
tersebut sehingga didapatkan indikator-indikator kinerja proyek.
Pada penelitian ini dihasilkan 15 bentuk objective yang fokus pada penggunaan anggaran, perencanaan proyek,
proses pengadaan barang dan jasa (pelelangan), pelaksanaan konstruksi, kualitas dan kuantitas pekerjaan,
kemampuan pengelolaan sumber daya, hasil konstruksi, keselamatan dan kesejahteraan, hubungan dan pelayanan,
penanganan masalah, pengawasan proyek, laporan dan administrasi proyek, pemeliharaan konstruksi, proses
pembayaran pekerjaan, dan manfaat proyek. Dari 15 objective tersebut dihasilkan indikator kinerja proyek yang
dikelompokkan berdasarkan waktu pengukuran indikator, yaitu indikator tahap perencanaan dan pelelangan
proyek, indikator tahap pelaksanaan proyek, dan indikator tahap pemeliharaan proyek.

Kata Kunci : jaringan irigasi, kinerja, performance prism, indikator kinerja proyek.

ABSTRACT
To support the achievement of national food production, the Government through the Ministry of Public Works
and Public Housing provides substantial budget for the development and rehabilitation of irrigation network
infrastructure. Development and rehabilitation of irrigation network infrastructure is expected to perform well in
accordance with the objectives and goals to be achieved. As a supporter of the evaluation of the performance of
the projects, a performance measurement system that has indicators that are better integrated and accommodate
the satisfaction and contribution of all parties involved in it.
This research used performance prism method which is an integrated method and accommodates the satisfactions
and contributions of the parties involved in irrigation network infrastructure project that is Ministry of Public
Works and Public Housing as Service User, Contractor, Planner Consultant, Supervisory Consultant, Auditor,
Farmer and Local Government into the form of objective (common goal). The objective formulation is done by
processing the data obtained by interview and discussion with the parties involved in project implementation.
Then analyzed the strategy, process and capability of the project manager (service user, contractor and
consultant) as the technical implementer and the budget implementer of the projects so as to get the indicators of
project performance.
In this research produced 15 form an objective that focuses on the use of budget, project planning, procurement,
construction implementation, quality and quantity of work, the ability of resource management, construction
results, safety and prosperity, relationships and services, problem handling, project supervision, project reports
and administration, construction maintenance, payment of work process, and project benefits. From the 15

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
POSTER 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

objectives, the project performance indicators are grouped based on the time of indicator measurement, that is the
project planning and project auction indicators, project implementation phase indicators, and project
maintenance phase indicators.

Keywords : irrigation networks, performance, performance prism, project performance indicators.

PENDAHULUAN terintegrasi antar stakeholder. Di dalam


Latar Belakang merancang sistem pengukuran kinerja organisasi
Ketersediaan infrastruktur jaringan irigasi dibutuhkan model yang mampu memotret
yang baik merupakan salah satu upaya kinerja secara keseluruhan dari organisasi, salah
Pemerintah dalam mendukung ketahanan satunya adalah dengan menggunakan
pangan nasional. Untuk mendukung pencapaian metode/model yang berbasis framework
produksi pangan nasional, Pemerintah melalui Performance Prism.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Landasan Teori
Rakyat (PUPR) menyediakan anggaran yang Model Performance Prism merupakan
cukup besar. Disebutkan Menteri PUPR Basuki model pengukuran kinerja yang
Hadimoeljono bahwa dari anggaran mempertimbangkan aspek yang diukur bukan
Kementerian PUPR tahun 2016, sebesar Rp hanya berdasarkan target fisik (output/outcome)
103,8 triliun dalam pagu indikatif, Rp 29,7 atau penggunaan keuangan saja seperti model
triliun digunakan untuk mendukung kedaulatan pengukuran kinerja organisasi proyek pada
pangan khususnya bidang Sumber Daya Air umumnya, melainkan dari sisi stakeholder
(SDA). seperti owner, supplier, contractor, customer,
Sebagai urat nadi dalam mendukung employee, pemerintah, dan bahkan masyarakat
ketahanan pangan nasional, dengan alokasi umum.
anggaran yang besar, pembangunan dan Saat ini, ada tiga model sistem pengukuran
rehabilitasi infrastruktur jaringan irigasi kinerja terintegrasi yang populer dan digunakan
diharapkan memiliki kinerja yang baik, sesuai secara luas di dunia industri yaitu: Balanced
dengan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Scorecard dari Harvard Business School,
Oleh karena itu diperlukan sebuah evaluasi yang Integrated Performance Measurement System
lebih baik untuk mengukur kinerja proyek- (IPMS) dari Centre for Strategic Manufacturing
proyek tersebut. Evaluasi kinerja proyek dapat University of Strathclyde, dan Performance
terlaksana melalui sistem pengukuran kinerja. Prism dari kolaborasi antara Accenture dengan
Evaluasi kinerja proyek yang dilaksanakan Cranfield School of Management.
di lingkungan Kementerian PUPR sudah Pada penelitian ini digunakan metode
dilaksanakan sejak tahun 2000 melalui Laporan Performance Prism karena memiliki
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah keunggulan dibanding dua metode yang lain.
(LAKIP). Akan tetapi secara umum pengukuran Bila dibandingkan dengan Balanced Scorecard,
kinerja proyek Kementerian PUPR khususnya Performance Prism memiliki beberapa
Direktorat Jenderal (Ditjen) SDA masih kelebihan diantaranya mengidentifikasi
mencerminkan capaian atas output dari kegiatan stakeholder dari banyak pihak yang
pembangunan/pengelolaan infrastruktur yang berkepentingan, seperti pemilik dan investor,
dilaksanakan. Pencapaian kinerja diukur dari supplier, pelanggan, tenaga kerja, regulator dan
aspek penyerapan anggaran (keuangan) dan masyarakat sekitar. Sedangkan Balanced
pelaksanaan konstruksi (fisik). Disamping itu, Scorecard mengidentifikasikan stakeholder
pengukuran kinerja proyek Ditjen SDA hanya dari sisi shareholder dan customer saja.
Kementerian PUPR tidak mengakomodir semua Bila dibandingkan dengan IPMS,
aspek pada organisasi proyek dan tidak Performance Prism memiliki kelebihan, yaitu
terintegrasi dengan pihak pemangku Key Performance Indicator (KPI) yang
kepentingan (stakeholder) lainnya yang terlibat diidentifikasi terdiri dari KPI strategi, KPI
dalam pelaksanaan proyek. proses, dan KPI kapabilitas. Sebaliknya, IPMS
Sistem pengukuran kinerja yang tepat dan langsung mengidentifikasikan beberapa KPI
terkini adalah sistem pengukuran kinerja yang tanpa memandang mana yang merupakan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
POSTER 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

strategi, proses, dan kapabilitas perusahaan. harapan stakeholder. Sehingga secara logis,
(Vanany dan Tanukhidah, 2004) indikator kinerja harus mengakomodasi dari
Performance Prism merupakan suatu harapan para stakeholder organisasi tersebut.
metode pengukuran kinerja yang 2. Stakeholder Contribution
menggambarkan kinerja organisasi sebagai Organisasi mempunyai misi untuk memenuhi
bangunan 3 (tiga) dimensi yang membentuk keinginan para stakeholdernya. Tetapi
kerangka kerja (framework) berupa prisma sebaliknya pula, stakeholder juga dituntut
segitiga yang memiliki 5 (lima) bidang sisi untuk mempunyai kontribusi pada organisasi.
(facets). Sisi atas dan bawah yang berbentuk Sehingga menurut konsep performance
segitiga merupakan stakeholder satisfaction prism, kinerja juga dihubungkan dengan
(kepuasan stakeholder) dan stakeholder kemampuan organisasi untuk
contribution (kontribusi stakeholder), memaksimalkan kontribusi stakeholder
sedangkan tiga sisi lain adalah strategies dalam membantu operasi organisasi.
(strategi), processes (proses) dan capabilities
(kapabilitas), seperti terlihat pada gambar 1.1 di
bawah ini. 3. Strategi
Strategi dibuat untuk memastikan agar
organisasi dapat mengantarkan nilai-nilai
kepada stakeholder. Strategi tersebut dapat
berupa strategi perusahaan, strategi unit
bisnis, strategi dari suatu lini produk atau
jasa, ataupun strategi dari suatu operasi
tertentu. Strategi berkaitan dengan aktivitas
inti organisasi, misalnya pengurangan biaya,
peningkatan pelayanan purna jual, dsb.
Kinerja organisasi diukur berdasarkan
keberhasilan organisasi dalam melaksanakan
strategi yang telah dicanangkannya.
4. Proses
Berkaitan dengan proses yang harus
dilakukan oleh organisasi, untuk mencapai
strategi yang telah ditetapkan. Dalam konteks
perusahaan, maka aspek proses ini dapat
berupa: pengembangan suatu produk atau
layanan tertentu, aktivitas yang berupa usaha
untuk memenuhi permintaan, aktivitas
perencanaan, pengendalian, pengorganisasian
dan evaluasi. Aspek proses berkaitan dengan
aktivitas yang sifatnya lebih operasional,
yang harus dilakukan untuk mengantarkan
nilai kepada stakeholder.
5. Kapabilitas
Kapabilitas berkaitan dengan kualitas sumber
Gambar 1.1 Lima Bidang Sisi (Five Facets)
daya yang dimiliki oleh organisasi, yang
Performance Prism dibutuhkan dalam usaha untuk mengantarkan
(Sumber: Neely dan Adams (2000a,b)) nilai kepada stakeholder. Kapabilitas
berkenaan dengan sumber daya manusia,
peraturan, prosedur, perangkat hukum,
Lima bidang sisi (Five Facets) teknologi dan infrastruktur organisasi.
Performance Prism adalah sebagai berikut: Menurut Neely & Adams (2000a) lima
1. Stakeholder Satisfaction penjelasan yang saling berhubungan dari
Kinerja suatu organisasi dipandang sebagai perspektif yang ada pada Performance Prism,
kemampuan organisasi tersebut memenuhi

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
POSTER 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

dapat diidentifikasikan dengan lima kunci Desain Penelitian


pertanyaan untuk mengukur desain, yaitu: Metode penelitian yang digunakan adalah
1. Stakeholder Satisfaction – Siapakah metode kualitatif dengan jenis penelitian
stakeholder kunci dan apa yang mereka deskriptif (deskriptif research). Data yang
inginkan dan butuhkan? digunakan merupakan data kualitatif yang
2. Strategy – strategi apa yang diambil untuk diperoleh dengan cara observasi, brainstorming,
memuaskan dari keinginan dan kebutuhan wawancara dan diskusi kepada sejumlah
stakeholder? narasumber yang dinilai berkompeten.
3. Process – proses apa yang dibutuhkan jika Narasumber diambil dari perwakilan
perusahaan menjalankan strategi tersebut? stakeholder kunci yang terlibat dalam
4. Capability – kapabilitas apa yang dibutuhkan pelaksanaan proyek. Dari data yang
untuk mengoperasikan dan mempertinggi dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan
kemampuan proses? dan analisis data dengan menggunakan langkah-
5. Stakeholder Contribution – kontribusi apa langkah dalam kerangka kerja (framework)
yang dibutuhkan perusahaan dari performance prism untuk mendapatkan
stakeholder? indikator-indikator kinerja.
Rumusan Masalah Kerangka kerja performance prism
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, mempunyai tahapan di dalam desain
dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu pengukuran kinerja sebagai berikut (Neely
bahwa sistem pengukuran kinerja pada suatu dan Adams, 2000a):
organisasi proyek yang dilaksanakan oleh Ditjen 1. Mengidentifikasi stakeholder satisfaction
SDA Kementerian PUPR: dan stakeholder contribution dari masing-
 Belum mencerminkan kinerja secara masing stakeholder yang dimiliki
keseluruhan dari aspek-aspek yang ada di organisasi.
dalam organisasi proyek. 2. Menetapkan tujuan bersama (objective).
 Belum terintegrasi dengan stakeholder lain 3. Menyesuaikan strategi, proses dan
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, dan kapabilitas yang dimiliki organisasi dalam
 Belum terakomodasinya kepuasan serta memenuhi tujuan bersama.
kontribusi di antara para stakeholder 4. Mendefinisikan pengukuran (measures)
tersebut.
yang digunakan untuk pencapaian tujuan
Oleh karena itu maka perlu untuk
tersebut.
dilakukan penelitian tentang perancangan sistem
pengukuran kinerja yang dapat mengatasi
5. Mengecek (validasi) apakah ada measures
permasalahan di atas sehingga sasaran dan yang konflik.
tujuan dari proyek dapat dirasakan manfaatnya 6. Menjabarkan spesifikasi masing-masing
oleh seluruh elemen masyarakat. Salah satu measures.
alternatifnya yaitu menggunakan metode Tahapan Penelitian
berbasis kerangka kerja (framework) Adapun tahapan penelitian yang
Performance Prism. dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan
Tujuan Penelitian ini mengacu kepada tahapan dalam kerangka
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: kerja performance prism, yaitu sebagai
1. Merancang sistem pengukuran kinerja berikut:
proyek konstruksi bidang infrastruktur 1. Perumusan masalah; pada tahapan ini
jaringan irigasi menggunakan metode dilakukan pengkajian terhadap kondisi
berbasis kerangka kerja (framework) obyek atau tempat permasalahan. Dari
Performance Prism. pengkajian ini dengan pertimbangan
2. Mendapatkan indikator-indikator kinerja kondisi-kondisi yang ada dan harapan ke
yang digunakan untuk mengukur kinerja depan maka dapat dirumuskan
proyek konstruksi infrastruktur jaringan permasalahan yang akan dipecahkan pada
irigasi berdasarkan konsep framework penelitian ini.
Performance Prism. 2. Penetapan tujuan penelitian; dari
permasalahan yang telah dirumuskan maka
METODE PENELITIAN

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
POSTER 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

ditetapkan tujuan dari penelitian ini untuk membuat tabel klasifikasi yang
lebih mengarahkan pembahasan dan mengelompokkan stakeholder satisfaction
pemilihan teori-teori pendukung dalam dan contribution yang sama ke dalam suatu
pemecahannya. Dengan tujuan yang jelas tujuan bisnis yang hendak dicapai. Hasil
maka jelas pula lingkup dari permasalahan identifikasi objective kemudian diverifikasi
dan manfaat yang didapat dari penelitian kepada narasumber untuk mendapatkan
ini. validitas data.
3. Studi literature; pada tahap ini dilakukan 9. Identifikasi strategi, proses dan kapabilitas
pengkajian terhadap peraturan-peraturan, yang dimiliki oleh organisasi proyek; hal
undang-undang, standar-standar dan ini diperoleh dengan wawancara secara
prosedur-prosedur untuk memberikan bebas, pribadi dan tidak terstruktur. Materi
gambaran yang lebih tepat tentang aturan- wawancara mengandung pertanyaan-
aturan pelaksanaan proyek. Studi ini selalu pertanyaan sebagai berikut:
dilengkapi dengan kajian teoritis dari text • Strategi apa yang harus diterapkan
book terkait. organisasi proyek/instansi agar dapat
4. Studi lapangan; sejalan dengan studi memenuhi stakeholder satisfaction.
literatur, dilakukan studi lapangan dengan • Proses apakah yang harus dilakukan
melakukan survey dan observasi ke lokasi untuk mencapai strategi tersebut.
penelitian disertai wawancara dan diskusi • Kapabilitas apa yang dimiliki oleh
dengan pihak yang berwenang untuk organisasi proyek/instansi untuk
mendapatkan data pendahuluan; yaitu menjalankan proyek tersebut.
identifikasi stakeholder kunci. Pada tahap 10. Identifikasi Key Performance Indikator
ini diketahui dan ditentukan siapa saja (KPI): dari hasil proses identifikasi
stakeholder kunci yang terlibat secara strategi, proses dan kapabilitas kemudian
langsung dan berpengaruh dalam dihasilkan KPI.
pelaksanaan proyek. 11. Validasi Key Performance Indikator
5. Perancangan instrumen penelitian dan (KPI): untuk mengetahui apakah
penentuan responden; instrumen penelitian indikator-indikator sudah sesuai dengan
dibuat sesuai dengan data yang dibutuhkan. yang diharapkan oleh organisasi/ instansi.
Instrument penelitian adalah berupa Dilakukan verifikasi kepada narasumber.
kuesioner wawancara yang diajukan 12. Hasil dan pembahasan: indikator-indikator
kepada responden (narasumber) sesuai kinerja yang dihasilkan kemudian dibahas
dengan keahlian dan kompetensinya. dan didiskusikan kaitannya dengan
Karena metode pengumpulan data permasalahan dan tujuan dari penelitian.
menggunakan teknik wawancara, maka 13. Kesimpulan dan Saran: akhirnya
responden/narasumber harus ditentukan didapatkan kesimpulan dari hasil yang
kriteria dan persyaratannya supaya data diperoleh dengan beberapa kritik dan
yang dihasilkan akurat dan valid. Sebelum saran untuk perbaikan sistem selanjutnya.
proses wawancara dilakukan terlebih
dahulu dilakukan pengecekan dan validasi HASIL DAN PEMBAHASAN
instrument penelitian. Hasil
6. Identifikasi stakeholder satisfaction dan Dari hasil pengumpulan dan pengolahan
stakeholder contribution; dilakukan data pendahuluan, diketahui stakeholder kunci
wawancara kepada masing-masing pada proyek infrastruktur jaringan irigasi adalah
stakeholder dan diperoleh satisfaction dan sebagai berikut:
contribution dari seluruh stakeholders. 1. Pengguna jasa
8. Identifikasi tujuan (objective); ditentukan Dalam kegiatan proyek, pengguna jasa
berdasarkan pemenuhan masing-masing merupakan stakeholder yang paling utama,
perannya sangat penting dalam pelaksanaan
stakeholder satisfaction dan stakeholder
kegiatan proyek. Dengan adanya pengguna
contribution yang telah diperoleh.
jasa maka kegiatan proyek tersebut dapat
Pengolahan data ini dilakukan dengan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
POSTER 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

dilaksanakan. Dalam penelitian ini, yang pelaksanaan, inspeksi lapangan, kesesuaian


bertindak sebagai pengguna jasa adalah hasil dengan yang dipersyaratkan dan
Kementerian Pekerjaan Umum dan penggunaan anggaran negara.
Perumahan Rakyat. 6. Petani
2. Kontraktor Pelaksana Petani merupakan pihak yang paling
Kontraktor berperan dalam pelaksanaan merasakan manfaat dari proyek ini. Karena
seluruh kegiatan proyek di lapangan sarana dan prasarana jaringan irigasi
berdasarkan ketentuan dan perintah dari menyediakan dan mengalirkan air dari
pengguna jasa. Kontraktor bertanggung sumber air ke lahan pertanian mereka.
jawab dalam penyediaan bahan/ material, Ketersediaan dan kelancaran air sangat
tenaga kerja, peralatan/mesin dan metode tergantung kepada kondisi infrastruktur
atau teknologi pelaksanaannya. Hasil kerja jaringan irigasinya. Salah satu faktor
dari kontraktor ini adalah mewujudkan secara pendukung keberhasilan panen adalah
nyata suatu benda atau bangunan tercukupinya kebutuhan akan air.
infrastruktur jaringan irigasi yang sudah
direncanakan oleh pengguna jasa. 7. Pemerintah Daerah
3. Konsultan Perencana Pemerintah Daerah (Pemda) dalam penelitian
Konsultan perencana merupakan orang ini meliputi Pemerintah Daerah Provinsi
perseorangan atau badan usaha yang (Pemprov), Pemerintah Daerah
berperan dalam membuat perencanaan secara Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot),
lengkap dan detail atas keinginan atau Kecamatan, dan Kelurahan/Desa, beserta
program kerja dari pengguna jasa. unsur-unsur perangkatnya yang membantu
Perencanaan meliputi dari pembuatan master tugas-tugas kepala daerah. Pemerintah daerah
plan, studi kelayakan, survey dan identifikasi sebagai tuan rumah tempat dilaksanakannya
desain sampai dengan desain detail lengkap proyek berperan membantu melancarkan dan
dengan gambar rencana, anggaran biaya dan mensukseskan proses dan tujuan dari proyek
pedoman lain yang diperlukan dalam itu sendiri.
pelaksanaan pekerjaan. Hasil perencanaan Setelah mengetahui stakeholder kunci,
ini selanjutnya ditindaklanjuti oleh tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah
kontraktor supaya dapat direalisasikan mengidentifikasi stakeholder satisfaction dan
berupa bangunan sesuai dengan keinginan stakeholder contribution yang kemudian
pengguna jasa. diperoleh objective (tujuan bersama) dari
4. Konsultan Pengawas organisasi. Pada tahapan identifikasi objective
Konsultan pengawas hampir sama dengan dilakukan klasifikasi/ pengelompokan
konsultan perencana yaitu sama-sama stakeholder satisfaction dan stakeholder
penyedia jasa yang memberikan layanan jasa contribution berdasarkan kesamaan
konsultansi pekerjaan konstruksi dan tujuan/fungsinya dan aktivitas yang melatar
bertanggung jawab kepada pengguna jasa. belakanginya pada tiap-tiap perspektif
Bedanya konsultan pengawas bertugas stakeholder, sehingga didapatkan 15 objective
mengawasi, mendampingi dan memeriksa yaitu :
seluruh proses kegiatan dan hasil pekerjaan 1. Penggunaan anggaran secara transparan,
yang dilakukan oleh kontraktor supaya hasil akuntabel, tepat sasaran dan tepat prosedur
pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan. sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Auditor 2. Perencanaan dilakukan dengan matang
Auditor dalam penelitian ini merupakan sesuai standar dan ketentuan dengan
lembaga negara maupun lembaga pemerintah mengacu kepada tujuan dan sasaran yang
yang melakukan pemeriksaan, pengawasan, ingin dicapai.
pendampingan dan pembinaan terhadap 3. Pengadaan barang dan jasa atau lelang
proses dan hasil kegiatan yang menggunakan pekerjaan dilakukan secara transparan, jujur
dan mengelola keuangan negara yang dan kompetitif sesuai prosedur dan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah. ketentuan untuk menghasilkan penyedia jasa
Pemeriksaan dan pengawasan meliput yang berkualitas sesuai keperluan pekerjaan.
kelengkapan administrasi, prosedur

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
POSTER 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

4. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi lancar dan diterjemahkan ke dalam suatu indikator


tepat waktu, mengacu pada rencana kerja, pengukuran yang mempunyai batasan dan
desain dan peraturan yang berlaku, serta kriteria yang ada.
memperhatikan dan melibatkan lingkungan Indikator kinerja/performansi yang
sekitar. didapatkan dari analisa ini dikelompokkan
5. Kualitas dan kuantitas pekerjaan terpenuhi berdasarkan waktu pengukuran indikator, yaitu
sesuai prosedur, standar mutu, spesifikasi indikator tahap perencanaan dan pelelangan
dan ketentuan lain yang terdapat di dalam proyek, indikator tahap pelaksanaan proyek, dan
kontrak. indikator tahap pemeliharaan proyek. Berikut
6. Pengelolaan sumber daya secara efektif dan komposisi Key Performance Indicator untuk
efisien untuk menyelesaikan pekerjaan memenuhi masing masing objective:
dengan baik sesuai rencana. 1. Tahap Perencanaan dan Pelelangan Proyek
7. Hasil konstruksi berfungsi dengan baik dan a. Indikator kinerja administrasi dan
bisa langsung dimanfaatkan sesuai tujuan prosedur perencanaan proyek
dan kebutuhan. b. Indikator kinerja administrasi dan
8. Keselamatan, keamanan, kenyamanan dan prosedur pelelangan proyek
kesejahteraan terjamin dan terpenuhi bagi c. Indikator kinerja hasil perencanaan
para tenaga kerja proyek. proyek:
9. Pelayanan, komunikasi, koordinasi dan  Aspek kesesuaian dengan sasaran dan
kerjasama dilakukan dengan baik oleh tujuan
semua pihak.  Aspek kesesuaian dengan kondisi
10. Permasalahan dan hambatan dalam lapangan
pelaksanaan proyek ditangani dan  Aspek kesesuian dengan standar mutu
diselesaikan dengan baik dan tuntas. dan spesifikasi teknis
11. Pengawasan dan monitoring setiap tahapan  Aspek kemudahan penerapan
proyek dilakukan secara obyektif dan  Aspek ekonomis, efektivitas dan
transparan. efisiensi.
12. Dokumen, laporan dan administrasi proyek 2. Tahap Pelaksanaan Proyek
disusun dengan tertib, jelas, lengkap dan a. Indikator kinerja administrasi dan
akuntabel. prosedur pelaksanaan proyek
13. Pemeliharaan pekerjaan konstruksi b. Indikator kinerja pelaksanaan proyek:
dilakukan dengan baik.  Aspek biaya
14. Proses dan waktu pembayaran pekerjaan  Aspek kualitas dan kuantitas
berjalan dengan baik sesuai dengan  Aspek waktu
komitmen dan perjanjian.  Aspek pengelolaan/manajemen sumber
15. Proyek memberikan manfaat (benefit) dan daya
keuntungan (profit) kepada seluruh  Aspek keselamatan dan kesejahteraan
stakeholder. tenaga kerja
Tahapan identifikasi selanjutnya dilakukan  Aspek dampak dan keterlibatan
dengan mengidentifikasi strategi, proses dan lingkungan
kapabilitas organisasi dalam memenuhi kelima  Aspek hubungan dan pelayanan
belas objective diatas. Organisasi yang dimasud  Aspek penanganan dan penyelesaian
adalah organisasi unit kerja/Unit Pelaksana masalah/hambatan
Teknis (UPT) proyek infrastruktur jaringan  Aspek pengawasan dan monitoring
irigasi, Kementerian PUPR. Identifikasi ini pekerjaan
dilakukan dengan mempelajari prosedur,  Aspek hasil dan manfaat proyek
peraturan perundangan, tugas pokok dan fungsi 3. Tahap Pemeliharaan Proyek
masing-masing personil unit kerja Kementerian a. Indikator kinerja administrasi dan
PUPR dan berbagai peraturan pelaksanaan prosedur pemeliharaan proyek
teknis dan pelaksanaan anggaran belanja negara b. Indikator kinerja hasil pemeliharaan
yang berkenaan dengan proyek infrastruktur proyek:
jaringan irigasi. Hasil analisa strategi, proses  Aspek kualitas dan kuantitas
dan kapabilitas unit kerja Kementerian PUPR  Aspek biaya

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
POSTER 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Seluruh KPI diatas harus dispesifikkan yang baik demi mewujudkan program
asal data pengukuran, waktu pengukuran, pemerintah dan tujuan nasional.
ukuran dan pembobotan sehingga KPI Indikator-indikator kinerja yang dihasilkan
tersebut dapat mengukur pencapaian objective melalui metode ini sangat kompleks dan
organisasi proyek dan mampu mengukur komprehensif sehingga dapat digunakan untuk
tingkat performansi aktivitas organisasi mengevaluasi serta meningkatkan kinerja dari
proyek. proyek infrastruktur jaringan irigasi yang
dilaksanakan oleh unit kerja Kementerian
Pembahasan PUPR.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
seluruh stakeholder yang terlibat dalam Saran
pelaksanaan proyek mempunyai peranan Penulis sangat menyadari bahwa hasil
penting dalam mewujudkan tujuan proyek penelitian ini masih jauh dari sempurna dan
sesuai dengan tugas, tanggungjawab, masih banyak kekurangannya, oleh karena itu
kepentingan dan kebutuhannya masing-masing masukan dan saran sangat diharapkan demi
sehingga diperlukan adanya integrasi diantara kesempurnaan dari penelitian ini. Penelitian ini
para stakeholder untuk mengetahui kebutuhan dapat dilanjutkan dan dikembangkan lebih baik
dan kontribusinya. Pemenuhan kebutuhan dan lagi untuk mendapatkan indikator yang lebih
kontribusi seluruh stakeholder terakomodasi spesifik dan terukur serta dilakukan uji coba
dengan diwujudkan ke dalam objective penerapannya supaya dapat diketahui kelebihan
organisasi yang kemudian dianalisa dengan dan kekurangan dari metode ini. Penelitian ini
strategi, proses dan kapabilitas yang dimiliki diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada
oleh organisasi dalam rangka untuk memenuhi peneliti, akademisi maupun praktisi dalam
objective tersebut. perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
Indikator-indikator kinerja yang didapatkan sistem pengukuran kinerja.
sudah mencerminkan kinerja secara keseluruhan
dari aspek-aspek yang ada di dalam organisasi DAFTAR PUSTAKA
proyek. Sehingga diharapkan hasil pengukuran Biro Komunikasi Publik. (2015), “Perkuat
kinerja pada proyek infrastruktur jaringan irigasi Koordinasi Bidang Irigasi Menteri PUPR
dapat mencerminkan kinerja secara keseluruhan Wajibkan Pejabat SDA Dampingi
dan kinerja dari proyek dapat meningkat dengan Mentan”, (Online), Website PU-net
adanya indikator atau alat ukur kinerja yang (www.pu.go.id), Berita, 8 September
kompleks dan komprehensif. 2015.
(http://www.pu.go.id/berita/10510/Perkuat-
KESIMPULAN DAN SARAN Koordinasi-Bidang-Irigasi-Menteri-
Kesimpulan PUPR-Wajibkan-Pejabat-SDA-
Untuk memenuhi kebutuhan akan Dampingi-Mentan), diakses 17 Februari
penerapan sistem pengukuran kinerja pada 2016.
proyek infrastruktur jaringan irigasi yang Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
mencerminkan kinerja secara keseluruhan Rakyat. (2015), Laporan Kinerja (LAKIP)
meliputi aspek-aspek yang ada di dalam Kementerian Pekerjaan Umum Tahun
organisasi proyek dan terintegrasi dengan 2014, (Online), Website PU-net,
seluruh stakeholder lain yang terlibat di Informasi Anggaran Kementerian PUPR.
dalamnya, maka penggunaan metode (http://www.pu.go.id/content/show/228/informa
performance prism dipandang sangat tepat dan si-anggaran-kementerian-pupr), diakses
relevan mengingat dimana proyek infrastruktur 19 Februari 2016.
jaringan irigasi diharapkan memiliki kinerja Neely, A., Adams, C., dan Crowe, P. (2001),
“The Performance Prism in Practice”,
Measuring Business Excellence, Vol. 5, No. 2, Neely, A., dan Adams, C. (2000a), Perspectives
pp. 6-12. on Performances: The Performance
(https://www.som.cranfield.ac.uk/som/dinamic- Prism, Centre for Business Performance,
content/research/documents/ Cranfield School of Management, United
prisminpractice.pdf), diakses 1 Februari Kingdom.
2016.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
POSTER 001 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

(http://www.exinfm.com/pdffiles/prismarticle.p Sutrisno. (2010), “Perancangan Sistem


df), diakses 2 Februari 2016. Pengukuran Kinerja Dengan
Neely, A., dan Adams, C. (2000b), “The Menggunakan Metode Performance
Performance Prism Can Boost M & A Prism di RSU PKU Muhammadiyah
Success”, Measuring Business Yogyakarta”, Jurnal Optimasi Sistem
Excellence, Vol. 4, pp. 19-23. Industri, UPN “Veteran” Yogyakarta,
(https://www.som.cranfield.ac.uk/som/dinamic- Vol. 3, No. 1, April: 1-12, ISSN: 1693-
content/research/documents/ 2102.
mergers.pdf), diakses 9 Maret 2016. Vanany, I., dan Tanukhidah, D. (2004),
Rumita, R., Suliantoro, H. dan Lilik, A. M. “Perancangan dan Implementasi Sistem
(2007), “Pengukuran Kinerja Instalasi Pengukuran Kinerja dengan Metode
Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Performance Prism (Studi Kasus Pada
Kodya Semarang dengan Menggunakan Hotel X)”, Jurnal Teknik Industri,
Metode Performance Prism”, Jurnal Universitas Kristen Petra, Vol. 6, No. 2,
Teknik Industri Universitas Diponegoro Desember, 148-155.
(J@ti Undip), Vol. 2, No. 1, Januari. (http://jurnalindustri.petra.ac.id/index.php/ind/ar
(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/ ticle/viewFile/16231/16223, diakses 2
article/view/2247), diakses 20 September Februari 2016).
2016. Wibowo, Annas. (2009), “Perancangan Sistem
Sukwadi, R. (2013), “Penerapan Performance Pengukuran Kinerja Proyek Dengan
Prism Sebagai Alat Ukur Kinerja Kebun Metode Performance Prism”, Tesis,
Binatang”, Jurnal Teknologi, Vol. 6, No. Magister Teknik Sipil, Institut Teknologi
2, Desember, 131-138. Sepuluh Nopember, Surabaya.
(http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/131 (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10208-
_138_sukwadi.pdf), diakses 24 September Presentation.pdf), diakses 31 Januari
2016. 2016.
Wibowo, A., Indriyani, R., dan Supani. (2011),
“Identifikasi Indikator Kinerja Proyek
Konstruksi Dengan Metode Performance
Prism (Studi Kasus Proyek Pembangunan
dan Revitalisasi Gedung Sekolah di
Surabaya)”, (Online) Paper Publikasi,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10208-
Paper.pdf), diakses 7 Februari 2016.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 9


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017

Anda mungkin juga menyukai